Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian kualitatif


Penelitian kualitatif menurut Kirk & Miller pada mulanya bersumber pada
pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif.
Penelitian kualitatis memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan
penelitian jenis Iainnya. Penelitian kualitatif secara umurn dapat digunakan untuk
penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi
organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.
Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para
peneliti dimana dapat digunakan untuk menemukan dan mernahami apa yang
tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk
dipahami secara memuaskan.

2.2 Ciri - Ciri Pengertian Kualitatif


Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lain. Untuk mengetahui
perbedaan tersebut ada 14 ciri penelitian kualitatif yaitu:
a. Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah
(natural setting).
b. Peneliti sebagai pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan
pengamatan dan wawancara.
c. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang
kemudian ditulis dalam laporan.
d. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya dalam
pengumpulan data sering mernperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang
saling mempengaruhi.

e. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk


melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan.

f. DaIam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara


ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data.

g. Mementingkan rincian kontekstual.


Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal- hal
yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti.
h. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai
objek atau yang, Iebih rendah kedudukannya.
i. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden yakni
bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya.
j.Verifikasi, Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentangan atau
negatif.

k. Pengambilan ampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel yang


sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.

l.Menggunakan Audit Trail Metode "yang'': dimaksud adalah dengan mencantumkan


metode pengumpulan dan analisa data.

m.Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa,
dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai
dianggap mencapai hasil yang memadai.

n.Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat
dirumuskan kesimpulan atau teori.

2.3 Masalah Penelitian

Masalah berkaitan erat dengan kesenjangan (gap) yang harus diisi atau setidaknya
kesenjangan tersebut dipersempit. Masalah juga dapat memunculkan suatu celah (void) ruang
ketidaktahuan. Masalah dapat disimpulkan sebagai suatu kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan kenyataan (das sein), antara yang seharusnya (what should be) dengan yang
ada (what it is), antara kebutuhan dengan yang tersedia.

Kesenjangan masalah menimbulkan kebutuhan, untuk menutup kebutuhan itu maka


dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang memunculkan kesenjangan tersebut.
Kegiatan untuk menutup kesenjangan dilakukan dengan jalan suatu penelitian. Sehingga dapat
pula dikatakan, bahwa penelitian suatu kegitan mencari suatu jawaban yang masih belum
diketahui, memenuhi kebutuhan yang masih belum tersedia, dan menyediakan yang belum
ada. Hal tersebut sejalan dengan pernytaan Purwanto, bahwa penelitian diharapkan bisa
memecahkan masalah atau setidak - tidaknya memperkecil kesenjangan yang ditimbul oleh
masalah tersebut.

2.4 Sumber Masalah

Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut
Mac Millan dan Schumacher, masalah bisa bersumber dari observasi, hasil deduksi dari suatu
teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi praktis dan juga
bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber dapat dijelaskan
sebagaimana berikut:

1) Observasi
Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian.
Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data
empiris. Masalah penelitian bisa diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan
tertentu yang masih belum memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara
rutin yang di dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas.
Penyelidikan kemungkinan dapat menghasilkan teori yang baru, rekomendasi
pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam
bahasan litelatur.

2) Deduksi dari teori


Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip -
prinsip umum yang penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan
pengujian secara empiris. Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal
dari teori bermanfaat untuk memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori
tersebut.

3) Kepustakaan
Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan
perlunya dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa
variasi. Replikasi bisa meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk
digeneralisasikan secara lebih luas. Laporan penelitian tidak jarang juga
menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti lain mengenai apa saja yang perlu
dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber
untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan suatu penelitian.

4) Masalah sosial
Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti
seringnyaterjadi perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan
tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap
disiplin di lingkungan sekolah. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi
juga dapat memunculkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat.

5) Situasi praktis
Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk
dilakukannya suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna
dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan yang lebih lanjut.

6) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban empiris
guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

2.5 Jenis - Jenis Masalah

1. Permasalahan deskriptif
Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berhubungan dengan
variabel mandiri, baik hanya pada 1 variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain,
dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk
selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh permasalahan deskriptif:
1) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum?
2) Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
2. Permasalahan Komparatif
Permasalahan Komparatif merupakan rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan 1 variabel atau lebih pada 2 atau lebih sampel yang berbeda, atau
pada waktu yang berbeda.

Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut.


1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel
penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
2) Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel
dua sampel)
3) Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari
keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel)
4) Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan
Swasta (satu variabel dua sampel)

3. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan Asosiatif merupakan rumusan masalah penelitian sifatnya menanyakan
hubungan antara 2 variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan
simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal balik.
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris merupakan suatu hubungan antara 2 variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
2) Hubungan kausal
Hubungan kausal merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi),
3) Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif merupakan hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini
tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.

