Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Konsep Defisit Perawatan Diri

2.2.1 Definisi

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan

kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti

mandi (hygiene),berpakaian / berhias, makan dan BAB / BAK (toileting) (Fitria, 2009).

Defisit perawatan diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi

kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori deficit perawatan diri bukan hanya saat

keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan menerapkan

metode bantuan, yaitu melakukan, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan

lingkungan yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan

perawatan diri saat ini atau dimasa yang akan datang (Kozier, 2010) .

2.2.2. Klasifikasi

1) Mandi /hygiene

2) Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/aktivitas

perawatan diri untuk diri sendiri.

3) Berpakaian /berhias

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian

dan berhias untuk diri sendiri .

4) Makan

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan sendiri

5) BAB/BAK (Toileting) .
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi

sendiri .

(NANDA,2014)

2.2.3 Tanda dan Gejala .

1) Mandi / hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau

mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan

mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. Gangguan kebersihan ini

ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

2) Berpakaian / berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,

menanggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki

ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian menggunakan alat

tambahan, menggunakan kancing tarik, melepasakan pakaian, menggunakan kaos kaki,

mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan

mengenakan sepatu. Ketidakmampuan ini ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor

dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita

tidak berdandan.

3) Makan

Klien tidak mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan

makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,

mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil

makanan dari wadah lalu memasukkannya kedalam mulut, melengkapi makan, mencerna

makanan menurut cara yang diterima masyarkat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman. Makanan berceceran dan makan tidak pada

tempatnya.

4) BAB/BAK (toileting)

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar

kecil, duduk atau berdiri dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting , membersihkan

diri setelah BAB / BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Pasien BAB / BAK

tidak pada tempatnya.

2.2.4 Faktor Risiko

Defisit perawatan diri seringkali disebabkan oleh intoleransi aktivitas, hambatan mobilitas

fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif atau persepsi(misalnya defisit perawatan diri :

makan yang berhubungan dengan disorientasi). Sebagai etiologi, defisit perawatan diri dapat

menyebabkan depresi, ketakutan terhadap ketergantungan dan ketidakberdayaan (misalnya,

ketakutan menjadi ketergantungan total yang berhubungan dengan defisit perawatan diri

akibat kelemahan residual karena penyakit stroke) (Wilkinson dan Ahern 2012).

faktor predisposisi defisit perawatan diri adalah:

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif

terganggu.

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri

3) Kemampuan Psikologis menurun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan

ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. Masalah psikologi

tersebut contohnya harga diri rendah : klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri,
body image: gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri,

misalnya individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

4) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkngan

mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2.3. Konsep Asuhan Keperawatan Defisit perawatan diri .

2.3.1 Pengkajian

Data subyektif :

1) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin dan tidak ada alat mandi

2) Klien mengatakan dirinya malas berdandan

3) Klien mengatakan igin disuapi makan

4) Klien mengatakan jarang membersihkan kelaminnya setelah BAK / BAB

Data objektif :

1) Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,

kulit berdaki dan berbau, serta kuku panjang dan kotor

2) Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, hpakaian

kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan

(wanita)

3) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil

makanan sendiri, makanan berceceran dan makan tidak pada tempatnya.

4) Ketidakmampuan BAB / BAK secara mandiri ditandai BAB / BAK tidak pada tempatnya,

tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB / BAK (Fitria, 2009).
2.3.2 Diagnosa keperawatan

1) Defisit perawatan diri (Berpakaian /berhias ).

a) Batasan karakteristik .

(1) Bukti klinis gangguan persepsi atau kognitif

(2) Ketidakmampuan memilih pakaian

(3) Ketidakmampuan mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan .

(4) Ketidakmampuan mengambil pakaian

(5) Ketidakmampuan memakai kaos kaki .

(6) Ketidakmampuan memakai pakaian pada tubuh bagian atas

(7) Ketidakmampuan memakai sepatu .

(8) Ketidakmampuan melepas pakaian .

(9) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu .

(10) Ketidakmampuan menggunakan resleting

(11) Gangguan kemampuan dalam mengancing pakaian .

b) Diagnosa medis yang berhubungan .

(1) Alkoholisme

(2) Alzheimer

(3) Autisme

(4) Tumor otak


(5) Cedera kepala

(6) Retardasi mental sindrom otak organik

(7) Stroke .

2) Defisit perawatan diri (Mandi /hygiene) .

a) Batasan karakteristik

(1) Bukti klinis gangguan muskuloskleletal .

(2) Ketidakmampuan mendapatkan peralatan mandi .

(3) Ketidakmampuan membasuh tubuh atau bagian tubuh .

(4) Ketidakmampuan mencapai sumber air .

(5) Ketidakmampuan mengatur suhu atau aliran air untuk mandi .

(6) Ketidakmampuan masuk dan keluar kamar mandi .

(7) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh .

b) Diagnosa medis yang berhubungan .

(1) Skelrosis lateral amiotrafik .

(2) Tumor otak atau medula spinalis .

(3) Paralisis serebral

(4) Fraktur

(5) Sindrome gullian barre

(6) Penyakit huntington

(7) Sklerosis multiple


(8) Mastenia gravis(kritis)

(9) Parkinson

(10) Atritis rhematoid .

(11) Cedera medulla spinalis .

(12) Stroke

(13) Kanker terminal .

3) Defisit perawatan diri (Makan).

a) Batasan karakteristik

(1) Bukti klinis gangguan muskulusskeletal .

(2) Ketidakmampuan membawa makanan dari tempat makanan ke mulut .

(3) Kerusakan memori jangka pendek atau jangka panjang .

(4) Ketidakmampuan mengunyah makanan .

(5) Ketidakmampuan menyelesaikan makanan .

(6) Ketidakmampuan mengambil makanan ke tempat makanan .

(7) Ketidakmampuan memegang peralatan makanan .

(8) Ketidakmampuan makan makanan dengan cara yang wajar .

(9) Ketidakmampuan makan makanan secara aman .

(10) Ketidakmampuan makan makanan dalam jumlah cukup .

(11) Ketidakmampuan memanipulasi makanan di dalam mulut .

(12) Ketidakmampuan memegang cangkir atau gelas .

(13) Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan


(14) Ketidakmampuan membuka tempat makanan .

(15) Ketidakmampuan menelan makanan .

(16) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu .

b) Diagnosa medis yang berhubungan .

(1) Skelrosis lateral amiotrafik .

(2) Tumor otak atau medula spinalis .

(3) Paralisis serebral

(4) Fraktur

(5) Sindrome gullian barre

(6) Penyakit huntington

(7) Sklerosis multiple

(8) Mastenia gravis(kritis)

(9) Parkinson

(10) Atritis rhematoid .

(11) Cedera medulla spinalis .

(12) Stroke

4) Defisit perawatan diri BAB/BAK (Toileting)

a) Batasan karakteristik

(1) Bukti klinis gangguan persepsi atau kognitif .

(2) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian .

(3) Tidak mampu melakukan hygiene di kamar kecil .

(4) Tidak mampu mencapai kamar kecil atau jamban .


(5) Tidakmampu duduk bangkit dari kamar kecil kecil atau jamban .

b) Diagnosa medis yang berhubungan

(1) Alkoholisme

(2) Alzheimer

(3) Autisme

(4) Gangguan bipolar (fase mania atau depresi).

(5) Tumor otak .

(6) Cedera kepala .

(7) Retardasi mental

(8) Sirosis laenec

(9) Sindrom otak organik

(10) Psikosis

(11) Stroke

2.3.3 Intervensi Keperawatan


DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL

(Tujuan, Kriteria Hasil )

Defisit perawatan 1. Observasi pasien 1. Melalui observasi yang


diri:berpakaian dan berhias. laporkan kemampuan cermat ,perawat dapat
persepsi atau kognitif menentukan tindakan
Setelah dilakukan tindakan
pasien setiap hari. keperawatan yang sesuai
keperawatan selama 2 X 24
untuk memenuhi
jam pasien dapat berpakain 2. Biarkan pasien
kebutuhan pasien
dan berhias secara mandiri . mengungkapakan rasa
frustasi atau perasaan 2. Meningkatkan koping
tidak mampu . pasien .
Kriteria Hasil (NOC) : 3. Meningkatkan koping
1. Kebutuhan perawatan diri 4. Mengidentifikasi area
3. Jaga prifasi pasien untuk
pasien terpenuhi . masalah .
meningkatkan harga diri .
2. Pasien atau pemberi
4. Pantau cara berpakaian
asuhan melakukan
dan berhias setiap hari
program asuhan dirisetiap berikan alat bantu untuk 5. Meningkatkan
hari . meningkatkan kemandirian
kemandirian .
3. Pasien menyampaikan 6. Agar mudah dimengerti.
perasaan dan keluhannya . 5. Berikan bantuan dalam
7. Pakaian yang mudah
berpakaian dan berhias.
4. Pasien atau pemberi dapat membantu
asuhan mengidentifikasi 6. Ajarkan pasien langkah- memudahkan pasien
sumber-sumber untuk langkah berhias . untuk berpakaian secara
membantu koping mandiri .
7. Anjurkan keluarga untuk
terhadap masalah setelah
mnyediakan pakaian yang ()
pemulangan
mudah untuk dipakai .

DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL

(Tujuan, Kriteria Hasil )

Defisit perawatan diri (Mandi 1. Observasi 1. Melalui tindakan ini


/hygiene) . dokumentasikan dan perawat dapat
laporkan kemampuan menentukan tindakan
Setelah dilakukan tindakan
berfungsi dan persepsi yang sesuai untuk
keperawatan selama 2 X 24
atau kognitif pasien setiap memenuhi kebutuhan
jam pasien dapat mandi secara
hari . pasien .
mandiri
2. Dorong pasien untuk 2. Membantu pasien
mengungkapkan perasaan mencapai tingkat
Kriteria Hasil (NOC) : dan keluhan mengenai fungsional tertinggi
defisit perawatan diri sesuai kemampuannya .
1. Kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi . 3. Pantau pecapaian mandi 3. Penguatan dan
danhygiene setiap hari . penghargaan akan
2. Komplikasi dapat dihindari mendorong pasien untuk
atau diminimalkan . 4. Sediakan alat bantu
terus berusaha .
seperti sikat gigi
3. Dapat mendemonstrasikan berganggang panjang 4. Meningkatkan perasaan
alat bantu dengan benar . ,untuk mandi dan
5. Demonstrasi ulang dapat
perawatanhygiene setiapa
4. Melakukan program mengidentifikasi area
hari.
hygiene dan mandi . masalah dan
5. Berikan petunjuk kepada meningkatkan
pasien tentang teknik kepercayaan diri .
mandi atau hygiene
mandiri pasien

DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL

(Tujuan, Kriteria Hasil )


Defisit perawatan diri makan . 1. Timbang berat badan 1. Memastikan
pasien setiap 1 minggu keseimbangan cairan dan
Setelah dilakukan tindakan
sekali nutrisi yang adekuat .
keperawatana selama 2 X 24
jam diharapkan pasien dapat 2. Pantau bunyi napas 2. Mengecek adanya
makan secara mandiri . setiap 4 jam sekali . aspirasi

3. Dorong pasien untuk 3. Membantu pasien


mengungkapkan pencapai tingkat
Kriteria Hasil (NOC) : perasaan dan keluhannya fungsional tertinggi
1. Pasien mengungkapkan tentang defisit perawatan sesuai kemampuan .
perasaan tentang diri .
4. Makanan yang mudah
keterbatasan makan . 4. Berika makanan yang dipegang pasien akan
2. Pasien mempertahankan mudah dipegang oleh menignkatkan perasaan
berat badan . pasien . mandiri .

3. Pasien tidak mengalami 5. Posisikan pasien semi 5. Agar makanan mudah


aspirasi . fowler. ditelan dan dicerna .

4. Makanan dihabiskan lebih 6. Letakkan alat sucsion 6. Untuk menghisap


dari 70 % disisi bed pasien makanan apabila terjadi
aspirasi .
7. Kolaborasi dengan tim
gizi pemberian jumlah 7. Memenuhi nutrisi pasien
kalori sesuai kebutuhan .

DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI (NIC) RASIONAL

(Tujuan, Kriteria Hasil )

Defisit perawatan diri 1. Gunakan alat bantu 1. Pemberian bantuan pada


BAB/BAK (toileting) ,seperti kateter eksternal tingkat yang tepat akan
pada malam hari ,pispot mempertahankan harga
Setelah dilakukan tindakan
atau urinal setiap 2 jam diri pasien .
keperawatan selma 2 X 24 jam
pada siang hari ,dan alat
diharapkan toileting pasien 2. Tindakan ini
defektif untuk defekasi .
terpenuhi . memungkinkan pasien
2. Bantu toileting ,bila perlu untuk melakukannya
gunakan alat visual dan secara mandiri .
Kriteria Hasil (NOC) : audiori untuk
3. Ketergesa-gesaan
menstumulasi fiksi .
1. Kebutuhan perawatan diri menimbulkan stres yang
pasien terpenuhi . 3. Berikan waktu yang lama tidak seharusnya terjadi
untuk pasien melakukan dan meningkatkan
2. Komplikasi dapat dihindari aktivitas toileting . kegagalan .
atau diminimalkan .
4. Berikan umpab balik yang 4. Penguatan akan
3. Pasien melakukan positif dan konstruktif . meningkatkan harga diri
eliminasi setiap hari pasien .
4. Pasien,anggota keluarga 5. Pada saat membantu 5. Membantu
atau pasangan toileting beri instruksi mempermudah
mengidentifikasi sumber- yang sederhana. memahaminya .
sumber untuk membantu
6. Berikan perawatan 6. Pemantauan keberhasilan
koping terhadap masalah
sepenuhnya pada saat atau kegagalan rencana
dan pemulangan dari
berkemih dan defekasi toileting dapat membantu
rumah sakit .
bila pasien tidak mampu mengidentifikasi dan
melakukannya mengatasi area masalah .

7. Berikan petunjuk tertulis 7. Tindakan ini dapat


tentang rutinitas toileting mengidentifikasi area
kepada anggota keluarga . masalah dan
meningkatkan rasa
percaya diri pemberi
asuhan .

Anda mungkin juga menyukai