Anda di halaman 1dari 15

KEGIATAN 1

MEMBUAT JADWAL PERUBAHAN POSISI TIDUR


PASIEN YANG IMMOBILISASI (TIDAK BISA
BERGERAK SENDIRI) UNTUK MENCEGAH
DECUBITUS DALAM BENTUK JAM DINDING

I
mmobilisasi adalah suatu keadaan di merugikan bagi fisik maupun psikologis.
mana individu mengalami atau berisiko Dampak dari immobilisasi dalam tubuh dapat

mengalami keterbatasan mempengaruhi sistem

gerak fisik. Faktor yang tubuh, seperti perubahan

mempengaruhi terjadinya pada metabolisme tubuh,

immobilisasi adalah proses ketidakseimbangan cairan

penyakit dan injury. Adanya dan elektrolit, gangguan

penyakit tertentu yang dalam kebutuhan nutrisi,

diderita seseorang akan gangguan fungsi cerna,

mempengaruhi mobilitasnya perubahan kardiovaskular,

misalnya; seorang yang patah tulang akan sistem pernafasan, sistem gerak otot,

kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. eliminasi, dan yang paling mudah ditemukan

Konsep immobilisasi merupakan hal yang adalah adanya perubahan pada kulit dibagian

relatif, dalam arti tidak saja kehilangan tubuh yang mengalami penekanan berupa

pergerakan total tetapi juga terjadi luka dengan derajat tertentu yang disebut

penurunan aktivitas dari normalnya. Ada luka decubitus.

kalanya klien harus istirahat di tempat tidur Sebagian besar pasien di ICU RSUD

karena mederita penyakit tertentu misalnya Balikpapan sendiri pun adalah pasien dengan

stroke yang berakibat kelumpuhan, penyakit kondisi penurunan kesadaran. Hal ini lah

jantung atau kelainan system tubuh lainnya yang mendasari saya untuk membantu

yang sampai pada kondisi tidak sadar. Pasien- mobilisasi pasien-pasien tersebut. Perubahan

pasien yang mengalami penurunan posisi tidur pasien yang dirawat sangat

kesadaran biasanya akan tirah baring dalam penting untuk mencegah atau mengurangi

waktu lama dan tidak mampu bergerak dampak yang ditimbulkan, salah satu

secara mandiri. Immobilisasi berkepanjangan tujuannya adalah mencegah terjadinya

dapat membawa akibat-akibat yang decubitus pada pasien yang immobilisasi.

Aktualisasi Kegiatan|1
Adapun kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 1-5 Oktober 2016. Outputnya berupa jam
dinding yang berisi jadwal perubahan posisi tidur pasien yang immobilisasi.
Tahap pertama yang saya lakukan adalah membuat design
jam dinding dengan menggunakan gambar-gambar
sederhana yang menunjukkan posisi tidur pasien (Anti
Korupsi). Setelah design jam selesai dibuat, saya mencetak
design tersebut dan menempelnya pada sebuah jam.
Kemudian saya mensosialisasikan penggunaan jam kepada
KaSie Keperawatan dan
teman sejawat ICU agar
mudah untuk diaplikasikan.
Setelah teman-teman
mengerti penggunaan jam
tersebut saya letakkan di
belakang bed pasien
sehingga mudah untuk
dijangkau dan sering
Gambar 1.1 Membuat design jam dinding terlihat oleh perawat
(Komitmen Mutu). Kemudian saya merubah posisi tidur pasien yang sebelumnya
menginformasikan terlebih dahulu kepada pasien dengan sopan (Etika Publik) tindakan yang
akan dilakukan. Terkadang sangat sulit untuk merubah posisi tidur pasien jika dilakukan
sendiri, oleh karena itu saya meminta bantuan teman untuk bersama-sama bergotong royong
merubah posisi tidur pasien (Nasionalisme). Posisi tidur pasien harus selalu berubah selama
24 jam, untuk itu saat waktu jaga saya habis saya mengapluskan posisi tidur pasien selanjutnya
kepada teman jaga berikutnya. Hal ini konsisten saya apluskan setiap hari (Akuntabilitas)
untuk membantu mencegah terjadinya decubitus pada pasien immobilisasi.

Gambar 1.2 Mensosialisasikan kepada KaSie Keperawatan dan teman di Ruang ICU

Aktualisasi Kegiatan|2
Gambar 1.3 Meggantung jam dinding Gambar 1.4 Mengatur posisi tidur pasien

Gambar 1.5 Mengapluskan posisi selanjutnya

AFTER

BEFORE

Aktualisasi Kegiatan|3
KEGIATAN 2
MEMBUAT LEMBAR BALIK MENGENAI
ROM/RANGE OF MOTION
(LATIHAN GERAK SENDI)

R
OM (Range of Motion) adalah pernapasan.
3. Mencegah kontraktur dan kekakuan
pada sendi.
latihan Latihan ROM ini sangat berkaitan pula
gerakan dengan pasien yang immobilisasi. Dimana
sendi yang proses penyakit sangat berperan penting
memungkin dalam mobilisasi pasien. Khususnya pasien-
kan terjadinya kontraksi dan pergerakan pasien dengan gangguan mobilitas yang
otot, dimana klien menggerakan masing- irreversible (tidak bisa kembali seperti
masing persendiannya sesuai gerakan semula) seperti Stroke. Stroke sendiri
normal baik secara aktif ataupun pasif. merupakan salah satu penyakit yang masuk
Pasien yang mobilitas sendinya terbatas kedalam 10 penyakit terbesar pasien yang di
karena penyakit, diabilitas, atau trauma rawat di ICU RSUD Balikpapan. Oleh karena
memerlukan latihan sendi untuk mengurangi itu untuk membantu mencegah terjadinya
bahaya imobilitas. Latihan ROM dilakukan kekakuan sendi pada pasien tersebut saya
untuk memelihara dan mempertahankan membuat lembar balik mengenai ROM ini
kekuatan otot serta memelihara mobilitas untuk membantu memudahkan perawat di
persendian. Tujuannya antara lain : ICU dalam memberikan latihan gerak sendi
1. Meningkatkan atau mempertahankan pada pasien. Kegiatan ini saya lakukan mulai
fleksibilitas dan kekuatan otot. tanggal 2-8 Oktober 2016, termasuk proses
2. Mempertahankan fungsi jantung dan percetakan lembar balik selama 3 hari.

Tahap pertama yang saya lakukan adalah dengan mencari data dan informasi secara terbuka
(Akuntabilitas) melalui internet dan berbagai buku referensi tindakan keperawatan. Setelah
data terkumpul, saya menyusun rancangan lembar balik sesuai dengan tahapan latihan

Aktualisasi Kegiatan|4
Gambar 2.1 Mencari data dan informasi Gambar 2.2 Membuat rancangan lembar balik

menggunakan Bahasa Indonesia yang singkat, padat dan jelas agar mudah dipahami
(Nasionalisme) dan mengkonsultasikannya kepada
atasan untuk meminta persetujuan isi dari
lembar balik sudah tepat atau belum sebelum
dipublikasikan (Etika Publik). Kemudian
setelah disetujui rancangan lembar balik
tersebut saya cetak dan menunggu sampai
proses nya selesai. Pada tanggal 6 Oktober
2016 lembar balik telah selesai dicetak, saya
Gambar 2.3 Meminta persetujuan atasan

langsung mensosialisasikan kepada


teman sejawat ICU untuk memberikan
tambahan wawasan agar pemahaman
tentang pentingnya tindakan
keperawatan latihan gerak sendi yang
dilakukan perawat semakin luas
(Komitmen Mutu). Kemudian setelah
itu saya mempraktekkan latihan gerak Gambar 2.4 Mensosialisasikan ROM

sendi kepada pasien sesuai dengan tahapan


yang ada dalam lembar balik dan tidak
menghilangkan satupun tahapan dalam
latihan (Anti Korupsi).

Gambar 2.5 Melakukan latihan sesuai tahapan

Aktualisasi Kegiatan|5
Output :
Lembar balik tentang ROM
yang diletakkan di Nurse
Station

Aktualisasi Kegiatan|6
KEGIATAN 3
MEMBUAT RESTRAIN PENGIKAT TANGAN DAN
KAKI YANG AMAN UNTUK PASIEN

Restrain secara umum mengacu pada suatu cara/metode/bentuk tindakan yang


disengaja untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas individu yang berperilaku di
luar kendali dengan tujuan tertentu. Pemasangan restrain merupakan suatu pelayanan yang
melingkupi semua pasien dengan resiko jatuh, kecenderungan melukai diri sendiri atau orang
lain, dan yang menghambat proses pengobatan. Salah satu jenis restrain adalah berupa
restrain fisik yang merupakan alternatif terakhir jika dengan intervensi verbal mengalami
kegagalan, antara lain berupa Restrain Jaket, Baju Restrain, Restrain Siku, Restrain Ekstremitas
(tangan dan kaki) dan Mummy Restrain. Tidak jarang pasien yang di rawat di Ruang ICU adalah
pasien-pasien dengan orientasi buruk yang memiliki resiko jatuh yang sangat tinggi, selain itu
juga adanya perilaku tak terkontrol yang dapat menghambat proses pengobatan, oleh karena
itu pelayanan keperawatan sering menggunakan restrain jenis ini untuk menanggulangi hal
tersebut dan yang paling sering digunakan adalah restrain ekstremitas (tangan dan kaki).
Karena dampak penggunaannya yang kadang berakibat fatal maka dibutuhkan retrain yang
aman digunakan pasien. Dimana masing-masing unit pelayanan memiliki kebijakan sendiri
tentang restrain yang digunakan. Untuk saat ini di RSUD Balikpapan belum memiliki kebijakan
tetap tentang restrain yang digunakan. Di ICU RSUD Balikpapan sendiri masih menggunakan
kassa gulung yang dikondisikan sebagai restrain untuk tangan dan kaki. Oleh karena itu saya
berinisiatif untuk membuat restrain tangan dan kaki yang aman untuk pasien sesuai model
restrain yang dianjurkan sebagai bentuk kepedulian saya terhadap kondisi tangan dan kaki
pasien jika tidak menggunakan restrain yang aman (Anti Korupsi). Kegiatan ini saya lakukan
pada tanggal 3-5 Oktober 2016. Tahapan yang pertama saya lakukan adalah berkonsultasi
kepada atasan dan teman sejawat ICU secara transparan dalam proses perencanaan dan
pembuatan restrain (Akuntabilitas) sehingga mendapat masukkan jenis atau design restrain
yang dibutuhkan. Kemudian setelah design restrain sudah disepakati bersama saya
memperbanyak restrain tangan dan kaki tersebut sesuai kebutuhan Ruang ICU. Setelah
restrain tersedia, saya berkoordinasi dengan teman sejawat ICU untuk menentukan waktu

Aktualisasi Kegiatan|7
berkumpul kemudian mensosialisasikan penggunaan jenis restrain baru tersebut demi
kepentingan bersama (Nasionalisme) dan menjelaskannya dengan santun (Etika Publik).
Setelah itu saya memasang restrain tersebut ke tangan dan kaki pasien dengan tidak terlalu
kencang agar tidak menghambat aliran darah ke ekstremitas sehingga aman untuk digunakan
pasien (Komitmen Mutu).

Aktualisasi Kegiatan|8
KEGIATAN 4
MEMBUAT KARTU PETUNJUK JUMLAH
PEMBERIAN DOSIS OBAT-OBATAN DENGAN
TITRASI

Pemberian obat-obatan titrasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara bertahap dan
terus menerus sesuai respon yang dikehendaki, dapat berubah dalam hitungan jam, menit
atau detik. Hal tersebut karena dosis obat bersifat dinamis, obat bersifat aktif, obat bersifat
individual dan juga obat berosmolaritas tinggi sehingga diperlukan tingkat kecermatan yang
tinggi dalam pemberian obat. Penggunannya pun sering memakai alat yang disebut syringe
pump. Obat-obatan yang digunakan merupakan obat-obatan tipe “High Alert” dimana sering
diberikan kepada pasien-pasien di ICU sesuai instruksi dokter. Oleh karnanya dalam upaya
meningkatkan kecermatan pemberian obat titrasi dan mengurangi resiko kesalahan dalam
pemberian dosis obat saya membuat kartu petunjuk ini untuk membantu pelayanan agar lebih
cepat dan efektif. Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 28-30 September 2016. Adapun
tahapan pertama yang saya lakukan adalah berkoordinasi dengan teman sejawat ICU dalam
membuat design kartu yang dibutuhkan kemudian mengajukan dan meminta persetujuan
design tersebut kepada KaSie Keperawatan sebelum dicetak sebagai tanggung jawab bersama
terhadap perubahan kondisi pasien (Akuntabilitas). Setelah design kartu disetujui, saya
mencetak dan memperbanyak kartu sesuai kebutuhan dengan kualitas yang baik (Komitmen
Mutu) agar dapat digunakan kembali untuk pasien selanjutnya. Sebelum dipasang ke syringe
obat, saya melengkapi pemberian jumlah dosis obat pada kartu petunjuk tersebut sesuai
dengan obat yang diberikan dengan tidak memanipulasi data yang ditulis (Anti Korupsi).
Berikutnya saya memasang kartu petunjuk yang sudah dilengkapi tadi ke syringe obat yang
terpasang pada pasien. Kemudian kartu tersebut saya gunakan saat mengobservasi kondisi
pasien dan ketika kondisi pasien mengalami perburukan saya langsung memberikan
pelayanan dengan cermat (Etika Publik) mengganti dosis pemberian obat tersebut sehingga
membantu saya mempertahankan atau meningkatkan kondisi pasien dalam memberikan hak
pasien untuk mempertahankan kehidupannya (Nasionalisme).

Aktualisasi Kegiatan|9
KEGIATAN 5
MEMBERI TERAPI MUSIKAL KEPADA
PASIEN DI ICU

Musik erat hubungannya terhadap kesehatan. Terapi musik dalam bidang kesehatan dapat
digunakan untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan fisik
mental, emosional dan spiritual dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu (Samuel
2007). Musik berpengaruh terhadap mekanisme kerja system syaraf otonom dan hormonal,
sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tingkat kecemasan dan nyeri.
Faktanya, musik dapat menurunkan denyut jantung, menurunkan tekanan darah, mengurangi
level hormone stress, meningkatkan mood, bahkan dapat menenangkan pada pasien dengan
serangan jantung.

Stimulus sensoris merupakan tindakan untuk meningkatkan kesadaran dan potensi rehabilitas
pada pasien koma. Kegiatan stimulasi dapat berupa rangsangan pada sensori penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa, perabaan, dan gerak. Yang paling sering dilakukan adalah
melalui stimulus pendengaran dengan memperdengarkan terapi musik.

Banyak penelitian mengenai efek terapi musik yang berpengaruh secara bermakna terhadap
status kesehatan pasien terutama pada pasien-pasien koma di Ruang ICU berdasarkan
literatur yang saya baca berupa jurnal hasil penelitian antara lain seperti berikut :
 Pengaruh terapi musik terhadap status haemodinamika pada pasien koma di Ruang
ICU sebuah rumah sakit di Lampung
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/209/pdf_138

 Pengaruh terapi musik terhadap peningkatan Glasgow Coma Scale (GCS) pada pasien
Stroke di RSUD dr. Moewardi
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-sridewis10-597-1-
s10042s-i.pdf

A k t u a l i s a s i K e g i a t a n | 10
Di berbagai negara terutama di Eropa dan Amerika telah dikembangkan pemberian terapi
musik di rumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis permasalahan penyakit. Namun terapi
musik di Indonesia belum banyak ditekuni oleh para psikolog dan diterapkan di rumah sakit.
Begitupun di RSUD Balikpapan belum menerapkan terapi musik sebagai pelengkap
pengobatan pasien. Terapi musik dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut saya ingin menggunakan terapi musik tersebut selama perawatan
pasien yang ada di Ruang ICU RSUD Balikpapan dalam upaya untuk melawan stimulus-stimulus
yang tidak menyenangkan di ruang perawatan kritis.

Kegiatan ini saya lakukan tanggal 3-6 Oktober 2016. Tahapan kegiatan yang pertama saya
lakukan adalah memilih musik sesuai dengan kriteria yang dapat dipakai dalam kesehatan
yakni harus bersifat instrumental tanpa ada vocal dan memiliki alunan melodi yang
menyenangkan. Secara garis besar hal tersebut terdapat pada musik yang mengandung unsur
klasik, relaksasi dan suara alam yang memiliki efek terapeutik terhadap manusia itu sendiri
(Noah Letchtzin et al, 2005). Sesuai dengan konsepnya, saya memilah kembali dan mencari
musik yang tepat untuk digunakan sebagai terapi (Komitmen Mutu). Kemudian saya
mengunduh musik yang sudah dipilih tadi dan megubah formatnya file nya dalam bentuk
audio. Beberapa musik yang saya unduh antara lain :

Music Relaxation - Instrumental

https://youtu.be/s4beBw-ubGg?list=PLlOF3PJNBq70NM1l3MbPc1LPLjqTP2nSB

The Best Of YIRUMA | Yiruma's Greatest Hits ~ Best Piano


https://youtu.be/0tDh0AW0DsI

Musik Terapi Otak Suara Alam


https://youtu.be/-eZE_hYlaUw?list=PLlOF3PJNBq70NM1l3MbPc1LPLjqTP2nSB

A k t u a l i s a s i K e g i a t a n | 11
Setelah semua file musik yang dibutuhkan siap, saya mempersiapkan lingkungan. Uji coba
pertama saya lakukan dengan menyambungkan komputer ke mini speaker menggunakan
kabel audio dan diarahkan ke pasien agar musik dapat didengar adil oleh semua pasien (Anti
Korupsi). Dalam memberikan terapi saya mengatur volume musik yang disesuaikan sehingga
tidak mengganggu pasien yang sedang beristirahat (Nasionalisme). Selain itu dalam memutar
terapi musik saya memberikan pelayanan yang professional dengan tidak memutar musik
saat ada pasien yang kondisinya dalam keadaan darurat (Etika Publik). Pemberian terapi
musik ini saya dan teman sejawat ICU lainnya lakukan setiap hari sebagai program tambahan
(Akuntabilitas).

KEGIATAN 6
MEMBERI LABELING WAKTU PEMASANGAN
SELANG KENCING

Pemasangan selang kencing (kateterisasi) adalah tindakan memasukan selang kateter yang
terbuat dari bahan plastik atau karet ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan
mengeluarkan urine. Terdapat 2 bentuk kateterisasi yaitu kateter intermietten/sementara dan
keteter menetap yang digunakan sesuai kebutuhan. Penggunaan kateter sementara yang terus
menerus maupun keteter tetap dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan resiko
infeksi dan trauma pada urethra. Khususnya bagi pemakaian kateter menetap akan lebih baik
jika kateter diganti secara teratur dan berkala sesuai dengan batas waktu pemasangan dari

A k t u a l i s a s i K e g i a t a n | 12
setiap jenis kateter. Maka untuk memudahkan hal tersebut saya memberi labeling waktu
pemasangan pada selang kencing, dimana semua pasien yang dirawat di Ruang ICU RSUD
Balikpapan mayoritas terpasang selang kencing yang menetap. Hal ini saya lakukan tujuannya
agar waktu pemasangan selang kencing dapat termonitor dengan baik kapan harus segera
dilakukan pergantian selang kencing sebagai indikator bagi perawat untuk membantu
mencegah terjadinya ISK (Infeksi Saluran Kencing). Kegiatan ini saya lakukan pada tanggan 30
September-01 Oktober 2016. Adapun tahapan yang saya lakukan adalah menyiapkan bahan
label terlebih dahulu. Kemudian menggunakan fasilitas sederhana yang ada diruangan untuk
membuat label waktu (Anti Korupsi), berupa rekam medis pasien dan spidol. Berikutnya saya
melengkapi waktu pemasangan yang ditulis dengan jelas dan informatif (Etika Publik) dan
langsung memasang label tersebut ditempat yang letaknya mudah terlihat sehingga dapat
dimonitor langsung oleh semua tenaga kesehatan (Komitmen Mutu) dengan menutup tirai
terlebih dahulu untuk menjaga privasi pasien (Nasionalisme), baik pada awal pemasangan
selang kateter maupun pada saat hanya memasang label karena biasanya selang kantong
kencing sering terlipat di bagian bawah paha pasien. Setelah itu saya mengapluskan waktu
pemasangan selang kencing ke perawat ruang rawat berikutnya agar terkontrol waktu
pergantian selang kencing selanjutnya (Akuntabilitas) pada pasien yang kondisinya membaik
dan indikasi pindah ruang rawat inap biasa.

A k t u a l i s a s i K e g i a t a n | 13
KEGIATAN 7
MEMBERIKAN NUTRISI PADA PASIEN YANG
TIDAK SADAR MELALUI NGT (SELANG
LAMBUNG) SESUAI DENGAN JADWAL

Pemberian Nutrisi melalui selang lambung/NGT (Nasogastric Tube) atau yang dikenal sebagai
Nutrisi Enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya secara mandiri melalui jalur oral/mulut sehingga formula nutrisi
diberikan melalui tube yang langsung masuk ke dalam lambung. Salah satu tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan pemberian obat-obatan pasien yang terindikasi.
Pasien yang tidak sadar termasuk kedalam indikasi pasien untuk diberikan nutrisi enteral
karena ketidakmampuannya dalam memasukkan makanan secara mandiri melalui mulut.
Karena rata-rata pasien yang ada di ICU RSUD Balikpapan adalah pasien dengan penurunan
kesadaran maka saya sebagai perawat wajib untuk memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan
pasien. Ketepatan jam pemberian nutrisi pada pasien sedikit kurang diperhatikan oleh
petugas. Padahal nutrisi yang selalu diberikan sesuai jadwal pemberian yang telah ditentukan
mampu mendukung proses penyembuhan pasien itu sendiri. Adapun tahapan kegiatan yang
dilakukan dengan berkoordinasi secara bersama-sama (Nasionalisme) setelah ada instruksi
dari dokter penanggung jawab pasien mengenai jumlah dan jenis makanan yang diperlukan
pasien, saya mengkonsulkan ke ahli gizi guna menyediakan nutrisi yang akan diberikan ke
pasien. Ketika waktu menunjukkan sudah masuk jam pemberian diit pasien saya menyiapkan
nutrisi yang telah disediakan oleh instalasi gizi. Namun saya memeriksa terlebih dahulu sisa
makanan yang mungkin belum dicerna atau produksi lambung lainnya dengan menarik udara
dari selang lambung menggunakan spuit. Kemudian bila sudah dipastikan pencernaan
lambung baik dan tidak ada kontraindikasi pemberian maka saya memasukkan diit pasien
sesuai dengan takaran kebutuhan pasien dan memastikan untuk tidak menambah atau
mengurangi jumlahnya (Anti Korupsi). Selama proses pemberian nutrisi ini saya tetap
berkomunikasi dengan pasien (Komitmen Mutu) karna sejatinya pasien yang tidak sadar akan
tetap dapat merasakan apa yang dilakukan terhadap dirinya. Setelah nutrisi selesai diberikan
saya merapikan kembali pasien dan mengembalikan alat-alat yang digunakan sehingga pasien
kembali beristirahat dengan nyaman (Etika Publik).

A k t u a l i s a s i K e g i a t a n | 14
Tahapan terakhir adalah saya tidak lupa untuk mencatat jenis dan jumlah makanan di rekam
medis pasien sesuai dengan yang saya berikan (Akuntabilitas).

A k t u a l i s a s i K e g i a t a n | 15

Anda mungkin juga menyukai