2.6 Rumusan Masalah


Perumusan masalah harus memuat beberapa karakteristik. Menurut Bass, Dunn,
Norton, Stewart, dan Tudiver, perumusan masalah harus mengandung empat karakteristik,
yaitu:
1) memuat hubungan variabel
2) dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan
3) memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan
4) tidak menyatakan posisi moral atau etik
A. Memuat hubungan variabel.
Perumusan masalah harus dengan jelas memperlihatkan variabel yang hendak
ditangani dalam penelitian. Di samping itu, penelitian juga harus menjelaskan apa yang
hendak dilakukan atas variabel. Dengan menetapkan variabel dan hubungannya, maka
penelitian tidak bersifat eksploratif dan berangkat dari keadaan kosong. Peneliti berada
dalam keadaan siap mencari jawaban dan tidak spekulatif. Pertanyaan yang baik tidak
sekedar dibuat, tapi juga ditemukan.

B. Dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.


Perumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya
sehingga harus dirumuskan dala kalimat tanya. Rasa ingin tahu manusia ditandai
dengan pengajuan pertanyaan. Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya untuk
menunjukkan semangat rasa ingin tahu. Dengan merumuskan masalah dalam bentuk
kalimat tanya maka peneliti berada dalam posisi siap untuk melakukan langkah-
langkah untuk mencari tahu jawabannya. Pertanyaan masalh mendorong peneliti untuk
merancang desain, menentukan metode, memilih teori, merancang alat ukur
pengumpulan data, dan merancang teknik yang diperlukan untuk menganalisis data
yang dikumpulkan.

C. Memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan.


Masalah harus dapat diuji secara empiris. Hal itu mengandung implikasi bahwa
variabel-variabel yang hendak diuji hubungannya harus memungkinkan pengumpulan
data. Kemungkinan pengujian empiris mempunyai implikasi bahwa masalah
menyatakan pengujian hubungan dan memungkinkan pengukuran variabel. Penelitian
kuantitatif mengharuskan kesimpulan terbuka untuk diverifikasi. Kesempatan untuk
melakukan verifikasi dapat diperoleh bila pengumpulan data dilakukan secara objektif,
empiris, dapat diamati dan terukur. Untuk itu masalah harus dirumuskan dengan cara
tertentu yang melibatkan variabel yang memungkinkan pengumpulan data.

D. Tidak menyatakan posisi moral atau etik.


Pertanyaan ilmiah haruslah netral. Masalah moral atau etik terkait dengan
penilaian baik-buruk, indah-jelek, dan sebagainya, yang sarat dan moralistik.
Misalnya: guru yang baik, siswa yang sukses, metode mengajar yang efektif, dan
sebagainya. Pertanyaan demikian bukan pertanyaan yang baik prosedur validasinya
sukar karena konsensus sulit dicapai dan kriteriannya kontroversial. Ilmu haruslah
bebas nilai dan nertal supaya tidak bias. Penelitian kuantitatif mengejar kebenaran yang
bersifat positif, objektif, bebas nilai, terukur, dapat diamati, serta dapat diuji. Oleh
karenanya masalah yang dirumuskan tidak boleh valuatif dan moralistik. Etika, norma
dan moral sangat terikat pada budaya sehingga kriterianya kontroversial. Oleh karena
masalah terikat pada budaya maka hukum umum dan universal yang menjadi tujuan
penelitian

Terdapat tiga macam rumusan masalah, yakni:


1) Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif merupakan rumusan masalah yang berkenaan
dengan pernyataan tergadap keberadaan variabel mandiri. Baik hanya pada satu
variabel atau lebih.

2) Rumusan masalah komparatif


Rumusan masalah komparatif merupakan rumusan masalah yang dalam
penelitiannya membandingkan variabel (satu atau lebih) pada smpel atau waktu yang
berbeda. Misalnya, bagaimana perbedaan kedisiplinan PT. X pada departemen A dan
departemen B?

3) Rumusan masalah asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya, apakah terdapat
hubungan imbalan dengan motivasi kerja?
2.7 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang akan
dilakukan. hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar kedepannya dapat
meringankan peneliti sebelum turun atau melakukan observasi/pengamatan. Fokus penelitian
merupakan garis terbesar dalam jantungnya penelitian mahasiswa, sehingga observasi dan
analisa hasil penelitian bakal menjadi lebih terarah.

