Biologi Hilma
Biologi Hilma
KARYA TULIS
KONTROVERSI YANG DITIMBULKAN OLEH
TEORI EVOLUSI
Mengetahui :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Kontroversi yang
Ditimbulkan oleh Teori Evolusi” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran biologi di SMAN 1
Randudongkal. Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk menjelaskan kemungkinan-
kemungkinan pemikiran evolusi dan pertentangan dari masing-masing teori.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Bapak Drs. Panut selaku guru pembimbing yang selalu mengarahkan penulis hingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, kedua orang tua yang telah memfasilitasi
penulisan sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar, dan teman-teman yang telah
mendukung dan memberikan inspirasi kepada penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua pembacanya. Penulis
sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah. Penulis senantiasa menerima
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………… 2
1.3 Ruang Lingkup Masalah ………………………………….. 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………….. 2
1.5 Manfaat Penulisan ………………………………………… 2
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
ABSTRAK
Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu
pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada makhluk
hidup atau spesies secara gradual (perlahan-lahan) yang saat ini masih menjadi
perdebatan antara sains dan agama, menarik untuk dikaji beberapa aspek penting teori
evolusi dan hubungannya dengan agama. Pertentangan mengenai evolusi sangat sulit
didamaikan karena luasnya wilayah sengketa, yaitu sains, filsafat, dan teologi. Masing-
masing kelompok berusaha memandang dari bidang spesialisasinya sendiri tanpa
merasa perlu mengetahui sudut pandang atau keterkaitannya dengan bidang yang
lain.Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan beberapa aspek penting kemungkinan-
kemungkinan pemikiran evolusi dan beberapa keterkaitannya dengan pemahaman
agama. Diharapkan pemahaman yang tepat dari masyarakat tentang teori evolusi dapat
memberikan penilaian yang proporsional.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini dapat dikatakan hampir semua ahli biologi dapat menerima teori
evolusi biologis atau disingkat teori evolusi, walaupun teori tersebut disusun berdasarkan
bukti-bukti tak langsung. Pokok dari teori evolusi itu adalah bahwa hewan, tumbuhan, dan
juga manusia dalam berbagai abad yang lalu telah berkembang dari makhluk yang berbentuk
lebih sederhana. Semuanya itu melalui proses evolusi yang telah berlangsung beribu-ribu
tahun, bahkan berjuta-juta tahun, dimulai dengan satu atau beberapa bentuk makhluk yang
sederhana secara perlahan-lahan berkembang ke berbagai bentuk.
Evolusi di permukaan bumi diawali dengan asal usul kehidupan di muka bumi dan
Beberapa ilmuan maupun ahli mengemukakan pendapat tentang hal ini.
Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:
1.Teori Kreasi, Menyatakan bahwa kehidupan disebabkan oleh zat supranatural pada waktu
istimewa. Setiap spesies sudah ada sejak zaman dahulu. Teori ini juga disebut teori
penciptaan. Penciptaan adalah kepercayaan kuno bahwa manusia, kehidupan, bumi, dan
seluruh jagad raya mempunyai asal-usul secara ajaib yang dihasilkan oleh campur tangan
adikodrati suatu keberadaan yang maha tinggi yang umumnya disebut Tuhan. Campur tangan
ini dapat dilihat entah sebagai suatu tindakan penciptaan dari ketiadaan (ex nihilo), atau
dengan munculnya ketertiban dari keadaan kaos (chaos) yang ada sebelumnya. Di kalangan
ilmuwan, ciptaanisme adalah termasuk pseudosains, yang tidak sesuai dengan metode ilmu
pengetahuan.
2.Teori Generatio Spontanea, Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda tidak hidup. Pengemukanya adalah Aristoteles. Teori ini didapatdari pengamatan
terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya saja bahwa cacing berasal dari tanah.
3.Teori Kosmozoa,Teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan lain di
alam semesta, misalnya dari meteor yang jatuh. Salah satuteori menyebutkan asal-usul
kehidupan mungkin berawal darimaterial organik yang dibawa meteorit yang jatuh ke Bumi.
Barubaruini, para ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) di PusatAntariksa Johnson (JSC)
menemukan material organik dalamsebuah meteorit purba yang mendukung teori tersebut.
Radioisotopnya menunjukkan bahwa molekul organik yang terkandungdi dalamnya terbentuk
pada suhu minus 260 derajat Celcius ataudekat titik nol absolut. Mungkin umurnya lebih tua
dari matahari.Struktur material organik tersebut tidak dapat dilihat denganmata telanjang.
Bentuknya mirip dengan bola kosong denganpermukaan kulit yang kaya akan karbon.
Segumpal meteorit yangbesarnya tidak lebih dari sebuah anggur mengandung lebih darisejuta
material tersebut. Secara teori, struktur material organiktersebut mirip dinding sel. Ia
membentuk lingkungan yangbisa melindungi senyawa organik lainnya yang
memungkinkankehidupan sel pertama dapat berkembang.
5.Teori Biogenesis, Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian, misalnya saja percobaan
Fransisco Redi menggunakan dua buah toples berisi daging, dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa ulat yang ada pada daging di dalam toples berasal dari lalat yang hinggap
dan bertelur di atas daging. Kemudian ada percobaan Lazzaro Spallanzani menggunakan dua
buah labu yang berisi kaldu nutrient yang dipanaskan, percobaan ini disempurnakan oleh
Louis Pasteur menggunakan labu leher angsa yang diisi kaldu nutrient yang dipanaskan, hasil
percobaan membuktikan ada mikroorganisme dari udara yang masuk ke kaldu dan
menyebabkan air kaldu menjadi keruh.
6.Teori Evolusi, Evolusi adalah perubahan kimiawi dan fisik yang terjadi secara perlahan-
lahan yang dimulai bahkan sebelum organisme tersebut muncul. Asal usul kehidupan melalui
proses evolusi yaitu :
Evolusi Kimia
Dikemukakan oleh Alexander Oparin dan J.B.S. Haldane. Mereka
mengemukakan hipotesis heterotrof, yaitu bahwa kondisi bumi yang primitif
sangat mendukung reaksi kimia untuk sintesis bahan organik kompleks dari bahan
anorganik berupa metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen (H2), dan air (H2O)
yang ada di atmosfer dan di laut pada saat itu. Bahan organik tersebut kemudian
berubah menjadi makhluk hidup pertama yang heterotrof. Namun, hal ini tak
dapat terjadi pada bumi yang sekarang yang kaya akan oksigen yang merupakan
produk fotosintesis yang sangat tidak kondusif untuk sintesis spontan molekul
kompleks. Menurut mereka, atmosfer purba hanya mengandung sedikit oksigen
yang berasal dari uap gunung berapi, kondisi ini (kurang oksigen) merupakan
reduktor (penangkap elektron) yang baik sehingga memudahkan penggabungan
molekul-molekul sederhana membentuk molekul yang lebih kompleks. Energi
untuk sintesis molekul kompleks tersebut berasal dari kilat dan petir serta radiasi
sinar ultraviolet. Pada tahun 1953, Stanley Miller dan Harold Urrey menguji
hipotesis ini dengan membuat perangkat yang menyerupai kondisi bumi primitif.
Terdapat gelas labu berisi air yang dipanaskan untuk menyerupai keadaan laut,
H2O, CH4, NH3, dan H2 sebagai atmosfer sintetis, bunga api (listrik) untuk
meniru petir dan kilat, kondenser untuk melakukan kondensasi senyawa hujan dan
senyawa terlarut lainnya. Hasilnya adalah larutan coklat yang ketika diuji
mengandung asam amino penyusun protein yang sekaligus merupakan komponen
utama penyusun makhluk hidup.
Evolusi Biologi
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil dari
evolusi molekul anorganik. Sesuai percobaan, asal-usul kehidupan berasal dari
sintesis dan akumulasi monomer organik pada kondisi abiotik. Agregat molekul
yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion. Sel-sel hidup dapat berasal dari
protobion. Protobion tak dapat melakukan reproduksi namun dapat
mempertahankan lingkungan kimia di dalamnya dan menunjukkan ciri-ciri hidup
lainnya yaitu metabolisme.
Hipotesis mengenai teori evolusi telah lama disusun oleh filsuf Yunani kuno hingga ahli
biologis pada masanya. Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul
bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar
luas di abad ke-19.
Mereka yang mengemukakan teori evolusi pada umumnya menolak penciptaan. Hal ini
menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup maupun tak hidup muncul tidak melalui penciptaan
oleh Yang Maha Kuasa tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai
kondisi teratur. Makhluk hidup dapat berubah atau dimodifikasi sehingga memunculkan
spesies makhluk hidup yang baru. Inilah yang dimaksud dengan teori evolusi.
Banyak sekali para ahli yang mencetuskan ide mereka sebagai teori yang benar. Banyak
teori yang berkaitan, bahkan ada sebuah pembuktian yang menjatuhkan hipotesis yang lain.
Seperti halnya, teori evolusi Darwin yang sampai sekarang membuat suatu perdebatan yang
masih belum terselesaikan. Mereka saling memberi argument dengan pembuktian –
pembuktian yang membuat polemik mengenai teori evolusi ini semakin berkembang dan
hangat diperdebatkan.
Tentu saja hipotesis yang kerap kali dianggap menentang kuasa Tuhan melakukan proses
penciptaan pada makhluk hidup di bumi ini mendapat banyak sanggahan dari berbagai pihak,
terutama tokoh-tokoh agama. Namun, tak sedikit juga ahli-ahli biologis serta para evolusionis
yang pro terhadap hipotesis mengenai teori evolusi.
Dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk menjelaskan segala sesuatu mengenai
teori evolusi dan berbagai pendapat mengenai teori tersebut. Dengan karya tulis yang
berjudul “ KONTROVERSI YANG DITIMBULKAN OLEH TEORI EVOLUSI .”
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode kajian pustaka yang dianalisis
menggunakan cara deskriptif.Metode kajian pustaka dalam penyusunan makalah ini adalah
suatu metode dengan memanfaatkan berbagai literatur untuk dikaji hal-hal yang menjadi
tujuan utama penyusunan makalah ini. Kajian pustaka yang dipergunakan adalah kajian
teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis merupakan kajian yang dilakukan berdasarkan
literatur-literatur yang berasal dari buku-buku yang telah mendapatkan hak cipta. Kajian
empiris merupakan kajian yang dilakukan berdasarkan literatur-literatur atau sumber pustaka
yang berupa hasil penelitian, jurnal, dan hasil tulisan lainnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bresnick (2003) menyatakan bahwa setengah milyar tahun yang lalu, bentuk-bentuk
teramat kompleks dari hewan-hewan sebagaimana yang kita lihat sekarang muncul secara
tiba-tiba. Masa ini, persis di permulaan Zaman Kambrium bumi, sekitar 550 juta tahun yang
lalu, menandai ledakan evolusioner yang memenuhi laut dengan makhluk-makhluk kompleks
pertama di bumi. Kelompok binatang besar yang ada saat ini telah ada sejak awal masa
Kambrium dan mereka telah berbeda satu dari yang lain sebagaimana mereka saat ini. Jika
kita meneliti lapisan-lapisan bumi, kita akan melihat bahwa kehidupan di bumi muncul secara
tiba-tiba. Banyak spesies makhluk hidup yang berbeda muncul secara tiba-tiba dan dalam
keadaan telah lengkap pada zaman Kambrium. Penemuan ini adalah bukti meyakinkan
adanya penciptaan. Lapisan bumi paling bawah yang masih menyimpan fosil-fosil makhluk
hidup kompleks adalah "Lapisan Kambrium", yang diperkirakan berumur 520 hingga 530
juta tahun. Fosil-fosil yang digali dari bebatuan zaman Kambrium berasal dari jenis hewan
kompleks tak bertulang belakang seperti siput, trilobita, bunga karang, cacing, ubur-ubur,
bintang laut, udang-udangan dan lili laut. Yang paling menarik, semua spesies yang berbeda
ini muncul secara tiba-tiba tanpa makhluk hidup apa pun yang mendahuluinya.
Umur bumi diperkirakan hingga saat ini berkisar 500-an juta tahun. Selama itu pula di
muka bumi terjadi perkembangan berbagai populasi dari berbagai jenis makhluk hidup.
Diperkirakan berbagai jenis makhluk hidup itu berasal dari satu individu sebagai nenek
moyang. Melalui proses evolusi, suatu populasi mengalami perubahan sifat sehingga dicapai
bentuk makhluk hidup seperti saat sekarang. Berdasarkan diagram filogeni Chordata yang
dibuat oleh para evolusionis, Deuterostoma merupakan nenek moyang Chordata yang
diperkirakan muncul pada periode Cambrian di zaman Paleozoikum (544 juta tahun yang
lalu). Dalam diagram tersebut, manusia muncul sekitar 60 juta tahun yang lalu dan nenek
moyang manusia berasal dari Primata yang kemudian bercabang tiga menjadi famili
Hominidae yaitu Gorila, Simpanse dan manusia.
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Di dalam bukunya yang berjudul The
Origin of Life (Asal Usul Kehidupan), Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer
bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi
radiasi benda-benda angkasa yang amat kuat, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan
senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon
yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung di lautan. Senyawa kompleks yang
mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam
amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut
bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan
Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel. Menurut Oparin,
senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah di lautan maupun di permukaan daratan.
Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat
panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop
purba atau Sop Primordial. Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di
lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai
berikut :
1. Memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang
terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat di sekelilingnya;
2. Memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari dan ke
sekelilingnya;
3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan
pola-pola ikatan di dalamnya;
4. Mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang
biak yang pertama kali.
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks
koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air.
Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan
membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang
terpisah dari fase cair dan membentuk timbunan gumpalan atau Koaservat. Timbunan
Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya
pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan
Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain ke dalamnya terutama Kristaloid.
Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnya. Dengan
demikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada
komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba di berbagai areal akan mengarah kepada
terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk
proses biokimia. Tahap selanjutnya, substansi di dalam Koaservat membentuk enzim. Di
sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-
molekul lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput
sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian,
kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri ke
dalam koaservat dan pengaturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin
akan menghasilkan sel primitif. Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium
memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya
memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan
mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik.
Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh para ilmuwan. Namun, tidak sedikit
ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal
terbentuknya organisme hidup. Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak
pendukungnya, namun baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental,
sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Apa yang
dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan bagaimana dan dari
mana kehidupan di planet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu diingat adalah bahwa
kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikasi (penggandaan diri) atau masalah
kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah kehidupan rohani.
Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertama kali terbentuk di
lautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul organik yang merupakan
sop purba itu tertumpuk di laut (Syamsuri, 1999).
Banyak orang mengenal teori evolusi sebatas kontroversi evolusi manusia dari kera
yang banyak ditentang kaum agamawan. Evolusi sebenarnya adalah suatu proses alami dalam
waktu sangat panjang yang dipengaruhi banyak faktor lingkungannya. Berdasarkan bukti-
bukti ilmiah, evolusi di alam benar adanya. Tidak terbatas pada evolusi hewan, tetapi juga
pada seluruh alam. Ayat-ayat Al- Qur’an yang menyatakan bahwa alam semesta dan isinya
diciptakan dalam enam masa menunjukkan adanya proses kejadian yang tidak sekaligus jadi.
Masalahnya, benarkah manusia berasal dari kera? Berdasarkan Al-Quran, kita harus
menyatakan bahwa manusia bukan hasil evolusi hewan, melainkan diciptakan secara khusus.
Tulisan ini memadukan dalil Al-Quran dengan temuan ilmiah tentang evolusi di alam dan
sedikit tentang eksistensi manusia (Anonim, 2008b).
Anonim (2008) menyatakan bahwa kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini
adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi
ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang
dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun
lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan
masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana
alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi.
Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya
mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru
saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para
ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu
ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)".
Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah. Sebagian
pendiri sains modern adalah orang yang beriman, yang sepakat bahwa alam semesta
diciptakan dan diatur oleh Tuhan. Pada abad ke-19, terjadi perubahan penting dalam sikap
dunia ilmiah mengenai masalah ini. Materialisme dengan sengaja dimasukkan dalam agenda
ilmu alam modern oleh pelbagai kelompok. Karena keadaan politik dan sosial abad ke-19
membentuk basis kuat bagi materialisme, filsafat tersebut diterima luas dan tersebar ke
seluruh dunia ilmiah. Akan tetapi, temuan sains modern secara tak terbantahkan
menunjukkan betapa kelirunya pernyataan materialisme.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 EVOLUSI
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari
perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada
spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam
suatu populasi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan
ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses
ini mencapai puncaknya denganmenghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan
antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies
yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi
secara perlahan ini.
Menurut Douglas Futuyma, 'evolusi biologis dapatlah merupakan proses yang kecil
maupun substansial; ia melibatkan segala sesuatu dari perubahan yang kecil pada proporsi
alel yang berbeda dalam suatu populasi sampai dengan perubahan terus menerus yang
berujung pada organisme proto seperti siput, lebah, jerapah, dan dandelion.'
Istilah "evolusi", utamanya ketika dirujuk sebagai sebuah "teori", juga umumnya
digunakan secara meluas untuk melibatkan proses seleksi alam dan hanyutan genetika.
Teori ilmiah merupakan sebuah kumpulan pernyataan yang saling berhubungan dan
didukung dengan baik, yang menjelaskan berbagai pengamatan dan dapat digunakan untuk
membuat prediksi yang dapat diuji.
Teori ilmiah menjelaskan suatu kerangka koheren yang sesuai dengan data-data
pengamatan. Definisi ilmiah kata "teori" berbeda dengan pengertian kata ini secara umum.
Secara umum, "teori" dapat berarti sebuah konjektur, opini, ataupun spekulasi yang tidak
mempunyai dasar-dasar fakta maupun dapat membuat prediksi yang dapat diuji
kebenarannya. Dalam ilmu pengetahuan, pengertian teori lebih kaku, yakni: teori haruslah
didasarkan pada fakta-fakta yang terpantau dan dapat membuat prediksi yang dapat diuji.
Dalam ilmu pengetahuan, teori terkini (mutakhir) merupakan teori yang tidap
memiliki teori alternatif lain yang secara seimbang dapat diterima ataupun lebih dapat
diterima, serta merupakan teori yang telah lulus usaha falsifikasi. Hal ini berarti bahwa tidak
terdapat pengamatan yang berkontradiksi dengan teori tersebut sampai saat ini. Revisi pada
teori terkini atau pembuatan teori baru yang menggantikan teori terkini diperlukan apabila
sebuah pengamatan baru berkontradiksi dengan teori terkini. Walaupun demikian, falsifikasi
sebuah teori tidak mengfalsifikasi fakta-fakta yang merupakan dasar dari teori tersebut.
Fakta sering kali digunakan oleh para ilmuwan untuk merujuk pada data-data
eksperimen ataupun pengamatan objektif yang dapat diverifikasi. "Fakta" juga dapat
digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada hipotesis apapun yang memiliki bukti-bukti
yang sangat banyak dan kuat.
"Fakta"
Evolusi merupakan fakta dalam artian ia mempunyai bukti-bukti yang sangat banyak.
Sering kali, evolusi dikatakan sebagai fakta dalam artian yang sama kita mengatakan
perputaran bumi mengelilingi matahari juga merupakan sebuah fakta. Berikut merupakan
kutipan H. J. Muller pada bukunya "One Hundred Years Without Darwin Are Enough".
Tidaklah terdapat batasan yang jelas antara spekulasi, hipotesis, teori, kaidah, dan
fakta, yang ada hanyalah perbedaan pada skala derajat probabilitas pemikiran tersebut.
Ketika kita mengatakan sesuatu adalah fakta, maka maksud kita hanyalah bahwa
probabilitasnya adalah sangat tinggi: sangat tinggi sedemikian rupanya sampai-sampai kita
tidak akan meragukannya dan menerimanya. Sekarang, dalam menggunakan istilah fakta
ini, yang merupakan satu-satunya penggunaan yang benar, evolusi adalah sebuah fakta.
Para filsuf sains memiliki argumen bahwa kita tidak pernah mengetahui segala
sesuatunya dengan kepastian yang absolut: bahkan pengamatan secara langsung pun
bergantung pada asumsi dasar bahwa indera dan instrumen pengukuran yang kita gunakan
adalah benar. Dalam pengertian ini, keseluruhan fakta bersifat sementara.
a. Evolusi Progresif
Evolusi progresif adalah evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan
hidup (survival). Contohnya seperti yang terjadi pada burung finch (satu genus dengan
burung pipit) di Kepulauan Galapagos yang dulu dipakai Charles Darwin untuk
mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu, mereka memang
berevolusi. Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti Darwin, ternyata
perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-bijian. Perubahan
ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang
berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.
b. Evolusi Regresif
Evolusi regresif adalah proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini seperti
yang terjadi pada dinosaurus. Prof. Michael Rampino dalam Discovery
Channel berjudul “Catasthropic Past” menyebutkan bahwa kepunahan Dinosaurus dipicu
oleh serbuan dari luar angkasa (meteor). Unsur iridium (hujan asam) yang merupakan unsur
langka meteor pun banyak ditemukan di daerah bekas kawah meteor, yaitu sekitar 10 ribu
kali lebih banyak dibandingkan kulit bumi yang lain. Menurutnya ini menjadi petunjuk
hubungan antara meteor dengan kepunahan binatang besar tersebut
Begitu juga dengan hasil penelitian dari pemenang nobel fisika, Luis Alvarez. Pada
tahun 1980, ia pernah memimpin ekspedisi bersama anaknya Walter dan menemukan bahwa
awan yang menutupi seluruh permukaan bumi telah menghalangi cahaya matahari bertahun-
tahun, yang menyebabkan musim dingin yang lama dan ikut membinasakan banyak spesies
yang ada.
a. Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam
skala besar. Perubahan yang menyebabkan perbedaan yang lebih besar dan nyata diantara
golongan taksonomi diatas spesies. Hal ini timbul dari serangkaian panjang kejadian spesies
yang masing-masing membawa spesies keturunan makin jauh dari bentuk leluhur asli.
b. Mikroevolusi
Evolusi divergen adalah proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies
menjadi banyak banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya
lima jari pada vetebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki
oleh bangsa primata dan manusia.
b. Evolusi Konvergen
Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya
kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang
sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba – lumba. Ikan hiu dan lumba – lumba
terlihat sama seperti organime yang berkerabat dekat, tetapi hiu ternyata termasuk dalam
pisces sedangkan ikan lumba – lumba termasuk dalam mamalia. Ekspansi relatif cepat dan
diversifikasi dari kelompok organisme berkembang karena mereka beradaptasi dengan relung
ekologi baru. Radiasi adaptif adalah proses dimana satu spesies berevolusi menjadi dua atau
lebih spesies. Hal ini terjadi sebagai akibat dari populasi yang berbeda menjadi reproduktif
terisolasi satu sama lain, biasanya dengan beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Pola
percabangan evolusi akibat radiasi adaptif dikenal sebagai cladogenesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi ada dua, yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan
pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat
atau organisme tersebut :
a. Mutasi gen
Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang
terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif,
terinfeksi virus, dan lain sebagainya.
b. Rekombinasi gen
Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen
induk jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya
susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies
baru.
Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua individu di dunia yang
mempunyai sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan adanya variasi. Bila varian tersebut
hidup pada lingkungan yang berbeda maka akan menghasilkan keturunan yang berbeda.
3.5.2 FOSIL
Fosil dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu.
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 – 1519), Ia berpendapat bahwa fosil merupakan bukti adanya
makhluk hidup di masa lampau.
Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun mempunyai fungsi yang
berbeda disebut homologi.
Contoh organ homolog.
Kaki depan kuda homolog dengan sayap burung
Tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda
Kaki depan anjing homolog dengan sayap burung
Kaki depan kucing homolog dengan sirip dada ikan
Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi struktur asalnya berbeda
disebut analogi.
Contoh analogi:
a. Sayap kelelawar analog dengan sayap kupu, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang
b. Sayap kupu-kupu analog dengan sayap burung, kedua sayap berfungsi sama untuk
terbang tetapi struktur asalnya berbeda.
Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves, dan mamalia mempunyai
kemiripan pada embrio, yaitu : mempunyai fase perkembangan embrio yg sama. Terdiri
Zigot, morulla, blastula, gastrula, janin.
3.5.5 PERBANDINGAN FISIOLOGI
Secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai kemiripan fisiologi yang dapat
ditinjau secara kimiawi, contoh:
a. Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan memiliki kesamaan seperti: kristaloksi
hemoglobin dari burung memiliki kemiripan.
b. Test presipitin untuk serum darah manusia mempunyai reaksi yang mirip jika dibanding
dengan serum darah gorilla dan simpanse.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar makhluk hidup dapat diuji
dengan analisa biokimia. Misalnya:
1. Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara antigen-antibodi pada darah,
ternyata dari pengujian serum darah manusia mempunyai kemiripan dengan pengujian pada
serum darah gorilla dan simpanse.
2. Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan dengan insulin manusia.
3. Adanya kemiripan hormon tiroksin sapi dengan tiroksin manusia.
4. Pada sebagian manusia dalam darahnya ditemukan protein yang sama seperti protein
yang ditemukan dalam darah kera Maccacus rhesus.
3.5.6 PETUNJUK ALAT TUBUH SISA
Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita temukan beberapa organ
vestigial. Organ vestigial merupakan organ-organ yang tersisa akibat adanya penyusutan
(mereduksi) sehingga sudah tidak berfungsi sebagaimana organ yang belum mengalami
reduksi.
Contoh:
1. Pada manusia ditemukan umbai cacing, otot penggerak telinga, rambut pada dada dan
tulang ekor, bentuk gigi taring yang runcing dan adanya selaput pada sudut mata sebelah
dalam.
2. Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan (sayap) mengalami penyusutan
sehingga tidak dapat berfungsi untuk terbang.
3. Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya mengalami reduksi sehingga tidak
dapat melihat, sedangkan mata pada ikan yang hidup di tempat yang terang berkembang
dengan baik.
4. Pada paus dewasa kulitnya tidak mempunyai rambut, sedangkan pada masa embrionya
mempunyai rambut
3.6 PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI
Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku “On The Oringin of Species by
Means of Natural Selection”. Buku ini sempat mengguncangkan dunia ilmu pengetahuan
karena isinya yang cukup kontroversial untuk masa itu. Kontroversial muncul karena adanya
kesalahan penapsiran atas pernyataan yang dikeluarkannya. Sebenarnya, apakah isi buku
tersebut menimbulkan kontroversi. Dalam buku tersebut, Darwin menyatakan bahwa semua
makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil dari moyang yang sama, yang
mengalami modifikasi. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa spesies bukanlah
merupakan sesuatu yang kekal atau tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi
melalui proses perubahan bertahap dari berbagai spesies yang telah ada.
Teori yang dikeluarkan Darwin merupakan hasil analisis data yang didapat dari proses
observasinya selama keikutsertaannya dalam ekspedisi-ekspedisi yang diikutunya. Namun,
ekspedisi paling penting yang pernah diikutinya adalah perjalanan dengan kapal HMS
Beagle. Meskipun Darwin membuat konsep evolusi yang dapat diterima, tetapi pemikiran
mengenai evolusi ini sudah sangat tua dan bertahun-tahun lebih tua dari Darwin. Berikut
uraian singkat tentang pendapat dari berbagai ahli yang masih berkaitan dengan konsep dasar
evolusi.
Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707 disebuah desa kecil di Swedia,
sebagai anak seorang pendeta. Dia mula-mula juga bekerja untuk menjadi pendeta, kemudian
belajar untuk menjadi tabib, tetapi kemudian dia lebih tertarik pada tumbuh-tumbuhan dan
binatang. Pada umur 24 tahun ia sudah memberi kulaih-kuliah dan demonstrasi pada
Universitas di Uppsala. Setelah mengadakan perjalanan penyelidikan di Laplandia maka dia
menikah setelah itu pergi ke Belanda. Pada tahun 1735 ia telah lulus dari Universitas
Harderwijk yang dibubarkan dalam abad 19. Kemudian ia pergi ke Leiden dan mencetak
buku ”systema Naturae”. Dalam buku ini pembagian sistematiknya sudah dibentangkan
secara skematis. Karangan-karangannya yang terkenal adalah : Fundamenia Botanica,
Classae Plantarum, Philosophia Botanica dan Genera Plantarum, Systema Naturae, Spesies
Plantarum dal lain-lainya. Setelah mengunjungi paris, Linnaeus kembali ke Swedia untuk
menjadi mahaguru di Uppsala. Disinilah ia menjadi salah satu dari mahaguru-mahaguru yang
terkenal di zaman itu, sehingga Raja Swedia mengangkat dia menjadi seorang bangsawan.
Pada tahun 1778 dia meninggal dunia dan
mewariskan perpustakaannya. Selain itu juga mewariskan
kumpulan 19.000 tanaman kering, lebih dari 3000 ekor
serangga, 1500 kulit-kulit berbagai kerang dan kulit-kulit
binatang, 1500 ekor ikan, beberapa ekor burung dan 2500
minerasl. Kumpulan-kumpulan itu masih dapat dilihat
digedung ”Linnean Society” di London, sebuah
perkumpulan peneliti pengetahuan alam yang memakai
nama Linnaeus.
Linnaeus menyampaikan bahwa :
1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini
dahulu dengan serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.
3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumi ini
kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.
Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus adalah sebagai berikut :
1. Binatang-binatang menyusui
2. Burung-burung
3. Ampibi-ampibi
4. Cacing-cacing
5. Serangga-serangga
Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi 8 golongan. Binatang yang
termasuk salah satu dari 8 golongan ini diantaranya ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3) Macan
Loreng; (4) Pemakan Semut; (5) Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasarkan atas
persamaan-persamaan cara hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak meragukan
kebenaran teori penciptaan.
Cuvier adalah anak dari seorang bangsa Prancis yang telah melarikan diri ke negeri
Jerman, ia akhirnya belajar di negeri ini. Pada tahun 1795 ia kembali ke paris. Disana ia
menjadi seorang sarjana yang terkenal. Mula-mula ia sebagai mahaguru pada Jardin des
Plantes, kemudian sebagai sekretaris dari Akedemi Pengetahuan di Paris. pada tahun 1831 ia
diangkat menjadi bangsawan yang tertinggi dari Prancis.
Ia menyampaikan bahwa sisa-sisa hewan yang telah
mebatu itu adalah dari sisa hewan yang telah mati di
zaman dulu. Mammouth yang dikeluarkan dari timbunan
es di Rusia dengan utuh itupun telah diketahui oleh Cuvier.
Ilmu geologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan-
perubahan bentuk dari kulit bumi. Lapisan-lapisan tanah
(yang merupakan kulit bumi) itu menandakan berbagai
periode dalam sejarah bumi. Dari hewan-hewan yang telah
mati itupun dapat ditemukan jenis-jenisnya yang
merupakan petunjuk dari berbagai periode tersebut.
Berdasarkan pertimbangan ini, Cuvier kemudian
menyusun teori yang terkenal denganTeori Catalysma. Ia beranggapan bahwa tiap-tiap
periode dalam sejarah bumi itu mungkin selalu diakhiri dengan suatu bencana yaitu semacam
kiamat. air bah yang diceritakan dalam Kitab Injil, yang memusnahkan ataupun hampir
melenyapkan semua makluk hidup. Sesudah itu oleh Tuhan mingkin menciptakan lagi suatu
tumbuhan dan hewan baru. Jadi teori Civiert ini pada hakekatnya adalah sama saja dengan
teori Linnaeus, akan tetapi penciptaan yang dimaksudnya terjadi berulang-ulang.
Cuvier menambahkan bahwa mungkin sekali lenyapnya hewan-hewan itu bukannya
dimana-mana, dengan demikian ada kemungkinan juga bahwa hewan-hewan yang diciptakan
dalam periode yang sudah lamapau dari suatu daerh tertentu, kemudian pindah menempati
daerah lain yang baru di bumi ini. Hal ini berkaitan dengan sebaran hewan atau geografi
hewan. Pendapat lain dari Cuvier yang penting adalah bahwa semua hewan dapat dianggap
sebagai suku-suku dari suatu deret yang mulai dari hewan bersel satu yang sederhana sampai
tingkat manusia. Hal ini dikenal dengan Tangga Dari Alam.
2. Di
an
tar
a
Charles Robert Darwin (1809-1882) yang dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi lahir
di daerah Inggris bagian barat. Teori Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun
berdasarkan hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos dan studi
terhadap berbagai disiplin ilmu.
Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS
Beagle, Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831).
Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan
pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas. Pada
saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin
turun ke pantai, mengamati, dan mengoleksi ratusan
spesimen fauna dan flora Amerika Selatan yang beraneka
ragam dan endemik. Selain itu, saat kapal mengelilingi benua
Amerika, Darwin mengamati berbagai adaptasi tumbuhan
dan hewan yang menempati hutan Brazil, bentangan padang
rumput di Argentina, daratan terpencil Tierra del Fuego dekat
Argentina dan pegunungan Andes.
Setelah
mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah
Amerika Selatan, Darwin menyimpulkan bahwa
flora dan fauna di Amerika Selatan mempunyai
karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan
flora dan fauna di Eropa. Darwin juga mengatakan bahwa flora dan fauna di daerah beriklim
sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan spesies yang hidup di wilayah tropis
benua tersebut, dibandingkan spesies di daerah beriklim sedang di Eropa. Fauna yang paling
membingungkan Darwin ditemukan diKepulauan Galapagos, yaitu kepulauan yang berada di
sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya, spesies fauna di Galapagos tidak
ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada kesamaan dengan hewan di Amerika Selatan.
Setelah mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin menemukan 14 jenis burung
finch di Galapagos. Meskipun jenisjenis tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies
yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika
Selatan.
Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang merupakan
adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah
(Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi untuk memecahkan
biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus
atau ranting kecil sebagai alat untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok
ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan paruhnya
untuk menangkap serangga.
Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya secara lengkap dalam buku yang
berjudulOn The Origin of Species by Means of Natural Selection (Asal mula spesies yang
terjadi melalui seleksi alam) yang diterbitkan pada 24 November 1859. Dalam buku ini
dikemukakan dua teori pokok, yaitu:
1) Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam.
2) Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Dua teori utama Darwin merupakan hasil pengamatan Darwin sebagai berikut:
Pengamatan ke-1, setiap spesies mempunyai potensial fertilisasi yang besar sehingga ukuran
populasinya akan meningkat secara eksponensial bila setiap individu yang dilahirkan berhasil
melakukan percobaan.
Pengamatan ke-2, ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali fluktuasi musiman.
Pengamatan ke-3, sumber daya alam terbatas.
Pengamatan ke-4, individu-individu populasi sangat bervariasi dalam hal ciri-ciri tubuh,
namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
Pengamatan ke-5, kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
Setelah Darwin menyelesaikan perjalanannya dan kembali ke Inggris, ia banyak mempelajari
geologi, terutama tentang fosil. Buku yang berpengaruh besar terhadap Darwin
adalah Principles of Geology (Prinsip-Prinsip Geologi) karangan Charles Lyell.
Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin berkesimpulan bahwa:
1. Deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada batuan
yang lebih tua.
2. Perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan.
Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan penduduk dunia di
antaranya buku karangan Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An Essay on The
Principle of Population, dimana Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah penduduk
cenderung lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu, timbul masalah
bagi manusia dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.
Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan dengan
sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Percobaan ini dilakukan hingga 21
generasi tikus dan hasilnya tetap sama.
Mungkin anda akan terkejut membaca nama ini sebagai salah satu
pematah teori Darwin. Namun pada kenyataanya, Ketika Darwin
menyelesaikan sebuah buku berjudul “The Origin of Species”. Maka
pada 1869 A. R Wallace mengatakan kepada Darwin bahwa ia berpikir
seleksi alam tidak dapat diterapkan kepada manusia. Atas rekasinya. Darwin memutuskan
untuk menulis sebuah buku kembali yang berjudul “The Descent Of Man” yang diterbitkan
pada 1871. Di buku inilah dia menuliskan bahwa manusia berasal dari kingdom binatang.
Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert Darwin
(1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan
dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan". Kemudian ia memperluas teorinya
ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil
yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik
seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran (pengertian) bahwa
manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera
berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.
Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan
yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Walaupun pernyataan
Darwin dalam bukunya yang berjudul "The Origin of Species" dapat dikatakan sukses besar
karena membahas masalah yang menyangkut asal usul manusia, namun hal ini hanyalah
bersifat dugaan belaka.
Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh Darwin.
Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli
zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama
sepanjang masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun
namun hingga sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis
biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan
makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat
tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan
bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 -
1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm 3. Perkembangan dengan
perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia.
Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi
manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm 3. Dari penelitian ini
diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000
cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang ini selama
100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakan alasannya.
Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak
mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Spesies transisi seperti Archaeopteryx terus menerus menjadi topik perdebatan evolusi
dengan penciptaan selama hampir 150 tahun.
Klaim kreasionis yang sering disebutkan adalah bahwa evolusi tidak pernah terpantau.
Perdebatan mengenai pemantauan evolusi ini sering kali berujung pada perdebatan
bagaimana evolusi didefinisikan. Dengan menggunakan definisi biologi mengenai evolusi,
adalah hal yang sangat mudah untuk memantau terjadinya evolusi. Proses evolusi dalam
bentuk perubahan komposisi genetika dalam suatu populasi dari waktu ke waktu telah
terpantau berkali-kali, meliputi evolusi lalat buah dan bakteria yang terjadi di laboratorium,
dan evolusi tilapia yang terjadi di alam bebas.
Namun, sesuai dengan apa yang para biologiawan definisikan sebagai makroevolusi,
baik mikroevolusi dan makroevolusi terlah terpantau. Spesiasi, sebagai contohnya, telah
terpantau secara langsung berkali-kali, walaupun terdapat miskonsepsi yang menyatakan
sebaliknya. Selain itu, sintesis evolusi modern sebenarnya tidak membedakan makroevolusi
dengan mikroevolusi secara jelas, karena makroevolusi hanyalah proses mikroevolusi dalam
skala yang lebih besar.
Selain itu, makroevolusi yang telah terjadi dapat dilacak dari peninggalan-
peninggalan sejarah. Fosil transisi dapat menghubungkan beberapa organisme dalam
kelompok yang berbeda, seperti misalnya Archaeopteryx yang menghubungkan unggas dan
dinosaurus, ataupunTiktaalik yang menghubungkan ikan dengan amfibi. Para kreasionis
mempertentangkan contoh-contoh seperti itu dengan berbagai cara, dari berbersikeras bahwa
fosil tersebut palsu ataupun secara ekslusif termasuk pada salah satu kelompok organisme
dan bukannya transisi dua kelompok organisme, sampai dengan berbersikeras bahwa
diperlukan lebih banyak bukti-bukti fosil transisi yang lebih banyak lagi. Darwin sendiri
menemukan kekurangan spesies transisi sebagai salah satu kelemahan terbesar teorinya:
"Why is not every geological formation and every stratum full of such intermediate links?
Geology assuredly does not reveal any such finely graduated organic chain, and this perhaps
is the greatest objection which can be urged against my theory." Namun, jumlah fosil transisi
yang berhasil ditemukan telah meningkat secara dramatis sejak saat itu, dan permasalahan
pada spesies transisi secara garis besar telah diselesaikan dengan teorikesetimbangan bersela.
Teori ini memprediksikan adanya catatan fosil yang stabil dan kadang-kadang diikuti dengan
spesiasi secara besar-besar.
Para kreasionis mengklaim bahwa evolusi bergantung pada jenis-jenis bukti evolusi
tertentu yang tidak memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai masa lalu.
Sebagai contohnya, mereka berargumen bahwa penanggalan radiometrik yang digunakan
untuk mengukur usia materi tertentu didasarkan pada peluruhan radioaktif isotop tertentu
yang tidak konsisten, sehingga hasilnya tidak dapat dipercayai. Mereka berargumen bahwa
peluruhan radiometrik bergantung pada sejumlah asumsi yang tidak dapat dipastikan, seperti
asumsi prinsipuniformitarianisme, asumsi laju peluruhan konsisten, ataupun asumsi bebatuan
sebagai sistem tertutup. Argumen seperti ini telah ditolak oleh para ilmuwan karena berbagai
metode independen telah mengkonfirmasi kebenaran penanggalan radiometrik secara
keseluruhan. Selain itu, metode dan teknik penanggalan radiometrik yang berbeda-beda juga
secara independen telah saling mengkonfirmasikan satu sama lainnya.
Bentuk keberatan lainnya adalah bahwa bukti fosil tidak dapat dipercayai. Hal ini
didasarkan pada berbagai macam klaim, meliputi bahwa terdapat banyak "celah" pada catatan
fosil, bahwa penanggalan fosil bersifat sirkuler, ataupun bahwa fosil tertentu seperti fosil
polistrata tampaknya "tidak pada tempatnya".Diargumenkan pula bahwa beberapa bukti
evolusi sebenarnya mendukung katastrofismeciptaanisme (misalnya kejadian Banjir Besar),
daripada model "kesetimbangan bersela" evolusi yang gradualistik.
Beberapa keberatan yang paling umum dan telah lama diajukan adalah
mempertentangkan apakah evolusi benar-benar dapat menjelaskan semua kompleksitas dan
keberaturan yang terlihat pada alam. Diargumenkan bahwa evolusi sangatlah tidak mungkin
menjelaskan berbagai aspek kehidupan, sehingga haruslah ada seorang perancang cerdas,
yaitu Tuhan, yang paling cocok untuk menjelaskannya.
3.13.1 KEHIDUPAN SANGAT TIDAK MUNGKIN MUNCUL SECARA KEBETULAN
Keberatan terhadap evolusi yang sangat sering diajukan adalah bahwa kehidupan
sangatlah tidak mungkin muncul "secara kebetulan" mengingat kompleksitas dan keteraturan
yang ada di alam. Diargumenkan bahwa kemungkinan kehidupan muncul tanpa seorang
perancang cerdas yang mengaturnya sangatlah kecil, sedemikiannya tidaklah masuk akal
untuk tidak menyimpulkan bahwa adalah soerang perancang yang merancang dunia ini,
utamanya keanekaragaman hayati. Bentuk argumen yang lebih ekstrem adalah evolusi tidak
dapat menciptakan struktur kompleks. Gagasan ketidakmasukakalan ini sering diekspresikan
dengan kutipan "probabilitas kehidupan berasal bumi tidaklah lebih besar daripada
kemungkinan sebuah angin topan yang menyerbu lahan pembuangan kendaraan akan berhasil
merakit sebuah pesawat Boeing 747" (klaim yang dikenal sebagai kesesatan Hoyle).
Bentuk keberatan ini adalah argumen berdasarkan analogi. Gagasan dasar argumen ini
adalah bahwa keberadaan Tuhan didasarkan pada keteraturan alam semesta. Seorang fisluf
abad ke-18, William Paley, mengemukakan analogi tukang jam yang berargumen bahwa
fenomena-fenomena alam tertentu beranalogi dengan sebuah jam yang teratur, kompleks, dan
memiliki kegunaan. Hal ini berarti bahwa sama seperti jam yang memiliki perancang, alam
semesta haruslah juga memiliki perancang. Argumen ini adalah inti teori perancangan cerdas,
yang bertujuan memasukkan argumen-argumen perancangan sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan yang sah, daripada sebagai bagian dari ilmu filsafat dan teologi, sehingga ia
dapat diajarkan bersamaan dengan evolusi.
Keberatan ini pada dasarnya merupakan bentuk argumentum ad
ignorantiam (argumen dari ketidaktahuan), yakni kesesatan logika (fallacy) yang
menganggap bahwa oleh karena penjelasan tertentu tampaknya berlawanan dengan intuisi,
maka penjelasan alternatif lainnya yang lebih intuitif adalah lebih benar. Para pendukung
evolusi umumnya merespon bahwa evolusi tidaklah didasarkan pada "kebetulan" belaka,
namun didasarkan pada interaksi kimiawi yang dapat diprediksi. Interaksi ini merupakan
proses alami yang tidak memerlukan "perancang". Walaupun proses ini mempunyai beberapa
unsur keacakan, adalah seleksi tak acak yang mendorong evolusi sejalan dengan keteraturan.
Fakta bahwa akibat proses ini teratur dan tampaknya "dirancang" bukanlah bukti keberadaan
perancang supernatural sama halnya bentuk butiran kristal salju yang teratur bukanlah hasil
perancangan melainkan merupakan akibat dari proses alami.
Perlu dicatat pula bahwa argumen yang menentang pernyataan kehidupan muncul
"secara kebetulan" bukanlah keberatan yang ditujukan kepada evolusi,
melainkan abiogenesis. Sebenarnya pula, banyak argumen yang menentang "evolusi"
didasarkan pada miskonsepsi bahwa abiogenesis merupakan komponen ataupun prekursor
dari evolusi. Sama halnya, keberatan ini juga kadang-kadang dihubung-hubungkan
dengan Big Bang.
Seorang apologet kristen dan filsuf Alvin Plantinga yang mendukung teori
perancangan cerdas memformulasikan ulang argumen ketidakmungkinan ini sebagai argumen
evolusioner melawan naturalisme, yang menyatakan bahwa adalah tidak rasional untuk
menolak keberadaan perancang cerdas dan supernatural karena kemungkinan kemampuan
tertentu terbentuk sangatlah rendah. Utamanya, Palntinga mengklaim bahwa evolusi tidak
dapat menjelaskan munculnya kemampuan berpikir yang dapat dipercayai. Plantinga
berargumen bahwa manakala Tuhan diharapkan akan menciptakan makhluk yang memiliki
kemampuan berpikir yang dapat dipercayai, evolusi hanyalah akan menciptakan kemampuan
berpikir yang tidak dapat dipercayai. Hal ini berarti bahwa apabila evolusi itu benar, maka
adalah tidak rasional untuk mempercayai pemikiran apa saja yang seseorang bergantung pada
untuk menyimpulkan bahwa pemikiran tersebut benar. Sama seperti argumen
ketermungkinan perancangan lainnya, argumen epistemologis ini telah lama dikritik.
Diargumenkan bahwa apabila rasionalitas berguna bagi keberlangsungan hidup, maka ia akan
lebih berkemungkinan diseleksi masuk daripada irasionalitas, membuat perkembangan alami
kemampuan pemikiran kognitif yang dapat dipercaya lebih berkemungkinan muncul.
Teori Evolusi seringkali dikaitkan dengan Teori seleksi alam, namun sebagian orang
menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Yang dimaksud dengan Seleksi Alam adalah
makhluk hidup yang dapat menyesuikan perilakunya baik secara morphology, fisiology dan
tingkah laku. Contoh : Sebelum era revolusi industri berlangsung populasi Ngengat biston
betularia putih lebih banyak dibandingakan kupu-kupu Biston betularia Hitam. Namun
setelah terjadinya revolusi, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada
ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan kupu-kupu Biston
betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Dalam hal ini dapat kita simpulkan yang dimaksud dengan Seleksi Alam tidak akan
merubah struktur morphology suatu makhluk hidup secara ekstrem yang dikemukanan
Darwin, melainkan bagaimana mereka menyesuaikan pertahan hidup (Adaptasi) mereka.
Contoh Morfologi : Gigi sapi untuk makan rumput, dan Gigi
Macan untuk memakan daging.
Contoh Fisiologi : Unta yang mempunyai punuk untuk menyimpan cadangan air.
Ketika lapisan bumi dan catatan fosil dipelajari, terlihat bahwa semua makhluk hidup
muncul bersamaan. Lapisan bumi tertua tempat fosil-fosil makhluk hidup ditemukan adalah
Kambrium, yang diperkirakan berusia 500-550 juta tahun.
Catatan fosil memperlihatkan, makhluk hidup yang ditemukan pada lapisan bumi
periode Kambrium muncul dengan tiba-tiba tidak ada nenek moyang yang hidup sebelumnya.
Fosil-fosil di dalam batu-batuan Kambrium berasal dari siput, trilobita, bunga karang, cacing
tanah, ubur-ubur, landak laut dan invertebrata kompleks lainnya. Beragam makhluk hidup
yang kompleks muncul begitu tiba-tiba, sehingga literatur geologi menyebut kejadian ajaib
ini sebagai “Ledakan Kambrium” (Cambrian Explosion).
Sebagian besar bentuk kehidupan yang ditemukan dalam lapisan ini memiliki sistem
kompleks seperti mata, insang, sistem peredaran darah, dan struktur fisiologis maju yang
tidak berbeda dengan kerabat modern mereka. Misalnya, struktur mata majemuk berlensa
ganda dari trilobita adalah suatu keajaiban desain. David Raup, seorang profesor geologi di
Universitas Harvard, Universitas Rochester dan Universitas Chicago mengatakan: “Trilobita
memiliki desain optimal, hingga dibutuhkan seorang rekayasawan optik yang sangat terlatih
dan sangat imajinatif jika ingin membuatnya di masa kini”.
Binatang-binatang invertebrata kompleks ini muncul secara tiba-tiba dan sempurna
tanpa memiliki kaitan atau bentuk transisi apa pun dengan organisme bersel satu yang
merupakan satu-satunya bentuk kehidupan di bumi sebelum mereka.
Richard Monastersky, editor Earth Sciences, salah satu terbitan populer dalam
literatur evolusionis, memberikan pernyataan di bawah ini mengenai “Ledakan Kambrium”
yang muncul sebagai kejutan besar bagi evolusionis:
Setengah milyar tahun lalu, binatang-binatang dengan bentuk-bentuk sangat kompleks
seperti yang kita lihat pada masa kini muncul secara tiba-tiba. Momen ini, tepat di awal
Periode Kambrium Bumi sekitar 550 juta tahun lalu, menandai ledakan evolusioner yang
mengisi lautan dengan makhluk-makhluk hidup kompleks pertama di dunia. Filum binatang
besar masa kini ternyata telah ada di awal masa Kambrium. Binatang-binatang pertama itu
pun berbeda satu sama lain sebagaimana binatang-binatang saat ini.
Bagaimana bumi ini dipenuhi berbagai jenis binatang secara tiba-tiba dan bagaimana
spesies-spesies yang berbeda-beda ini muncul tanpa nenek moyang yang sama adalah
pertanyaan yang masih belum terjawab oleh evolusionis. Richard Dawkins, ahli zoologi
Oxford, salah satu pembela evolusionis terkemuka di dunia, berkomentar mengenai realitas
ini:
Sebagai contoh, lapisan batuan Kambrium yang berumur sekitar 600 juta tahun,
adalah lapisan tertua di mana kita menemukan sebagian besar kelompok utama invertebrata.
Dan kita dapati sebagian besarnya telah berada pada tahap lanjutan evolusi, saat pertama kali
mereka muncul. Mereka seolah-olah ditempatkan begitu saja di sana, tanpa proses evolusi.
Tentu saja, kesimpulan tentang kemunculan tiba-tiba ini menggembirakan kreasionis.
Dawkins terpaksa mengakui, “Ledakan Kambrium” adalah bukti kuat adanya
penciptaan, karena penciptaan adalah satu-satunya penjelasan mengenai kemunculan bentuk-
bentuk kehidupan yang sempurna secara tiba-tiba di bumi ini. Douglas Futuyma, ahli biologi
evolusionis terkemuka mengakui fakta ini dan mengatakan: “Organisme muncul di muka
bumi dengan dua kemungkinan: dalam bentuk yang telah sempurna atau tidak sempurna. Jika
muncul dalam bentuk tidak sempurna, mereka pasti telah berkembang dari spesies yang telah
ada sebelumnya melalui proses modifikasi. Jika mereka memang muncul dalam keadaan
sudah berkembang sempurna, mereka pasti telah diciptakan oleh suatu kecerdasan dengan
kekuasaan tak terbatas.” Darwin sendiri menyadari kemungkinan ini ketika menulis: “Jika
banyak spesies benar-benar muncul dalam kehidupan secara serempak dari genera atau
famili-famili yang sama, fakta ini akan berakibat fatal bagi teori penurunan dengan
modifikasi perlahan-lahan melalui seleksi alam.” Agaknya, periode Kambrium merupakan
“pukulan mematikan” bagi Darwin. Inilah yang membuat seorang ahli paleo-antropologi
evolusionis dari Swiss, Stefan Bengston, mengakui ketiadaan mata rantai transisi saat ia
menjelaskan tentang periode Kambrium. Ia mengatakan: “Peristiwa yang mengecewakan
(dan memalukan) bagi Darwin ini masih membingungkan kami”.
Seperti yang kita pahami, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak
berevolusi dari bentuk primitif ke bentuk yang lebih maju, tetapi muncul secara tiba-tiba dan
dalam keadaan sempurna. Ringkasnya, makhluk hidup tidak muncul melalui evolusi, tetapi
diciptakan.
Menurut teori evolusi, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang. Spesies
yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies muncul
dengan cara ini. Menurut teori tersebut, perubahan ini berlangsung sedikit demi sedikit dalam
jangka waktu jutaan tahun.
Dengan demikian, maka seharusnya pernah terdapat sangat banyak spesies peralihan
selama periode perubahan yang panjang ini.
Sebagai contoh, seharusnya terdapat beberapa jenis makhluk setengah ikan – setengah
reptil di masa lampau, dengan beberapa ciri reptil sebagai tambahan pada ciri ikan yang telah
mereka miliki. Atau seharusnya terdapat beberapa jenis burung-reptil dengan beberapa ciri
burung di samping ciri reptil yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk-
makhluk imajiner yang mereka yakini hidup di masa lalu ini sebagai “bentuk transisi”.
Jika binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka seharusnya mereka
muncul dalam jumlah dan variasi sampai jutaan atau milyaran. Lebih penting lagi, sisa-sisa
makhluk-makhluk aneh ini seharusnya ada pada catatan fosil. Jumlah bentuk-bentuk
peralihan ini pun semestinya jauh lebih besar daripada spesies binatang masa kini dan sisa-
sisa mereka seharusnya ditemukan di seluruh penjuru dunia. Dalam The Origin of Species,
Darwin menjelaskan:
“Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis bentuk peralihan yang tak
terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang sama. Sudah tentu
bukti keberadaan mereka di masa lampau hanya dapat ditemukan pada peninggalan-
peninggalan fosil.”
Bahkan Darwin sendiri sadar akan ketiadaan bentuk-bentuk peralihan tersebut. Ia
berharap bentuk-bentuk peralihan itu akan ditemukan di masa mendatang. Namun di balik
harapan besarnya ini, ia sadar bahwa rintangan utama teorinya adalah ketiadaan bentuk-
bentuk peralihan. Karena itulah dalam buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties of
the Theory” ia menulis: Jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui
perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi di
mana pun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau-balau, tetapi justru seperti kita
lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya? Menurut teori ini harus ada
bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka
terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung? Dan pada daerah peralihan, yang
memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan
dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya.
Satu-satunya penjelasan Darwin atas hal ini adalah bahwa catatan fosil yang telah
ditemukan hingga kini belum memadai. Ia menegaskan jika catatan fosil dipelajari secara
terperinci, mata rantai yang hilang akan ditemukan.
Karena mempercayai ramalan Darwin, kaum evolusionis telah berburu fosil dan
melakukan penggalian mencari mata rantai yang hilang di seluruh penjuru dunia sejak
pertengahan abad ke-19. Walaupun mereka telah bekerja keras, tak satu pun bentuk transisi
ditemukan. Bertentangan dengan kepercayaan evolusionis, semua fosil yang ditemukan justru
membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang telah
lengkap. Usaha mereka untuk membuktikan teori evolusi justru tanpa sengaja telah
meruntuhkan teori itu sendiri.
Seorang ahli paleontologi Inggris ternama, Derek V. Ager, mengakui fakta ini
meskipun dirinya seorang evolusionis: Jika kita mengamati catatan fosil secara terperinci,
baik pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita temukan bukanlah evolusi
bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang disertai kepunahan
kelompok lain.
Ahli paleontologi evolusionis lainnya, Mark Czarnecki, berkomentar sebagai berikut:
Kendala utama dalam membuktikan teori evolusi selama ini adalah catatan fosil; jejak
spesies-spesies yang terawetkan dalam lapisan bumi. Catatan fosil belum pernah
mengungkapkan jejak-jejak jenis peralihan hipotetis Darwin. Sebaliknya, spesies muncul dan
musnah secara tiba-tiba. Anomali ini menguatkan argumentasi kreasionis, bahwa setiap
spesies diciptakan oleh Tuhan.
Mereka juga harus mengakui ke-sia-siaan menunggu kemunculan bentuk-bentuk
transisi yang “hilang” di masa mendatang, seperti yang dijelaskan seorang profesor
paleontologi dari Universitas Glasgow, T. Neville George:
Tidak ada gunanya lagi menjadikan keterbatasan catatan fosil sebagai alasan. Entah
bagaimana, catatan fosil menjadi berlimpah dan hampir tidak dapat dikelola, dan penemuan
bermunculan lebih cepat dari pengintegrasian… Bagaimanapun, akan selalu ada kekosongan
pada catatan fosil.
Charles Hodge adalah salah seorang pemikir konservatif berkebangsaan Amerika yang
berasal dari kalangan Seminari Princeton. Karena keyakinannya yang khusus terhadap Kitab
Suci, Hodge tidak menyerah di hadapan teori Evolusi. Ia membedakan antara hakikat penting
yang telah diberikan kepada para rasul dan diajarkan kepada umat manusia dan antara
keyakinan-keyakinan yang diyakini masyarakat lantaran sebuah hasil kesepakatan. Akhirnya,
ia membela teori astrologi yang dicetuskan oleh Coppernic. Hal ini karena meskipun para
penulis Kitab Suci meyakini bahwa bumi adalah pusat alam semesta, akan tetapi mereka
tidak pernah memberikan pengajaran demikian. Hodge tidak menerima teori Evolusi manusia
lantaran teori ini bertentangan dengan ajaran Kitab Suci dan para rasul.
Para penganut evolusi meyakini bahwa mekanisme penciptaan makhluk hidup tidak
diciptakan secara serentak dalam satu waktu oleh Allah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa
Allah selaku pemegang otoritatas tertinggi dalam menciptakan makhluk hidup mengunakan
mekanisme penciptaan secara gradual. Walaupun dengan segala daya yang dimiliki-Nya tidak
menutup kemungkinan Darwin mampu menciptakan dalam waktu sekejap. Seperti yang
sering kita simak dari cendekiawan islam dalam mendasari argumennya tentang evolusi alam
semesta.
Respon penolakan teori evolusi dikalangan umat islam telah hadir sejak tahun 1876
bersamaan dengan kehadiraan Napoleon yang membawa modernitas barat. Namun penolakan
terhadap teori evolusi mulai gencar dikampayekan pada beberapa dasawarsa ini. Pertama kali
penolakan terhadap teori evolusi dikumandangkan oleh Jamaludin Al-Afghani melalui
karyanya Refutation Of The Materialists (1881). Didalam bukunya tersebut Al-Afghani
mengkritik pandangan Darwin maupun para Darwinisme tentang teori evolusi. al-Afghani
menyatakan, sudah tulikah Darwin sehingga tidak mendengar fakta bahwa orang arab dan
yahudi beberapa ratus tahun lamanya telah mempraktekkan khitan, dan sampai sekarang tak
seorang pun dari mereka yang terlahir dalam keadaan sudah dikhitan.
c. Argumentasi Moderat
Berbeda dengan dua arus respon tokoh-tokoh islam terhadap evolusi seperti
Darwintas. Kelompok ini cendrung lebih moderat dalam menyikapi teori evolusi. Seperti
tanggapan Muhammad Abduh dalam menyikapi polemik dari evolusi. Menurut beliau
seandainya teori Darwin tentang proses penciptaan manusia dapat dibuktikan kebenarannya
secara ilmiah, maka tidak ada alasan dari Al-Quran untuk menolaknya. Al-Quran hanya
menguraikan proses pertama, pertengahan, dan akhir. Apa yang terjadi antara proses pertama
dan pertengahan, serta antara pertengahan dan akhir, tidak dijelaskannya .
Harun Yahya yang konsern mengadakan penelitian dan menulis buku-buku keislaman
jelas merasa keberatan dengan evolusi Darwin tersebut. Dengan teorinya yang secara khusus
membantah teori Darwin yang fenomenal sekaligus kontrovesial itu Harun Yahya banyak
menyebutkan dan mengalirkan data-data yang menggugurkan teori evolusi yang telah banyak
disembah orang selama berabad-abad silam. Hal bantahan tersebut misalnya, Teori
pembentuk evolusi itu, ternyata jika diamati secara mendalam banyak sekali contoh adanya
rancangan yang seolah disengaja oleh Sang Maha Pengatur. Dari beragam bukti ilmiah yang
di temukan para ilmuwan tak ada indikasi yang menyeret bahwa makhluk hidup terbentuk
melalui proses evolusi dimana makhluk hidup yang berbeda tak muncul ke muka bumi
dengan jalan berevolusi. Sebaliknya, by design/disengaja dari rancangan Tuhan secara nyata
dibuktikan dengan munculnya spesies makhluk hidup yang muncul secara serentak dan
bersama-sama dengan sempurna. Misalnya reptil, dari awal kemunculan memiliki bentuk
sebagaimana reptil yang ada saat ini, tidak merupakan evolusi dari bentuknya semula sebagai
bukan reptil.
Yang pertama, masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
Darwin dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal usul kehidupan. Ilmu genetika dan
biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga mempersempit penjelasan Darwin tentang
evolusi dari sudut pandang genetika dan biokimia.
Yang kedua, komposisi dan susunan unsur genetik pada makhluk hidup yang sangat
rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Menurut Harun Yahya,
kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik tersebut merupakan hasil rancangan Sang
Pencipta alam semesta ini.
Lalu, Harun Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat dijadikan
bukti pendukung evolusi:
1.Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak dan
akan merusak susunan dan komposisi materi genetik.
2.Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat merubah
atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.
3.Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel
reproduksi organisme.
Jadi, kesimpulannya teori evolusi darwin ditentang oleh teori evolusi yang
dikemukakan oleh Harun Yahya. Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan yang
berasal dari benda mati bertentangan dengan hukum dasar biologi.
Gagasan tersebut mengandung arti bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul
di bumi berasal dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan bukan dari benda mati yang
dikemukakan oleh Charles Darwin.
Harun Yahya berpendapat bahwa di alam semesta ini ada pencipta yaitu Tuhan Yang
Maha Esa. Harun Yahya juga menemukan kelemahan teori evolusi Charles Darwin, yaitu
tentang komponen dan penyusun unsur genetik, catatan fosil, seleksi alam, dan mutasi.
Dr. Sahabi dan kemudian diikuti oleh Ir. Bazargan menegaskan bahwa ayat-ayat Al-
Qur’an tentang penciptaan manusia tidak hanya kontradiksi dengan teori Evolusi Darwin.
Akan tetapi, Islam selalu sejalan dengan perkembangan-perkembangan ilmiah. Dalam prolog
buku Khelqat-e Insan, Dr. Sahabi menulis, “Filsafat materialis memaparkan teori Darwin
dengan tidak benar dan menyatakan bahwa teori ini mengingkari keberadaan Tuhan. Secara
otomatis, pemaparan semacam ini menimbulkan reaksi keras dari kalangan kaum monotheis
dan para tokoh gereja sehingga mereka memfonis teori evolusi spesies yang berlangsung
secara gradual itu sebagai kafir dan menyesatkan. Penentangan semacam ini juga merambat
ke dunia Islam sehingga teori Transformisme dianggap sebagai sebuah teori yang menentang
keyakinan dan ajaran agama. Dalam hal ini, keyakinan agama banyak terpengaruh oleh
keyakinan fiktif dan dogmatis Taurat tentang penciptaan manusia. Padahal, Al-Qur’an sendiri
meyakini penciptaan makhluk hidup yang berlangsung secara gradual sebagai sebuah sunah
yang telah diterima dalam sistem penciptaan alam semesta. Mengingkari konsep
kebersinambungan seluruh makhluk dan membela ajaran Taurat yang telah mengalami
distorsi adalah sebuah stempel kebatilan yang telah kita capkan sendiri di atas kebenaran
agama kita.”
Di bagian pertama bukunya, Dr. Sahabi memaparkan bukti dan saksi tentang evolusi
spesies dan mengkritisi tiga contoh analisa komparatif, embriologis, dan paleontologis.
Sementara itu, di bagian kedua bukunya, ia memaparkan berbagai ayat Al-Qur’an tentang
penciptaan manusia dan seluruh makhluk, dan lantas menganalisa tiga masalah fundamental
berikut ini:
Apakah manusia dan Adam dalam Al-Qur’an memiliki satu arti? Menurut pandangan Al-
Qur’an, apakah manusia memiliki penciptaan yang independen? Dengan mukadimah apakah
penciptaan Adam terlaksana?
1. Teori Transformisme; yaitu perubahan gradual sifat dan karakteristik makhluk hidup,
pernah dipaparkan oleh sebagian ulama Islam. Konsep penciptaan manusia yang bersifat
khusus dan independen adalah sebuah kisah fiktif yang berhasil menyusup di kalangan para
ulama dan mufasir muslim dari riwayat palsu kitab Taurat dan dogma Israiliyyat tentang
penciptaan manusia.
2. Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab samawi yang belum mengalami distorsi dan
berada di tangan umat manusia. Seluruh isi kitab ini sesuai dengan ilmu pengetahuan,
hakikat, dan kemaslahatan. Atas dasar ini, kita jangan memperkenalkan Islam suci ini—yang
bertujuan membina seluruh kemampuan manusia untuk mengenal hakikat alam semesta dan
menggapai kesempurnaan dan kebahagiaan abadi—sebagai sebuah kumpulan agama yang
berisi ajaran khurafat.
3. Pembahasan tentang transformasi dan evolusi makhluk hidup yang berlangsung secara
gradual dan berkesinambungan ini adalah salah satu ajaran yang tidak mengandung
kontradiksi dalam ajaran Al-Qur’an dan penemuan-penemuan ilmiah modern.
4. Dalam Al-Qur’an, kosa kata “insan” disebutkan sebagai sebuah arti yang bersifat
umum dan kosa kata “Adam” hanya disebutkan sebagai sebuah nama khusus. Seperti dalam
surah An-Najm, ayat 39 disebutkan, “Manusia tidak menanggung kecuali apa yang telah ia
usahakan”, dan ayat, “Dan Kami berkata kepada Adam, ‘Diamlah kamu dan istrimu di
surga’”. Dalam ayat ini, kosa kata “Adam” tidak disebutkan dengan menggunakan alif dan
lam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Keberatan_terhadap_evolusi(Selasa,22-01-2018;17.00 WIB)
http://www.harunyahya.com/indo/buku/keruntuhan001.htm(Selasa,22-01-2018;17.13 WIB)
http://anggainc.blogspot.com/2010/02/pro-kontra-teori-evolusi-1.html(Selasa,22-01-
2018;17.16 WIB)
http://eldrazit.multiply.com/reviews/item/51(Selasa,22-01-2018;17.27 WIB)
http://phenomenaaroundus.blogspot.com/2010/05/kontroversi-teori-evolusi-
dan.html(Selasa,22-01-2018;17.34 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi(Selasa,22-01-2018;17.56 WIB)
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evo
lusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi(Selasa,22-01-2018;18.30
WIB)
http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/05/evolusi-makhluk-hidup/(Selasa,22-01-
2018;19.15 WIB)
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evo
lusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi(Rabu,23-01-2018;17.00
WIB)
http://www.scribd.com/doc/465903/2Evolusi (Rabu,23-01-2018;17.00 WIB)
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1988686-evolusi/(Rabu,23-01-2018;17.20
WIB)
http://www.semuabisnis.com/articles/160/1/TEORI-EVOLUSI-PENIPUAN-ILMIAH-
PALING-TERSOHOR-SEPANJANG-SEJARAH/Page1.html(Rabu,23-01-2018;17.34
WIB)
http://www.scribd.com/doc/3988826/HY-Keruntuhan-Teori-Evolusi(Kamis,24-01-
2018;17.15 WIB)
http://blog.re.or.id/sejarah-singkat-teori-evolusi-keruntuhan-teori-evolusi-ii.htm(Kamis,24-
01-2018;17.24 WIB)
http://forum.detik.com/mengomentari-tulisan-harun-yahya-di-keruntuhan-teori-evolusi-
t26375.html?s=16c152125899caa12cbe99aace8e9c8a&langid=2(Kamis,24-01-
2018;17.56 WIB)
67
68