1 Dan 2
1 Dan 2
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakan fatal
maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatira akan kecelakaan, dan keracunan
seseorang dapat bekerja dngan aman, produktif dan efisien. (Khasani, 1990).
Penggunaan bahan kimia yang jumlahnya sudah sedemikian banyak tentu saja
mengharuskan praktikan yang erhubungan dengan bahan kimia untuk bekeja
dengan cara aman agar terhindar dengan kecelakaan kerja akibat bahan kimia.
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan pengendalian secara
individu. Penendalian secara individu merupakan yang utama, yaitu praktikan
yang bekerja dengan bahan kimia harus dilengkapi dengan alat pelindung diri.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan
oleh praktikan apabila berada pada suatu tempat yang berbahaya. APD yang
sering seperti sepatu latex, sarung tangan/gloves, kacamata/google, masker, dan
face shield. (Cahaya, 2004)
1
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada
barang-barang.
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi
dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-
bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak,
pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan
sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang
bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan
tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan
kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit,
kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan
pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai
oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa,
rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap
harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu.
Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-
bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan
demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko
bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan
penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan
risiko bahaya yang diakibatkannya.
2
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam
atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol,
timbal, dll).
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih
(misalnya cat, larutan formaldehid dll).
3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk
selama proses produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk
daripada komposisi kimianya.
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang
ditandai dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram
dengan tanda hitam pada latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan
dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia).
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
3
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : amonium nitrat, nitrodelulosa
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api dan panas.
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘explosive’ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi
tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak
sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan
pereduksi dapat meledak .
2. Oxidizing (pengoksidasi)
4
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api
atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
4. Toxic (beracun)
6
Bahaya : toksik berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau
kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida.
Kemanana : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke
dokter bila kemungkinan keracunan.
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian
pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi,
melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
a. LD50 oral (tikus) : 25 – 200 mg/kg berat badan
b. LD50 dermal (tikus atau kelinci) : 50 – 400 mg/kg berat badan
c. LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu : 0,25 – 1 mg/L
d. LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap : 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn
dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn
memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
a. LD50 oral (tikus) : 200-2000 mg/kg berat badan
b. LD50 dermal (tikus atau kelinci) : 400-2000 mg/kg berat badan
c. LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu : 1 – 5 mg/L
d. LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap : 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22.
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi
adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak
dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36,
R37, R38 dan R41.
6. Corrosive (korosif)
8
Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
9
Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan
10
Potensi bahaya di tempat kerja atau laboratorium yang berhubungan langsung
dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat
dikelompokkan antara lain sebagai berikut :
12
Simbol bahaya menurut GHS (Globally Harmonized System )
13
Simbol bahaya menurut NFPA (National Fire Protection Association)
Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia dalam jumlah kecil
menimbulkan keracuan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Bahan
dinyatakan sebagai bahan beracun jika pernafasan melalui mulut LD50>25
atau 200 mg/Kg berat badan, atau pernafasan melalui kulit LD50>25 atau
400 mg/Kg berat badan, atau melalui pernafasan LD50>0,5 mg/L atau 2
mg/L. Kekuatan racun didasarkan pada LD50 (letal dose 50) yang artinya
berapa banyak zat tersebut yang diberikan kepada binatang percobaan dan
membuat kematian sebanyak 50% dari binatang percobaan tersebut.
Semakin kecil angka LD50 berarti semakin toxic suatu bahan tersebut atau
sebaliknya. Pada umumnya zat toxic masuk melalui permafasan kemudian
14
beredar ke seluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertetu yang dapat
mengganggu organ tersebut, seperti hati, paru-paru dan lain-lain. Tetapi
juga berakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal, atau cairan limfa dan
menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat beracun
dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel epitel dan
keringat. (Cahyono, 2004)
LAMPIRAN
15
Contoh bahan kimia di lab menggunakan symbol
bahaya GHS
16