1. R/C rasio
R/C rasio = TR/TC = 10.000.000/1.046.000 = 9,56
2. BEP Harga (Rp)
BEP = TC/Q
= 1.046.000/2.000
= Rp 523
3. BEP Produksi (Unit)
BEP = TFC/P - (TVC/Q)
= 291.000/ 5.000 - (755.000/2.000)
= 62,953
4. BEP Penerimaan (Rp)
BEP = TFC/1 - (TVC/TR)
= 291.000 / (1 - (755.000/10.000.000))
= Rp 314.764,737
Berdasarkan hasil analisis usahatani kopi milik Bapak Suwarno yang
beurmur 55 tahun dengan penggunaan lahan hutan produksi kopi, pendapatan atau
keuntungan yang diterima petani sebesar Rp. 8.954.000 dengan total biaya
usahatani sebesar Rp. 1.046.000. Berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan
bahwa nilai R/C ratio sebesar 9,56 yang artinya > 1 yang dapat diartikan bahwa
setiap setiap pengeluaran Rp 1 mendapatkan penerimaan sebesar Rp 9,56
sehingga budidaya tanaman kopi layak untuk dibudidayakan.
2. Plot 2 (Agroforestri)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada pengamatan plot 2 dengan
penggunaan jenis lahan agroforestri yang dimilik oleh bapak Trisilo yang berumur
53 tahun dengan luas lahan 3.800 m2. Lahan yang digunakan untuk budidaya
agroforestri adalah lahan milik sendiri yang didapatkan dari nenek bapak Trisilo
dengan usahatani tanaman kopi dan ada beberapa tanaman durian yang ditanam,
namun fokus utamanya pada kopi serta terdapat juga lahan sawah yang dimiliki
yaitu lahan jagung dengan modal berasal dari keluarga karena lahan turun
temurun. Usaha tani tanaman kopi yang dilakukan petani dijual dengan harga
Rp.5.000/kg dalam bentuk kopi basah dan harga Rp.24.000/kg berupa kopi kering
kepada tengkulak dengan hasil produksi sebesar 1,5 ton. Proses perawatan
tanaman kopi robusta yang dilakukan yaitu dengan pembibitan dengan harga bibit
Rp.1.500/bibit. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang yang dihasilkan dari
kotoran sapi dicampur dengan kulit kopi, sehingga tidak pernah menggunakan
pupuk kimia dan pemupukan dilakukan selama 1 tahun sekali. Perawatan juga
menggunakan sabit dengan harga Rp.35.000 dan cangkul dengan harga
Rp.95.000. Lahan jagung yang dimiliki petani seluas 200m 2dengan harga bibit 1
kg Rp.49.000 dan yang biasa digunakan sebanyak 2kg bibit pertiwi. Harga jagung
yang dijual Rp.2.500/jagung dan biasanya menghasilkan 5 kwintal.
Pengendalian OPT tanaman kopi tidak dil menggunakan pestisida atau bahan
kimia lain karena tidak terdapat banyak hama dan penyakit. Petani melakukan
budidaya dengan menggunakan tenaga sendiri, namun terkadang membutuhkan
tenaga lain yang biasanya menggunakan tenaga kerja lain seperti teman petani
sendiri yang biasanya dibutuhkan 2 tenaga kerja untuk perawatan (pembabatan)
dan saat pemanenan dibutuhkan satu tenaga perempuan. Upah yang didapatkan
oleh tenaga kerja laki-laki sebesar Rp.35.000 dalam satu hari dan Rp.30.000 untuk
perempuan dalam sehari.
1. R/C rasio
R/C rasio = TR/TC = 36.000.000/131.000 = 274,8
2. BEP Harga (Rp)
BEP = TC/Q
= 131.000/1.500 kg
= Rp. 87,3
3. BEP Produksi (Unit)
BEP = TFC/ P- (TVC/Q)
= 26.000/ 24.000 -(105.000/1.500)
= 26.000/ 24.000-70
= 26.000/ 23.930
= 1,086
4. BEP Penerimaan (Rp)
BEP = TFC/ 1-(TVC/TR)
= 26.000/ 1-(105.000/36.000.000)
= Rp. 26.078, 23
Tabel. Pendapatan
No Keterangan Jumlah (Rp)
1 Penerimaan (TR) 30.000.000
2 Biaya total (TC) 7.911.875
Pendapatan (TR-TC) 22.088.125