Anda di halaman 1dari 9

LAILATUL MUKAROMAH/170722637045

OFF H/2017

Hak dan Kewajiban Warga Negara Warga

1. Hakekat Hak dan Kewajiban Warga Negara Warga


· Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warga negara dan
negara, warga negara mempunyai kewajiban- kewajiban terhadap negara dan
sebaliknya warga negara juga mempunyai hak yang harus diberikan dan
dilindungi oleh negara.
· Hak warga negara adalah segala sesuatu yang harus didapatkan warga negara
dari negara (pemerintah)
· Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga negara
terhadap negara.

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945


a. Pasal 27 (1)
Menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 27 (2)
Menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 (3)
Menetapkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
d. Pasal 28
Menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
e. Pasal 29 (2)
f. Menetapkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadat menurut agamanya.
g. Pasal 30 (1)
Menetapkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha
pertahanan dan kemanan negara.
h. Pasal 31 (1)
Menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan
Pendidikan
1. Pendidikan sebagai salah satu hak warga Negara
a. Konsep Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di
bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare,
berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti
“keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa,
atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi
menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

b. Pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini


dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang
menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin
menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102
(1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Memasuki abad ke-
21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan
disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak
disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di
Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah


efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi
masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan
khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

1) Rendahnya sarana fisik


2) Rendahnya kualitas guru,
3) Rendahnya kesejahteraan guru,
4) Rendahnya prestasi siswa,
5) Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6) Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7) Mahalnya biaya pendidikan.
c. Contoh Masalah Pendidikan di Indonesia
1) 5,7 Juta Siswa Belajar di Ruang tak Layak

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG- Sebanyak 190.513 ruang belajar sekolah di


seluruh Indonesia mengalami kerusakan berat dan sedang. Jika dalam satu ruang
terdapat 30 orang siswa, maka sekitar 5.7 juta anak belajar di ruang yang belum
memadai. Kondisi tersebut sangat berisiko karena peserta didik terancam
keselamatannya.

"Banyak ruang kelas rusak digunakan anak untuk kegiatan belajar mengajar. Jika
dibiarkan akan berisiko tinggi kepada peserta didik atau tenaga pendidik," ujar
Dadang Rusdiana, Anggota DPR Komisi X, Rabu (11/10) saat dihubungi.

Di sisi lain, Dadang menuturkan, anggaran untuk perbaikan ruang belajar terbatas.
Dimana, pada APBN 2017 anggaran perbaikan ruang belajar sekitar untuk 39.918
ruang kelas, sedangkan pada tahun 2018 direncanakan hanya bisa diperbaiki sekitar
20.640 ruang kelas.

Menurutnya, diperlukan kebijakan khusus yang tidak hanya ditangani oleh


kementerian sendiri. Akan tetapi, Presiden perlu mengeluarkan Intruksi Presiden
(Inpres) untuk mengatasi persoalan tersebut sehingga masalah sarana dan prasarana
pendidikan di Indonesia bisa terselesaikan.

Bahkan, katanya, presiden bisa mendorong agar pihak swasta ikut berperan dalam
menuntaskan permasalahan sarana pendidikan. Langkah tersebut ditempuh demi
perbaikan peningkatan pendidikan dan bisa tercapai kalau didukung dengan sarana
prasana yang memadai.

"Kalau sarana sudah bagus, para peserta didik akan merasa nyaman dan tenang dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar di setiap sekolahnya," ungkapnya.

Dadang mencontohkan, pada tahun 80-an sekolah dibangun dengan Inpres dan itu
mampu meningkatkan akses anak desa untuk mendapatkan pendidikan di sekolah
yang dekat dengan rumah. "Sekarang kita butuhkan Inpres untuk mengatasi ruang
belajar yang rusak," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengungkapkan di Jawa


Barat masih membutuhkan banyak ruang kelas. Katanya minimal terdapat
penambahan 5.000 unit ruang kelas untuk tingkat SMA/SMK

2) Korupsi disektor pendidikan tempati urutan kedua di indonesia

Harianjogja.com – SLEMAN– Ekonomi Bebas Korupsi (EBK) yang kedelapan


kembali digelar 2017 ini. EBK 2017 mengajak untuk berfokus pada sektor
pendidikan, yaitu untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang bebas dari korupsi.
Dalam rangkaian acara ini, digelar talkshow dengan tajuk Menguak Aksi Tikus Lapar
dalam Tatanan Pendidikan Bangsa, Sabtu (4/11/17) di Auditorium Magister
Manajemen (MM) UGM mulai 09.00-12.00 WIB

Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat ada 425 kasus korupsi dalam kurun
waktu 10 tahun sejak 2006-2015. Korupsi ini mengakibatkan kerugian negara sebesar
Rp1,3 triliun. Menariknya, korupsi di sektor pendidikan menempati urutan kedua
setelah korupsi keuangan daerah.

Auditor utama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, I Nyoman Wara mengatakan
pos-pos pendidikan yang banyak mengalami penyelewengan adalah dari pengadaan
sarana dan prasarana yang termasuk infrastruktur di dalamnya. Korupsi sarana
prasarana pendidikan memakan dana sebesar 542,5 M.

