Rosella atau Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Di negeri
asalnya, rosella dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak
rosela, sementara di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Adakalanya juga dimakan
dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Di Mesir,
rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan,
menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga
menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk.
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes mellitus,
memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker,
mencegah sariawan dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk,
mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik, aprodisiak,
diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi alkohol.
Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-
Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi risiko
penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang
menempel pada dinding pembuluh darah.
Bunga Rosella Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari
selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan
pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering
dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar
11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada
31 penderita hipertensi sedang (Haji Faraji, 1999).
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah secara mekanisme normal tubuh
akan dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi
demikian dibiarkan berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah
dalam tubuh. Kondisi ini dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela,
ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam
urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon, 1994).
Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang
dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin
yang mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses
penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-rosella/
http://www.faunadanflora.com/mengenal-tanaman-rosella-dan-manfaat-bunga-rossela-untuk-
kesehatan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Rosela
BOTANI FARMASI
MUTIA RAMADIANA
17010136
S1 REGULER KHUSUS
2018