Anda di halaman 1dari 15

Materi Pertemuan Ke-10

“Expenses”
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi )

Disusun oleh:
Sonya Purnama 120110150015
Moh.Husain Syahriar 120110150064
Aep Pudin 120110150071

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017

i
Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat


Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi. Dan tak lupa shalawat serta salam tetap
tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi di program
studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung. Makalah
ini ditulis dan disusun berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi bertujuan agar
dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal terkait materi expenses dalam teori
akuntansi. Dalam penyusunan makalah ini kami sampaikan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Teori Akuntansi dan kepada rekan-rekan yang telah ikut
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga dalam penyusunan makalah selanjutnya kami dapat
menyusunnya lebih baik lagi.

Bandung, 12 September 2017

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................................................. iii
BAB I .................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.2.1 Apa pengertian Beban? ................................................................................................. 2
1.2.2 Bagaimana Pengakuan terhadap Beban? ..................................................................... 2
1.2.3 Bagaimana Pengukuran terhadap Beban? .................................................................... 2
1.2.4 Bagaimana konsep penandingan (Matching)? .............................................................. 2
1.3 Tujuan Penullisan ................................................................................................................. 2
1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian beban ...................................................................... 2
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pengakuan terhadap beban .......................................... 2
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengukuran terhadap beban.......................................... 2
1.3.4 Untuk mengetahui konsep penandingan (Matching) .................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Beban ....................................................................................................................... 3
Change in assets & liabilities ............................................................................................................ 3
Expenses & “costs”........................................................................................................................... 4
2.2 Pengakuan terhadap Beban ......................................................................................................... 4
2.3 Pengukuran terhadap Biaya ........................................................................................................ 5
1. Cost historis .......................................................................................................................... 5
2. Cost pengganti / Cost masukan terkini (replacement cost ).................................................. 5
3. Setara kas (cash equivalent) ................................................................................................. 5
Metode Matching Cost...................................................................................................................... 6
a. Hubungan Sebab dan Akibat (associating cause & effect) ................................................... 6
b. Alokasi yang Sistematis dan Rasional (systematic & rasional allocation) .......................... 7
c. Pengakuan Sesegera Mungkin (immediate recognition) ...................................................... 8
2.4 Konsep Penandingan (Matching)............................................................................................... 8
1. Additivity .............................................................................................................................. 9

iii
2. Unambiguity ......................................................................................................................... 9
3. Defensibility ......................................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................................... 10
PENUTUP .......................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mempelajari sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang sangat penting
dimana memahami dan mengapresiasi praktik sekarang, masa depan, dan struktur
institusional bidang sains akuntansi. Bagian ini menyajikan tahapan-tahapan penting sejarah
dan perkembangan akuntansi yang harus diketahui oleh setiap mahasiswa khususnya
mahasiswa akuntansi. Teori akuntansi merupakan suatu bidang pembelajaran yang
membahas mengenai definisi-definisi berdasarkan berbagai sudut pandang, yang sampai
saat ini belum ada pengertian secara akurat yang dapat dijadikan acuan. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan sudut pandang antara pakar satu dengan pakar yang lainnya.
Perbedaan sudut pandang ini tidak kemudian menjadi perdebatan yang mendalam, namun
dijadikan sebagai acuan pembelajaran untuk dapat membandingan pandangan-pandangan
mengenai pengertian teori akuntansi yang berbeda-beda.
Akuntansi masa kini telah berkembang dalam tahap masa kedewasaan menjadi suatu
aspek integral dari bisnis dan keuangan global. Keputusan yang berasal dari data-data
akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional menjadi sangat penting
untuk mendapatkan interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis
internasional. Sejarah akuntansi dan akuntan, memperlihatkan perubahan yang terus
menerus secara konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem pencatatan bagi
jasa-jasa perbankan tertentu dan bagi rencana pengumpulan pajak. Kemudian muncul
pembukuan double entry untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan. Saat
ini akuntansi beroperasi dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional.
Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik
maupun internasional.
Jika dilihat dari sudut pandang perusahaan,secara umum semua perusahaan memiliki
tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan pada tingkat tertentu, laporan keuangan
merupakan informasi yang sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai bahan
pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan baik pihak intern maupun pihak ekstern.
Dalam penyusunan laporan keuangan, pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan

1
analisis yang hati hati terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya.
Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali
batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.Oleh karena itu, kami tertarik untuk
membahas secara mendalam tentang “Expenses (Biaya)”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Beban?

