Anda di halaman 1dari 5

2.

karakteristik pengaturan kecepatan


C. Karakteristik Pengaturan Kecepatan
1) Tegangan Suply Tetap (80% tegangan nominal motor); R2 tetap dan Beban Motor Bervariasi
a) Buat rangkaian seperti terlihat pada diagram rangkaian dan atur hubungan motor menjadi
hubungan Delta.
b) Laksanakan prosedur starting motor seperti point A3.
c) Atur tegangan suply sampai mencapai 80 % dari tegangan nominal motor.
d) Atur beban motor dengan menggunakan Torsimeter dari beban 1 Nm sampai beban nominal
dari motor sesuai dengan name plate dari motor.
e) Ukur kecepatan dengan menggunakan Tachometer Digital dan amati semua hasil pengukuran
dari alat ukur yang terpasang setiap perubahan besar beban.
f) Hitung besarnya daya output dan effisiensi motor.
2) Tegangan Suply Bervariasi; R2 tetap dan Beban Motor Tetap
a) Buat rangkaian seperti terlihat pada diagram rangkaian dan atur hubungan motor menjadi
hubungan Delta.
b) Laksanakan prosedur starting motor seperti point A3.
c) Atur beban motor dengan menggunakan Torsimeter sampai mencapai 2 Nm dan selama
pengukuran besar beban tersebut dibuat konstan.
d) Atur tegangan suply motor dari tegangan nominal 220 V sampai mencapai 80 % dari
tegangan nominal motor.
e) Ukur kecepatan dengan menggunakan Tachometer Digital dan amati semua hasil
pengukuran dari alat ukur yang terpasang untuk setiap perubahan tegangan suply.
f) Hitung besarnya daya output dan effisiensi motor.
3) Tegangan Suply Tetap (220 V); R2 Bervariasi dan Beban Motor Tetap
a) Buat rangkaian seperti terlihat pada diagram rangkaian dan atur hubungan motor menjadi
hubungan Delta.
b) Laksanakan prosedur starting motor seperti point A3.
c) Atur beban motor dengan menggunakan Torsimeter sampai mencapai 2 Nm dan selama
pengukuran besar beban tersebut dibuat konstan.
d) Atur Rotor Starter (R2) dari kondisi tahanan minimum sampai tahanan maksimum
e) Ukur kecepatan dengan menggunakan Tachometer Digital dan amati semua hasil
pengukuran dari alat ukur yang terpasang setiap perubahan besar beban.
Tabel 2.1 Karakteristik Pengaturan Kecepatan

(Tegangan supply tetap 80% dari Nominal Motor; R2 tetap;Beban bervariasi)

Measured Values

No I1 (A) PR (W) PT (W) I2 (A) M (Nm) N (rpm) osc

1 3.2 -215 370 0.1 0 1486

2 3.5 -55 510 0.2 2 1418

3 4.3 130 690 0.2 4 1393

4 5.6 270 890 0.1 6 1344

5 6.6 430 1100 1 8 1282

CALCULATED VALUES

Pin (W) Pout (W) Ŋ (%) I2rms f2 (Hz) Tg ϕ Cos ϕ


Tabel 2.2 Karakteristik Pengaturan Kecepatan (Tegangan Bervariasi ; R2 tetap ; Beban Tetap)

Measured Values

V I1 (A) PR (W) PT (W) I2 (A) M (Nm) N (rpm) osc

220 5.3 -280 830 1 2 1458

210 4.7 -210 720 1 2 1456

220 4.2 -145 630 1 2 1454

190 3.8 -90 550 0.6 2 1448

180 3.6 -60 500 0.6 2 1458

CALCULATED VALUES

Pin (W) Pout (W) Ŋ (%) I2rms f2 (Hz) Tg ϕ Cos ϕ

Tabel 2.3 Karakteristik Pengaturan Kecepatan (Tegangan Supply 220v; R2 Bervariasi;Beban tetap)
Measured Values

R2 I1 (A) PR (W) PT (W) I2 (A) M (Nm) N (rpm) osc

5 5.3 -280 820 2 1497

4 5.2 -300 830 2 1397

3 5.2 -305 850 2 1361

2 5.2 -310 850 2 1323

1 5.2 -320 840 2 1214

CALCULATED VALUES

Pin (W) Pout (W) Ŋ (%) I2rms f2 (Hz) Tg ϕ Cos ϕ

B. Analisis Percobaan
Dari hasil percobaan kami, dapat dambil bahwa dalam merubah kecepatan putar
motor dapat dilakukan dengan cara 3 hal yaitu merubah nilai Beban (M), merubah nilai
Tegangan Supply (Vin), dan merubah nilai hambatan (R), Bahwa ketiganya dapat
mempengaruhi kecepatan putar motor apabila berubah.

Dengan cara merubah nilai besaran beban (M), hal ini dapat dibuktikan dari hasil
percobaan yang telah dilakukan, dimana kecepatan motor (N) berubah mengikuti
perubahan nilai beban. Semakin kecil nilai beban maka kecepatan putar motor akan
semakin cepat, dan arusnya lebih kecil daripada saat motor terbebani, hal ini dapat
dibuktikan dari hasil percobaan pada tabel 2.1 di atas, dimana pada saat motor dibebani
sebesar 0Nm, kecepatan motor mencapai 1486rpm. Sedangkan pada saat beban motor
dinaikkan, maka kecepatan motor akan menurun, namun arus yang mengalir akan
semakn besar. Hal ini dibuktikan dari tabel hasil percobaan, dimana pada saat beban
motor dinaikkan sebesar 8Nm, kecepatan motor mencapai 1282rpm dan arus yan g
mengalir sebesar 6.6A.

Dengan cara merubah nilai Tegangan Supply (Vin) pada saat melakukan
pengaturan kecepatan putaran motor, dapat dilakukan dengan cara merubah tegangan
supply motor. Berdasarkan tabel 2.2, dapat diketahui bahwa pada saat motor diberi
tegangan yang semakin besar maka kecepatan motor akan semakin meningkat. Sebagai
contoh dari tabel 2.2, pada saat motor diberi tegangan supply 180v, maka kecepatan
motor mencapai 1444rpm, dan arusnya 3.16A, dan apabila tegangan supply dinaikkan
menjadi 220v, maka kecepatan motor juga akan meningkat menjadi 1458rpm, dan
arusnya pun juga akan meningkat menjadi 5.3A .

Dengan cara merubah nilai Hambatan (R), berdasarkan hasil percobaan yang
telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa pengaturan kecepatan motor dapat dilakukan
dengan cara merubah nilai Hambatan (R) dengan cara merubah posisi rotor starter (R).
Hal ini dibuktikan dari tabel 2.3 yang diperoleh dari hasil percobaan. Pada saat nilai R
dinaikkan dengan cara merubah selektor Rotor Starter, maka kecepatan motor juga akan
meningkat, dan apabila nilai R diturunkan, maka kecepatan motor juga akan berubah
menjadi melambat. Sebagai contoh nilai pada tabel 2.3, pada saat nilai R disetting di
nilai 1, maka kecepatan motor sebesar 1214 rpm dan pada saat nilai R dinaikkan ke nilai
5, maka kecepatan motor juga akan meningkat menjadi 1497rpm.

Anda mungkin juga menyukai