Anda di halaman 1dari 26

Metformin

Komposisi:
Metformin 500 mg.

Bentuk Sediaan:
Tablet.

Farmakologi:
Mekanisme utama metformin dalam mengontrol kadar gula darah adalah dengan cara menghambat
produksi glukosa (glukoneogenesis) di hati.

Indikasi:
DM tipe 2 ( NIDDM ) yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diit dan aktivitas fisik.

Dosis:
Dosis awal : 2x500 mg/hari
Titrasi : dapat ditingktan 500 mg/minggu setiap 2 minggu.
Dosis maksimum : 2000 mg dalam dosis terbagi. Diberikan bersama makanan.

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap metformin, koma diabetik dan ketoasidosis, gangguan fungsi ginjal.
Penyakit hati kronis, gagal jantung dan infark miokardium, alkoholisme, riwayat atau keadaan
yang berkaitan dengan asidosis laktat seperti syok atau insufisiensi pulmonal dan keadaan yang
berhubungan dengan hipoksemia.
Kehamilan dan menyusui.

Peringatan dan Perhatian:


Hati-hati pada gangguan fungsi ginjal.
Tidak dianjurkan penggunaan pada kondisi dimana menyebabkan dehidrasi atau pada penderita
yang baru sembuh dari infeksi serius atau trauma.
Dianjurkan pemeriksaan berkala kadar B12 pada penggunaan jangka panjang.
Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan fungsi ginjal.
Tidak direkomendasikan penggunaan pada anak-anak.

Efek Samping:
Anoreksia, mual, muntah, diare.

Glimepiride
Komposisi:
Glimepiride 1,2,3 dan 4 mg.

Bentuk Sediaan:
Tablet.

Farmakologi:
Glimepiride bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan
meningkatkan sensitivitas insulin di perifer.

Indikasi:
DM tipe 2 ( NIDDM ) yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diit dan aktivitas fisik.

Dosis:
Dosis awal biasanya adalah 1 mg sekali sehari. Bila perlu, dosis harian dapat ditingkatkan dengan
interval 1-2 minggu.

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap glimepiride, ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa koma, wanita hamil
atau wanita menyusui.

Peringatan dan Perhatian:


Penggunaan pada anak-anak : keamanan dan efektivitasnya belumdiketahui.
Kewaspadaan dan reaksi dapat terganggu karena hipo atau hiperglikemia, terutama saat memulai
atau setelah perubahan pengobatan atau saat glimepiride tidak diminum secara teratur.

Efek Samping:
Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare.

Amlodipine
FARMAKOLOGI

Bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium ke dalam otot pembuluh darah dan jantung,
sehingga vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah.

INDIKASI/KEGUNAAN

Hipertensi, angina pektoris stabil, angina Prinzmetal/vasospastik/ angina variant

CARA PEMBERIAN/PENGGUNAAN

Hipertensi dan angina: Dosis awal 5 mg, sekali sehari, maks 10 mg, sekali sehari. Titrasi tiap 1-2
minggu.
Pemberian dapat diberikan sebelum dan sesudah makan. AMLODIPINE dapat diberikan pagi
atau malam hari. AMLODIPINE bisa diberikan bersamaan dengan obat antihipertensi lain dan
suplemen bila diperlukan. AMLODIPINE secara relatif aman untuk diberikan secara jangka
panjang, dan pada pasien hipertensi memang diberikan seumur hidup.

PASIEN KHUSUS/PERHATIAN
Amlodipine memang sudah ada penelitan pemberiannya pada anak-anak, namun perlu
berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai terapi. Dapat diberikan dengan dosis biasa pada
pasien usia lanjut, dengan rekomendasi dosis2,5 mg, dan bila diperlukkan dapat diberikan dosis
lebih besar. Walau amlodipine tidan lazim diberikan pada ibu hamil, amlodipine dapat diberikan
pada ibu hamil, dengan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pada pasien dengan gangguan
fungsi hati AMLODIPINE dapat diberikan dengan dosis awal 2,5 mg. Pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal dapat diberikan AMLODIPINE.

INTERAKSI OBAT
Interaksi AMLODIPINE dengan obat lain mini

EFEK SAMPING
Secara umum dapat ditoleransi dengan baik, ringan – sedang, seperti edema, sakit kepala,
fatique, pusing.

Asam Folat
Farmakodinamik

Folat pada dasarnya didapatkan dari tubuh kita. Folat dari eksogen dibutuhkan untuk menjaga
eritropoiesis normal dan untuk sintesis nucleoprotein. Asam folat menstimulasi produksi sel
darah putih, sel darah merah, dan platelet pada anemia megaloblastik. Selain itu, perannya dalam
sintesis nukleotida pada replikasi DNA membuat asam folat berperan penting dalam
pembentukan neural tube saat embriogenesis. Oleh karena itu dapat mencegah defek
pembentukan tabung saraf pada bayi baru lahir, seperti spina bifida dan anensefali.
Farmakokinetik

Farmakokinetik asam folat berupa absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.


Absorpsi
Asam folat terkandung dalam makanan, sebagai reduktor polyglutamate folate. Vitamin ini dapat
diabsorpsi hanya setelah hidrolosis, reduksi, dan methylation terjadi pada traktus gastrointestinal.
Lalu dikonversikan menjadi tetrahidrofolat aktif. Bentuk sintetik oral asam folat adalah
monoglutamat dan diabsorpsi lengkap setelah pemberian, meskipun pada sindrom
malabsorpsi.[13] Asam folat diabsorpsi secara cepat dari traktus gastrointestinal, utamanya dari
pars proksimal dari usus kecil. Rentang kadar serum normal 0,005 sampai 0,015 mcg/ml.
Biasanya kadar serum kurang dari 0,005 mcg/ml merupakan indikasi defisiensi folat, dimana
kurang dari 0,002 mcg/ml termasuk anemia megaloblastik.
Distribusi
Asam tetrahidrofolat dan derivatifnya didistribusikan ke dalam semua jaringan tubuh.
Penyimpanan folat di dalam tubuh, sebanyak setengah dari total folat di simpan di hati. Asam
folat juga didistribusikan ke dalam ASI.
Metabolisme
Metabolisme folat di hati menjadi asam N-methyltetrahydrofolat, bentuk utama penyimpanan
folat dan transportasi.
Ekskresi
Asam folat diekskresikan dalam sebagian jumlah melalui urin. Setelah pemberian dosis besar,
kelebihan folat diekskresikan dalam urin. Sedikit asam folat yang diekskresikan dalam feses.
Sekitar 0,05 mg/hari penyimpanan folat dalam tubuh hilang melalui ekskresi urin dan feses.

Lenal Ace

Indikasi Lenal Ace

Untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium didalam tubuh.

Komposisi Lenal Ace

Lenal Ace mengandung Calcium acetat USP atau setara dengan kalsium 169mg.

Dosis dan Pemberian Lenal Ace

Lenal Ace diberikan 3 kali dalam sehari 1 tablet atau sesuai dengan anjuran dari dokter. Lenal Ace
diberikan pada saat makan.

Omeprazole
Komposisi:
Omeprazole 20 mg.

Bentuk Sediaan:
Kapsul.

Farmakologi:
Omeprazole menghambat sistem enzim H+, K+ ATP ase (pompa proton) pada sel parietal
mukosa lambung secara spesifik sehingga produksi asam lambung tahap akhir dihambat.

Indikasi:
Ulkus duodenum dan ulkus lambung
Ulkus atau erosi pada lambung dan duodenum yang disebabkan oleh AINS
Eradikasi Helicobacter pylori pada penyakit ulkus peptik
Esofagitis refluks
Sindrom Zollinger – Ellison

Dosis:
Ulkus duodenum dan ulkus lambung: 20-40 mg, sekali sehari.
Untuk pencegahan kekambuhan 10 mg/hari.
Ulkus berhubungan dengan AINS : 20 mg sekali sehari.
Regimen eradikasi Helicobacter pylori pada penyakit ulkus peptikum : 40 mg per hari
dengan amoxycillin 1,5 gram dalam dosis terbagi selama 2 minggu.
Esofagitis refluks: 20 mg per hari.
Sindrom Zollinger – Ellison: Dosis inisial 60 mg per hari. Jika dosis per hari mencapai 80 mg,
dosis sebaiknya dibagi dan diberikan dua kali sehari.

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap omeprazole.

Peringatan dan Perhatian:


Pada penggunaan jangka panjang perlu diwaspadai efek hipoklorindrik dan hipergastrinemia.
Sebaiknya tidak diberikan selama masa kehamilan dan menyusui kecuali apabila penggunaannya
dianggap penting.
Ketika dicurigai ulkus lambung, kemungkinan keganasan sebaiknya tidak dihilangkan selama
pengobatan mungkin akan menghilangkan gejala dan memperlambat diagnosis.

Efek Samping:
Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan dapat menstimulasi pertumbuhan sel
ECL (enterochromaffin-like cells). Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya
pertumbuhan bakteri yang berlebihan di saluran pencernaan.

Domperidon
Komposisi:
Domperidone 10 mg dan 5 mg/5mL.

Bentuk Sediaan:
Tablet dan sirup.

Farmakologi:
Efek anti emetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periferal (gastrokinetik) dengan antagonis
terhadap reseptor dopamine di kemoreseptor “ trigger zone” yang terletak di luar sawar darah otak
di area postrema.

Indikasi:
Untuk mual dan muntah akut, mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa dan
bromokriptin lebih dari 12 minggu, pengobatan gejala dispepsia fungsional.
Anak-anak :untuk mual dan muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.

Dosis:
Dispepsia fungsional :
Dewasa : 10 - 20 mg 3 kali sehari dan 10 – 20 mg sekali sebelum tidur malam tergantung respons
klinik. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu
Mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin) :
Dewasa (termasuk usia lanjut) : 10 – 20 mg sehari, interval waktu 4 - 8 jam.
Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radioterapi) : 0,2 - 0,4 mg/kg berat badan sehari,
dengan interval waktu 4 - 8 jam.
Obat diminum 15 - 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.
Kontraindikasi:
Penderita hipersensitif terhadap domperidone.
Anak-anak (kecuali untuk mencegah mual dan muntah sehubungan kemoterapi kanker dan
radioterapi).
Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin.

Peringatan dan Perhatian:


Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.

Efek Samping:
Jarang dilaporkan : sedasi, reaksi ekstrapiramidal, distonik parkinson, tardive dyskinesia (pada
pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson.
Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktore dan ginekomastia. Mulut kering,
sakit kepala, diare, rash kulit, rasa haus, cemas, gatal.

Sukralfat
Komposisi:
-Tiap kaplet mengandung Sucralfate 500 mg
- Tiap 5 mL mengandung Sucralfate 500 mg

Bentuk Sediaan:
Kaplet dan sirup (100 mL, 200 mL).

Farmakologi:
Sucralfate adalah suatu kompleks yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan polialuminium
hidroksida. Aktifitas Sucralfate sebagai anti ulkus merupakan hasil dari pembentukan kompleks
Sucralfate dengan protein yang membentuk lapisan pelindung menutupi ulkus serta melindungi
dari serangan asam lambung, pepsin dan garam empedu.
Percobaan laboratorium dan klinis menunjukkan bahwa Sucralfate menyembuhkan tukak dengan
tiga cara :
1. Membentuk kompleks kimiawi yang terikat pada pusat ulkus sehingga merupakan
lapisan pelindung.
2. Menghambat aksi asam, pepsin dan garam empedu.
3. Menghambat difusi asam lambung menembus lapisan film Sucralfate-albumin.
Sucralfate dapat berada dalam jangka waktu lama dalam saluran cerna sehingga menghasilkan
efek obat yang panjang. Sucralfate sangat sedikit terabsorpsi di saluran pencernaan sehingga
menghasilkan efek samping sistemik yang minimal.

Indikasi:
Pengobatan jangka pendek (sampai 8 minggu) pada ulkus gaster, ulkus duodeni, dan gastritis
kronik.

Dosis:
- Orang dewasa : 1000 mg (1 kaplet/2 tablet) 4 kali sehari sewaktu lambung kosong (1 jam sebelum
makan dan tidur). Antasida boleh diberikan seperlunya untuk meredakan nyeri, tetapi jangan
diberikan dalam 1/2 jam sebelum atau setelah Sucralfate.
- Pengobatan harus dilanjutkan 4 sampai 8 minggu kecuali bila pemeriksaan endoskopi atau sinar
X telah memperlihatkan kesembuhan.

Kontraindikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini.

Peringatan dan Perhatian:


- Hati-hati diberikan pada pasien gagal ginjal kronis dan pasien dialisis.
- Penggunaan obat ini selama kehamilan hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan.
- Hati-hati diberikan pada wanita yang sedang menyusui.
- Keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum dapat ditetapkan.

Efek Samping:
- Efek samping sangat jarang, yang relatif sering dilaporkan hanya konstipasi dan mulut terasa
kering. - - Keluhan lainnya : diare, mual, muntah, tidak nyaman di perut, flatulent, pruritus, rash,
mengantuk, pening, nyeri punggung dan sakit kepala.
- Efek samping terkait prosedur: nyeri abdomen, peritonitis, infeksi sekitar kateter, dsb.
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, hipovplemia dan hipervolemia, hipotensi dan
hipertensi, kram otot, dan sindrom disequilibrium.

Lancid
Komposisi:
Lansoprazole

Bentuk Sediaan:
Kapsul 30 mg

Farmakologi:
Merupakan penghambat pompa proton yang bekerja menekan sekresi asam lambung secara
spesifik dengan menghambat H+K+ATP- ase dari sel-sel parietal mukosa lambung. Cepat
diabsorbsi, kadar obat serum dicapai 1,5 jam setelah diminum. Bioavailabilitas tinggi (80-90%),
sehingga sekresi asam lambung dapat segera dihambat. Dimetabolisme dalam hati dan
diekskresikan terutama dalam feses, hanya 15-30% dari dosis diekskresikan dalam air seni.
Waktu paruh dicapai sekitar 1,4 jam tetapi masa kerjanya lebih panjang. Sekitar 97% terikat
protein plasma. Bersihan ginjal menurun pada pasien usia lanjut dan penderita gangguan hati.

Indikasi:
Ulkus duodenum, ulkus gaster jinak, refluks esofagitis.

Dosis:
- Ulkus duodenum/refluks esofagitis: 1 kapsul sehari selama 4 minggu.
- Ulkus gaster jinak: 1 kapsul sehari selama 8 minggu
- Pasien lanjut usia, pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal: tidak diperlukan penyesuaian
dosis. Jangan melebihi 30 mg/hari.
Lancid sebaiknya diminum pagi hari sebelum makan.

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap Lanzoprazole

Peringatan dan Perhatian:


- Hati-hati pada penggunaan jangka panjang
- Wanita hamil dan menyusui: belum didapatkan data yang cukup tentang penggunaannya pada
wanita hamil. Sebaiknya lansoprazole tidak digunakan selama hamil kecuali jika benar-benar
diperlukan.
- Pada ibu yang sedang menyusui harus dipertimbangkan, apakah pemakaian obat yang
dihentikan atau berhenti menyusui, tergantung pada pentingnya obat bagi si ibu.
- Keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dibuktikan.

Efek Samping: - Sakit kepala (lebih dari 1% kasus), diare.


- Efek samping lain (kurang dari 1 %): Reaksi mirip anafilaksis, asthenia, kandidiasis, nyeri
dada (tidak spesifik), edema, demam, sindrom flu, halitosis, infeksi (tidak spesifik), malaise
- Sistem Kardiovaskuler: angina, gangguan serebrovascular, , infark miokard, palpitasi, syok
(kegagalan sirkulasi)
- Sistem Pencernaan: melena, gangguan pencernaan, hematemesis, pendarahan rektum, kolitis
ulserativa
- Sistem Endokrin diabetes mellitus, goiter
- Sistem Hematologik and Limfatik : pansitopenia, trombotik trombositopenia purpura
- Gangguan Metabolik: gout; Sistem Muskuloskeletal: artritis, mialgia
- Sistem Saraf : dizziness, halusinasi, hemiplegia, penurunan libido, gangguan berpikir
- Sistem Pernapasan : asma, pneumonia; Kulit : jerawat, alopesia, rash
- Panca Indera : gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan pengecapan
- Sistem Urogenital : haid abnormal, hematuria, impotensi. Sebagian besar kasus hematologi
tidak diketahui secara jelas hubungannya dengan lansoprazole.
Lisinopril
LISINOPRIL
lisinopril
Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal
jantung kongestif, infark miokard akut, dan nefropati diabetik. Obat ini adalah obat anti hipertensi
yang termasuk kelas inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE).

Lisinopril bekerja dengan cara mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat
vasokonstriktor endogen. Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun.
Penurunan angiotensin II mengakibatkan peningkatan aktivitas renin plasma dan mengurangi
sekresi aldosteron (hormon yang menyebabkan retensi air dan Natrium). Hal ini menyebabkan
terjadinya vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
GOLONGAN
Harus dengan resep dokter

KEMASAN
Obat ini biasa dipasarkan berupa lisinopril 5 mg dan 10 mg.

INDIKASI
Berikut ini adalah beberapa kegunaan lisinopril :

 Untuk mengobati hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung
kongestif dan infark miokardial akut.
 Obat ini juga digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah mengalami
serangan jantung.
 Bisa untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit diabetes melitus misalnya pada
ginjal (nefropati diabetik).
KONTRA INDIKASI
 Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
lisinopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor lain.
 Jangan menggunakan lisinopril jika Anda sedang hamil karena obat ini bisa membahayakan
bayi yang belum lahir. Segera hentikan penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
 Pengobatan dengan lisinopril tidak boleh dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki
riwayat angioedema (herediter atau idiopatik).
 Jika anda penderita diabetes melitus dan sedang menggunakan obat-obatan yang mengandung
aliskiren, jangan menggunakan lisinopril.
EFEK SAMPING LISINOPRIL
Efek samping lisinopril yang pernah dilaporkan adalah sebagai berikut :

 Efek samping yang paling umum adalah batuk, yang terjadi karena peningkatan kadar
bradikinin.
 Efek samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini
bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l,
atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
 Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar
aldosteron, hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
 Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian lisinopril adalah
angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
 Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada
wanita hamil.
 Efek samping lainnya adalah : Sakit kepala, kelelahan, nyeri perut dan dada, pusing, mual,
muntah, diare, infeksi saluran pernafasan atas, asthenia, dan ruam.
Home
lisinopril
Lisinopril
LISINOPRIL
lisinopril
Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal
jantung kongestif, infark miokard akut, dan nefropati diabetik. Obat ini adalah obat anti hipertensi
yang termasuk kelas inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE).
Lisinopril bekerja dengan cara mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat
vasokonstriktor endogen. Penghambatan ini menyebabkan kadar angiotensin II menurun.
Penurunan angiotensin II mengakibatkan peningkatan aktivitas renin plasma dan mengurangi
sekresi aldosteron (hormon yang menyebabkan retensi air dan Natrium). Hal ini menyebabkan
terjadinya vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.

GOLONGAN
Harus dengan resep dokter

KEMASAN
Obat ini biasa dipasarkan berupa lisinopril 5 mg dan 10 mg.

INDIKASI
Berikut ini adalah beberapa kegunaan lisinopril :

 Untuk mengobati hipertensi dan kelainan-kelainan pada organ jantung seperti : gagal jantung
kongestif dan infark miokardial akut.
 Obat ini juga digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah mengalami
serangan jantung.
 Bisa untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit diabetes melitus misalnya pada
ginjal (nefropati diabetik).
KONTRA INDIKASI
 Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
lisinopril atau obat-obat yang termasuk ACE inhibitor lain.
 Jangan menggunakan lisinopril jika Anda sedang hamil karena obat ini bisa membahayakan
bayi yang belum lahir. Segera hentikan penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
 Pengobatan dengan lisinopril tidak boleh dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki
riwayat angioedema (herediter atau idiopatik).
 Jika anda penderita diabetes melitus dan sedang menggunakan obat-obatan yang mengandung
aliskiren, jangan menggunakan lisinopril.
EFEK SAMPING LISINOPRIL
Efek samping lisinopril yang pernah dilaporkan adalah sebagai berikut :

 Efek samping yang paling umum adalah batuk, yang terjadi karena peningkatan kadar
bradikinin.
 Efek samping lainnya adalah hipotensi dan gagal ginjal akut. Hentikan pemakaian obat ini
bila tekanan darah sistolik turun menjadi < 90 mm Hg, atau kalium meningkat > 6 mmol/l,
atau kreatinin meningkat 50% atau > 3 mg/dl.
 Obat ini juga bisa menyebabkan hiperkalemia yang terjadi terjadi karena penurunan kadar
aldosteron, hormon steroid yang berfungsi menahan natrium dan mengekskresi kalium.
 Efek samping yang jarang tetapi sangat berbahaya akibat pemakaian lisinopril adalah
angioneurotik edema, yang biasanya timbul pada bulan pertama pemakaian.
 Obat-obat ACE inhibitors diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada
wanita hamil.
 Efek samping lainnya adalah : Sakit kepala, kelelahan, nyeri perut dan dada, pusing, mual,
muntah, diare, infeksi saluran pernafasan atas, asthenia, dan ruam.
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien saat menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :

 Segera hentikan pemakaian obat jika anda positif hamil, karena obat-obat yang termasuk ACE
inhibitor dapat menyebabkan cedera dan kematian pada janin.
 Karena kurangnya data pengamatan, produsen obat-obat yang mengandung lisinopril
merekomendasikan ibu menyusui untuk tidak menggunakan obat ini guna menghindari efek
buruk terhadap bayi.
 Keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Penggunaan pada
anak-anak bisa dilakukan jika pengendalian tekanan darah dengan cara lain tidak efektif.
 Lisinopril hanya digunakan dalam pengawasan dokter, terutama pada permulaan terapi untuk
antisipasi terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis. Penurunan tekanan darah secara
drastis bisa menyebabkan pusing, sakit kepala dan penurunan kewaspadaan. Jangan
mengemudi dan mengoperasikan mesin yang membutuhakn kewaspadaan tinggi.
 Jika mengalami tanda-tanda atau gejala angioedema seperti : pembengkakan wajah, mata,
bibir, lidah, laring dan ekstremitas, kesulitan dalam menelan atau bernapas, suara serak segera
hubungi dokter anda.
 Segera hubungi dokter jika mengalami infeksi (misalnya, sakit tenggorokan, demam) yang
bisa saja merupakan tanda terjadinya neutropenia atau edema progresif yang berhubungan
dengan proteinuria dan sindrom nefrotik.
 Sebaiknya jangan menggunakan obat diuretik hemat kalium atau suplemen yang mengandung
kalium atau pengganti garam kalium selama menggunakan lisinopril, karena ada potensi
hiperkalemia.
 Berkonsultasi dengan dokter jika anda berkeringat secara berlebihan, dehidrasi, muntah, atau
diare karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis akibat berkurangnya
cairan tubuh.
 Jangan menghentikan pemakaian obat tanpa diketahui dokter.
INTERAKSI OBAT
Di bawah ini adalah interaksi lisinopril dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :

 Pada awal-awal penggunaan lisinopril bersamaan dengan obat-obat diuretik bisa


mengakibatkan pengurangan berlebihan tekanan darah. Sebaiknya kurangi dosis awal tablet
lisinopril.
 Peningkatan risiko hiperkalemia jika digunakan bersamaan dengan diuretik hemat kalium
(spironolactone, amiloride, triamterene, dan lain-lain) dan suplemen Kalium.
 Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan antidiabetes (insulin, agen hipoglikemik oral)
dapat menyebabkan peningkatan efek penurunan kadar glukosa.
 Penggunaan bersamaan dengan NSAID, termasuk selektif COX-2 inhibitor, dapat
mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal, termasuk mungkin gagal ginjal akut. Efek
antihipertensi ACE inhibitor, termasuk lisinopril, dapat dilemahkan oleh NSAID.
 Dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas lithium.
 Penggunaan bersamaan dengan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system
(RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk captopril), atau aliskiren
bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
 Licorice dapat memperburuk hipertensi.
DOSIS LISINOPRIL
lisinopril diberikan dengan dosis sebgai berikut :

 Dosis dewasa untuk hipertensi

Dosis awal : 1 x sehari 5-10 mg.

Dosis pemeliharaan : 1 x sehari 20-40 mg.

Dosis maksimum : 1 x sehari 80 mg.

 Dosis dewasa untuk diabetic nephropathy


Dosis awal : 1 x sehari 10-20 mg.

Dosis bisa ditingkatkan sampai 1 x sehari 20 mg untuk mencapai tekanan darah diastolik <90
mmHg.

 Dosis dewasa untuk gagal jantung kongestif


Dosis awal : 1 x sehari 2.5-5 mg.

Dosis pemeliharaan : Dosis ditingkatkan secara bertahap

Dosis maksimum : 1 x sehari 40 mg.

 Dosis dewasa untuk pasca infark miokard


Dosis awal : 5 mg secara oral (dalam waktu 24 jam dari timbulnya infark miokard akut)

Dosis berikutnya : 5 mg per oral setelah 24 jam, dilanjutkan dengan 10 mg per oral setelah 48
jam.

Dosis pemeliharaan : 1 x sehari 10 mg. Pengobatan dilanjutkan selama minimal 6 minggu.

Home
lisinopril
Lisinopril
LISINOPRIL
lisinopril
PENGGUNAAN OLEH WANITA HAMIL
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan lisinopril kedalam
kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari
investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia. namun jika benefit yang
diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Obat ini telah terbukti menimbulkan efek yang sangat buruk pada wanita hamil, bahkan bisa
menyebabkan cedera dan kematian pada janin. Oleh karena itu, sebaiknya dipilih terapi penurun
tekanan darah yang lain. Penggunaan obat ini hanya jika obat lain tidak efektif dan manfaat yang
diperoleh jauh lebih tinggi daripada resiko yang mungkin terjadi.

INTERAKSI OBAT
Di bawah ini adalah interaksi lisinopril dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :

 Pada awal-awal penggunaan lisinopril bersamaan dengan obat-obat diuretik bisa


mengakibatkan pengurangan berlebihan tekanan darah. Sebaiknya kurangi dosis awal tablet
lisinopril.
 Peningkatan risiko hiperkalemia jika digunakan bersamaan dengan diuretik hemat kalium
(spironolactone, amiloride, triamterene, dan lain-lain) dan suplemen Kalium.
 Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan antidiabetes (insulin, agen hipoglikemik oral)
dapat menyebabkan peningkatan efek penurunan kadar glukosa.
 Penggunaan bersamaan dengan NSAID, termasuk selektif COX-2 inhibitor, dapat
mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal, termasuk mungkin gagal ginjal akut. Efek
antihipertensi ACE inhibitor, termasuk lisinopril, dapat dilemahkan oleh NSAID.
 Dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas lithium.
 Penggunaan bersamaan dengan obat-obat yang mempengaruhi renin-angiotensin system
(RAS) seperti angiotensin receptor blocker, ACE inhibitor (termasuk captopril), atau aliskiren
bisa meningkatkan terjadinya resiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan fungsi ginjal.
 Licorice dapat memperburuk hipertensi.
DOSIS LISINOPRIL
lisinopril diberikan dengan dosis sebgai berikut :

 Dosis dewasa untuk hipertensi


Dosis awal : 1 x sehari 5-10 mg.

Dosis pemeliharaan : 1 x sehari 20-40 mg.


Dosis maksimum : 1 x sehari 80 mg.

 Dosis dewasa untuk diabetic nephropathy


Dosis awal : 1 x sehari 10-20 mg.

Dosis bisa ditingkatkan sampai 1 x sehari 20 mg untuk mencapai tekanan darah diastolik <90
mmHg.

 Dosis dewasa untuk gagal jantung kongestif


Dosis awal : 1 x sehari 2.5-5 mg.

Dosis pemeliharaan : Dosis ditingkatkan secara bertahap

Dosis maksimum : 1 x sehari 40 mg.

 Dosis dewasa untuk pasca infark miokard


Dosis awal : 5 mg secara oral (dalam waktu 24 jam dari timbulnya infark miokard akut)

Dosis berikutnya : 5 mg per oral setelah 24 jam, dilanjutkan dengan 10 mg per oral setelah 48
jam.

Dosis pemeliharaan : 1 x sehari 10 mg. Pengobatan dilanjutkan selama minimal 6 minggu.

Penyesuaian dosis untuk penderita gangguan ginjal


Dosis dewasa untuk hipertensi :

 Creatinin Clearance (CrCl) < 10 atau sedang menjalani dialisis : dosis awal, 1 x sehari 2.5
mg.
 Creatinin Clearance (CrCl) 10-30 : dosis awal, 1 x sehari 2.5 – 5 mg.
 Creatinin Clearance (CrCl) 31-80 : dosis awal, 1 x sehari 5-10 mg.
Dosis bisa ditingkatkan berdasarkan respon masing-masing pasien.

Mecobalamin
Komposisi:
Mecobalamin

Bentuk Sediaan:
Kapsul 500 µg dan ampul 500 µg

Farmakologi:
Meningkatkan metabolisme asam nukleat, protein dan lemak. Bekerja sebagai koenzim dalam
sintesa methionin, terlibat dalam sintesis thymidine pada deoxyuridine, mempercepat sintesis
DNA dan RNA,mempercepat sintesis lechitin (suatu komponen utama dari selubung myelin)
mempercepat sintesis komponen utama struktur akson (protein) sehingga mempertahankan
fungsi sel saraf, memperbaiki jaringan saraf dengan menghambat onset dari degenerasi saraf,
menghambat eksitasi abnormal pada transmisi saraf, memperbaiki anemia dengan mempercepat
maturasi dan diferensiasi eritroblast. Juga dapat mempercepat sintesis asam nukleat dalam
susmsum tulang dan mempercepat maturasi dan diferensiasinya, sehingga meningkatkan
produksi sel darah merah. Terikat oleh protein plasma spesifik yaitu transcobalamin. Konsentrasi
tinggi terdapat di dalam ginjal, kelenjar adrenal, usus, pankreas, dan hipofisis. Konsentrasi
rendah terdapat dalam mata, sumsum tulang belakang, otak dan otot. Ekskresi melalui urin dalam
8 jam pertama setelah pemberian. Dapat melalui plasenta dan dapat dikeluarkan melalui ASI.

Indikasi:
Neuropati perifer dan neuropati diabetik.

Dosis:
Tablet : 500-1500 mcg perhari
Injeksi:
- Neuritis perifer : 1 ampul sebanding dengan 500 µg IM atau IV tiga kali seminggu.
- Dosis harus disesuaikan dengan usia pasien dan beratnya gejala

Kontraindikasi:
-

Peringatan dan Perhatian:


- Hentikan pengobatan dengan mecobalamin jika tidak ada respon perbaikan setelah beberapa
bulan.
- Pada pemberian IM:
1. Hindari pengulangan injeksi pada tempat yang sama.
2. Hindari penyuntikan pada bagian saraf.

Efek Samping:
Gejala yang berhubungan dengan saluran cerna : mual, muntah, dan diare, reaksi kulit (skin
rash), reaksi hipersensitivitas.
Efek samping tersebut di atas jarang sekali terjadi.

Captopril
Komposisi:
Captopril tablet 12,5 mg, 25 mg, 50 mg.

Bentuk Sediaan:
Tablet.

Farmakologi:
Menghambat pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II, dengan menghambat enzim
yang terlibat dalam proses pembentukan angiotensin II, yaitu ACE (angiotensin converting
enzym). Hambatan dari pembentukan angiotensin II ini menyebabkan penurunan tekanan darah.
Indikasi:
Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang.
Pengobatan gagal jantung kongesti, digunakan bersama dengan diuretik dan bila mungkin dengan
digitalis.

Dosis:
Hipertensi ringan sampai sedang: Dosis awal 12,5 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan 25 mg, 2
kali sehari, yang dapat ditingkatkan selang 2 – 4 minggu, hingga diperoleh respons yang
memuaskan.Dosis maksimum 50 mg, 2 kali sehari.

Kontraindikasi:
Pasien yang hipersensitif terhadap captopril atau penghambat ACE yang lain.

Peringatan dan Perhatian:


Neutropenia/agranulositosis, trombositopenia dan anemia dapat terjadi pada pengguna captopril,
termasuk pada penderita fungsi ginjal normal, walaupun jarang.
Hati-hati pada penderita dengan penyakit kolagen vaskuler yang mendapat terapi imunosupresan,
pengobatan dengan allopurinol atau prokainamid, karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi
serius. Apabila pada pemakaian obat ini ternyata wanita itu hamil, maka pemberian obat harus
dihentikan dengan segera.

Efek Samping:
Batuk kering.

NAMA GENERIK
Propiltiourasil
Hormon tiroid dan anti tiroid
KELAS TERAPI
Hormon, obat endokrin lain dan kontraseptik
Dosis PEMBERIAN OBAT
Untuk pengobatan hipertiroidisme : dosis awal lazim dewasa : 300-450 mg sehari :
untuk pasien hipertiroidisme parah mungkin memerlukan dosis awal 600-1200 mg sehari :
Secara umum jika suatu saat kontrol gejala telah terpenuhi, terapi dilanjutkan sesuai dosis awal
selama 2 bulan. Dosis pemeliharaan propiltiourasil sangat bervariasi tapi secara umum berkisar
dari satu pertiga sampai dua pertiga dosis awal. Untuk pengobatan krisis tirotoksik, dosis lazim
propiltiourasil adalah 200 mg setiap 4-6 jam pada hari pertama, jika suatu saat gejala telah
terpenuhi, dosis terapi diturunkan secara bertahap sampai tingkat dosis pemeliharaan. Untuk
pengobatan hipertiroidisme pada anak, dosis lazim awal adalah 50-150 mg sehari untuk anak 6-
10 tahun dan 150-300 mg atau 150 mg/m2 setiap hari untuk anak 10 tahun atau lebih. Dosis
pemeliharaan ditandai dengan respon pasien. Untuk pengobatan hipertiroidisme pada bayi, dosis
yang direkomendasikan adalah 5-10mg/kg setiap hari
FARMAKOLOGI
Walaupun bergantung pada kondisi fisiologis dan patologis pasien, namun keadaan eutiroid pada
terapi dengan propiltiourasil (PTU) umumnya baru dapat terkapsulai setelah terapi selama 2–4
bulan. PTU diabsorpsi dengan cepat dari saluran pencernaan. Pada pemberian
per oral, konsentrasipuncak dalam serum terkapsulai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian.
PTU terkonsentrasi dalam kelenjar tiroid, dan karena efek kerjanya lebih ditentukan oleh
kadarnya dalam kelenjar tiroid dibandingkan dengan kadarnya dalam plasma, maka hal ini
menyebabkan perpanjangan atau prolongasi aktivitas antitiroidnya. Oleh sebab itu interval dosis
dapat 8 jam atau lebih, bahkan dapat diberikan dalam dosis tunggal
harian. Fraksiterikat protein dari PTU cukup besar, yaitu sekitar 70-80%, dan sebagian besar
terionisasi pada pH fisiologis normal. Akibatnya, transport lintas plasenta dan distribusi ke dalam
air susu tidak sebesar obat antiroid lain, misalnya metimazol. Waktu paruh plasma sekitar 1-2
jam. Waktu paruh eliminasi kemungkinan akan bertambah apabila terdapat gangguan
fungsi hati atau ginjal. Kurang dari 10% PTU yang diekskresikan dalam bentuk senyawa`asal
(tak berubah), sebagian besar (lebih dari 50%) mengalami metabolisme hepatik yang ekstensif
melalui reaksi glukuronidasi.
STABILITAS PENYIMPANAN
Stabil disimpan dalam suhu kamar, antara 15-30�C. Hindarkan dari lembab dan cahaya
matahari langsung.

Kontra Indikasi
Blocking replacement regiment tidak boleh diberikan pada masa kehamilan dan menyusui
Efek Samping
Efek Samping yang paling sering terjadi adalah ruam kulit, urtikaria, pigmentasi kulit,
dan kerontokan rambut. Efek Samping lain yang agak umum antara
lain nyeri sendi, demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual, muntah, dan kurang nafsu
makan. Efek Samping yang jarang terjadi tetapi berakibat serius pada terapi dengan PTU
adalah agranulositosis atau leukopenia (turunnya jumlah sel darah putih di dalam darah), yang
ditandai antara lain dengan lesi infeksi pada tenggorokan, saluran cerna, dan kulit disertai rasa
lemah dan demam. Di samping itu juga dapat terjadi trombositopenia (penurunan trombosit)
yang berakibat pada kecenderungan perdarahan.
INTERAKSI MAKANAN
Kadar PTU serum dapat berkurang apabila diberikan bersama dengan makanan.

INTERAKSI OBAT
PTU dapat menurunkan efek antikoagulan (blood thinner) senyawa-senyawa turunan kumarin,
misalnya warfarin (Coumadin). Oleh sebab itu, dosis warfarin harus disesuaikan apabila
diberikan bersama dengan PTU, dan monitoring efek warfarin terhadap penggumpalan darah
perlu dilakukan (risiko interaksi Kategori D: pertimbangkan modifikasi terapi). PTU dapat
mengurangi efek Natrium Iodida. Untuk mengatasinya, hentikan pemberian antitiroid (PTU) 3-4
hari sebelum pemberian natrium iodida (risiko interaksi Kategori X: hindarkan kombinasi)
PENGARUH ANAK
Tidak ada data

PENGARUH HASIL LAB


Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko D
PENGARUH MENYUSUI
PTU dapat masuk ke dalam air susu ibu. PTU membahayakan bayi yang sedang disusui oleh Ibu
yang mengonsumsi PTU. Oleh sebab itu pemberian PTU pada Ibu menyusui harus diawasi
dengan 5eksama.

PARAMETER MONITORING
Konsentrasi TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dalam serum, waktu protrombin, tes
fungsi liver, tes darah lengkap
BENTUK SEDIAAN
Tablet 50 mg dan 100 mg
PERINGATAN
Sifat hepatotoksisitasnya diperkirakan lebih kuat dibandingkan dengan obat-obat antitiroid
tiourea lainnya (misalnya karbimazol dan metimazol), sehingga sering menimbulkan gangguan
fungsi hati asimptomatik. Harus diberikan dengan hati-hati dan dengan dosis yang lebih rendah
pada penderita gangguan fungsi ginjal. . Bila ada tanda hipersensitivitas, pengawasan harus
dilakukan dengan ketat untuk mendeteksi agranulositosis, antara lain pasien harus melaporkan
bila ada nyeri tenggorokan. Bila ada neutropenia, obat harus dihentikan.
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Tidak ada data

MEKANISME AKSI
Hormon-hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4 ) dan triiodotironin (T3), disintesis dengan jalan
mereaksikan molekul Iodium dengan senyawa protein prekursor hormon tiroid yang disebut
tiroglobulin. Reaksi ini berlangsung dengan katalisator enzim tiroperoksidase. Propiltiourasil
(PTU) bekerja menghambat kerja enzim tiroperoksidase sehingga sintesis T4 dan T3 terhambat.
PTU juga menghambat kerja enzim 5′-deiodinase (tetraiodotironin 5′ deiodinase) yang
mengkonversi T4 menjadi T3. Karena T3 lebih kuat daya hormon tiroidnya dibandingkan T4,
maka hal ini juga akan mengurangi aktivitas hormon-hormon tiroid secara keseluruhan

ACARBOSE (AKARBOSE)

Agen antidiabetes; sebuah α-glucosidase inhibitor


MEREK DAGANG ACARBOSE :
Precose®
Glucobay
NAMA GENERIK:
Acarbose
NAMA KIMIA ACARBOSE :
O-4,6-dideoxy-4-[[[1S-(1α,4α,5β,6α)]-4,5,6-trihydroxy-3-(hydroxymethyl)-2-cyclohexen-1-
yl]amino]-α-D -glucopyranosyl- (14) -O-α-d-glucopyranosyl- (14) -d-glukosa
FORMULA MOLEKUL ACARBOSE :
C25H43NO18
PENGGUNAAN
Diabetes mellitus
Digunakan sebagai monoterapi sebagai tambahan untuk terapi diet dan olahraga untuk pengelolaan
diabetes mellitus tipe 2 (tergantung noninsulin) (NIDDM) pada pasien yang hiperglikemia tidak
dapat dikontrol dengan diet dan olahraga.
Juga digunakan sebagai tambahan untuk diet dan olahraga dalam kombinasi dengan metformin,
sulfonilurea, atau insulin untuk manajemen diabetes mellitus tipe 2 pada pasien yang hiperglikemia
tidak dapat dikontrol dengan acarbose, metformin, insulin, atau monoterapi sulfonilurea, diet, dan
olahraga.
Metformin umumnya direkomendasikan dengan agen antidiabetes lain untuk terapi antidiabetes
oral awal karena tidak adanya kenaikan berat badan atau hipoglikemia, biaya relatif lebih rendah
dan keberhasilan yang lebih besar, dan efek samping umumnya rendah.
ADA dan dokter lainnya lebih penambahan insulin, sulfonilurea, atau thiazolidinedione lebih
inhibitor α-glucosidase (misalnya, acarbose), pramlintide, exenatide, atau meglitinide (misalnya,
repaglinida, nateglinida) sebagai terapi lini kedua pada pasien yang tidak cukup terkontrol pada
metformin monoterapi karena khasiat yang relatif lebih rendah, data klinis terbatas, efek samping
yang sering GI,
Acarbose tidak boleh digunakan sebagai terapi antidiabetes tunggal pada pasien yang diabetes
rumit oleh ketoasidosis dengan atau tanpa koma (misalnya, tipe 1 [insulin-dependent, IDDM]
diabetes mellitus); sebaliknya, pasien tersebut harus menerima insulin.
DOSIS DAN ADMINISTRASI ACARBOSE
Umum
• individualize pengobatan dan menyesuaikan konsentrasi glukosa darah target dan glikosilasi
hemoglobin A1c (HbA1c) berdasarkan pemahaman pasien dan kepatuhan terhadap rejimen
pengobatan, risiko hipoglikemia berat, dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko atau
menurunkan manfaat (misalnya, sangat muda atau usia tua, kondisi komorbiditas, penyakit lain
yang secara material memperpendek harapan hidup)
• Tujuan terapi adalah untuk mengurangi nilai-nilai glukosa baik darah postprandial (atau plasma)
dan hemoglobin normal atau mendekati normal menggunakan dosis terendah yang efektif dari
acarbose sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan agen antidiabetes sulfonilurea,
metformin, atau insulin. (Plasma glukosa umumnya 10-15% lebih tinggi daripada di seluruh darah
dan dapat bervariasi sesuai dengan metode dan laboratorium yang digunakan.) Selama inisiasi
terapi dan titrasi dosis, tes konsentrasi glukosa postprandial 1 jam untuk menentukan respon terapi
dan dosis efektif minimum, nilai-nilai Memantau HbA1c pada kira-kira setiap 3 bulan untuk
mengevaluasi jangka panjang control glikemik, konsentrasi glukosa Memantau 1-2 jam setelah
dimulainya makan pada mereka yang mengalami peningkatan HbA1c meskipun memadai
konsentrasi glukosa preprandial.
ADMINISTRASI ACARBOSE
Administrasi Oral
Minum Acarbose secara oral di awal (gigitan pertama) dari masing-masing makanan utama, Jika
dosis yang tidak terjawab, mengambil dosis berikutnya di makanan berikutnya. Jangan
mengambil dosis ganda untuk menebus dosis tidak terjawab
DOSIS
Dewasa
Diabetes mellitus
Oral:
Awalnya, 25 mg 3 kali sehari pada awal setiap makan besar. Pada pasien dengan efek samping GI
(Gastrointestinal) memulai pada 25 mg sekali sehari dan meningkatkan dosis secara bertahap yang
diperlukan untuk 25 mg 3 kali sehari.
Setelah dosis 25 mg 3 kali sehari telah tercapai, meningkatkan dosis dengan interval 4-8 minggu
sebagai ditoleransi untuk mencapai konsentrasi glukosa postprandial 1 jam yang diinginkan (yaitu,
<180 mg / dL) Pemeliharaan dosis berkisar 50-100 mg 3 kali sehari.
Dosis yang lebih tinggi dari 100 mg 3 kali sehari tidak dianjurkan karena dosis tersebut telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko konsentrasi serum aminotransferase. Jika tidak ada manfaat
terapeutik lanjut terjadi pada dosis maksimum yang dianjurkan, mempertimbangkan untuk
menurunkan dosis.
BATASAN RESEP / DOSIS MAKSIMUM ACARBOSE
DEWASA
Diabetes mellitus
Oral:
Pasien ≤60 kg: maksimum 50 mg 3 kali sehari.
Pasien> 60 kg: maksimum 100 mg 3 kali sehari.
Geriatric
Keamanan dan kemanjuran pada mereka ≥65 tahun mirip dengan yang di adults.1 muda (Lihat
khusus Populasi di bawah Farmakokinetik:. Penyerapan)
Hati Penurunan
Kontraindikasi pada pasien dengan cirrhosis. Tidak belajar dalam kondisi lain yang terkait dengan
kerusakan hati,
Penurunan Ginjal
Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada pasien diabetes dengan gangguan ginjal yang
cukup (Scr> 2 mg / dL)
KONTRAINDIKASI ACARBOSE
• Dikenal hipersensitivitas terhadap obat acarbose
• ketoacidosis1 Diabetes
• Cirrhosis.
• Penyakit radang usus, ulserasi kolon, ada obstruksi usus parsial atau kecenderungan untuk
kondisi ini
• penyakit usus kronis yang berhubungan dengan gangguan ditandai pencernaan atau absorpsi.
• kondisi yang mungkin memburuk sebagai akibat dari peningkatan gas usus CO
EFEK SAMPING YANG UMUM
Perut kembung, diare, sakit perut / nyeri.
INTERAKSI
Enzim pencernaan Suplemen
Kemungkinan pengurangan efek glikemik dari acarbose. Hindari penggunaan bersamaan
Adsorbents usus
Kemungkinan pengurangan efek glikemik dari acarbose. Hindari penggunaan bersamaan
FARMAKOKINETIK ACARBOSE
PENYERAPAN (ABSOBSI)
Bioavailabilitas
Bioavailabilitas senyawa induk sistemik rendah; <2% dari dosis yang diserap sebagai obat aktif
(senyawa induk dan metabolit aktif) konsentrasi plasma puncak dari obat aktif mencapai sekitar
1 jam. Sekitar 34% dari dosis diserap sebagai banyak metabolit.
Onset
Kontrol memuaskan konsentrasi glukosa darah dicapai dalam beberapa hari setelah penyesuaian
dosis; akan tetapi respon maksimum mungkin tertunda hingga 2 minggu.
Populasi khusus
Pada pasien geriatri, berarti AUC dan konsentrasi darah puncak obat dibandingkan dengan orang
dewasa muda lebih tinggi; perbedaan statistik tidak signifikant.
Pada individu dengan gangguan ginjal berat (ClCr <25 mL / menit), konsentrasi obat plasma
puncak dan AUC meningkat dibandingkan dengan nilai-nilai pada individu dengan fungsi ginjal
normal.
DISTRIBUSI
Didistribusikan ke dalam susu pada tikus.
METABOLISME
Dimetabolisme secara eksklusif di saluran pencernaan, terutama oleh bakteri usus, tetapi juga oleh
enzim pencernaan ke berbagai metabolit, salah satunya adalah aktif
ELIMINASI
Rute Eliminasi
Diekskresikan terutama di feses (51% dari dosis) sebagai obat tidak diserap dan dalam urin sebagai
metabolit (34% dari dosis) ada akumulasi dengan dosis yang direkomendasikan
Waktu Paruh
Sekitar 2 jam.
STABILITAS ACARBOSE
PENYIMPANAN
Oral
Tablet
25 C.° Lindungi dari kelembapan.
Simvastatin
Komposisi:
Simvastatin 10 mg.
Bentuk Sediaan:
Tablet salut selaput.
Farmakologi:
Penghambat spesifik dari HMG-CoA reduktase, enzim yang mengkatalisa konversi dari HMG-
CoA menjadi mevalonat. Konversi dari HMG-CoA menjadi mevalonat adalah tahap paling awal
dari jalur biosintesa kolesterol.
Indikasi:
Tambahan terhadap diet, untuk menurunkan kadar kolesterol total dan LDL yang meningkat pada
pasien dengan hiperkolesterolemia primer (tipe IIa dan IIb) bila respon terhadap diet terbatas
kolesterol dan lemak jenuh serta tindakan non farmakologi lainnya tidak adekuat.
Dosis:
Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 - 10 mg sekali sehari pada malam hari.
Dosis anjuran berkisar dari 5 - 40 mg/hari, sekali sehari dan dosis maksimum perhari adalah 40
mg. Dosis harus diindividualisasi sesuai dengan data dasar kadar kolesterol LDL, sasaran terapi
dan respons pasien.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap setiap komponen dari obat ini.
Penyakit hati yang aktif atau peningkatan serum transaminase yang persisten dan tidak dapat
dijelaskan.
Kehamilan dan menyusui.
Peringatan dan Perhatian:
- Jika diperlukan terapi jangka panjang, dianjurkan untuk melakukan tes laboratorium secara
periodik selama 3 bulan.
- Sebelum memulai terapi, dianjurkan untuk tes fungsi hati dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan
secara periodik. Bila transaminase meningkat dan peningkatannya bersifat progresif, terutama
kenaikan tiga kali dari batas normal dan persisten, obat harus dihentikan.
- Pengobatan harus dihentikan jika terjadi kenaikan kadar CPK (Creatine Phosphokinase) atau
miopati.
- Efektivitas dan keamanan pada anak-anak belum diketahui
- Simvastatin kurang efektif pada Hiperkolesterolemia familial homozigot
- Tidak diindikasikan bila perhatian utama dari abnormalitas adalah hipertrigliseridemia (mis :
Hipertrigliseridemia tipe I, IV dan V).
- Harus digunakan dengan hati-hati pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah
besar dan/atau berpenyakit hati.

Efek Samping:
Efek samping dengan presentasi 1% atau lebih yang pernah dijumpai antara lain: nyeri abdomen,
konstipasi dan kembung. Dengan frekuensi 0,5 – 0,9 % : astenia, sakit kepala.

Micardis
TELMISARTAN

Indikasi:
Hipertensi essensial.

Peringatan:
peningkatan risiko hipotensi pada stenosis arteri renal, gangguan fungsi ginjal – perlu dimonitor
secara periodik kadar kalium dan kreatinin.

Interaksi:
lihat Lampiran 1 (Antagonis reseptor angiotensin-II).

Kontraindikasi:
hipersensitivitas, kehamilan trimester dua dan tiga, menyusui, gangguan obstruktif empedu,
gangguan hati berat.

Efek Samping:
infeksi saluran kemih (termasuk sistitis), infeksi saluran napas atas, sepsis termasuk yang sifatnya
fatal, anemia, eosinofilia, trombositopenia, reaksi anafilaksis, hipersensitivitas, hiperkalemia,
hipoglikemia (pada pasien diabetes), insomnia, depresi, ansietas, pingsan, gangguan penglihatan,
vertigo, bradikardi, takikardi, hipotensi, hipotensi ortostatik, dispnea, nyeri abdomen, diare,
dispepsia, perut kembung, muntah, mulut kering, rasa tidak nyaman pada lambung, gangguan
fungsi hati, pruritus, hiperhidrosis, ruam, angioedema, eksim, eritema, urtikaria, drug eruption,
toxic skin eruption, nyeri punggung, spasme otot (kram pada kaki), myalgia, arthtralgia, nyeri pada
ekstremitas (nyeri pada tungkai kaki), nyeri pada tendon (gejala seperti tendinitis), gangguan
fungsi ginjal, termasuk gagal ginjal akut, nyeri dada, astenia, penyakit mirip influenza,
peningkatan kadar kreatinin, penurunan hemoglobin, peningkatan asam urat, peningkatan enzim
hepatik, peningkatan fosfokinase kreatin darah.
Dosis:
40 mg sekali sehari, dapat diberikan 20 mg sekali sehari jika sudah memberikan efek, jika target
tekanan darah belum tercapai, dosis dapat ditingkatkan hingga maksimum 80 mg sekali sehari,
kombinasi telmisartan 40 mg/HCT 12,5 mg digunakan pada pasien hipertensi jika tekanan darah
tidak dapat terkontrol dengan te lmisartan 40 mg tunggal, kombinasi telmisartan 80 mg/HCT
12,5 mg digunakan pada pasien hipertensi jika tekanan darah tidak dapat terkontrol dengan
irbesartan 80 mg atau telmisartan 40 mg /HCT 12,5 mg.

Alluperinol
Golongan/Kelas Terapi
Antipirai
Indikasi
Pirai primer & sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi "Recurrent Renal
Calculi". Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat ke-kurangan glucose-6-
phosphatedehydrogenase, "Lesch-Nyhan syndrome", "Polycythemia vera", "Sarcoidosis",
pemakaian thiazid & ethambutol.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral : Dosis tunggal, sebaiknya setelah makan & harus minum air yg banyak paling tidak 2L dalam
sehari (kecuali Pasien CHF/penyakit lain yang tidak boleh minum banyak). Jika dosis melebihi
300mg, sebaiknya dalam dosis terbagi Gout : dosis awal 100mg/hr dapat ditingkatkan 100mg
setiap minggu sampai kadar asam urat 6mg/dL atau sampai dosis mencapai 800mg/hr.
Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi : Dewasa : 600-800mg/hr untuk 2-3 hr. Mulai 1-
2 hr sebelum mulai khemoterapi. Dosis pada Pasien dengan kerusakan ginjal, dosis harus
dikurangi tergantung dari creatinine clearance (Kc). Kc : 0 - Dosis pemberian (Dp) : 100mg setiap
3 hari, Kc : 10 - Dp : 100mg setiap 2 hari, Kc : 20 - Dp : 100mg setiap hari, Kc : 40 - Dp : 150mg
setiap hari, Kc : 60 - Dp : 200mg setiap hari, Kc : 80 - Dp : 250mg setiap hari, Batu ginjal Kalsium
Oksalat : 200-300mg/hari .
Farmakologi
Penghambat kerja enzim xantin oksidase yang mengkatalisasi perubahan hipoxantin menjadi
xantin & perubahan xantin menjadi asam urat yang pada akhirnya menurunkan konsentrasi asam
urat dalam serum & urin.
Stabilitas Penyimpanan
Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15-30 derajat Celsius Injeksi : setelah
direkonstitusi & dilarutkan dalam Normal salin atau dextrose 5%, harus disimpan pada suhu 20-
25°C & larutan harus digunakan paling lambat 10 jam setelah direkonstitusi, tidak boleh disimpan
dalam freezer.
Kontraindikasi
Alergi terhadap allopurinol.
Efek Samping
Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, selulit, bengkak,
berkeringat. Alergi : demam, menggigil, leukopenia, eosinopili, kemerahan, gatal, mual & muntah,
Stevens-Johnson syndrome, oligouria, CHF, tuli permanen. Efek terhadap hati : Meningkatkan
SGOT & SGPT, nekrosis, kerusakan hati, hepatitis, hiperbilirubinemia, sakit kuning. Efek
terhadap Saluran cerna : Mual, muntah, diare, sakit abdomen, sembelit, kembung, gastritis,
dispepsi, pendarahan lambung & pankreas, bengkak kantung saliva, lidah bengkak. Efek terhadap
Sistem syaraf : nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma,
paralisi, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur. Efek lain : Demam, myopathy,
epistaxis, kerusakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, meningkatkan kreatini, hematouria, oligouria,
UTI, asidosis, asidosis metabolit, hiperfosfatemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hipernatremia,
hipokalemia, hiperkalemia, hiperkalsemia, abnormalitis elektrolit. abnormalitis elektrolit. Tumor
lisi sindrom sepsis, infeksi lain, Kerusakan jantung, gangguan pernafasan.
Interaksi
- Dengan Obat Lain : Obat antineoplastik : Dosis 300-600mg dapat meningkatkan toksisitas
azathioprin dan mercaptopurin. Dosis obat antineoplastik harus diturunkan 25-33%. Obat yang
meningkatkan konsentrasi asam urat seperti diuretik, pirazinamid, diazoxide, alkohol &
mecamylamine, dosis allopurinol harus dinaikkan. Antikoagulan : Allopurinol menghambat
metabolisme decumarol. Ampisilin & amoxisilin : Potensiasi efek alergi aminopenisilin. Diuretik
& zat urikosurik : Zat urikosurik meningkatkan efek allopurinol (aditif). Diuretik seperti tiazid :
Meningkatkan konsentrasi serum alopurinol sehingga dapat meningkatkan toksisitas
allopurinol.Chlorpropamide : Meningkatkan reaksi hepatorenal, monitor hipoglikemi. Obat lain :
Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin : Meningkatkan konsentrasi cyclosporin dalam
darah (penyesuaian dosis).
Bentuk Sediaan
Tablet, Kapsul, Kaplet, Tablet Salut Film 100mg, 300mg.
Informasi Pasien
Minum allopurinol dengan air yang cukup (kecuali Pasien CHF/peny. lain yang tidak boleh
minum banyak). Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi alergi.
Mekanisme Aksi
Menurunkan konsentrasi asam urat dalam serum & urine.

Komposisi Insulin detemir.


Indikasi/Kegunaan DM.
Klik untuk melihat informasi rinci produk Levemir FlexPen
Dosis/Cara Dosis sub kutan (SK) bersifat individual. Awalnya 10 U atau 0,1-0,2 U /kgBB 1x/ hr
Penggunaan dikombinasikan dengan antidiabetes oral atau ditambahkan pada liraglutide. Dapat
digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan bolus insulin.

Pemberian Obat Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Utk pasien yg memerlukan dosis 2 x/hr,
dosis malam dpt diberikan bersama makan malam atau menjelang tidur.
Overdosis Lihat Overdosis Levemir FlexPen untuk melihat tindakan apa yang perlu diambil pada
kejadian overdosis.
Kontra Indikasi Hipersensitivitas.
Klik untuk melihat informasi rinci produk Levemir FlexPen
Perhatian Khusus Dosis yg tidak adekuat atau penghentian terapi dpt menyebabkan hiperglikemia &
ketoasidosis diabetikum. Melewatkan jadwal makan atau menjalani latihan fisik yg kera
& tdk direncanakan dpt menyebabkan hipoglikemia. Penyakit yg timbul bersamaan
dengan diabetes, terutama kondisi infeksi & demam biasanya akan meningkatkan
kebutuhan insulin. Pengalihan dari produk insulin lain. Jangan diberikan secara IV & td
utk digunakan dlm pompa infus insulin. Jangan dicampur dg preparat insulin lain.
Kombinasi dg tiazolidinedion hrs dihentikan jika timbul gejala-gejala perburukan fungsi
jantung. Dpt mengganggu kemampuan pasien utk mengemudi atau menjalankan mesin
sebagai akibat dari hipoglikemia,. Hamil & laktasi.
Klik untuk melihat informasi rinci produk Levemir FlexPen
Reaksi Simpang Hipoglikemia, reaksi pd tempat inj. Reaksi anafilaksis.
Lihat Formulir Pemantauan Reaksi Simpang
Interaksi Pd pemberian bersama obat antidiabetik oral, MAOI, penyekat β non selektif, ACE
inhibitor, salisilat, steroid anabolik, sulfonamid dpt mengurangi kebutuhan akan insulin;
pd pemberian bersama dg kontrasepsi oral, tiazid, glukokortikoid, hormon tiroid,
simpatomimetik β, hormon pertumbuhan, danazol dpt meningkatkan kebutuhan insulin.
Oktreotid/lanreotid dpt meningkatkan maupun menurunkan kebutuhan akan insulin.
Gologan penyekat β dpt menutupi gejala-gejala hipoglikemia. Alkohol dpt meningkatka
& memperpanjang efek hipoglikemia dr insulin..
Kategori Kehamilan
(US FDA)
Kategori B: Studi terhadap reproduksi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan
adanya risiko terhadap janin tetapi tidak ada studi terkontrol yang dilakukan terhadap
wanita hamil, atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adany
efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak dikonfirmasikan dalam studi
terkontrol pada wanita pada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti risio pada
trimester selanjutnya).
Hati-hati untuk For caution against possible variation of physical aspect of medicine... Klik untuk melih
Penggunaan informasi rinci produk Levemir FlexPen
Penyimpanan Lihat informasi mengenai penyimpanan Levemir FlexPen secara rinci untuk memastikan
waktu simpan yang optimal.
Deskripsi Lihat Cara kerja Levemir FlexPen untuk mengetahui secara rinci farmakodinamik dan
farmakokinetik obat.
Cara Kerja Lihat cara kerja atau farmakodinamik dan farmakokinetik Levemir FlexPen secara rinci

Anda mungkin juga menyukai