DISUSUN OLEH :
8. BENGKI K (P1337434218047)
2018
1
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, penulis mengucapkan puji
syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada tim penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas praktik mata
kuliah anatomi fisiologi tentang makalah “System tractus respiratorius” . Makalah
ini telah disusun oleh tim penyusun dengan maksimal dan telah mendapatkan
arahan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu tim penyusun menyampaikan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah, kepada
Bapak Rodhi Hartono, SKp, Ns, MBiomed yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan penjelasan materi yang diperlukan dalam makalah kepada tim
penyusun, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................25
PENUTUP.......................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
System tractus respiratorius atau yang disebut juga dengan Sistem
pernapasan adalah bagian dari tubuh manusia yang terdiri dari Pembuluh
pernapasan bagian atas (hidung,laring,faring,trakea), Saluran udara
pernapasan bagian bawah (bronkus dan bronkiolus), Saluran udara
pernapasan akhir (bronkiolus pernafasan, kantung alveolar dan alveoli),Pulmo
dan memiliki fungsi untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam
sel-sel tubuh dan mentransport karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel
tubuh kembali ke atmosfer.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dapat
diidentifikasikan permasalahan yang muncul, yakni sebagai berikut.
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem Tractus Respiratorius.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang sistem Tractus
Respiratorius.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tekak (Faring)
6
epiglotis menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam
tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan membuka
sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.
3. Laring
4. Tenggorokan (Trakea)
7
dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh
gerakan silia menuju bagian belakang mulut. Akhirnya, debu dan
mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara batuk. Silia-silia
ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk bersama
udara pernapasan.
5. Karina
b. Bronkiolus
8
c. Alveolus
d. Paru-paru
9
e. Pleura
10
bumbungnya tersusun dari os frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale
serta dinding sampingnya tersusun atas maxilla. Struktur tulang (konka atau
turbin) membentuk dinding posterior. Konka menghangatkan dan
melembabkan udara sebelum melewati nasofaring. Lapisan mucus mereka
juga memrangkap partikel asing yang lebih halus, yang dibawa silia ke
faring untuk ditelan. Udara memasuki tubuh melalui lubang hidung (nares),
di mana rambut-rambut kecil yang disebut vibrissae menyaring keluar debu
dan partikel asing yang besar.
2. Sinus
a. Sinus frontalis
b. Sinus ethmoidalis
11
Sinus ethmoidalis memiliki dua labirin ethmoidial yang berada
dalam masses lateral tulang ethmodial. Labirin disusun beraneka macam
air cell, dan cell pada setiap kapsul dibagi dalam tiga kelompok yang
dinamai menurut posisinya yaitu sel ethmoid interior berjumlah 10-12
buah, sel ethmoid medial berjumlah 3-4 buah, dan sel ethmoid posterior
berjumlah 1-7 buah.
c. Sinus sphenoidalis
d. Sinus maxillaris
12
premolar, molar, dan juga kadang-kadang gigi taring (caninus) dan gigi
molar 3, bahkan akr-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus,
sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.
Keadaan sinus normal pada gambaran rontgen akan tampat berwarna
lucnt (keabu-abuan) karena rongga tersebut berisi udara yang dapat
diperlihatkan dengan proyeksi occipitomental. Sinus normal
mempunyai transcullent yang kira-kira sama dengan rongga orbita.
Sinus-sinus tersebut dilapisi mukosa tipis sehingga sulit di
visualisasikan oleh gambaran rontgen.
3. Faring
b) Orofaring
13
Bagian orofaring terletak di belakang cavitas oris, yaitu dari
mulai uvula hingga epiglotis. Walaupun orofaring memungkinkan udara
beredar di dalamnya, struktur ini sebenarnya merupakan bagian dari
sistem pencernaan yang berperan pada saat menelan. Tonsil terdapat di
dinding sampingnya; setiap tonsil terletak diantara selaput mulut depan
dan belakang.
c) Laringofaring
4. Laring
1. Cartilago thyroidea
2. Cartilago cricoidea
14
Cartilago ini menyerupai cincin. Di belakang laring,
cartilago ini berbentuk segi empat. Dari sini, cartilago
cricoidea melihat ke depan di bawah cartilago thyroidea.
3. Epiglotis
4. Cartilago arytaenoidea
5. Cartilago corniculata
6. Cartilago cuneiformis
a. Pita suara
15
Pita suara yang terdapat dalam laring terdiri atas dua jenis serabut.
16
lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen
pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah
pada alveolus paru-paru.
b) Medulla Oblongata
Medulla oblongata terletak pada batang otak, berperan
dalam pernafasan automatic atau spontan.
c) Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernafasan yaitu pusat apeneutik
terletak pada dipormasio retikularis pons bagian bawah. Fungsi pusat
apeneutik adalah untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan
17
ekspirasi dengan cara mengirimkan rangsangan imflus pada area
inspirasi dan menghambat ekspirasi. Sedangkan pusat pneumotaksis
terletak di pons bagian atas. Impuls dan pusat pneumotaksis
menghambat aktivitas neuron inspirasi, sehingga inspirasi dihentikan
dan terjadi ekpirasi. Fungsi dari pusat pneumotaksis adalah
membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi
sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses inspirasi
dan ekspirasi berjalan secara teratur.
b) Kemoreseptor Rifer
Reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen,
karbondioksida, dan ion hydrogen. Peningkatan karbondioksida dan
peningkatan ion hydrogen maka pernafasan menjadi meningkat.
18
Misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis tubuh
akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan
ventilasi.
c) Hormone Epinefrin
Peningkatan hormone epinefrin akan meningkatkan rangsang simpatis
yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan
ventilasi
d) Refleks Hering-breur
Yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekpirasi. Pada saat inspirasi
mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalam
otot polos paru untuk menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan
demikian refleks ini mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat
aktifitas berat.
1. Transportasi Oksigen
19
Oksigen yang terkandung dalam udara pernafasan larut dalam
lapisan air yang ada di permukaan dinding alveolus. Dinding alveolus
tersusun atas epitel pipih dengan ketebalan hanya 10 mm. Selanjutnya,
oksigen terlarut itu berdifusi melintasi sel-sel epitel dan sel-sel
endothelium kapiler untuk masuk ke dalam plasma darah. Di dalam
plasma darah, oksigen berdifusi masuk ke sel-sel darah merah (eritrosit)
dan berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut
deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO2) seperti
reaksi berikut :
20
yang bekerja, menerima lebih banyak oksigen untuk menjalankan respirasi
sel. Karena itu, hemoglobin sangat berguna untuk membawa O 2dari paru-
paru ke jaringan-jaringan tubuh.
21
untuk menghasilkan energi melalui proses pembakaran zat-zat makanan.
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mmHg dapat
mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mmHg maka
hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan
demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per
100 mm3 darah.
1. Transportasi CO2
2). Sekitar 30% dari seluruh CO2 yang ditransport terikat pada
hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (HbCO2)
dengan reaksi sebagai berikut:
22
3). Sekitar 65% dari seluruh CO2 yang ditransport terikat dalam
gugus ion bikarbonat (HCO3-) melalui proses berantai
pertukaran klorida (Cl-). Ion bikarbonat (HCO3-) berdifusi
keluar dari sel darah merah menuju plasma, meninggalkan ion
hidrogen (H+) di dalam sel darah merah. Ion H+ yang banyak
akan cenderung membuat sel darah merah terlalu asam tetapi
Hb bertindak sebagai dapar/penyangga untuk mencegah
asidosis. Untuk mempertahankan kesimbangan ionik, ion
klorida (Cl-) dari plasma memasuki sel darah merah, hal ini
disebut pertukaran klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
23
Ini merupakan pengendalian voluntary , kita dapat mengatur
kapan saatnya bicara, menelan makanan dan bernapas tanpa terjadi
kekacauan.
2. Medulla oblongata
Badan saraf dari neuron – neuron yang mengatur kerja otot
pernapasan terdapat pada medulla oblongata. Di medulla oblongata
terdapat dua kelompok besar badan saraf,yaitu
Kelompok repiratorik dorsal
Kelompok ini merupan neuron inspiratorik, neuron
desendennya bekerja pada otot – oto inspirasi. Fungsinya adalah
memulai proses inspirasi, saat neuron ini mencetuskan impuls
maka terjadilah inspirasi, jika neuron ini tidak mencetuskan impuls
maka terjadilah ekspirasi
Kelompok repiratorik ventral
Merupakan kelompok dari neuron ekspiratori dan neuron
inspiratorik. Neuron ini tidak aktif salam keadaan repirasi normal,
neuron ini bekerja saat terjadi ekspirasi paksa dan saat adanya
peningkatan kebutuhan sehingga dibituhkan peningkatan ventilasi.
3. Pons
Pengaturan yang dilakukan oleh pons merupakan pengaturan
halus. Badan saraf pada pons terbagi menjadi dua, yakni
Pneumotaksi, berfungsi untuk membatasi durasi inspirasi. Tanpa
pengaturan saraf ii kita akan menarik nafas terlalu dalam dan
ekspirasi dengan cepat dan mendadak
Apnustik, berfungsi untuk mencetuskan impuls ekspirasi,
membawa impuls inspirasi menuju ambang potensial. Jika ada
gangguan pada saraf ini akan terjadi suatu gangguan ‘lupa
bernafas’
24
menimbulkan respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2
jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla
dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada
sistem arteri.
25
Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan
ekspirasi. Pada saat inspirasi mencapai batas tertentu terjadi
stimulasi pada reseptor regangan dalam otot polos paru untuk
menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikian refleks
ini mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat aktifitas berat
Hukum boyle berbunyi “ hasil kali tekanan dan volume gas dalam
ruang tertutup selalu tetap bila suhu gas tidak berubah”. Hukum Boyle
inilah yang menjelaskan mengapa tekanan udara diluar bisa menjadi lebih
rendah atau lebih tinggi dari pada tekanan udara di paru – paru. Gerakan
pernapasan menyebabkan perubahan volume toraks (dada) dan perubahan
tekanan gas dalam rongga dada yang mengakibatkan udara mengalir ke
dalam atau keluar rongga dada. Seperti saat ketika inspirasi, dimana
diafragma berkontraksi dan mendatar serta otot – otot antar iga
(interkostal) berkontraksi. Volume toraks akan bertambah dan tekanan
paru – paru berkurang. Karena volume paru meningkat, maka tekanan
dalam paru akan lebih rendah dari pada tekanan atmosfer sehingga udara
akan tertarik masuk ke paru – paru. Demikian juga ketika ekspirasi,
dimana diafragma berelaksasi dan bergerak ke atas dan otot – otot antar
iga berelaksasi. Volume toraks akan berkurang dan tekanan paru – paru
bertambah , karena volume baru berkurang maka tekanan dalam paru akan
lebih tinggi dari tekanan atmosfer sehingga udara keluar dari paru – paru.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem Tractus adalah bagian dari tubuh manusia yang terdiri dari
Pembuluh pernapasan bagian atas (hidung,laring,faring,trakea)
2. Tractus Respiratorius tersusun atas Tractus Respiratorius atas dan
Tractus Respiratorius bawah.
3. Sistem Tractus Respiratorius berfungsi untuk pertukaran gas
antara oksigen dan karbon dioksida, membantu dalam regulasi
keasaman cairan ekstraseluler dalam tubuh, pengendalian suhu,
dan eliminasi air.
4. Tahapan proses respirasi eksternal dimulai dari Ketika kita
menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk
ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen
tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah
yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses
pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara
dan darah dalam paru-paru.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/11361649/Pengaturan_Pernafasan
https://idatiur.wordpress.com/2010/02/11/kontrol-pernafasan/
http://blogsiskaherman.blogspot.com/2016/09/struktur-dan-fungsi-sel-
penyusun.html
https://hedisasrawan.blogspot.com/2013/01/sistem-pernapasan-pada-manusia-
artikel.html
https://www.google.co.id/search?safe=strict&ei=gBGCW8jqNcqy9QP-
4pEI&q=tractus+respiratorius+pdf&oq=tractus+respiratorius+pdf&gs_l=psy-
ab.3...2055.4395.0.5016.4.4.0.0.0.0.150.488.2j2.4.0....0...1.1.64.psy-
ab..0.3.394...0i203k1j0i22i30k1j0i22i10i30k1j33i160k1.0.ybehROpAVCU . 9.31
am . 5. SaluranPernapasan - Elearning Gunadarma
http://medicina-islamica-lg.blogspot.com/2012/02/anatomi-tractus-respiratorius-
inferior.html
9.32 am . .: Medicina Islamica :.:
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1444 . 9.35 am . BAB II
https://www.google.co.id/search?
safe=strict&ei=zhGCW9KOItGS9QPesrf4CQ&q=jurnal+tractus+respiratorius+pd
f&oq=jurnal+tractus+respiratorius+pdf&gs_l=psy-
ab.3...6175.7963.0.8507.7.7.0.0.0.0.194.726.0j5.5.0....0...1.1.64.psy-
ab..2.1.147...35i39k1.0.JnW8uTNU99c . 9.41 am . Anatomi dan Fisiologi saluran
pernafasan - Zullies Ikawati's Weblog
https://www.google.co.id/search?
safe=strict&q=jurnal+anatomi+dan+fisiologi+sistem+respirasi+manusia+pdf&sa
=X&ved=0ahUKEwjYoveu2YndAhVERo8KHcQ_A6kQ1QIImgEoAA&biw=13
66&bih=608 . 9.45 am . Anatomi dan Fisiologi Manusia - BPPSDMK
28
29