Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….……2
DAFTAR ISI……………………………………………………...….3
BAB I : PENDAHULUAN………………………………...…..4
A. Latar Belakang…………………………………........................4
B. Rumusan Masalah………………………….…………………..5
C. Tujuan…………………………………….………………..…..5
BAB II : PEMBAHASAN……………………………………...6
A. Bahaya Metanol Bagi Kesehatan…………………………..
…...6
B. Bagaimana Metanol Meracuni Tubuh…………………….……
7
C. Contoh Penyakit Yang Disebabkan Oleh Metanol…………….8
D. Fase-Fase Efek Toksik Akibat Paparan Metanol……………..11
E. Gejala Yang Timbul Akibat Keracunan Metanol……...….…..11
F. Pertolongan Pertama Pada Keracunan Metanol……….….
…..12
G. Batas Paparan Dan Alat Pelindung Diri………………..……..14
BAB II : PENUTUP………………………………………..….16
Kesimpulan…………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA………………………….…………………...17
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga


harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan
meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko penyakit akibat kerja.

Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi


yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas
lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko penyakit
akibat kerja juga akan meningkat.

Menurut data World Health Organization tahun 2014, rata-rata individu


berusia diatas 15 tahun, mengkonsumsi alkohol sebanyak rata-rata 6,2 liter
alkohol per tahun yang berarti konsumsi alkohol per hari setiap individu
adalah 13,5 gram. Konsumsi tinggi alkohol banyak ditemukan di negara maju
Benua Eropa dan Amerika, sementara Asia Tenggara merupakan regio dengan
konsumsi alkohol terendah bersama Mediterania Timur. Namun ternyata
terjadi peningkatan presentasi konsumsi alkohol yang tidak tercatat pada
negara dengan konsumsi yang rendah sebanyak 50% untuk Asia Tenggara dan
hampir 100% untuk Mediterania Timur. Hal ini menunjukkan semakin
rendahnya konsumsi alkohol yang tercatat secara legal, semakin tinggi
pembuatan alkohol secara ilegal di negara-negara tersebut. Pemanfaatan
alkohol secara berbahaya merupakan “faktor penyebab untuk lebih dari 60
jenis utama penyakit dan cedera dan mengakibatkan hampir 2,5 juta kematian
setiap tahunnya“.

Di Indonesia belum ada angka pasti yang menunjukkan besarnya insidensi


keracunan metanol biasanya dihubungkan dengan eksposure dari zat toksik
yang diperoleh di tempat kerja, konsumsi zat atau makanan yang mengandung
toksin, atau akibat penggunaan obat-obatan sitemik.

Tanda awal keracunan metanol berupa gangguan penglihatan. Berawal dari


pandangan yang mulai kabur lalu berkembang menjadi sempitnya
lapang pandang, kadang-kadang dapat terjadi kebutaan total. Metanol
menyebabkan demyelinisasi serabut syaraf milik nervus optikus, sehingga
terjadi penurunan visus. Saat semakin parah, nervus optikus akan mengalami
atrofi dan memberikan tampilan berupa diskus
pucat.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang gangguan kesehatan atau penyakit
kerja akibat senyawa alkohol, contohnys metanol.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh metanol?
2. Bagaimana metanol meracuni tubuh?
3. Apa saja contoh penyakit yang diakibatkan oleh metanol?

C. TUJUAN
1. Mengetahui penyakit-penyakit akibat paparan metanol.
BAB II

PEMBAHASAN

A. BAHAYA METANOL TERHADAP KESEHATAN


1. Organ Sasaran
Mata, darah, ginjal, hati, saluran napas bagian atas, kulit, sistem saraf tepi,
sistem saraf pusat, saraf optic .
2. Rute Paparan
a. Paparan Jangka Pendek
 Terhirup
Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran napas, batuk, pusing,
sakit kepala, mual, lemah, gangguan penglihatan. Menghirup udara yang
mengandung kadar metanol tinggi dapat menyebabkan iritasi membran
mukosa, sakit kepala, rasa mengantuk, mual, kehilangan kesadaran,
gangguan saluran cerna dan penglihatan, bahkan kematian.
 Kontak dengan Kulit
Jika terkena kulit dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi kering
dan kemerahan.
 Kontak dengan Mata
Jika terkena mata dapat menyebabkan iritasi mata, mata nyeri dan
kemerahan. Jika mata terkena cairan metanol atau uap metanol dengan
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi, mata berair, dan terbakar .
 Tertelan
Jika tertelan dapat menyebabkan nyeri perut, napas pendek, muntah,
kejang, tidak sadarkan diri, kebutaan, kematian . Menelan metanol
walaupun hanya sedikit, dapat menyebabkan kebutaan (Neuropati optic
toksik) atau kematian. Efek sub letal dapat berupa mual, sakit kepala,
nyeri perut, muantah, gangguan penglihatan yang bervariasi dari
pandangan buram hingga sensitif terhadap cahaya.

b. Paparan Jangka panjang


 Terhirup
Menghirup metanol dalam jangka panjang dapat menyebabkan sakit
kepala, mual, dan pusing. Terpapar metanol dalam kadar tinggi di udara
(>800 ppm) dapat terakumulasi, yang pada beberapa orang dapat
menyebabkan kerusakan mata. Paparan berulang dapat menyebabkan
keracunan sistemik, gangguan pada otak, gangguan penglihatan, dan
kebutaan. Dapat pula memperburuk kondisi emfisema atau bronkitis.
 Kontak dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang dapat
menyebabkan kulit mengalami dermatitis ,
kulit kering, dan kulit pecah-pecah.

 Kontak dengan Mata


Terpapar metanol dalam konsentrasi tinggi
(>800 ppm) di udara dapat terakumulasi dan
pada beberapa orang dapat menyebabkan kerusakan mata.
 Tertelan
Paparan berulang atau paparan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan organ target .

B. BAGAIMANA METANOL MERACUNI TUBUH


Dalam tubuh metanol akan dimetabolisme di liver oleh enzim Alkohol
Dehidrogenase ( DHA ) menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim
Formaldehide dehidrogenase ( FDH ) diubah menjadi asam format. ,
Kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh
terutama asam format.

Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi


dalam cairan tubuh korban karena formaldehida yang terbentuk sangat
cepat diubah menjadi asam format ( waktu paruh 1-2 menit ) dan
selanjutnya diperlukan waktu yang cukup lama ( kurang lebih 20 jam )
oleh enzim 10-formyl tetrahydrofolate synthetase ( F-THF-S ) untuk
mengoksidasi asam format menjadi senyawaKarbon dioksida dan air,
sehingga ditemukan adanya korelasi antara konsentrasi asam format dalam
cairan tubuh dengan kasus keracunan metanol.

Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol tergantung dari besarnya


kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik minimum ( kadar keracunan
minimal ) metanol lebih kurang 100 mg / kg dan dosis fatal keracunan
metanol diperkirakan 20 – 240 ml ( 20 – 150 g ).
C. CONROH PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH METANOL
Neuropati Optik Toksik Akut Metanol
Neuropati optik toksik adalah gangguan penglihatan akibat kerusakan
nervus optik yang terjadi setelah terpapar zat toksik. Berbagai jenis zat
toksik dapatmenyebabkan neuropati optik toksik, seperti metanol, karbon
monoksida, sianida, timah, air raksa, etambutol, isoniazid, agen
antineoplastic seperti cisplatin dan vinkristin, serta zat toksik lainnya.

Neuropati optic toksik akut yang disebabkan alkohol atau metanol, perlu
perhatian khusus. Mula-mula pasien mengeluh nausea dan vomitus saat
terjadinya keracunan metanol. Setelah 18-48 jam, pasien mulai mengalami
gangguan pernafasan, sakit kepala, gangguan penglihatan, sakit perut, dan
kelemahan umum. Pasien dapat mengalami koma dan kematian akibat
gagal nafas. Gangguan penglihatan berupa visus turun, skotoma
sekosentral yang sangat luas, bahkan dapat menyebabkan kebutaan

Penatalaksanaan intoksikasi methanol adalah langsung dengan


menghentikan paparan terhadap metanol. Koreksi asidosis metabolic dan
hemodialisis juga memiliki peran yang penting. Toksisitas metanol
sebagian besar merupakan proses inflamasi, sehingga steroid dosis tinggi
intravena diberikan pada kasus akut untuk menekan proses inflamasi pada
nervus optik dengan menghambat proses demyelinisasi, sehingga
diharapkan dapat mencegah kebutaan permanen.

Jenis minuman adalah jenis alcohol terakhir yang pasien konsumsi. Jenis
minuman dikategorikan menjadi alkohol, oplosan, campuran alkohol
dengan minuman bersoda atau minuman berenergi, brendi dan wiski.
Terapi inisial yang diberikan dikategorikan menjadi metilprednisolon
intravena, metal prednisolon intravena kombinasi dengan hemodialisis,
metilprednisolon oral, dan neurotropik. Keberhasilan terapi ditandai
dengan adanya peningkatan tajam penglihatan setelah terapi, baik berupa
lambaian tangan atau hitung jari atau peningkatan 1 baris Snellen chart.

Tiga prinsip utama tata laksana intoksikasi metanol terdiri dari koreksi
asidosis metabolik, menghambat metabolism metanol, dan eliminasi
metabolit toksik. Asidosis metabolik dikoreksi dengan pemberian
bikarbonat. Metabolisme methanol dihambat dengan pemberian fomepizol
atau etanol. Metabolisme dan eliminasi asam format ditingkatkan dengan
pemberian asam folat. Hemodialisis dibutuhkan untuk mengoreksi
kelainan metabolik berat dan meningkatkan eliminasi metanol dan asam
format. Indikasi hemodialisis terutama pada pasien dengan gagal ginjal,
asidosis dengan pH <7,3, atau konsentrasi metanol melebihi 50 mg/dl.

CONTOH KASUS

Ada kasus seperti ini di RS. Islam Surakarta. Seorang laki-laki umur 30
tahun datang dengan keluhan kedua mata gelap dan tidak dapat melihat
sama sekali. Dia sempat dirawat di RS. Islam Surakarta selama dua hari
dengan cedera kepala. Dia kemudian dipulangkan karena sudah ada
perbaikan.

Hanya saja, setelah di rumah selama dua hari, penglihatannya semakin


kabur.Bahkan, sehari belum masuk rumah sakit untuk yang kedua kali,
kedua matanya gelap. Pada permeriksaan tajam penglihatan, analisanya
VODS = 0 (no ligh perception) dengan pupil mid dilatasi, dan reflek
cahaya kedua pupil minimal. Gambaran diskus optikus
sedikit edemadan hiperemi, retina edema.

Setelah dilakukan pemeriksaan, penderita didiagnosa Neuropati Optik


Toksik karena alkohol. Penderita lalu dirawat di RS. Islam Surakarta dan
mendapatkan pengobatan steroid, neuro protector, dan pengobatan syaraf
mata. Selain itu juga dilakukan hemodialis atau cuci darah sebanyak
empat kali. Setelah menjalani perawatan selama dua minggu, penderita
berangsur-angsur dapat melihat dan pulang dengan tajam penglihatan
(visus) 3/60. Kemudian, penderita diperbolehkan rawat jalan. Setelah satu
bulan berjalan, tajam penglihatannya menjadi 6/I2.

Penyakit neuropati optik toksik termasuk kategori penyakit mata yang


bersifat emergency atau kegawatan. Penanganan yang kurang cepat dan
serius dapat menyebabkan kebutaan yang bersifat permanen. Pada pasien
tersebut, saat masuk rumah sakit yang pertama akibat kecelakan karena
mabuk, hanya didignosa cedera kepala dan kurang menanggapi keluhan
matanya sampai saat dipulangkan. Sehingga, setelah di rumah dua hari,
penglihatannya semakin gelap.

Dr. Rahajo Kuntoyo Sp.M - RS. Islam Surakarta

Senin, 18 Mei 2015 - 08:12:08 WIB

D. FASE-FASE EFEK TOKSIK AKIBAT PAPARAN METANOL


1. Fase pertama adalah Penekanan sistem saraf pusat : Dapat terjadi dalam 30
menit- 2 jam, intoksikasi dapat terjadi dalam durasi yang lebih pendek
daripada intoksikasi oleh etanol
2. Fase kedua adalah fase laten tanpa gejala, mengikuti depresi sistem saraf
pusat : Dalam 48 jam setelah diminum, pasien mungkin belum
menunjukkan tanda-tanda keracunan, walaupun gejalanya mungkin
berbeda secara individual.
3. Fase ketiga terjadi asidosis metabolik berat: Pada fase ini metanol telah
dimetabolisme menjadiasam format dan menyebabkan metabolik asidosis
(meningkatnya keasaman darah), yang dapat menyebabkan mual, muntah,
pusing, dan mungkin sudah mulai ada tanda-tanda gangguan penglihatan.
4. Fase keempat adalah toksisitas pada mata, diikuti dengan kebutaan, koma,
dan mungkin kematian: Gangguan visual/penglihatan umumnya terjadi
pada 12-48 jam setelah minum, dan range-nya bervariasi, dari mulai tidak
tahan cahaya (fotofobia), kabur atau berkabut, sampai kebutaan.

E. GEJALA YANG TIMBUL AKIBAT KERACUNAN METANOL.


1. Pada saluran cerna yang masuk melalui mulut dengan gejala- gejala: sakit
perut, mual dan muntah-muntah dan selanjutnya terjadi depresi susunan
syaraf pusat dan akan terlihat gejala-gejala yang mirip dengan gejala-
gejala keracunan alkohol (etanol) : sakit kepala, pusing, sakit otot, lemah,
kehilangan kesadaran dan kejang-kejang ini berlangsung selama 12 – 24
jam. Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat
pertolongan yang tepat akan terjadi :
 Kerusakan syaraf optik dengan gejala-gejala : dilatasi pupil,
penglihatan menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen
 Metabolisme acidosis dengan gejala-gejala : mual, muntah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah
menurun, syok kemudian koma dan akhirnya meninggal .
2. Terhirup / inhalasi dengan gejala-gejala : iritasi selaput lendir, sakit kepala,
telinga berdengung, pusing, sukar tidur, bola mata bergerak bolak balik,
pelebaran bola mata / dilatasi pupil, penglihatan kabur, mual, muntah,
kolik dan sulit buang air besar.
3. Terkena kulit menyebabkan kulit menjadi kering, gatal-gatal dan iritasi
4. Terkena mata dapat menyebabkan iritasi dan gangguan penglihatan .

F. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN METANOL


1. Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika
dibutuhkan. Jika mengalami kesulitan bernapas, berikan oksigen. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Terhirup serius: Segera pindahkan korban ke
tempat yang lebih aman. Longgarkan pakaian
yang melekat ketat, seperti kerah baju, dasi,
atau ikat pinggang. Jika mengalami kesulitan
bernapas, berikan oksigen. Jika tidak
bernapas, resusitasi dari mulut ke mulut.
Namun perlu diperhatikan kemungkinan bahaya dilakukannya pertolongan
resusitasi dari mulut ke mulut jika korban menghirup bahan yang beracun,
menginfeksi, atau korosif. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat .

2. Kontak dengan Kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air mengalir yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya
selama 15-20 menit. Beri emollient pada bagian kulit yang teriritasi. Bila
perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak kulit serius:


Cuci kulit menggunakan sabun desinfektan
dan beri krim antibakteri
pada bagian kulit yang terkena bahan. Segera
bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.

3. Kontak dengan Mata


Segera cuci mata dengan air mengalir yang banyak, sekurangnya selama
15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan
bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat .
4. Tertelan
Menelan metanol berpotensi mengancam jiwa. Mula timbulnya (onset)
gejala dapat tertunda selama 18 hingga 24 jam setelah menelan metanol.
Jangan lakukan induksi muntah, kecuali ada instruksi dari petugas
kesehatan. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak
sadarkan diri. Longgarkan pakaian yang melekat ketat, seperti kerah baju,
ikat pinggang, atau dasi. Bersihkan mulut menggunakan air bersih. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat .

G. BATAS PAPARAN DAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI


1. Ventilasi
Pada area yang tertutup, perlu disediakan ventilasi lokal dan umum untuk
menjaga konsentrasi bahan di udara tetap berada di bawah batas yang
diijinkan. Sistem ventilasi harus sesuai standard yang berlaku.
2. Perlindungan Mata
Kenakan pelindung wajah dan
kacamata pengaman. Gunakan
peralatan pelindung mata yang
telah teruji dan sesuai standard
pemerintah . Sediakan kran pencuci mata darurat serta semprotan air deras
dekat dengan tempat kerja.
3. Pakaian
Kenakan pakaian pelindung lengkap untuk mencegah kontak bahan pada
kulit. Jenis perlengkapan pelindung harus disesuaikan dengan jumlah dan
kadar bahan berbahaya di lingkungan kerja.
4. Sarung tangan
Kenakan sarung tangan saat menangani bahan. Di rekomendasikan
penggunaan sarung tangan yang terbuat dari karet butil atau nitril. Sarung
tangan harus diperiksa sebelum digunakan. Saat melepaskan sarung tangan,
hindarkan menyentuh permukaan sarung tangan untuk mencegah terjadinya
kontak bahan melalui kulit. Buanglah sarung tangan yang sudah
terkontaminasi bahan sesuai ketentuan yang berlaku dan praktek
laboratorium yang baik. Lalu cuci dan keringkan tangan.
5. Respirator
Jika penilaian risiko menunjukkan bahwa respirator pemurni udara sudah
cukup memadai, kenakan respirator dengan penutup seluruh wajah dengan
kombinasi multifungsi. Gunakan respirator dan komponen yang telah teruji
dan disetujui sesuai standard pemerintah.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa digunakan
sebagai pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol dalam proses
denaturasi sehingga etanol menjadi toksik. Metanol merupakan senyawa kimia
yang sangat beracun bila dibandingkan dengan etanol.

Metanol sering disalah gunakan sebagai bahan pembuat minuman keras. Ia


digunakan sebagai pengganti etanol karena disamping harganya yang relatif lebih
murah juga akibat ketidak pahaman akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
kedua zat tersebut, sehingga banyak yang beranggaban bahwa sifat dan fungsi
metanol adalah sama, sehingga orang yang sudah kecanduan minuman keras dan
kurang memiliki dana untuk membeli minuman keras yang legal cenderung
membuat atau membeli minuman keras yang illegal yaitu minuman keras oplosan
yang dicampur dengan metanol.

Didalam tubuh metanol mudah teranbsorbsi dan dengan cepat akan terdistribusi
kedalam cairan tubuh. Keracunan Metanol dapat menimbulkan gangguan
kesadaran( inebriation ). Metanol sendiri sebenarnya tidak berbahaya, yang
berbahaya adalah metabolitnya dan dapat menyebabkan asidosis metabolic,
kebutaan yang permanen serta kematian dapat terjadi setelah periode laten selama
6 – 30 jam.

Dari berbagai kasus keracunan minuman keras yang terjadi pada masyarakat
terlihat dari hasil pemeriksaan sisa sample ataupun otopsi mayat korban, ternyata
selain etanol ditemukan metanol didalamnya dan korban dinyatakan oleh dokter
mengalami keracunan metanol.

DAFTAR PUSTAKA

http://dokterpost.com/tatalaksana-spesialistik-intoksikasi-metanol/
https://id.wikipedia.org/wiki/Metanol
https://www.scribd.com/doc/284299569/makalah-toksikologi
http://www.smallcrab.com/kesehatan/679-keracunan-akibat-
penyalahgunaan-metanol-
http://ik.pom.go.id/v2014/katalog/METANOL.pdf.
Reynolds, James. Martindale The Extra Pharmacopoeia Thirty first
edition. London.
Siker Informasi Keracunan (SIKer) Badan POM, Pedoman
Penatalaksanaan Keracunan Untuk Rumah Sakit.
Nabila, Norma, 2011. Pengaruh Pemberian Metanol Dan
Etanolterhadap Tingkat Kerusakan Sel Hepar Tikus Wistar. FK :
Universitas Diponegoro.
Riawan, S.. 2010. Kimia Organik. Binapura aksara: Tangerang.
Mas Putrawati, dkk.. 2012. Visual Acuity of Methanol Intoxicated
Patiens Before and After Hemodialysis, Methylprednisolone and
Prednisone Therapy. Universitas Udayana : Bali. Vol. 7 No.4

Anda mungkin juga menyukai