Disusun Oleh:
Nama : Wiji Wijayanti
NIM : N520184071
Prodi : Profesi Ners
KONSEP HIPERTENSI
F. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Amin, Hardhi,
2013).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2008)
G. Penyebab
Menurut (Tjay, 2002) penyebab hipertensi, diketahui pada hanya lebih kurang 10 %
dari semua kasus, antara lain : akibat penyakit ginjal dan penciutan aorta / arteri ginjal,
juga akibat tumor di anak ginjal dengan efek overproduksi hormon – hormon tertentu
yang berkhasiat meningkatkan TD (feochromcytoma). Dalam kebanyakan hal
penyebabnya tidak diketahui : bentuk umum ini disebut hipertensi esensial. Faktor
keturunan berperan penting pada timbulnya jenis hipertensi ini. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi peningkatan TD secara reversibel antara lain :
1. Garam : orang- orang yang banyak mengkonsumsi terlalu banyak garam terdapat
lebih banyak hipertensi daripada orang-orang yang memakan hanya sedikit
garam.
2. Drop (liquorice) : sejenis gula-gula yang dibuat dari Succus liquiritiae mengandung
asam glizimirt Dengan khasiat retensi air pula, yang dapat meningkatkan TD bila
dimakan dalam jumlah besar (2,3).
3. Stress (ketegangan emosional)
4. Merokok. Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontriksi dan meningatkan TD.
5. Pil antihamil mengandung hormon wanita estrogen, yang juga bersifat retensi
garam dan air.
6. Kehamilan bila uterus diregangkan terlampau banyak (oleh janin), maka
dilepaskannya zat-zat yang meningkatkan TD.
H. Tanda Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut (Amin, Hardhi, 2013), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,
mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
I. Patofisiologi
Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah pada dinding pembuluh
darah. Pengaturan tekanan darah adalah proses yang kompleks menyangkut
pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta pengendalian sistem saraf
terhadap tonus pembuluh darah. Ada dua faktor utama yang mengatur tekanan darah
yang mengalir dan tahanan pembuluh darah perifer (Baradero, 2008). Dan menyebabkan
perubahan situasi sehingga timbul krisis situasional (Amin, Hardhi, 2013)
Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh ventrikel
kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan vaskular perifer berkaitan
dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit pembuluh darah, maka
makin tinggi tahanan terhadap aliran darah. Jadi makin menyempit pembuluh darah,
maka makin meningkat tekanan darah (Baradero, 2008).
Hipertensi yang berlangsung lama akan meningkatkan beban kerja jantung karena
terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Untuk meningkatkan kekuatan
kontraksinya, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga kebutuhan jantung akan
oksigen dan beban jantung meningkat (kowalak, 2011). Gangguan sirkulasi terjadi pada
otak, alat gerak dan mata karena ada penyempitan arteri yangmenyebabkan aliran darah
berkurang (Anna & Bryan, 2007)
J. Pathway
Krisis situasional
Kerusakan vaskuler
vasokontriksi
Ketidakefektifan
koping
Gangguan sirkulasi
Kelelahan (fatigue)
Penurunan Risiko Cedera
Nyeri kepala, pusing
curah jantung
Keletihan
Gangguan rasa nyaman
K. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Baradero, 2008) pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah lengkap (hitung diferensial dan kimia serum)
2. Fungsi ginjal (nitrogen, urea darah, kreatinin, urinalisis rutin)
3. Panel lipid untuk mengetahui adanya hiperlipidema
4. EKG, sinar-x thorax, ekokardiogram untuk melihat adanya pembesaran jantung dan
hipertrofi ventrikel kiri
L. Penatalaksanaan Medis
a. Penanganan secara keperawatan
Pengobatan dengan antihipertensiva harus selalu dimulai dengan dosis
rendah agar TD jangan menurun terlalu drastis dan mendadak. Kemudian 1-2
minggu dosis berangsur-angsur dinaikkan sampai tercapai efek yang diinginkan
(metoda : ‘start low, go glow’). Begitu pula penghentian terapi harus secara
berangsur pula, lihat Efek samping. Antihipertensiva hanya menghilagkan gejala TD
tinggi tidak penyebabnya. Maka obat pada hakikatnya harus diminum seumur hidup,
tetapi setelah beberapa waktu dosis pemeliharaan pada umumnya dapat diturunkan.
b. Penanganan secara keperawatan
Penanganan dasar hipertensi terdiri dari penanggulangan overwight (bila
ada) dengan diet, pembatasan garam, serta peningkatan aktivitas fisik. Selain
tindakan umum itu, pada hipertensi lebih berat perlu ditambahkan obat-obat
hipertensi untuk menormalkan TD.
M. Asuhan Keperwatan
1. Pengkajian
A. Riwayat kesehatan
Wawancara:
Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
• Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
• Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
• Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran
• Kebiasaan makan, minum, istirahat atau tidur, BAB, atau BAK
• Kebiasaan berat badan atau olahraga atau senam lanjut usia
• Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
• Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
• Masalah seksual yang dirasakan
B. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem
pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan
integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara
inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga
potensial terjadi penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah
udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada
pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal
50m²), Ù menyebabkan terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose
oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga
menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium
dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
b. Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf
pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
c. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1. Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
lebih suram (kekeruhan pada lensa).
c) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
d) Hilangnya daya akomodasi.
e) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
f) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala
2. Pendengaran
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara
lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata,
50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya
kreatin.
3. Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan
berkurang.
4. Peraba
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
5. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
a. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan
posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).
d. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer (normal ± 170/95 mmHg ).
d. Sistem genito urinaria.
1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat
jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21
mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat,
vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
3. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4. Atropi vulva.
5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih
alkali terhadap perubahan warna.
6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas
untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
e. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1. Produksi hampir semua hormon menurun.
2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di
pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4. Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran
zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum
tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).
f. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
2. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap
dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3. Esofagus melebar.
4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
7. Liver (hati), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
g. Perubahan sistem kulit & karingan ikat.
1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya
jaringan adiposa
3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak
begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah
dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka
luka kurang baik.
6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut
kelabu.
8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak rendahnya akitfitas otot.
h. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1. Perubahan sistem reprduksi.
2. selaput lendir vagina menurun/kering.
3. menciutnya ovarium dan uterus.
4. atropi payudara.
5. testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara
berangsur berangsur.
6. dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan
baik.
i. Sistem muskuloskeletal.
1. Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
2. resiko terjadi fraktur.
3. kyphosis.
4. persendian besar & menjadi kaku.
5. pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan
berkurang ).
a. Gerakan volunter / gerakan berlawanan.
b. Gerakan reflektonik / Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap
rangsangan pada lobus.
c. Gerakan involunter / Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi
terhadap suatu perangsangan terhadap lobus
d. Gerakan sekutu / Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin
efektifitas dan ketangkasan otot volunter.
C. Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2. kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (herediter)
5. Lingkungan
6. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri
dan
perubahan konsep diri
10. Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin
oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
11. Kenangan (memory) ada dua;
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu,
mencakup beberapa perubahan
b. Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation;
1. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-
tekanan dari faktor waktu.
Hal yang dilakukan saat pengkajian :
1. Apakah mengenal masalah utamanya
2. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
3. Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak
4. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
5. Bagaimana mengatasi stres yang di alami
6. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
7. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
8. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
9. Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses fikir, alam
perasaan, orientasi dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
d. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.
1. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi,
kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya
percaya diri pada fungsi mereka.
2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.
3. Gangguan halusinasi.
4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.
5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.
Hal yang dikaji :
1. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
2. Dengan siapa ia tinggal
3. Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia
4. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
5. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
6. Siapa saja yang bisa mengunjungi
7. Seberapa besar ketergantungannya
8. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada
e. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya
(Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970)
Hal yang dikaji :
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar atau tawakal
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan koping b.d krisis situasi (domain 9. Koping/toleransi stres kelas 2.
Respons koping (00069))
b. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit (domain 12. Kenyamanan
kelas 1. Kenyamnan fisik (00214)
c. Penurunan curah jantung b.d afterload (domain 4. Aktivitas/istirahat kelas 4.
Respons kardiovaskular/pulmonal (00029))
d. Keletihan b.d kelesuan fisiologis (penyakit) (domain 4. Aktivitas/istirahat kelas 3
keseimbangan energi (00093))
e. resiko cidera b.d profil darah yang abnormal (domain 11. Keamanan/
perlindungan kelas 2. Cedera fisik (00035))
3. Intervensi Keperawatan
5. Risiko cidera b.d profil darah Setelah dilakukan tindakan Identifikasi resiko
yang abnormal keperawatan selama ...... 1. Rencanakn monitor risiko
x24 jam pasien dapat kesehatan dalam jangka
melakukan kontrol risiko panjang
dengan indikator: 2. Rencanakan tindak lanjut
Menggunakan sistim strategi dan aktivitas
dukungan personal pengurangan risiko
Mengenali perubahan jangka panjang
status kesehatan
Memonitor perubahan
status kesehatan
DAFTAR PUSTAKA