“Expenses”
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi )
Disusun oleh:
Sonya Purnama 120110150015
Moh.Husain Syahriar 120110150064
Aep Pudin 120110150071
i
Kata Pengantar
Penulis
ii
Daftar Isi
iii
2. Unambiguity ......................................................................................................................... 9
3. Defensibility ......................................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................................... 10
PENUTUP .......................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
analisis yang hati hati terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya.
Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali
batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.Oleh karena itu, kami tertarik untuk
membahas secara mendalam tentang “Expenses (Biaya)”.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Expenses & “costs”
Prinsip yang harus diingat dalam mendefinisikan expense adalah ‘no cost, no
expense’. yakni ketika kita sebagai entitas tidak mengeluarkan biaya dalam memperoleh
suatu manfaat maka kita tidak perlu mengakui adanya expense dari manfaat yang kita
peroleh tersebut. terkadang, expense didefinisikan juga sebagai expired cost.
2. Memiliki nilai yang dapat diukur dan reliabel. Dengan demikian untuk akun-akun
yang menggunakan estimasi, diperlukan bukti-bukti yang mendukung validitas
estimasi tersebut.
Beban harus diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan keuntungan ekonomi di
masa depan berhubungan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dapat diukur
secara reliabel.Semua kos dapat ditangguhkan pembebanannya apabila kos tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
4
a. Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masamendatang, dikuasai
oleh perusahaan, dan berasal dari transaksi masa lalu).
b. Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
1. Cost historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis
aktiva seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.
5
didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi yang
sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban-beban
tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut
dengan matching concept. Konsep tersebut memperlakukan kos dengan mengalokasikan kos
yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana beban tersebut terjadi. Namun,
pengalokasian tersebut hanya bersifat estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban
dan pendapatan merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk
dilakukan karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus
mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis
sebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut. Matching Concept adalah hal yang
paling penting dalam akuntansi biaya historis. Kos yang sudah kadaluarsa akan menjadi
beban dan disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan kos yang belum kadaluarsa akan
dicatat sebagai asset dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Untuk mengatasi masalah
penentuan dan pengukuran kos menjadi beban, terdapat tiga metode dari matching kos yang
sering digunakan, yaitu:
Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada periode
tersebut. Hubungan antara beban dan pendapatan harus merupakan hubungan sebab akibat
pada perusahaan tersebut. Maksudnya, pendapatan timbul karena adanya outflow berupa
beban. Dengan demikian pendapatan merupakan akibat dari adanya beban. Sesuai dengan
prinsip pengakuan pendapatan, tidak ada kos penjualan jika tidak ada pendapatan. Misalnya,
pada perusahaan konstruksi yang menerima kontrak jangka panjang. Perusahaan tidak akan
mengakui biaya yang dikeluarkan untuk membangun proyek dalam kontrak sebagai kos
ataupun beban sebelum pendapatan diakui, melainkan diakui sebagai aset. Apabila
pendapatan telah diakui maka kos atau beban pun akan diakui.
6
b. Alokasi yang Sistematis dan Rasional (systematic & rasional allocation)
Tidak semua beban dapat dialokasikan dengan menggunakan konsep sebab dan akibat.
Sebagai salah satu alternatif, alokasi yang sistematis dan rasional dapat digunakan.
Tujuannya yaitu untuk mengakui beban dalam periode akuntansi dimana pada periode
tersebut beban itu dimanfaatkan atau telah kadaluarsa. Jadi, beban dialokasikan pada
periode dimana beban tersebut dikonsumsi, bukan berdasar produk yang dihasilkan.
Depresiasi adalah alokasi yang sistematis dari jumlah yang dapat didepresiasi dari sebuah
aset selama umur ekonomisnya. Depresiasi merupakan salah satu contoh dari proses alokasi.
Namun masalahnya, apakah depresiasi merupakan suatu prosedur, atau kejiadian
yang sebenarnya/nyata? Telah diketahui sebelumnya bahwa depresiasi merupakan kejadian
moneter yang disebabkan oleh kejadian fisik. Jadi depresiasi merupakan fenomena yang
terjadi, dan beban yang dicatat merupakan efek moneternya. Berbagai cara untuk mengukur
depresiasi dapat dipilih oleh akuntans sesuai dengan standar yang ditentukan, selama cara
yang digunakan rasional dan sistematik, maka cara tersebut dapat diterima. Satu kelemahan
dari alokasi kos adalah bergantung pada estimasi dan asumsi penyusunnya yang mungkin
bersifat subyektif.
1. Banyak jenis beban yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan periode
berjalan sehingga akan lebih tepat jika dialokasikan berdasar periode yang
menikmati beban tersebut.
3. Apabila terdapat beban yang tidak dapat dikaitkan dengan manfaat ekonomi di
periode berjalan ataupun periode selanjutnya, maka tidak ada alasan penundaan
pencatatan beban tersebut.
7
4. Beban untuk kegiatan atau kejadian yang sifatnya normal dan berulang-ulang serta
jumlahnya relatif konstan, maka pengalokasian beban tersebut tidak menggambarkan
penandingan yang sempurna karena beban tersebut sebenarnya berkaitan dengan
periode sebelum atau sesudahnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi laba
secara material.
5. Seringkali suatu beban terdiri dari berbagai komponen beban lainnya (misalnya
beban penjualan yang terdiri dari beban angkut, potongan penjualan, dan lain-lain)
dan sulit untuk menelusuri dampak pendapatan dari masing-masing beban tersebut.
Namun pengalokasian beban tersebut pada periode berjalan tetap harus dicatat.
Merupakan konsep yang mengakui dan mengukur kos yang dikeluarkan sesegera mungkin
sebagai beban karena tidak adanya manfaat ekonomi yang dapat diukur secara reliabel.
Contohnya yaitu biaya iklan (advertising expenses) dan biaya penelitian (research
expenditure). Biaya iklan segera diakui sebagai beban karena manfaat ekonomi dari
pengeluaran tersebut tidak dapat diukur secara reliabel. Meningkatnya konsumen yang
membeli produk perusahaan bisa saja berasal dari pengaruh iklan pada periode sebelumnya
sehingga efek keuntungan dari adanya iklan pada periode berjalan tidak dapat diukur dengan
andal. Begitupula dengan biaya penelitian yang manfaat ekonominya juga tidak dapat
diukur secara reliabel. Berbeda dengan biaya pengembangan (development expenditure)
yang dapat diestimasi nilai manfaat ekonominya sehingga dapat dikapitalisasi sebagai aset,
biaya penelitian belum tentu menghasilkan keuntungan di masa mendatang sehingga tidak
sesuai dengan kritera aset. Oleh karena itu biaya iklan dan penelitian harus dicatat sebagai
beban.
8
merupakan hal yang umum diterapkan dalam akuntansi konvensional, namun dalam
pelaksanaannya masih diwarnai dengan berbegai pertentangan.
1. Additivity
Alokasi harus melibatkan keseluruhan jumlah yang ada, sehingga jumlah bagian-bagiannya
sama dengan jumlah keseluruhannya, tidak kurang tidak lebih. Dengan kata lain, jika jumlah
yang dialokasikan ditambahkan bersama-sama, maka totalnya harus sama dengan jumlah
sebelum alokasi.
2. Unambiguity
Metode alokasi harus menghasikan alokasi yang unik dengan menggunakan satu dasar
alokasi yang jelas dan cara alokasinya juga harus jelas.
3. Defensibility
Metode alokasi yang dipilih harus lebih baik dibanding metode alokasi yang lain. Metode
tersebut harus didukung oleh alasan yang kuat agar dapat dipertahankan dari kemungkinan
pemakaian metode yang lain.
Zimmerman (1979) juga mengungkapkan bahwa alokasi cost untuk tujuan internal sangat
bermanfaat sebagai alat untuk mengendalikan dan memotivasi manajer. Kebutuhan untuk
mengalokasikan cost dengan tepat akan muncul apabila tanggung jawab pengambilan
keputusan dibebankan kepada manajer. Apabila alokasi cost dihubungkan dengan skema
pemberian insentif, otomatis akan mendorong manajer untuk memusatkan perhatiannya
pada cost yang harus dilaporkan, dan membantu mengurangi beberapa masalah yang timbul
dalam pengendalian dan koordinasi kegiatan. Dengan demikian, penggunaan alokasi masih
tetap relevan dan bermanfaat dalam pelaporan keuangan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Biaya mempunyai dua
karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan kewajiban dan berkaitan
dengan operasi utama yang menerus. Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan
kelenyapan. Biaya diakui ketika manfaat ekonomi telah dikonsumsi dalam rangka
penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau apabila manfaat ekonomi
masa datang telah lenyap.
Biaya diukur dengan cost yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat
dipandang sebagai bagian cost yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan
pendapatan. Bagian cost yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar
hubungan sebab-akibat, alokasi sistematik dan rasional, atau pengakuan segera. Basis
asosiasi atas dasar sebab-akibat atau penandingan langsung atas dasar produk merupakan
basis yang paling ideal. Akan tetapi, alasan kepraktisan dan ketaktersediaankanan
(univentoriability) beberapa faktor cost (administrative dan pemasaran) menjadikan
akuntansi beralih ke penandingan tak langsung atau penandingan perioda. Dengan kata lain,
takaran penandingan bukan lagi produk melainkan periode.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://samfarhan.blogspot.co.id/2017/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://shinraemun.blogspot.co.id/2013/01/revenue-expenses-gains-dan-losses_7.html
11