html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut,memiliki batu empedu. Kadang
suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kolesistitis diantarannya: Faktor biologi (jenis kelamin), faktor lingkungan, faktor
penyakit.
Kolesistitis juga merupakan keadaan yang membuat 10% hingga 25% pasien harus
menjalani pembedahan kandung empedu. Bentuk yang akut lebih sering ditemukan di antara
wanita yang berusia pertengahan; bentuk kronis di antara manula. Kolesistitis dengan
penanganan yang baik mempunyai prognosis yang cukup baik.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan kolesistitis atau radang kandung empedu?
b. Apa saja penyebab terjadi kolesistitis?
c. Bagaimana patofisologi Kolesistitis?
d. Bagaiamana asuhan keperawatan pada pasien kolesistitis?
1.3.Tujuan
Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kolesititis hingga penyebab juga asuhan
keperawatan pada pasien kolesistitis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kolesistitis
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua
klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker,2011).
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu. Kolesistitis adalah radang
kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu disertai
keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu
kolesistitis akut serta kronik. (Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).
Kolesistitis akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu,biasanya merupakan
akibat dari adanya batu empedu di duktus sistikus,yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan
nyeri yang luar biasa.
Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu,yang
ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat.
2.2. Etiologi
Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut,memiliki batu empedu. Kadang
suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kolesistitis :
Faktor Biologi Jenis kelamin
Faktor Lingkungan
Faktor Penyakit
DS :
2. - Klien mengatakan tidak Inflamasi kekurangan
nafsu makan, terasa mual. Nyeri kebutuhan
DS :
3. - Klien mengatakan badan Sirosis hati, Thalasemia Intoleran
terasa lemas, hanya dapat aktivitas
duduk dan tidur saja. Hemolisis
DO :
- Klien tampak lemah dan Anemia
lemas.
- Klien hanya tampak duduk Pucat,lemas
dan berbaring
- Aktifitas klien dibantu
intoleran aktivitas
DS:
4. Klien mengatakan badannya Pertumbuhan bakteri Hipertermi
panas dan menggigil. (ex: E.Coli
DO: Inflamasi
Suhu : > 37oC
Klien terlihat menggigil Adanya respon imun
Nafas cepat
Peningkatan jumlah
leukosit (sel darah putih
menyerang kuman)
Hipertermi
c. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
Intoleran aktivitas
Hipertermi
d. Perencanaan
I. Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri
1) Jangka pendek (1x24 jam).
Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri
Klien tampak lebih segar
2) Jangka panjang (3x24 jam)
Dapat melakukan aktifitas secara mandiri Jangka pendek (1x24 jam).
Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri
Klien tampak lebih segar
II. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah.
Tujuan : Untuk melaporkan mual /muntah hilang.
Perkirakan/ hitungan pemasukan kalori.
Timbang sesuai indikasi.
Kaji makanan kesukaan/ketidaksukaan pasien.
Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan berbau.
Tawarkan minuman seduhan saat makan, bila toleran.
Kolaborasi dalam pemberian diet dengan ahli gizi.
III. Intoleran aktivitas berhubungan dengan pucat dan lemas
Tujuan :
1) Jangka Pendek (1x24 jam)
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi.
Klien tampak segar
2) Jangka panjang (3x24 jam)
Porsi makan satu porsi habis
Bertambahnya nafsu makan
Klien tampak segar
BB menurun
IV. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
Tujuan : untuk menurunkan suhu tubh kembali normal
S : Klien tampak
mengerti tentang
dibantunya dalam
melakukan
aktifitas yang
berat.
Klien tampak
mengerti
Masalah teratasi
Intervensi
dihentikan
4. Hipertermi berhubungan Memberikan kompres hangat Klien mengatakan
dengan reaksi inflamasi pada daerah aksila tidak merasa
panas lagi dan
Anjurkan klien banyak tidak menggigil
minum air putih Klien tampak
segar
Kolaborasi dalam pemberian Masalah teratasi
obat antipiretik dan Intervensi
antibiotik dihentikan
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu yang disebabkan oleh batu
empedu, yaitu pada duktus sisiskus yang menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan
aliran darah dan limfe.
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua
klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker,2011).
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu. Kolesistitis adalah radang
kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu disertai
keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu
kolesistitis akut serta kronik. (Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).