Mendengar atau Mendengarkan Bapa/Ibu saudara/i yang hadir pada saat ini.
Baca : Lukas 10 : 38 - 40 Firman Tuhan kepada kita semua secara khusus
bagi saudari Aprilia dan keluarga di tempat ini, Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang firmanNya tertulis dalam kitab 1 Yohanes 3:23: bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang (Lukas 10:39) diberikan Kristus kepada kita. Seorang guru ibu pernah merasa sangat kecewa Bpk dan Ibu saudara/i, lewat firman Tuhan ketika ia merasa bahwa apa yang pernah kepada kita diajarkan bahwa orang yg telah diajarkan atau disampaikan kepada sang anak menjadi sidi dewasa dianggap telah dewasa untuk dilakukan tidak pernah dilakukan atau secara iman. Mengapa dianggap dewasa karena didengar . Hal itu terjadi karena banyak orang mereka sudah banyak mendapatkan pengajaran hanya mendengar, bukan mendengarkan. tentang firman Tuhan dan pengenalan akan “Mendengar” mengarah pada kemampuan Kristus. Selama setahun mereka belajar khusus di memperoleh informasi melalui telinga. gereja melalui hamba Tuhan, persis seperti di bangku sekolah mereka diajar, dididik, diuji dan “Mendengarkan” melibatkan usaha untuk dibina secara moral, mental dan imannya memahami informasi itu sebaik mungkin. Ketika dibimbing mengenal siapa itu Allah Bapa, Yesus mendengarkan, orang berkonsentrasi dan Kristus dan Roh Kudus, apa itu gereja dan berfokus pada informasi yang disampaikan dogmanya. Memang tidak berhenti sampai di sehingga tertanam dalam hati dan pikiran. sini, tidak mengatakan kalau sudah menjadi sidi dewasa tidak perlu lagi belajar firman. Justru sebaliknya mereka yang sudah diteguhkan Maria dan Marta memiliki respons yang berbeda menjadi sidi sudah dewasa, matang dan tetap terhadap perkataan Yesus. Kehadiran Yesus di mengarahkan hidupnya kepada kesempurnaan rumah mereka mendatangkan sukacita bagi hidup dan mendekatkan serta menggantungkan kedua perempuan ini. Maria menetapkan hati dirinya kepada Kristus. untuk duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya (ay. 39). Sementara itu Marta Jadi orang yang sudah menjadi sidi dewasa, sibuk melayani Yesus dan mungkin sambil sesungguhnya mereka memikul beban moral, sesekali mendengar perkataan-Nya (ay. 40). mental dan spritual yg lebih berat dari Maria bukan sekadar mendengar untuk sebelumnya. Sebab, sebelum diteguhkan menjadi memperoleh pengetahuan tentang firman Allah; sidi dewasa sikapnya bahkan imannya dianggap ia memusatkan hati dan pikiran untuk memahami masih kanak-kanak. Biasanya pada anak-anak firman itu. Maria memberikan perhatian penuh tidak banyak yang bisa kita tuntut dari mereka, terhadap perkataan Yesus. Ia tidak hanya kalau anak-anak celaka justru yg disalahkan mendengar, tetapi mendengarkan! adalah orang tuanya. Orang akan menertawakan kalau ada orang dewasa bertengkar dengan anak- Tidak ada seorang pun yang mampu memahami anak. Kalaupun si anak yang salah tetapi yang firman Allah secara sempurna. Namun, jika kita disalahkan selalu orang dewasanya. Kini Aprilia mau mendengarkan firman Allah, bukan hanya sudah dianggap dewasa dari sisi iman, karena mendengarnya, Roh Kudus akan memampukan sudah menjadi sidi dewasa. Apa artinya dewasa kita untuk memahami firman-Nya sedikit demi dalam iman: Aprilia sudah tahu membedakan sedikit. Memusatkan hati dan pikiran saat mana yang baik, mana yang jahat, mana yang mendengarkan firman Allah akan menolong kita mendatangkan dosa mana yang mendatangkan mengerti dan terus mengingat apa yang Allah berkat. Aprilia sudah tahu membedakan mana kehendaki dalam hidup kita. yang Tuhan mau mana yang dibenci Tuhan, siapa yang harus disembah, siapa yang harus dipuji, siapa yang menjadi Juruselamat. Kalau kanak- mengasihi karena Allah telah lebih dahulu kanak dia tidak tahu membedakan mana lilin memberi kasihNya kepadaku. yang hidup dan yang mati, dia tidak tahu kalau lilin yang hidup itu panas dan akan membakar Ketiga: Selalu taat pada perintahNya. Kita telah mendengar firman dan perintah Tuhan. Tetapi tangannya. Kalau ada orang dewasa melakukan kita diingatkan kembali agar jangan hanya seperti anak kecil tadi, berarti sdh ada yang menjadi pendengar tetapi menjadi pelaku, kurang beres. pelakon firman Tuhan. Mempraktekkannya di keluarga, pekerjaan dan tempat kita tinggal. Orang tua dulu memiliki pemahaman setelah Ketaatan kita pada firman dan perintah Tuhan diteguhkan menjadi sidi dewasa diartikan: lepas menandakan kita percaya dan beriman dari tanggung jawab orang tuanya. Dan tanggung kepadaNya. jawab itu dihubungkan dengan dosa. Sebelum menjadi sidi dewasa orang tua yang menanggung MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH dosa si anak, namun setelah di sidi dosanya MERUPAKAN CARA MENGENAL KEHENDAK ditanggung sendiri. Ini pemahaman yang kurang ALLAH pas. Siapa yang berdosa dia sendiri yang menanggung dosanya baik anak2 maupun orang Selamat kepada Aprilia, Tuhan memberkati dewasa. keluarga dan Allah mengasihi kita semua yang hadir saat ini. Amin! Namun yang benar adalah bahwa si anak sudah bisa bertangung jawab atas dirinya sendiri, dia sudah mandiri, sudah bisa melihat, memilih dan mengambil keputusan sendiri, tidak lagi selalu dalam tanggung jawab orang tuanya. Itu yang saya katakan tadi orang yang menjadi sidi dewasa sesungguhnya tanggung jawabnya semakin besar, terlebih harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan bertanggung jawab kepada Tuhan atas seluruh hidupnya.
Firman Tuhan saat ini saya ambil dari sidi Aprilia
Dari ayat ini kita diingatkan dan diajak:
Pertama: Tetap percaya pada Yesus Kristus. Kita
diajak agar tidak sesaat pun meninggalkan, melupakan Tuhan, tetapi tetap percaya, mengandalkanNya, menjadikannya sebagai Penolong. Kondisi apapun nyg terjadi dalam hidup kita, baik ketika sehat-sakit, kuat-lemah, bersedih-bersuka, berduka, maupun berbeban berat, tetaplah percaya, sebab di saat kita percaya dan beriman pada Kristus saat itulah kekuatan kita akan dipulihkan Tuhan.
Kedua: Hidup saling mengasihi. Tuhan tidak
hanya mengajak kita percaya kepadaNya tetapi Tuhan mengajak kita menunjukkan sikap percaya kita melalui hidup dalam kasih. Kasih yg tidak memandang wajah dan orangnya, kasih yang tidak mengharapkan balasan, tetapi mengasihi semua orang, baik keluarga, teman, famili, orang yang berbeda agama, dengan dasar aku