Anda di halaman 1dari 9

DINAMIKA POPULASI DAN DENSITAS POPULASI

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi


yang dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si dan
Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc

Disusun oleh:

Kelompok 2 Offering I 2016

Anggi Klaritasari (160342606275)


Imroatun Nafi’ah (160342606231)
Novika Dwi Utaminingtyas (160342606294)
Rizqi Zidni Hidayati (160342606277)
Satrio Anggoro Putra (160342606254)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di dalam lingkungan pasti terjadi interaksi dalam kisaran yang luas dan
kompleks. Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan
pendekatan hipotesis deduktif, yaitu yang menggunakan pengamatan dan
eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis
(Campbell,2000).

Ekologi memiliki tingkatan unsur pengkajian yaitu biotik dan abiotik.


Lingkungan meliputi komponen abiotik seperti suhu, udara, cahaya, dan nutrient.
Selain itu komponen yang memiliki peran penting kepada organisme adalah
komponen biotik yakni semua organisme lain yang merupakan bagian dari
lingkungan suatu individu (Campbell, 2000).
Dalam studi ekologi digunakan metode pendekatan secara rnenyeluruh pada
komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi
berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem (Setiadi, 1989).
Populasi memiliki definisi yaitu kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan dalam waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai
dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi kepiting, populasi kerang,
populasi sumpil, dan lainnya. Contoh populasi dari komunitas sawah dapat berupa
populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan lain-lain. Interaksi selalu terjadi
secara langsung dan tidak langsung antara satu populasi dengan populasi lain
dalam suatu komunitas (Syafei, 1990).
Populasi memiliki karakterisitik kelompok statistical measure yang tidak
dapat diterapkan pada sebuah individu. Karakteristik dasar populasi yang banyak
didiskusikan adalah kepadatannya (density). Populasi memiliki empat parameter
yang dapat mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (telur, biji, produksi
spora, kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan emigrasi (Darmawan, 2005).
Untuk mengetahui struktur populasi dari suatu makhluk hidup, maka
pembahasan lebih mendalam mengenai materi tersebut sangatlah diperlukan.
Dengan adanya pembahasan mendalam mengenai konsep struktur populasi
makhluk hidup maka kita dapat memahami beberapa aspek seperti laju
reproduktif, model pertumbuhan, regulasi populasi, dinamika dan densitas
populasi.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep laju reproduktif pada populasi?
2. Bagaimana model pertumbuhan (eksponsial dan logistik) pada populasi?
3. Bagaimana konsep regulasi populasi?
4. Bagaimana konsep dinamika populasi dan densitas populasi?

Tujuan
1. Mengetahui konsep laju reproduktif pada populasi
2. Mengetahui model pertumbuhan (eksponsial dan logistik) pada populasi
3. Mengetahui konsep regulasi populasi
4. Mengetahui konsep dinamika populasi dan densitas populasi
PEMBAHASAN

Laju Reproduktif

Menurut Syafei (1990) Populasi memiliki pengertian yaitu sehimpunan


individu atau kelompok individu dalam satu spesies (atau kelompok lain) yang
dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, dan pada
waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Smith
mendefinisikan populasi sebagai kelompok organisme dengan spesies yang sama
yang mengalami interbreeding. Menurut Krebs (1978) populasi adalah
sekelompok organisme sejenis yang menempati ruang tertentu pada waktu
tertentu.

Dalam keadaan yang sesungguhnya, perubahan kepadatan (densitas)


populasi diakibatkan oleh; (1) Natalitas, yaitu penambahan jumlah individu
karena kelahiran, (2) Imigrasi, yaitu masukan individu baru dari luar ke dalam
populasi tersebut, (3) Mortalitas, yaitu penurunan jumlah individu karena
kematian, dan (4) Emigrasi, yaitu keluarnya individu anggota populasi tersebut
(Setiadi, 1989).

Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor yang bergantung dan tidak


bergantung pada kepadatan (densitas) yang keutamaan relatifnya bervariasi sesuai
dengan spesies dan keadaan. Faktor bergantung pada kepadatan akan semakin
intens ketika kepadatan populasi meningkat dan akhirnya dapat menstabilkan
populasi didekat daya tampung maksimalnya. Beberapa faktor yang bergantung
kepadatan adalah kompetisi sesama spesies untuk sumber daya yang terbatas,
peningkatan pemangsaan, tekanan akibat kepadatan, atau penumpukan toksin atau
racun dapat menyebabkan laju pertumbuhan populasi menurun pada kepadatan
populasi yang tinggi (Campbell,2000).

Kedua kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan populasi ialah


angka kelahiran dan angka kematian. Angka kelahiran dan angka kematian dapat
diukur dan digunakan untuk memprediksi bagaimana ukuran populasi akan
berubah pada waktu tertentu. Terdapat dua model pertumbuhan yaitu model
logistik dan eksponensial (Campbell,2000). Mengacu pada model pertumbuhan
populasi yaitu:

dn/ Ndt = r (K-N)/ K

dapat memberikan gambaran secara teoritis mengenai strategi pertumbuhan yang


dikembangkan oleh Mac Arthur (1972), yaitu yang dikenal sebagai strategi r dan
K. Bila pertumbuhan suatu populasi pada kondisi tertentu berada didekat daya
dukung lingkungan (K), maka strategi yang dikembangkan adalah strategi K.
Begitu juga sebaliknya, jika populasi mempunyai laju yang optimal pada kondisi
dibawah daya dukung lingkungan, maka stategi yang dikembangkan adalah
strategi r. Hal ini berarti bahwa strategi r akan dikembangkan oleh suatu populasi
jika kondisi lingkugannya ideal, sedangkan strategi K akan dikembangkan pada
saat populasi mendapatkan stress lingkungan (kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan). Strategi K dan r bukanlah sesuatu yang mutlak, sehingga
keduanya dapat terjadi dalam proses perkembangan populasi. Demikian pula
dengan pembagian kedua strategi tersebut, hanya merupakan alternatif, yang tidak
menutup kemungkinan melakukan klasifikasi atau pengelompokan bentuk strategi
yang lain berdasarkan karakter populasi yang dominan.Yang perlu diperhatikan,
bahwa strategi r mapun K bukan merupakan kkarakter spesies, namun spesifik
karakter populasi. Didaerah tropik pada umumnya cenderung mengembangkan
strategi K, sedangkan di daerah kutub cenderung pada stategi r (Naughton, 1990).

Dinamika Populasi

Dinamika populasi membahas tentang bagaimana populasi spesies tertentu


berkembang dan menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah
populasi tersebut. Penelitian terhadap gerakan fluktuasi (naik-turun) populasi
mengungkapkan bahwa bahkan dalam sistem alam yang tampaknya sangat stabil
itu, terdapat kedinamisan yang dapat menimbulkan efek dramatis dan
menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah suatu populasi. Penambahan
terhadap populasi dapat dikarenakan masuknya individu lain yang berasal dari
daerah lain (imigrasi) dan karena adanya kelahiran (natalitas). Pengurangan
terhadap populasi karena adanya kematian (mortalitas) atau karena keluarnya
individu tersebut ke wilayah lain. Contohnya pada Lemming, binatang pengerat
kecil yang hidup di wilayah bersuhu sangat dingin dibelahan bumi utara. Setiap
tiga atau empat tahun jumlah Lemming menjadi amat banyak, lalu binatang ini
melakukan migrasi besar-besaran. Hal ini terjadi karena persediaan makanannya
telah habis. Cerita-cerita mengenai Lemming yang bunuh diri muncul berdasarkan
fakta bahwa binatang ini akan menyeberangi sungai untuk mencari makan. Ketika
mencapai laut, mereka juga mencoba menyeberangi laut tersebut dan akibatnya
mereka mati tenggelam.

Gambar. Keseimbangan dinamika populasi

Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam


pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent”
(mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) : faktor yang mengendalikan
populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang
kecil. Contohnya: kompetisi, predasi, dan parasitisme. Dan mekanisme “density
independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan), faktor yang
mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya :
kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1. Populasi sebagai komponen dari suatu sistem lingkungan.
2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang
menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam
populasi.

Densitas Populasi
Densitas (kepadatan) adalah suatu istilah untuk menyatakan jumlah individu
yang menjadi anggota populasi dalam suatu satuan luas wilayah atau volume
ruang yang ditempati oleh populasi tersebut.