1.2.2 Bagaimana Pengakuan terhadap Beban?

1.2.3 Bagaimana Pengukuran terhadap Beban?

1.2.4 Bagaimana konsep penandingan (Matching)?

1.3 Tujuan Penullisan

1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian beban

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pengakuan terhadap beban

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengukuran terhadap beban

1.3.4 Untuk mengetahui konsep penandingan (Matching)

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beban


Menurut Framework, expense adalah penurunan economic benefits berbentuk
outflow atau depletion (penggunaan) dari suatu aset, atau terbentuknya liabilitas yang
mengakibatkan berkurangnya equity selain dikarenakan adanya distribusi untuk partisipasi
dari banyak pihak di dalam komponen ekuitas. Pada Framework juga dinyatakan bahwa loss
secara nature tidak berbeda dengan expense-expense lainnya karena sama-sama
menurunkan economic benefits dari suatu aset.

Dalam SFAC no 6, FASB mendefinisikan


Beban adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva dan timbulnya hutang selama satu
periode yang berasaldari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan jasa atau
pelaksanaankegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas

Sedangkan menurut IAI mendefinisikan


Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atauberkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunanekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (paragraf
70b)

Change in assets & liabilities


Framework menyatakan bahwa terjadinya suatu expense akan berdampak terhadap
penurunan nilai dari suatu aset maupun peningkatan nilai dari suatu liabilitas. namun
pendefinisian expense tersebut terlalu bersifat umum, pada dasarnya akan lebih cocok untuk
mengkorelasikan expense suatu perusahaan dengan aktifitas penggunaan resource dalam
rangka mendukung kegiatan yang membentuk profit.

3
Expenses & “costs”
Prinsip yang harus diingat dalam mendefinisikan expense adalah ‘no cost, no
expense’. yakni ketika kita sebagai entitas tidak mengeluarkan biaya dalam memperoleh
suatu manfaat maka kita tidak perlu mengakui adanya expense dari manfaat yang kita
peroleh tersebut. terkadang, expense didefinisikan juga sebagai expired cost.

Secara konseptual menurut prinsip keberlangsungan usaha (going concern),


penggunaan akan barang dan jasa (aset) perusahaan ditujukan untuk jangka panjang
sehinggan kos dari aset tersebut mengalami dua tahap yaitu pengakuan dan pembebanan.
Hal tersebut berarti kos diakui sebagai aset kemudian diakui sebagai beban untuk periode
manfaat aset tersebut digunakan.
“Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil,masalah
teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran kos yang telah diakui sebagai
aset menjadi bagian yang merupakan biaya perioda berjalan dalam rangka penentuan biaya
periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya dalam perioda- perioda berikutnya.”
(Suwardjono, Edisi Ketiga:397)
Selain itu terdapat pula definisi mengenai hubungan kos dan beban menurut
American Accounting Association (AAA) pada tahun 1957 sebagai : “beban adalah biaya
yang telah kadaluarsa, secara langsung maupun tidak langsung pada periode fiskal, dari
aliran barang atau jasa ke pasar dan operasi yang berhubungan”.

2.2 Pengakuan terhadap Beban


Pengakuan beban menurut kerangka kerja IASB terdiri dari dua kriteria utama yaitu :
1. Terdapat kemungkinan adanya keuntungan yang akan mengalir keperusahaan.
Tingkat kemungkinan tersebut memang merupakan konsep yang tidak mutlak. Hal
tersebut tergantung pada ketersediaan bukti ketika laporan keuangan akan disusun
atau dipersiapkan.

2. Memiliki nilai yang dapat diukur dan reliabel. Dengan demikian untuk akun-akun
yang menggunakan estimasi, diperlukan bukti-bukti yang mendukung validitas
estimasi tersebut.

Beban harus diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan keuntungan ekonomi di
masa depan berhubungan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dapat diukur
secara reliabel.Semua kos dapat ditangguhkan pembebanannya apabila kos tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :

4
a. Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masamendatang, dikuasai
oleh perusahaan, dan berasal dari transaksi masa lalu).

b. Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.

c. Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.


Beban juga dapat timbul dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya
pengakuan aktiva. Misalnya adanya hutang garansi produk.

2.3 Pengukuran terhadap Biaya

Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai


keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut akan
dialokasikan pada periode-periode selanjutnya yang menunjukkan adanya pendapatan.
Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai acuan
atau pedoman.
Sejalan dengan penilaian aktiva dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat
didasarkan pada :

1. Cost historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis
aktiva seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.

2. Cost pengganti / Cost masukan terkini (replacement cost )


Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan
sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang
sama contohnya, penilaian untuk persediaan.

3. Setara kas (cash equivalent)


Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap
jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya

5
didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi yang
sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.

Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak digunakan


adalah historical cost, namun dengan mulai diadopsinya IFRS di Indonesia, maka
pengukuran yang sesuai standar adalah dengan menggunakan nilai wajar.

Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban-beban
tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut
dengan matching concept. Konsep tersebut memperlakukan kos dengan mengalokasikan kos
yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana beban tersebut terjadi. Namun,
pengalokasian tersebut hanya bersifat estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban
dan pendapatan merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk
dilakukan karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus
mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis
sebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut. Matching Concept adalah hal yang
paling penting dalam akuntansi biaya historis. Kos yang sudah kadaluarsa akan menjadi
beban dan disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan kos yang belum kadaluarsa akan
dicatat sebagai asset dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Untuk mengatasi masalah
penentuan dan pengukuran kos menjadi beban, terdapat tiga metode dari matching kos yang
sering digunakan, yaitu:

Metode Matching Cost

a. Hubungan Sebab dan Akibat (associating cause & effect)

Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada periode
tersebut. Hubungan antara beban dan pendapatan harus merupakan hubungan sebab akibat
pada perusahaan tersebut. Maksudnya, pendapatan timbul karena adanya outflow berupa
beban. Dengan demikian pendapatan merupakan akibat dari adanya beban. Sesuai dengan
prinsip pengakuan pendapatan, tidak ada kos penjualan jika tidak ada pendapatan. Misalnya,
pada perusahaan konstruksi yang menerima kontrak jangka panjang. Perusahaan tidak akan
mengakui biaya yang dikeluarkan untuk membangun proyek dalam kontrak sebagai kos
ataupun beban sebelum pendapatan diakui, melainkan diakui sebagai aset. Apabila
pendapatan telah diakui maka kos atau beban pun akan diakui.

6
b. Alokasi yang Sistematis dan Rasional (systematic & rasional allocation)

Tidak semua beban dapat dialokasikan dengan menggunakan konsep sebab dan akibat.
Sebagai salah satu alternatif, alokasi yang sistematis dan rasional dapat digunakan.
Tujuannya yaitu untuk mengakui beban dalam periode akuntansi dimana pada periode
tersebut beban itu dimanfaatkan atau telah kadaluarsa. Jadi, beban dialokasikan pada
periode dimana beban tersebut dikonsumsi, bukan berdasar produk yang dihasilkan.
Depresiasi adalah alokasi yang sistematis dari jumlah yang dapat didepresiasi dari sebuah
aset selama umur ekonomisnya. Depresiasi merupakan salah satu contoh dari proses alokasi.
Namun masalahnya, apakah depresiasi merupakan suatu prosedur, atau kejiadian
yang sebenarnya/nyata? Telah diketahui sebelumnya bahwa depresiasi merupakan kejadian
moneter yang disebabkan oleh kejadian fisik. Jadi depresiasi merupakan fenomena yang
terjadi, dan beban yang dicatat merupakan efek moneternya. Berbagai cara untuk mengukur
depresiasi dapat dipilih oleh akuntans sesuai dengan standar yang ditentukan, selama cara
yang digunakan rasional dan sistematik, maka cara tersebut dapat diterima. Satu kelemahan
dari alokasi kos adalah bergantung pada estimasi dan asumsi penyusunnya yang mungkin
bersifat subyektif.

Namun, alasan lain yang mendukung dasar alokasi ini yaitu:

1. Banyak jenis beban yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan periode
berjalan sehingga akan lebih tepat jika dialokasikan berdasar periode yang
menikmati beban tersebut.

2. Dalam banyak hal, tidak mudah menghubungkan beban-beban tertentu dengan


pendapatan. Misalnya beban perawatan medis pegawai.

3. Apabila terdapat beban yang tidak dapat dikaitkan dengan manfaat ekonomi di
periode berjalan ataupun periode selanjutnya, maka tidak ada alasan penundaan
pencatatan beban tersebut.

7
4. Beban untuk kegiatan atau kejadian yang sifatnya normal dan berulang-ulang serta
jumlahnya relatif konstan, maka pengalokasian beban tersebut tidak menggambarkan
penandingan yang sempurna karena beban tersebut sebenarnya berkaitan dengan
periode sebelum atau sesudahnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi laba
secara material.