Dalam memastikan fokus penelitian, anda mesti menyertakan syarat-syarat yang


merupakan sebagai berikut :

1. Logis

Logis disini lebih ditekankan terhadap penelitian yang akan anda lakukan terkait
dengan hasil observasi, bahwa rumusan masalah yang ditemukan harus masuk akal dengan
latar belakang yang anda temukan melalui hasil observasi.

2. Rasional

Dalam menentukan rancangan penelitian, selain rumusan masalah yang terkait dengan
latar belakang masalah, rancangan penelitian juga harus memiliki nilai rasional dalam
menentukan tujuan dan teori yang digunakan, sehingga fokus penelitian dapat disesuaikan
dengan keterbatasan dan kemampuan peneliti, jadi dapat dikatakan juga bahwa rancangan
peneltian harus memiliki fleksibilitas dalam menguraikan masalah dan tujuan, dan penelitian
yang akan dilakukan kelak menjadi lebih effisien.

3. Propaganda

Dalam hal ini, sangat tidak etis jika mahasiswa melakukan propaganda terhadap
rancangan penelitian nya. karena perlu diketaui bahwa propaganda merupakan suatu tujuan
untuk mempengaruhi pendapat dengan memberikan informasi tidak secara obyektif atau hasil
pengamatan yang mengada-ngada. Jika sudah seperti itu apakah anda dapat menentukan fokus
penelitian dengan baik dan benar?

Jadi kesimpulan dari masing-masing ketiga point diatas adalah bagaimana peneliti
menentukan fokus penelitian melalui beberapa tahapan observasi yang dilakukan untuk
menarik masalah yang ditemukan secara rasional dan fleksibilitas, sehingga tercapai fokus
penelitian yang akan dilalui oleh peneliti dalam rancangan penelitiannya.

2.8 Judul Penelitian

Judul penelitian merupakan identitas atau cermin jiwa dari sebuah penelitian. Judul
penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkrit, jelas, singkat,
deskriptif (berkaitan atau berurut). Dalam membuat judul penelitian hendaknya bersifat
menjelaskan diri, menarik sehingga orang langsung dapat menduga materi dan masalah apa
yang akan diteliti, dapat memberikan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang
lingkup penelitian.

Judul penelitian pada hakekatnya merupakan gambaran conceptual framework suatu


penelitian. Fungsi utama dari judul penelitian bagi penulis atau peneliti adalah sebagai kompas
dalam melakukan penelitian. Sedangkan bagi pembaca, fungsi utama judul penelitian adalah
menunjukan hakekat daripada objek penelitian, wilayahnya serta metode yang dipergunakan
dalam melakukan penelitian atau menyusun tulisan.

Dasar utama seorang peneliti dalam merumuskan judul penelitian adalah sebagai berikut :

1). Mengetahui status sesuatu.

Penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa

2). Membandingkan status dua fenomena atau lebih

Penelitiannya bersifat komparatif, artinya membandingkan dua atau lebih fenomena

3). Mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua fenomena atau lebih

Judul dalam penelitian berhubungan erat dengan masalah yang dibawa, sampai
terdapat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada judul penelitian. Kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi antara lain:

1. Masalah yang dibuat peneliti tetap. Dari awal sampai akhir sama. Dengan demikian
judul proposal dengan judul laporan penelitian sama.
2. Masalah yang ditetapkan oleh peneliti mengalami perkembangan, yaitu lebih luas atau
lebih dalam. Maksudnya judul proposal tidak terlalu banyak perbedaan dengan judul
laporan penelitian, hanya cukup disempurnakan saja.

3. Masalah yang telah dirancang peneliti mengalami perubahan yang total. Maksudnya
masalah berubah, yang berakibat judul proposal berbeda sama sekali dengan laporan
hasil penelitian tersebut.

Judul laporan penelitian yang baik adalah judul yang berubah atau berganti. Apabila
sebuah judul penelitian kualitatif tidak mengalami perubahan, bisa jadi seorang peneliti belum
bisa menjelajah pada fenomena social yang mendalam pada penelitiannya. Hal ini didukung
oleh Sugiyono, yang mengatakan, “Judul penelitian kualitatif tidak harus mencerminkan
variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial
secara luas dan mendalam untuk menemukan hipotesis dan teori tidaklah perlu terlalu terikat
dengan mencantumkan seluruh variabel. Namun biasanya, penulisan semacam itu dibutuhkan
bagi peneliti pemula yang ingin secara jelas memosisikan penelitiannya. Berikut ini diberikan
beberapa contoh judul penelitian kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai