Anda di halaman 1dari 4

Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Subroto

Universitas YARSI

Nama: Aswan Bagastoro


NPM: 1102014045

Sinopsis Kehamilan Sungsang

Kehamilan sungsang merupakan kehamilan dengan presentasi bagian bawah berupa bokong
ataupun kaki pada jalan lahir. Pada trimester pertama dan kedua kehamilan sungsang tidak ada arti
klinis secara pasti. Pada Trimester ketiga diagnosis kehamilan sungsang bias dilakukan dengan
cara pemeriksaan fisik melalui status generalis dan status obstetri. Status obstetri dibagi lagi
menjadi pemeriksaan luar yaitu leopold 1 untuk menilai tinggi fundus, leopold 2 untuk
menentukan letak punggung sebelah kiri atau kanan, leopold 3 untuk menentukan presentasi
kepala bokong, leopold 4 untuk menentukan seberapa jauh bagian bawah janin memasuki pintu
atas panggul serta pemeriksaan perlimaan. Pemeriksaan dalam berupa inspeksi daerah
vulvovaginal dan introitus vagina, inspekulo vagina dan porsio untuk melihat ostium uretra
eksternum, dan pemeriksaan vaginal touche untuk menilai konsistensi, arah, dan pembukaan
serviks serta vagina. Status obstetric yang lain juga terdapat pelvimetri untuk menilai kesan normal
atau patologis dari pintu atas panggul pintu tengah panggulm dan pintu bawah panggul. Di
Indonesia terdapat pembagian normal, suspek cephalopelvic disproportion (CPD), dan
cephalopelvic disproportion (CPD). Selain diagnostik, pada trimester ketiga juga dapat dilakukan
tatalaksana secara konservatif dan aktif dan juga edukasi.

Manajemen 10 langkah untuk penatalaksaan sungsang dibagi menjadi anamnesis untuk menilai
kesadaran umum dan faktor resiko ibu maupun janin, pemeriksaan fisik untuk menilai kesadaran
umum, komposmentis, tanda tanda vital dan contoh gambar, pemeriksaan penunjang, diagnosis
kerja maupun diagnosis banding, penatalaksanaan mencangkup diagnosis lain yaitu hasil lab dan
MRI, terapi, dan edukasi. Lima selanjutnya dalam bagian manajemen 10 langkah adalah indikasi,
kontraindikasi, syarat, cara dan komplikasi dengan penatalaksanaanya.
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Subroto
Universitas YARSI

Nama: Aswan Bagastoro


NPM: 1102014045

Sinopsis Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat
wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. JKN berlaku bagi
seluruh Indonesia dibawah pengawas Badan Pengawasan (BP) dan seluruh rakyat sebagai
penerima jasa JKN.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan program yang di selenggaraan oleh JKN.
BPJS badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri
dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Adapun hierarki badan pembuat peraturan yang
mengatur kegiatan dokter di Indonesia dimulai dari yang paling utama yaitu Agama, Etika,
Pancasila, UUD 1945, UU, Keputusan Presiden, PP, Permenkes, Organisasi, Rakyat. BPJS sendiri
ada dibawah kuasa UU dan langsung berhubungan dengan presiden. Presiden mengatur jalanya
Kementrian yang sejajar dengan Fakultas Kedokteran. Diawah Kementrian terdapat Peraturan
Menteri Kesehatan (PERMENKES) yang sejajar dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dibawah
PERMENKES terdapat diklat yang menjadi penghubung antara Rumah Sakit (RS) dan Profesi.
Diklat mengurus jalanya dokter dokter yang bekerja dirumah sakit seperti dokter umum, dokter
spesialis, PPDS, Co-Ass. Dokter berhubungan langsung dengan pasien yang memerlukan
tatalaksana. Tatalaksana pasien diatur langsung oleh jalanya BPJS. Jika pasien sudah di tatalaksana
berlangsung klaim honor yang disebut juga dengan Fee for Service (FFS).
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Subroto
Universitas YARSI

Nama: Aswan Bagastoro


NPM: 1102014045
Sinopsis Ultrasonografi (USG)

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) merupakan suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan
bersifat independen, yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. KKI mempunyai fungsi dan
tugas yaitu melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi
dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran
yang dilaksanakan bersama lembaga terkait dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.
KKI membuat Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 yang mengatur kegiatan USG
Obstetri, CTG, dll. Kegiatan ini tidak langsung sebagai tindakan yang preventif sehingga dapat
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal (AKP). USG Obstetri
dilakukan berdasarkan klinis yang dialami pasien. Setelah itu penatalaksanaanya tentunya
berdasarkan manajemen 5 langkah yaitu indikasi, kontrakindikasi, Syarat, Cara, komplikasi dan
penatalaksanaan komplikasi. Kurikulum USG Obstetri dibuat oleh Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia lalu disederhanakan oleh dokter OBGYN yang melakukan tindakan USG.

USG dilaksanakan ketika trimester 1, trimester 2 yaitu antara 18-22 minggu untuk melakukan
skrining, trimester 3, inpartu, dan post partum. Sumber Daya Manusia (SDM) yang melakukan
tindakan USG yaitu paramadeis dan dokter. Dokter yang yang menjadi operator USG harus
mempunyai kompetensi berdasarkan Uji Awal, Teori yang berlanjut menjadi uji tengah, demo
pada phantom dan pasien, praktek sehari-sehari untuk meningkatkan jam terbang melatih hard skill
dan soft skill, adapun ujian terakhir yaitu OSCE sebagai penguji kompetensi dokter yang
menjalankan praktek USG.

Terdapat 10 prinsip USG yaitu yang pertama USG adalah suara yang diubah menjadi gambar,
kedua bidang potong USG selalu lateral atau anterposterior atau transversal, Ketiga adalah organ
yang ingin dilihat oleh USG selalu tegak lurus dengan bidang potong, Keempat terdat beberapa
hal yang menjadi standar bidang ukur USG yaitu pengurukan menggunakan satuan millimeter
(mm) yang dibulatkan menjadi 1 jika satuan diatas 0,5 dan menjadi 0 jika satuan dibawah 0,5,
volume, area atau lingkaran dan index. Kelima MI dibawah 1 dan TH dibawah 1, Keenam Fokus
USG selalu 1, Ketujuh Power kurang dari 100%, Kedelapan terdapat 2 pengaturan gain yaitu Time
Gain Composition (TGC) atau Fixed. Kesembilan hasil USG harus selalu di print, kesepuluh tidak
boleh melupakan etika dan medikolegal kompetensi USG.
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Subroto
Universitas YARSI

Nama: Aswan Bagastoro


NPM: 1102014045
Sinopsis Kardiotokografi

Kardiotokografi adalah suatu metode elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dalam
kehamilan dan atau dalam persalinan. Indikasi dilakukanya kardiotokografi adalah jika ibu
perdarahan, terdapat infeksi TORCH, pre-eklamsi/eklamsi, ketuban pecah dini, diabetes mellitus,
kehamilan lebih dari 40 minggu dan inkompabilitas rhesus/ABO. Adapun indikasi kardiotokografi
untuk janin jika pertumbuuhan terlambat, gerakan janin berkurang, plasenta previa, dan kehamilan
ganda. Alat kardiotokografi di terapkan oleh dokter atau paramedic yang kompeten. Alat
kardiotokoografi terdiri dari tokometer, penanda gerak janin, transduser USG, kertas rekam KTG,
dan layer pemantau.

Hal yang dicatat oeh kardiotokografi berupa Denyut Jantung Janin (DJJ). Karakteristik DJJ sendiri
terdiri dari DJJ basal yang dapat terbagi lagi menjadi variabilitas jangka pendek maupun jangka
Panjang dan frekuensi basal takikardi maupun bradikardi, Perubahan periodik akselerasi seragam
ataupun bervariasi atau deselerasi dini, lambat, dan variabel.

Pada praktik kardiotokografi terdapat Contraction Stress Test (CST) untuk menilai gambaran
denyut jantung janin dalam hubungannya dengan kontraksi uterus. Intepretasi CST yaitu negatif,
positif, hiperstimuli, mencurigakan dan tidak memuaskan. Kontraindikasi CST terbagi dua yaitu
kontraindikasi reaktif seperti ketuban pecah dini, kehamilan post term dan CPD, kontraindikasi
absolut yaitu ruptur uteri dan perdarahan antepartum.

Non Stress Test (NST) yaitu untuk menilai gambaran denyut jantung janin dalam hubungannya
dengan kontraksi uterus. Adapun intepretasi NST yaitu reaktif, non-reaktif, meragukan, dan
abnormal.

Anda mungkin juga menyukai