“Modus-modus mereka antara lain melalui kegiatan fiktif pemahalan [mark-up],


pembelian alat yang tidak perlu, penggelapan uang oleh Badan Audit
Kemahasiswaan, korupsi dana buku, infrastruktur sekolah melalui pendirian bangunan
yang mangkrak, dan dana Bantuan Operasional Sekolah”, tuturnya.

Menurut Sigit Riyanto Ahli Hukum Dekan Fakultas Hukum UGM, korupsi ini
disebabkan oleh dua hal. Pertama, adanya kerumitan ketika dana pemerintah masuk
ke perguruan tinggi. Kedua, terjadi penurunan standar mutu gelar pendidikan
(profesor, rektor, dan lainnya) oleh mereka yang mengelola pendidikan tinggi.

Pertanggungjawaban dana yang diterima sekolah atau kampus, baik dari hibah, CSR,
maupun dari pemerintah harus dicatat. “Dana harus On Budget dan On Treasury,
artinya dana yang diterima harus dicatat dan dipertanggungjawabkan dalam laporan
keuangan,” ujar Nyoman.

Menurutnya, korupsi bisa menjadi masif jika ada keterlibatan pada level top
management dan middle management. Maka perhatian terhadap level itu perlu
ditingkatkan. Pun, Internal audit harus menjadi garda terdepan untuk melihat
perkembangan penggunaan dana.

Kasus korupsi di sektor pendidikan masih jarang tersorot dan menjadi pembicaraan di
Indonesia. Pemerintah Jokowi sendiri menanggapinya dengan banyak melakukan
Operasi Tangkap Tangan (OTT).

“Seharusnya pemerintah tidak hanya mengandalkan OTT. Tetapi harus melakukan


case building, di mana data pendidikan tersebut ditelusuri penggunaannya. Ini harus
ditutup dengan sistem yang akuntabel,” ujar Yoyok W Prakoso selaku Staf Direktorat
Pendidikan dan Layanan Masyarakat KPK.

Penanganan korupsi tidak hanya melalui operasi fisik. “Penanganan korupsi juga
harus secara kultural dan komprehensif yang dimulai sejak dini. Pun, harus mampu
untuk menjaga kepentingan publik,” tutup Ainun Na’im Sekretaris Jenderal
Kementerian Riset dan Teknologi Dikti.
d. Solusi untuk Masalah Pendidikan di Indonesia
1. Meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati
pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
2. Menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan,
seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender.
3. Meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan
kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata
kelulusan dalam ujian nasional.
4. Menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau
profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai
yang dibutuhkan.
5. Membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer
dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
6. Meningkatkan anggaran pendidikan.
7. Penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
8. Pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati
fasilitas penddikan.
9. Dalam realisasi lebih diperketat pengawasan dalam penggunaan
anggaran pendidikan
10. Bagi yang terbukti melakukan korupsi diberikan hukuman yang
setimpal dan dipecat untuk memberikan efek jera
11. Lebih banyak dibangun sekolah di daerah terpencil
12. Perbaikan akses untuk ke sekolah agar semangat pelajar
bertambah
13. Pembelajaran dilakukan sekreatif mungkin agar lebih menarik

2. Bela Negara Merupakan Salah Satu Kewajiban Warga Negara


a. Konsep Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut.
Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah
pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga
negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal ini
terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari
penghidupan.
1) Beberapa dasar hukum dan peraturan
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan
Nusantara dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan
POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan
POLRI.
6. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
9. Fungsi dan Tujuan Bela Negara

Tujuan dan manfaat bela negara, diantaranya:


a) Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara
b) Melestarikan budaya
c) Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
d) Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
e) Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
f) Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman;
g) Menjaga keutuhan wilayah negara;
h) Merupakan kewajiban setiap warga negara.
i) Merupakan panggilan sejarah;
j) Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan
pengaturan kegiatan lain.
k) Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar
sesama rekan seperjuangan.
l) Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
m) Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan
Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri
n) Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri
maupun kelompok.
o) Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut
oleh individu.
p) Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
q) Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu
dalam melaksanakan kegiatan.
r) Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis,
boros, egois, tidak disiplin,
s) Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan
kepedulian antar sesama.
b. Masalah dan Perkembangan Bela Negara di Indonesia
Keusuhan pada Sepak Bola Indonesia

BOLASPORT.COM - Sepak bola Indonesia kembali rusuh, bahkan dalam seminggu ada
5 kerusuhan yang mencoreng citra baik sepak bola Indonesia.

Jika Timnas Indonesia sedang mengalami kecerahan prestasi di beberapa ajang kompetisi.
Hal terbalik terjadi di liga-liga pada klub Indonesia.Banyak terjadi hal tak menyenangkan
yang berakhir rusuh di beberapa pertandingan klub liga 1 dan 2 Indonesia. Tak hanya itu,
kerusuhan ini bahkan menelan korban jiwa dan juga membuat wasit asing berlisensi FIFA
lari terbirit-birit ketakutan.

Berikut 5 Kerushan sepanjang satu pekan di liga 1 dan 2 Indonesia.

1. Kerusuhan di Laga Borneo FC vs PSM Makassar (8/10/2017)


Kerusuhan pada laga kali ini disebabkan oleh suporter yang tak terima dengan
keputusan wasit.Novari Ikhsan Arilaha, wasit pemimpin laga dianggap membuat
keputusan yang merugikan PSM.
2. Adu Jotos di Laga PSBK Blitar vs Persewangi Banyuwangi (10/10/2017)
Tak hanya bertanding sepak bola, pemain kedua belah pihak juga mempertontonkan
pertarungan di lapangan. Bak petarung Mixed Martial Arts, pemain dari kedua kubu
melakukan baku hantam, yang berakhir dengan 3 kartu merah di akhir laga.
3. Kericuhan Suporter Persita vs PSMS Medan (11/10/2017)
Liga dua kembali ricuh pada pertandingan PSMS Medan vs Persita Tangerang yang
diliputi perseteruan suporter kedua belah pihak.Naas, ada salah seorang suporter
Persita, Banu Rusman, yang meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut.
4. Lempar Botol di Laga Persebaya vs Kalteng (12/10/2017)
Suporter Persebaya yang dijuluki Bonek, menyambut sang tamu dengan lemparan
botol di Stadion Gelora Bung Tomo.Pasalnya, pendukung setia Persebaya tersebut
geram setelah Persebaya kalah dengan skor 0-1 dari laga tersebut.Meski kalah
Persebaya tetap lolos 8 besar liga 2 sebagai runner up grup C.
5. Oknum suporter tendang wasit Asing di laga Madura United vs Borneo FC
(13/10/2017)
Pertandingan Madura United vs Borneo FC yang berakhir dengan skor imbang 1-1
ini, diwarnai kericuhan di akhir pertandingan.kericuhan ini dipicu salah seorang
oknum suporter yang menendang wasit asing Hasan Akrami.Wasit asing tersebut pun
lari terbirit-birit dan ketakutan akan tindakan oknum tersebut.

Begini Cara Unik Anggota TNI Tanamkan Semangat Bela Negara

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Upaya untuk menanamkan pemahaman wawasan


kebangsaan terus dilakukan jajaran Koramil Kodim 0815 Mojokerto.
Seperti yang dilakukan anggota Koramil 0815/07 Jetis Sertu M. Setyo Budi ini. Ia
memberikan pembekalan wawasan kebangsaan bagi siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah
Fatchul Ulum Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Kamis
(19/10/2017).

Pembekalan materi wawasan kebangsaan ini dilakukan dengan cara yang cukup menarik.
Siswa tak hanya diberi ceramah di dalam kelas, namun mereka diajak lebih aktif guna
lebih memahami tentang semangat Bela Negara.

“Bela Negara dapat dilakukan melalui disiplin dan rajin dalam belajar agar tercapai cita-
cita. Taat kepada orang tua dan guru, patuh pada tata tertib sekolah, mentaati norma
agama, peraturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat,”
kata Sertu M. Setyo Budi kepada para siswa.

Selain itu, lanjut Sertu M. Setyo Budi, melestarikan adat dan budaya yang bersifat positif,
mencintai dan menggunakan produk dalam negeri juga termasuk wujud dari bela negara.

Sertu Setyo menuturkan, ada banyak cara untuk menanamkan semangat Bela Negara dan
Cinta Tanah Air dalam diri siswa. Menurutnya, para siswa tidak harus melulu diceramahi
dalam kelas.

“Cara seperti itu hanya akan membuat mereka mengantuk. Maka itu, kita ajak mereka
keluar ruangan, dan melakukan outbond. Dengan begitu para siswa ini akan mudah
mencerna apa yang kita sampaikan,” tuturnya.

Para siswa pun tampak semangat mengikuti pemberian materi wawasan kebangsaan itu.
Terlebih saat seluruh siswa diajak untuk aktif dalam permainan-permainan yang
menanamkan sifat kedisiplinan.

“Mereka adalah generasi penerus, sudah menjadi kewajiban kita untuk terus mendidik
dan mengarahkan mereka,” tandasnya.

c. Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman


sekarang
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga.
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek
4. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
5. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat
6. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
7. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku
8. Membayar pajak tepat pada waktunya
Referensi
http://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/10/11/oxnz9e396-57-juta-siswa-belajar-di-
ruang-tak-layak

http://www.solopos.com/2017/11/04/korupsi-di-sektor-pendidikan-tempati-urutan-kedua-di-
indonesia-865953

https://faktualnews.co/2017/10/19/begini-cara-unik-anggota-tni-tanamkan-semangat-bela-
negara/43097/

https://www.bolasport.com/read/lifestyle/gosip/207377-ngeri-dalam-seminggu-ada-5-
kerusuhan-memilukan-sepak-bola-indonesia-nomor-3-tragis?page=all

Anda mungkin juga menyukai