5. Seringkali suatu beban terdiri dari berbagai komponen beban lainnya (misalnya
beban penjualan yang terdiri dari beban angkut, potongan penjualan, dan lain-lain)
dan sulit untuk menelusuri dampak pendapatan dari masing-masing beban tersebut.
Namun pengalokasian beban tersebut pada periode berjalan tetap harus dicatat.

c. Pengakuan Sesegera Mungkin (immediate recognition)

Merupakan konsep yang mengakui dan mengukur kos yang dikeluarkan sesegera mungkin
sebagai beban karena tidak adanya manfaat ekonomi yang dapat diukur secara reliabel.
Contohnya yaitu biaya iklan (advertising expenses) dan biaya penelitian (research
expenditure). Biaya iklan segera diakui sebagai beban karena manfaat ekonomi dari
pengeluaran tersebut tidak dapat diukur secara reliabel. Meningkatnya konsumen yang
membeli produk perusahaan bisa saja berasal dari pengaruh iklan pada periode sebelumnya
sehingga efek keuntungan dari adanya iklan pada periode berjalan tidak dapat diukur dengan
andal. Begitupula dengan biaya penelitian yang manfaat ekonominya juga tidak dapat
diukur secara reliabel. Berbeda dengan biaya pengembangan (development expenditure)
yang dapat diestimasi nilai manfaat ekonominya sehingga dapat dikapitalisasi sebagai aset,
biaya penelitian belum tentu menghasilkan keuntungan di masa mendatang sehingga tidak
sesuai dengan kritera aset. Oleh karena itu biaya iklan dan penelitian harus dicatat sebagai
beban.

2.4 Konsep Penandingan (Matching)


Konsep penandingan merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam kerangka
akuntansi konvensional. Menandingkan biaya dengan pendapatan sama halnya dengan
menandingkan upaya dan hasil. Kegiatan usaha merupakan suatu aliran cost yaitu suatu
aliran yang pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan. Meskipun konsep penandingan

8
merupakan hal yang umum diterapkan dalam akuntansi konvensional, namun dalam
pelaksanaannya masih diwarnai dengan berbegai pertentangan.

Menurut Thomas, kebanyakan laporan yang dihasilkan akuntan hanya "omong


kosong" belaka dan tidak bermanfaat. Informasi yang dihasilkan hampir seluruhnya
didasarkan pada proses alokasi, yang tidak dapat dijustifikasi secara teoritis. Alokasi secara
teoritis akan memuaskan apabila memenuhi beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah:

1. Additivity
Alokasi harus melibatkan keseluruhan jumlah yang ada, sehingga jumlah bagian-bagiannya
sama dengan jumlah keseluruhannya, tidak kurang tidak lebih. Dengan kata lain, jika jumlah
yang dialokasikan ditambahkan bersama-sama, maka totalnya harus sama dengan jumlah
sebelum alokasi.

2. Unambiguity
Metode alokasi harus menghasikan alokasi yang unik dengan menggunakan satu dasar
alokasi yang jelas dan cara alokasinya juga harus jelas.

3. Defensibility
Metode alokasi yang dipilih harus lebih baik dibanding metode alokasi yang lain. Metode
tersebut harus didukung oleh alasan yang kuat agar dapat dipertahankan dari kemungkinan
pemakaian metode yang lain.

Zimmerman (1979) juga mengungkapkan bahwa alokasi cost untuk tujuan internal sangat
bermanfaat sebagai alat untuk mengendalikan dan memotivasi manajer. Kebutuhan untuk
mengalokasikan cost dengan tepat akan muncul apabila tanggung jawab pengambilan
keputusan dibebankan kepada manajer. Apabila alokasi cost dihubungkan dengan skema
pemberian insentif, otomatis akan mendorong manajer untuk memusatkan perhatiannya
pada cost yang harus dilaporkan, dan membantu mengurangi beberapa masalah yang timbul
dalam pengendalian dan koordinasi kegiatan. Dengan demikian, penggunaan alokasi masih
tetap relevan dan bermanfaat dalam pelaporan keuangan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Biaya mempunyai dua
karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan kewajiban dan berkaitan
dengan operasi utama yang menerus. Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan
kelenyapan. Biaya diakui ketika manfaat ekonomi telah dikonsumsi dalam rangka
penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau apabila manfaat ekonomi
masa datang telah lenyap.

Biaya diukur dengan cost yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat
dipandang sebagai bagian cost yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan
pendapatan. Bagian cost yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar
hubungan sebab-akibat, alokasi sistematik dan rasional, atau pengakuan segera. Basis
asosiasi atas dasar sebab-akibat atau penandingan langsung atas dasar produk merupakan
basis yang paling ideal. Akan tetapi, alasan kepraktisan dan ketaktersediaankanan
(univentoriability) beberapa faktor cost (administrative dan pemasaran) menjadikan
akuntansi beralih ke penandingan tak langsung atau penandingan perioda. Dengan kata lain,
takaran penandingan bukan lagi produk melainkan periode.

10
DAFTAR PUSTAKA

Jayne Godfrey, A. H. (2010). Accounting Theory. Wiley

http://samfarhan.blogspot.co.id/2017/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://shinraemun.blogspot.co.id/2013/01/revenue-expenses-gains-dan-losses_7.html

11

Anda mungkin juga menyukai