Atas dasar wilayah atau ruangnya, kepadatan populasi dapat diukur dengan
dua macam cara yaitu:
1. Kepadatan kasar
Kepadatan kasar adalah istilah untuk menyatakan jumlah individu anggota
populasi per satuan luas atau volume ruang yang sesungguhnya dihuni oleh
populasi itu.
2. Kepadatan ekologik
Merupakan jumlah individu suatu populasi per satuan ruang habitat. Atas
dasar tingkat kapasitasnya maka kepadatan populasi dapat diukur dengan dua
macam cara, yaitu:
1. Kepadatan absolute
Kepadatan absolute merupakan nilai kepadatan suatu populasi yang
diperoleh dengan perhitungan rasio antara jumlah individu dengan satuan
luas atau volume ruang yang dihuni.
2. Kepadatan nisbi.
Kepadatan nisbi merupakan kepadatan populasi yang diperoleh
dengan membandingkan jumlah individu pada suatu tempat atau pada
suatu wwaktu dengan jumlah individu sejenis pada tempat atau waktu
yang lain.
Kepadatan populasi di alam tidaklah meningkat secara terus-menerus tanpa
batas, melainkan memiliki suatu batas maksimum yang tidak dapat dilampaui lagi.
Adanya batas maksimum ini adalah sebagai akibat adanya mekanisme yang
mengatur kepadatan itu mekanisme yang mengatur kepadatan ini dua macam
yaitu mekanisme yang etrgantung pada kepadatan itu sendiri, dan mekanisme
yang tidak tergantung pada kepadatan itu. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut :

1. Mekanisme yang tergantung pada kepadatan ( density dependent ).


Mekanisme ini menggambarkan bahwa kepadatan suatu populasi
dikendalikan oleh kepadatan populasi itu sendiri dengan segala konsekuensi
dari kepadatan lain. Hal ini dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu :
a. Kompetisi
b. Penularan penyakit
c. Parasitisme
d. Akumulasi ampas metabolisme beracun
e. Polusi termal
f. Penurunan fertilitas
g. Perubahan perilaku.

2. Mekanisme yang tidak bergantung pada kepadatan ( density independency )


Mekanisme ini menggambarkan bahwa kepadatan suatu populasi tidak
dipengaruhi oleh kepadatan itu, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang biasanya bersifat geofisik-kimiawi. Beberapa faktor yang dapat
berpengaruh antara lain:
a. Bencana alam
b. Kondisi lingkungan yang krisis atau ekstrim
c. Adanya pencemaran lingkungan
d. Pengaruh tak langsung dari suatu faktor lingkungan (misalnya
kelembaban dapat memacu pertumbuhan jamur pathogen yang dapat
mengganggu populasi serangga).
e. Suhu perairan
f. Berubahnya struktur / pola rantai makanan

KESIMPULAN
1. Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor-faktor yang bergantung dan tidak
bergantung pada kepadatan yang keutamaan relatifnya bervariasi sesuai
dengan spesies dan keadaan. Faktor bergantung pada kepadatan akan semakin
intensif ketika kepadatan populasi meningkat dan akhirnya dapat
menstabilkan populasi didekat daya tampungnya.
2. Dinamika populasi berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam
pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density
dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme
“density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Densitas populasi (kepadatan populasi) merupakan istilah untuk menyatakan
jumlah individu yang menjadi anggota populasi dalam suatu satuan luas
wilayah atau volume ruang yang ditempati oleh populasi tersebut.
DAFTAR RUJUKAN

Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5.
jilid 3. Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta.

Darmawan, Agus, et al. 2005.Ekologi Hewan.Malang: Universitas Negeri Malang


Press

Krebs,1978.Ecology.The Experimental Analysis of Distribution and


Abundance.Third Edition.Harper and Row Distribution.New York

Mac Arthur R.H. 1972. Geographycal Ecology : Patterns in Distrobution of


Species. Harper&Row Publisher.

Naughton, et al. Alih bahasa Sunaryo dkk.1990. Ekologi Umum Edisi ke


2.Yogyakarta: UGM Press.

Setiadi, Dede, et al. 1989. Dasar- dasar Ekologi.Bogor : ITB

Syafei,Edhensurasa. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai