Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DISKUSI KELOMPOK

“Kakekku malang kakekku sayang”


Makalah disusun untuk memenuhi tugas diskusi kelompok Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 B

Farah Nur Azizah 11151040000060


Nurul Aeni 11151040000066
Visia Talimurti 11151040000071

Syifa Chairunnisa 11151040000078

Dewi Sartika 11151040000079

Sela Sadewa 11151040000083

Aprilia Wulandari Putri 11151040000085

Nadira 11151040000086

Siti Mutiarani Dewi 11151040000091

Ismia Ningrum 11151040000103

Aulia Noor Azizah 11151040000106

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunianya. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ilmiah dalam bentuk makalah tanpa suatu halangan yang
amat berarti hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa
penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Dwi Setiowati, S.Kep., M.Kep
sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah diskusi kelompok mengenai Kakekku Malang Kakekku Sayang.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat kata di dalam
makalah ini yang kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali
lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi yang membacanya. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang
akan datang dan kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Penyusun,
Kelompok 1B

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.2 Tujuan.............................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Asuhan Keperawatan......................................................................................6

2.1.1 Pengkajian Lanjut Usia............................................................................6

2.1.2 Analisa Data...........................................................................................10

2.1.3 Diagnosa Prioritas..................................................................................12

2.1.4 Rencana Keperawatan...........................................................................13

2.2 Pandangan Islam Terkait Kebersihan Diri dan Lingkungan pada Lansia....16

BAB III...................................................................................................................19

KESIMPULAN......................................................................................................19

3.1 Kesimpulan...................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara fisiologis tubuh Lansia akan mengalami berbagai kemunduran


kapasitas dan kapabilitas secara perlahan. Secara progresif di dalam sel-sel
tubuh mengalami kemunduruan yang menyebabkan perubahan anatomis,
fisiologis dan biokemis pada jaringan tubuh yang akhirnya akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan fisik, mental dan social secara
menyeluruh. Kemunduran kemampuan fisik ditandai dengan penurunan
kekuatan otot tubuh pada lansia misalnya penurunan kekuatan otot tangan
sebesar 16-40%. Koordinasi tubuh makin melemah sehingga 24% lansia
pernah nyari terjatuh (near miss) di kamar mandi. Kemunduran juga terjadi
pada kemampuan penglihatan, buta parsial, melemahnya kecepatan focusing
pada mata dan makin buramnya lensa mata yang berakibat pada pergerakan
lansia semakin lamban dan terbatas, sehingga tidak mampu memperkirakan
jarak dengan akurat, berakibat rentan sekali terhadap kemungkinan kecelakaan
di kamar mandi.

Akibat kemunduran fisik yang terjadi pada lansia dapat mengakibatkan


ketidakstabilan system lokomotor atau neuromuscular, sehingga seringkali
mengganggu aktivitas fungsional dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Kemunduran dan kelemahan yang umumnya dialami lansia seperti
immobility, instability, intelectual impairment, incontinence, insomnia
sehingga untuk melakukan activity of daily living mengalami keterbatasan
(Nugroho. 2010). Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya khususnya kebutuhan self care terutama saat
melakukan personal hygiene (pemenuhan kebutuhan kebersihan diri),
sehingga menimbulkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain
(Azizah, Lilik. 2011)

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian lanjut usia pada kasus?
2. Apa saja instrument pengkajian pada kasus?
3. Apa saja diagnose keperawatan yang muncul pada kasus?
4. Bagaimana rencana keperawatan pada kasus?
5. Bagaimana pandangan islam terkait kebersihan diri dan lingkungan lanjut
usia?

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengkajian lanjut usia pada
kasus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja instrument pengkajian pada kasus.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja diagnose keperawatan yang muncul
pada kasus.
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana rencana keperawatan pada kasus.
5. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pandangan islam terkait
kebersihan diri dan lingkungan lanjut usia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Keperawatan

2.1.1 Pengkajian Lanjut Usia

1. Identitas Lansia

a. Nama : Tn.J

b. Tempat/tanggal Lahir : - (65 Tahun)

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Status Perkawinan : -

e. Agama : -

f. Suku : -

g. Tanggal masuk PSTW : -

h. Tanggal pengkajian : Rabu, 26 September 2018

i. Penanggung Jawab Lansia : -


2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi

a. Pekerjaan saat ini : -

b. Pekerjaan sebelumnya : -

c. Sumber pendapatan : -

d. Kecukupan pendapatan : -

6
3. Riwayat kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : jatuh dikamar mandi,
fraktur femur 1/3 proximal dextra, luka di sela jari kaki
2) Gejala yang dirasakan : gatal didaerah kaki, deformitas, tidak bisa
berjalan lama
3) Faktor pencetus : Lingkungan kurang bersih
4) Timbulnya keluhan : (√) mendadak ( ) Bertahap
5) Upaya mengatasi : aktifits dikursi roda, menggaruk area yang gatal
6) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktik/bidan/perawat :
belum dapat terkaji
7) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri/obat tradisional (pilih salah
satu) sebutkan : belum dapat dikaji
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah diderita : -
2) Riwayat alergi (obat,makanan,binatang,debu,dll) : -
3) Riwayat kecelakaan :
4) Riwayat pernah dirawat di RS : -
5) Riwayat pemakaian obat : -
4. Lingkungan tempat tinggal
Ruangan terlihat penuh dan tidak rapi, kamar mandi kotor, pakaian kotor
tampak berjejeran disetiap tempat tidur kakek lainnya di wisma tersebut.
Pengkajian Lingkungan
a. Berapakah kamar khusus untuk lanjut usia ?
Kamar tidur Ya
Kamar mandi Ya
WC Ya
Dapur Ya
Kamar duduk Ya
b. Berapa jumlah ruang yang ada dirumah klien? Tidak terkaji

c. Apakah lanjut usia harus naik/turun bila masuk/keluar rumah? Bila


ya, apakah keadaan tangga tersebut : tidak terkaji

d. Apakah lingkungan sekitar rumah cukup aman? Kurang aman

7
e. Bagaimakah kebersihan rumah tersebut? Kurang bersih

f. Apakah rumah cukup berventilasi? Tidak terkaji

g. Apakah terdapat tanda-tanda penelantaran? Tumpukan pakaian kotor

5. Pengkajian Khusus

a. Pengkajian The Morse Fall Scale

Faktor Risiko Skala Skor

Riwayat jatuh Pernah 25

Tidak pernah 0

Daignoda penyerta Ada 15

Tidak ada 0

Alat bantu untuk Perabotan (kursi, meja) 30


berpindah
Walker 15

Tidak ada/bad/kursi roda 0


perawat

Penggunaan obat iv/ Menggunakan 20


heparin
Tidak menggunakan 0

Cara berjalan/berpindah Tidak mampu 20

Lemah 10

Normal,bedrest, immobilisasi 0

Keadaan mental status Mudah lupa 15

Orientasi baik 0

Keterangan:

0-24 : Tidak berisiko

8
24-50 : Risiko rendah

≥ 51 : Risiko tinggi

Tn. K memiliki score 80, dalam pengkajian ini termasuk risiko


tinggi jatuh.

b. Pengkajian Barthel Index

No Action Dengan Mandiri


Bantuan

1. Makan (jika makanan perlu 5 10


dipotong/dengan bantuan)

2. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 15


tempat tidur atau sebaliknya
(termasuk duduk di tempat tidur)

3. Kebersihan diri (mencuci muka, 0 5


menyisir rambut, mencukur,
membersihkan gigi)

4. Masuk keluar toilet 5 10

5. Mandi 0 5

6. Berjalan 0 5

7. Naik dan turun tangga 5 10

8. Memakai baju (termasuk 5 10


mengikat tali sepatu,
mengencangkan baju/asesoris)

9. Mengontrol BAB 5 10

10. Mengontrol BAK 5 10

Kriteria Hasil:

0-20: Ketergantungan penuh

21-61: Ketergantungan berat

9
62-90: Ketergantungan moderat

91-99: Ketergantungan ringat

100: Mandiri

Tn. K memiliki score barthel index : 46, dalam pengkajian ini


termasuk ketergantungan berat.

2.1.2 Analisa Data

Data Masalah Etiologi

Data Subyektif : Gangguan Integritas Faktor Mekanis


Kulit (gesekan)
• Pasien mengeluh gatal
di kaki

• Pasien mengatakan
menggaruk kakinya
karena tidak tahan

Data Obyektif :

• Pasien tampak ada luka


di sela jari kaki

• Pasien tampak
menggaruk kakinya

• Pasien tampak kotor


dan kurang terawat
Data Subyektif : Defisit Perawatan Diri: Gangguan
Mandi dan berpakaian Muskuloskeletal
• Klien mengeluh gatal
di daerah kaki

Data Obyektif :

• tampak luka di sela jari


kaki kanan

10
• klien tampak kotor dan
kurang terawat

• terlihat kutu di
rambutnya

• aroma tubuh kurang


sedap

• kuku panjang dan


hitam

Data Subyektif : Gangguan Mobilitas Kerusakan Integritas


Fisik Struktur Tulang
• Pernah jatuh 1 tahun
lalu di kamar mandi:
kaki patah

Data Obyektif :

• Kakek J menggunakan
kursi roda
• Tidak bisa berjalan
lama
• Deformitas 1/3
proximal femur dextra
• Barthel Indeks : 46
Data Subyektif : Risiko Jatuh

• 1 tahun lalu jatuh di


kamar mandi

• Tidak bisa berjalan


lama

Data Obyektif

• Kakek J berusia 65

11
tahun

• Kamar mandi tampak


kotor

• Kakek J beraktifitas di
atas kursi roda

(Tim Pokja DPP PPNI. 2017)

2.1.3 Diagnosa Prioritas


1. Gangguan Integritas Kulit b.d Faktor Mekanis (gesekan)

2. Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berpakaian b.d Gangguan


Muskuloskeletal

3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Kerusakan Integritas Struktur Tulang

4. Risiko Jatuh

2.1.4 Rencana Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Pruritus


Integritas Kulit keperawatan selama 3x24
•Tentukan penyebab dari
b.d Faktor jam diharapkan kerusakan
pruritus
Mekanis integritas kulit pasien
(gesekan) teratasi dengan K.H: •Berikan krim antihistamin,
sesuai dengan kebutuhan
• Integritas kulit yang

12
baik dapat •Instruksikan pasien untuk
dipertahankan menggosokkan telapak
(sensasi,elastisitas,hidr tangan ketika menggosok
asi,temperatur,dan area yang luas atau cubit
pigmentasi) kulit dengan lembut
menggunakan area
• Tidak ada lesi pada
diantara ibu jari dan
kulit
telunjuk untuk
• Perfusi jaringan yang mengurangi gatal
baik
Perawatan luka
• Menunjukkan
•Monitor karakteristik luka
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit •Oleskan salep yang sesuai
dan mencegah dengan lesi
terjadinya cedera
•Berikan balutan yang
berulang
sesuai dengan jenis luka
• Mampu melindungi
•Periksa luka setiap ganti
kulit dan
balutan
mempertahankan
kelembapan kulit dan •Bandingkan dan catat

perawatan alami perubahan luka

• Menunjukkan •Anjurkan pasien untuk

terjadinya proses mengebal tanda gejala

penyembuhan luka infeksi

2. Defisit Setelah dilakukan tindakan Bantuan perawatan diri


Perawatan Diri: keperawatan selama 3x24
•monitor kemampuan
Mandi dan jam, diharapkan pasien
perawatan diri secara
Berpakaian b.d dapat melakukan
mandiri
Gangguan perawatan diri, dengan
Muskuloskeletal kriteria hasil: •Monitor kebutuhan pasien
terkait dengan alat-alat
•Mengeramasi rambut

13
tidak terganggu kebersihan diri dan alat
bantu
•Masuk dan keluar kamar
mandi tidak terganggu •Berikan alat kebersihan
pribadi
•Mandi di bak mandi
tidak terganggu •Beri bantuan sampai
pasien mampu melakukan
•Mencuci badan bagian
perawatan mandiri
atas dan bawah tidak
terganggu • Ciptakan rutinitas
aktivitas perawatan diri
•Mencuci wajah tidak
terganggu Bantuan perawatan diri:
mandi
•Mengeringkan badan • Monitor kebersihan kuku
tidak terganggu sesuai dengan kemampuan
merawat diri pasien
• Monitor integritas kulit
Bantuan perawatan diri:
berpakaian
•sediakan pakaian pribadi
•Letakkan pakaian kotor ke
tempat pencucian
•Fasilitasi pasien untuk
menyisir

3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas


Mobilitas Fisik keperawatan selama 3 x 24
• Identifikasi aktivitas yang
b.d Kerusakan jam diharapkan mobilitas
di inginkan
Integritas fisik pasien aman dengan
•Bantu klien untuk
Struktur Tulang K.H :
menjadwalkan waktu
• Membantu mandiri •Bantu klien untuk memilih
total aktivitas yang konsisten
• Membutuhkan alat dengan kemampuan fisik,
bantu fisiologis, dan sosial

14
• Pergerakan sendi dan •Bantu klien untuk tetap
otot fokus pada kekuatan
• Melakukan dibandingkan dengan
perpindahan atau kelemahan
ambulasi : miring Terapi latihan : Ambulasi
kanan-kiri, berjalan,
•Bantu pasien untuk duduk
kursi roda
disisi tempat tidur untuk
memfasilitasi penyesuaian
sikap tubuh
•Terapkan/ sediakan alat
bantu (tongkat, walker /
kursi roda)
•Monitor penggunaan kruk
pasien atau alat bantu
berjalan lainnya
•Bantu pasien untuk berdiri
dan ambulasi dengan jarak
tertentu
•Dorong ambulasi
independen dalam batas
aman
Manajemen Lingkungan

• Sediakan lingkungan yang


aman :Penerangan,
mendekatkan meja / alat-
alat yang dibutuhkan.

15
4. Risiko Jatuh Setelah dilakukan Fall Prevention
intervensi keperawatan
•Ajarkan pasien untuk tidak
selama 3x24 jam
jatuh. Meminimalkan
diharapkan risiko jatuh
cedera
minimal, dengan kriteri •Mengidentifikasi
hasil: lingkungan yang dapat

• Minimalkan faktor meningkatkan risiko jatuh

risiko jatuh yang


terulang
• Pemahaman
pencegahan jatuh
• Keseimbangan

(Bulecheck. 2016; Moorhead. 2016)

2.2 Pandangan Islam Terkait Kebersihan Diri dan Lingkungan pada Lansia
Menurut Yusuf al-qardhawi kebersihan adalah salah satu unsur penting
dalam perilaku beradab. Islam mengaggap kebersihan suatu sistem peradaban
dan ibadah. Karena itu, kebersihan menjadi bagian di kehidupan sehari-hari
seorang muslim.

Pertama, Islam sangat memperhatikan kebersihan karena sesungguhnya


Alla menyukai kebersihan sebagaimana Firman Allah dalam Qs. al-Baqarah
(2). 222

‫ااا يِم رح بب ال تو وو ا بر يِ نن نو يِم رح بب ا لل مم تن طن هه رر يِ نن‬


‫إر ون و ن‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan


menyukai orang-orang yang mensucikan diri”

Kedua, kebersihan adalah cara untuk menuju kepada kesehatan badandan


kekuatan. Badan adalah amanat bagi setiap musim. Dia tidak boleh
menyiayiakan dan meremehkan manfaat, jangan sampai membiarkan
badannya di serang oleh penyakit.

16
Ketiga, kebersihan itu adalah syarat untuk memperbaiki atau
menampakan diri dengan penampilan yang indah yang di cintai Allah SWT
dan Rasul-nya.

Keempat, kebersihan dan penampilan yang baik merupakan salah satu


penyebab eratnya hubungan seseorang dengan orang lain. Ini karena orang
sehat dengan fitrahnya tidak menyukai yang kotor dan suka melihat orang
yan tidak bersih. (Wahid dan Nurul. 2009)

Dari Abu Malik Al- Asy’ariy berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Agama islam itu adalah (agama) yang bersih atau suci, maka hendaklah
kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali
orang-orang yang suci (HR.Baihaqi)

Dari Abu Hurairah Ra. Mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Wahai Abu Hurairah, potonglah kuku-kukumu, sesungguhnya setan


mengikat kuku-kuku yang panjang” (HR. Ahmad)
(Departemen Agama RI. 2009)

Banyak ayat al- qur'an dan hadist yang menjelaskan, menganjurkan


bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga lingkungan dan
kelangsungan kehidupan makhluk lain di bumi. Hubungan manusia dengan
lingkungan merupakan yang dibingkain dengan konsep aqidah, yaitu konsep
kemakhluka yang sama-sam tunduk dan patuh pada aturan Allah SWT, yang
akhirnya semua kembali kepadanya. Dalam konsep kemakhlukan ini manusia
memperoleh izin dari Allah Swt untuk memperlakukan lingkungan untuk
dengan dua macam tujuan.

1. Pendayagunaan, baik dalam arti konsumsi langsung maupun


memproduksi

2. Mengambil pelajaran (i'tibar) terhadap fenomena yang terjadi dari


hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, maupun

17
hubungan antara lingkungan itu sendiri, baik yg berakibat konstruktif
maupun yang berakibat destruktif.
Menjaga dan memelihara lingkungan merupakan tanggung jawab bersama
antara masyarakat dan pemerintah. Islam telah menjamin hak-hak manusia
dengan tidak memperkenakan seseorang membuang kotoran tubuhnya ke
dalam air yang di pergunakan orang banyak. Seperti sungai dan pinggir jalan.
( Muhammad Thahah. 2005)

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari pemicu ini, Tn.K mengalami kemunduran dan kelemahan yang
umumnya dialami lansia sehingga untuk melakukan activity of daily living

18
mengalami keterbatasan. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya khususnya kebutuhan self care
terutama saat melakukan personal hygiene (pemenuhan kebutuhan kebersihan
diri), sehingga menimbulkan ketergantungan yang memerlukan bantuan
orang lain.

Tn.K tampak terlihat kotor, tidak rapih, kuku hitam dan panjang dan
memiliki aroma tubuh yang tidak sedap. Hal ini tidak mencerminkan
kebersihan diri yang sudah dianjurkan oleh islam. Islam sangat
memperhatikan kebersihan karena sesungguhnya ALLAH SWT menyukai
kebersihan sebagaimana Firman ALLAH dalam Qs. al-Baqarah (2). 222

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan


menyukai orang-orang yang mensucikan diri”

Maka diperlukan perawatan sehari-hari seperti kebersihan gigi dan mulut,


kebersihan kulit dan badan serta rambut. Kebersihan ini sangat penting untuk
mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul
bila kebersihan kurang mendapatkan perhatian.

Masalah keperawatan yang muncul sebagai berikut: Gangguan Integritas


Kulit, Defisit Perawatan Diri, Gangguan Mobilitas Fisik dan Risiko Jatuh
dengan rencana keperawatan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’ rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu.

19
Bullecheck, T. H. 2016. Nursing International Classification (NIC). St. Louis
Missouri : Elsevier Mosley.

Departemen Agama RI. 2009. Pelestarian lingkungan hidup: Tafsir Al-Qur’an


tematik. Jakarta : Lajnah Penafsiran Mushat Al-Qur’an.

Moorhed, sue. 2016. NOC: Measurment Of Health Outcomes. St louis Missouri :


Elsevier Mosley.

Muhammad, Tholhah. 2005. Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural. Jakarta:


Lantabora Press

Nugroho. 2010. Keperawatan Gerontik. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Tim Pokja DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI.

Wahid dan Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai