Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi dan informasi menuntut usaha pengembangan sumber


daya manusia dengan segala dimensinya baik dibidang pengetahuan, nilai dan
sikap, maupun keterampilan. Pengembangan dimensi manusia tersebut dilandasi
oleh kemampuan intelektual, kecerdasan emosional dan kreativitas yang tinggi
hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Artinya pendidikan mempunyai peran
yang amat strategis unuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki
keberdayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai mega skill yang
mantap.
Dalam menjalani hidup sehari-hari kita sering mendengar seseorang
mengatakan profesinya sebagai guru, dokter dan lain-lain. Dikalangan profesi-
profesi yang ada, terdapat kesepakatan tentang pengertian profesi, yaitu profesi
menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetiaan pada profesi. Namun, ketika dilacak secara mendalam apa
dibalik batasan, banyak perbedaan yang banyak ditemukan. Seluk -
beluk profesi tidaklah sederhana, bahkan mulai dari konsep dasar tentang profesi
terdapat perbedaan mendasar. Misalnya profesi tertentu mensyaratkan anggotanya
layak disebut professional mana kala pendidikannya sarjana keatas, dalam profesi
lain hal ini tidak penting. Jika diamati dengan cermat, bermacam -macam
profesi yang disebutkandiatas belumlah dapat dilihat dengan jelas apa yang
merupakan kriteria bagi suatu pekerjaan sehingga dapat disebut suatu profesi itu.
Melihatannya, kriterianya dapat bergerak dari segi pendidikan formal yang
diperlukan bagi seseorang untuk mendapatkan suatu profesi, Sampai kepada
kemampuan yang menuntut seseorangdalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat makalah yang
berjudul Konsep Profesi Kependidikan.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penulisan makalah ini


adalah Sebagai berikut:
1. Apa hakikat profesi kependidikan?
2. Apa jenis-jenis profesi kependidikan?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah Sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui hakikat profesi kependidikan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis profesi kependidikan.

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah Sebagai berikut:


3. Dapat mengetahui hakikat profesi kependidikan.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis profesi kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat profesi kependidikan


Pada hakikatnya profesi merupakan suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka (to profess artinya menyatakan), yang menyatakan bahwa seseorang itu
mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut
merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
Profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu : profesi,
profesionalitas, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme (Abin
Syamsuddin Makmun, 1999). Profesi menunjuk pada suatu pelayanan atau
jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadapnya
(Dedi Supriadi, 1998 : 95). Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap
pribadi individu terhadap suatu pekerjaan. Profesional menunjuk pada penampilan
seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada
orangnya itu sendiri. Profesionalisasi menunjuk pada proses menjadikan
seseorang sebagai profesional. Profesionalisme menunjuk pada (a) derajat
penampilan seseorang sebagai profesional; tinggi, rendah sedang, dan (b) sikap
dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang paling
ideal dari kode etik profesinya.
Oemar Hamalik (1984 : 2) sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat
profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka. Suatu profesi
mengandung unsur pengabdian (Oemar Hamalik, 1984 : 3) menurutnya, suatu
profesi bukanlah dimaksudkan untuk mencari keuntungan materi belaka,
melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian seorang profesional
menunjuk pada pengutamaan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri
sendiri.
Secara umum yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah orang-
orang yang berkecimpung dengan peserta didik dan peduli masalah-masalah
kependidikan serta memiliki tugas dan wewenang tertentu dibidang kependidikan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Peraturan pemerintah No. 38/1992 tentang tenaga kependidikan di atur
tentang jenis, jenjang, wewenang, pengadaan, penugasan, dan pemberhentian,
pembinaan, dan pengembangan, kesejahteraan, kedudukan dan penghargaan, dan
ikatan profesi tenaga kependidikan. Berdasarkan peraturan pemerintah No.
38/1992, sebagai berikut:
Pasal 1 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah:
Ayat 1 : tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
secara langsung dalam penyelenggara pendidikan.
Ayat 2 : Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas
membimbing, mengajar, dan/atau melatih peserta didik.
Ayat 3 : terjelaskan bahwa tenaga pembimbing adalah tenaga pendidik yang
bertugas utama membimbing peserta didik.
Ayat 4 : tenaga pengajar adalah pendidik yang bertugas utama mengajar peserta
didik.
Pasal 3 : peraturan pemerintah No. 38/1992 menjelaskan tentang jenis tenaga
kependidikan, terdiri atas:
Ayat 1 : tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang,dibidang
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar dan penguji.
Ayat 2 :tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
Ayat 3 : pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, rector.

Berdasarka peraturan pemerintah pasal 1 dan pasal 3 No. 38/1992


tersebut jelas bahwayang dmaksud dengan tenaga kependidikan adalah orang-
orang yang memiliki tugas dan wewenang tertentu dibidang kependidikan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Artinya seseorang yang disebut berprofesi sebagai
tenaga kependidikan adalah mereka yang bertugas sebagai guru, pembimbing,
pelatih, pengelola satuan pendidikan, pemilik, pengawas, peneliti, dan
pengembangan di bidang pendidikan pustakawan, laboran, teknisi, sumber belajar,
dan penguji,yang tugas,wewenang, tanggung jawab dan keberadaan mereka
diakui sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. Pengertian profesi
Graham Cheetham, G. E. Chivers1 menerangkan definisi profesi adalah :
“A vocation or calling, especially one that involved some branch of advanced
learning or science.” Sebuah panggilan atau panggilan, terutama yang
melibatkan beberapa cabang belajar lanjut atau ilmu pengetahuan. Suatu
pekerjaan atau panggilan yang membutuhkan pelatihan, seperti dalam hukum,
teologi, dan ilmu. Kata profesi semakin populer kita dengar sejalan dengan
semakin kuatnya tuntutan kemampuan profesional dalam bekerja. Apa pun bentuk
dan jenis pekerjaannya, kemampuan profesional telah menjadi kebutuhan
individu.
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian
yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh
nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti
sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan
sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi
kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang
benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan
dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup
sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya
disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan
adalah profesi. Seorang petugas staf administrasi bisa berasal dari berbagai latar
ilmu, namun tidak demikian halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter yang
membutuhkan pendidikan khusus. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang
mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu
pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Pengetahuan adalah segala
fenomena yang diketahui yang disistematisasikan sedemikian rupa sehingga
memiliki daya prediksi, daya kontrol, dan daya aplikasi tertentu. Pada tingkat
yang lebih tinggi, pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimiliki oleh
seseorang melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi
keilmuan, yang dapat dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga bermakna
kepakaran dalam cabang ilmu tertentu untuk dibedakan dengan kepakaran
lainnya. Persiapan akademik mengandung makna bahwa untuk mencapai derajat
profesional atau memasuki jenis profesi tertentu, diperlukan persyaratan
pendidikan khusus pada lembaga pendidikan formal, khususnya jenjang
perguruan tinggi.
Bersumber dari istilah profesi muncul istilah-istilah lain seperti
professional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi.
a) profesinal mempunyai dua makna. Pertama mengacu kepada sebutan tentang
orang yang menyandang suatu profesi. Kedua mengacu kepada sebutan
tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan untuk kerja sesuai dengan
profesinya. Penyandangan dan penampilan profesional ini telah mendapat
pengakuan baik formal maupun informal.
b) Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam
bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
c) Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu
profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
d) Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan
peningkatan profesi dalam mencapai suatu

2. Ciri-Ciri Profesi
Hoyle (1980) merumuskan salah satu versi ciri-ciri pokok suatu profesi
walaupun tidak sepenuhnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita
yaitu:

a. Fungsi signifikansi sosial: suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang


memiliki fugsi dan signifikansi social yang besar.
b. Keterampilan: untuk mewujudkan fungsi inidituntut derajat keterampilan
tertentu.
c. Proses pemerolehan keterampilan, itu bukan hanya dilakukan secara rutin,
melainkan sifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang
menuntut pemecahan.
d. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang
jelas, sistematis dan eksplisit (a aystematic body knowledge) dan bukan
hanya common sence.
e. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan-keterampila tersebut membutuhkan masa latihan yang lama,
bertahun-tahun, dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal inni
dilakukan sampai tingkat perguruan tinggi.
f. Sosialisai nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga merupakan
wahana untuk sosialisasi nilai-nilai professional dikalangan para
siswa/mahasiswa.
g. Kode etik: dalam memberikan pelayanan kepada klien,seseorang professional
berpegang teguh kepada kode etikyang pelaksanaanya dikontrol
olehorganisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat
dikenakan sanksi.
h. Kebebasan untuk memberikan judgment-nya: anggota suau profesi
mempunyai kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam
menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.
i. Tanggung jawab professional dan otonomi: komitmen suatu profesi adalah
klien dan masyarakat.tanggung jawab professional harus diabdikan kepada
mereka. Oleh karena itu, praktek professional itu otonom dan terhindar dari
campur tangan pihak luar.
j. Sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama, komitmennya dan
seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang professional
mempunyai prestise, yang tinggi di mata masyarakat dan mendapat imbalan
yang layak.

Menurut Sutan Zanti dan Syahmiar Syahrun (1992 : 133) suatu jabatan
profesional harus mempunyai beberapa ciri pokok yaitu :
a. Pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan secara
formal.
b. Pekerjaan itu mendapat pengakuan dari masyarakat.
c. Adanya pengawasan dari suatu organisasi profesi seperti IDI, PGRI dan IPBI.
d. Mempunyai kode etik sebagai landasan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab profesi tersebut.

menurut Robert W. Richey sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto,


memberi batasan ciri-ciri yang terdapat pada profesi.

a. lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan


kepentingan pribadi.
b. seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang
untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus
yang mendukung keahliannya.
c. memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara
kerja.
e. membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f. adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar palayanan, disiplin diri
dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
g. memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian, dan
kedelapan, memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan
menjadi seorang anggota yang permanen.

B. Jenis profesi kependidikan


Profesi kependidikan adalah segala profesi yang berhubungan dengan
pekerjaan yang sifatnya mendidik. jenis-jenis profesi kependidikan diantaranya
adalah : guru, dosen, kepala sekolah, konselor, instruktur, pembimbing, pengelola,
administrator sekolah. Jenis-jenis pekerjaan yang terlibat dalam dunia pendidikan
itu sudah di golongkan ke dalam pekejaan profesional, walaupun status
profesional tenaga kependidikan tersebut belum setua profesi dokter atau
pengacara.
Tukang becak termasuk pekerjaan bukan profesi. profesi membutuhkan
keahlian khusus, sedangkan menjadi tukang becak tidak dituntut keahlian atau
kemahiran dalam bidangnya,dengan kata lain semua orang bisa menjadi tukang
becak. Sedangkan profesi membutuhkan keahlian khusus pada bidangnya.
Tenaga-tenaga kependidikan yang profesional adalah tenaga kependidikan
yang sesuai dengan pendidikan khusus yang telah dilaluinya untuk mencapai
kinerja yang bermutu. Jadi guru tidak hanya dianggap sebagai angkatan jenis
pekerjaan yang biasa tetapi statusnya sudah mencapai tingkat profesional yang
telah mengangkatnya ke peringkat yang paling atas diantara strata sosial
dimasyarakat maju seperti di Usa, Australia, Rusia. Untuk mencapai tingkat
profesinal maka tenaga-tenaga pendidik tersebut harus dipersiapkan dengan
pendidikan dan latihan khusus.

Anda mungkin juga menyukai