A. Pengkajian
1) Tempat kerja
a. Sejarah berdirinya industri
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (“Perseroan”)
adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor
perkebunan. Berkantor pusat di Bandar Lampung, yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14
Februari 1996 dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No.40 tanggal 11
Maret 1996. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah hasil
Pengabungan dari PT Perkebunan X (Persero),PT Perkebunan XXXI
(Persero), PT Perkebunan XI (Persero) dan PT Perkebunan
XXIII (Persero).
Kemudian ditahun 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 72 tahun 2014 tanggal 17 September 2014 dan keputusan para
pemegang saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara VII nama perusahaan berubah menjadi PT. Perkebunan
Nusantara VII atau disingkat PTPN VII dengan perubahan struktur
pemegang saham 10% Negara, 90% Holding companny (PTPN III
Persero).
1
b. StrukturOrganisasi
2
d. Pelayanan pendukung : jamsostek , pendidikan , rekreasi
1) Jamsostek : pekerja di ptpn7 di berikan jaminan berupa BPJS
kesehatan dan BPJS ketenaga kerjaan.
2) Pendidikan : Rata- rata pekerja di ptpn 7 lulusan Sekolah Menengah
Atas (SMA).
3) Rekreasi : tidak terdapat rekreasi yang dilakukan oleh para pekerja
ptpn7.
e. Hubungan antar kerja
Hubungan antar sesama pekerja baik, saling menghargai, saling
berkomunikasi dan saling terbuka.
3
c. Fasilitas yang ada
Transportasi untuk pekerja di ptpn7 way berulu adalah kendaraan
bermotor,dan truk pengangkut karet. Komunikasi antar pekerja baik, antar
bagian administrasi baik dan saling berkomunikasi. Di ptpn 7 way berulu
biasanya di adakan kegiatan senam 2 kali dalam sebulan dengan waktu
yang tidak pasti.Toilet,terdapat toilet khusus laki-laki dan perempuan
dengan keadaan bersih,penerangan baik,lantai tidak menimbulkan resiko
jatuh.
d. Area tempat kerja : luas, perlengkapan, keamanan dan ruangan.
1) Luas area tempat kerja ± 2.383,97 Ha.
2) Perlengkapan keamanan di tempat kerja tidak terdapat APD.
e. Area di luar tempat kerja : loker, tempat istirahat, dll
Para pekerja tidak disediakan loker , terdapat tempat parkir di sekitar
pabrik. Di sekeliling pabrik masih terdapat banyak tanaman hijau.dan
tempat beristirahat di sekitar pabrik.
C. Populasi kerja
1. Karakteristik umum : Jumlah , sex, umur, ras/ suku , agama, status, sosek
dan gaya hidup.
a. Jumlah
Pekerja di ptpn 7 unit way berulu yang terkaji berjumlah 32 orang.
b. Data sample
Sex Jumlah %
Laki – laki 32 100
Perempuan - -
Jumlah 32 100
Umur(tahun) Jumlah %
30-40 19 70
41-50 5 5
51-60 8 25
Jumlah 32 100
4
Ras / suku Jumlah %
Jawa 15 50
Lampung 9 30
Padang 8 20
Jumlah 32 100
Agama Jumlah %
Islam 28 86
Kristen 4 14
Hindu - -
Budha - -
Jumlah 32 100
Dari hasil data diperoleh bahwa karyawan terbanyak pada usia 30-40tahun
berjumlah 19 orang (70%) , 100% berjenis laki - laki , dengan suku
terbanyak adalah suku jawa berjumlah 15 orang (50%) dan mayoritas
beragama islam dengan jumlah 28 orang (86%).
c. Status
Status para pekerja di ptpn 7 way berulu merupakan pekerja tetap.
d. Sosek
Gaji para pekerja sudah sesuai UMR. Pekerja juga biasanya mendapatkan
bonus seperti THR(Tunjangan Hari Raya).
e. Gaya hidup
Para pekerja rata-rata perokok dan selalu mengkonsumsi kopi dan
gorengan.
2. Tipe penempatan pekerja : kondisi fisik , latar belakang pendidikan dan
kebutuhan.
Penempatan pekerja disesuaikan dengan Kondisi fisik para pekerja di ptpn 7
way berulu, dan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan para pekerja
ptpn 7 way berulu yang rata-rata lulusan SMA. Dan penempatannya
disesuaikan dengan kebutuhan produksi dan kondisi fisik para pekerja.
5
3. Tingkat absensi
Setiap pagi hari ada apel absensi dan untuk shift selanjutnya menyesuaikan
absensi shift pagi.
4. Keterbatasan fisik : Kebijakan, jumlah, pengobatan khusus dan perlakuan
khusus.
Kebijakan di pabrik PTPN 7 adalah jika ada yang sakit di dalam pabrik akan
dibawa ke balai pengobatan PT terlebih dahulu , tidak ada pekerja yang
memiliki keterbatasan fisik, pengobatan khusus ada jika keadaan klien tidak
dapat ditangani petugas kesehatan Balai Pengobatan PT, maka perusahaan
akan memberi rujukan ke pelayanan kesehatan pusat PTPN 7 dikedaton, lalu
jika tidak dapat ditangani juga dokter di PTPN 7 kedaton akan memberikan
rujukan ke rumah sakit.
D. Proses pekerjaan
1. Peralatan kerja yang digunakan sehari-hari
Mesin pengolahan, penyail karet,timbangan,mesin hammer,mesin
macenator,trolly pengangkut,mesin press,dan mesin pendeteksi metal.
2. Proses pembuatan bahan/kegiatan selama bekerja
Bahan baku karet di timbang melalui timbangan bersamaan dengan
kendaraan pengangkut,lalu setelah di timbang bokar ( bahan baku karet ) di
potong menjadi bagian kecil lewat mesin slab cutte,lalu bokar di potong lagi
menjadi bagian lebih kecil lagi lewat mesin hammer mill dan mesin hummer
mill ii, lalu bahan tersebut berubah menjadi lembaran yang tipis tersebut di
gulung lewat roll crepper, kemudian di timbang lalu dijemur melalui proses
predrying selama 12 hari,setelah 12 hari lembaran tersebut melalui proses
pengeringan kembali lewat mesin dryer di timbag lagi per 35 kg kemudian di
bentuk menjadi balok karet melalui mesin press bale lalu di uji kembali
apakah ada unsure logam dalam logam karet tersebut melalui mesin metal
detector lalu di timbang kembali dan akhirnya di packing menggunakan
plastic pres.
6
3. Jenis bahan yang digunakan dalam bekerja: jumlah,resiko
bahaya,produk yang dihasilkan
Jumlah bahan baku yang di gunakan tidak menentu tergantung dari hasil
panen perkebunan karet,ada resiko bahaya yaitu gangguan pernapasan
akibat bau menyengat dari bahan baku karet yang digunakan,infeksi
kulit karena terlalu sering terkena bahan produksi,gangguan
pendengaran akibat suara mesin,
4. limbah pekerjaan : jenis,jumlah,resiko bahaya, cara pengolahan
a. ada limbah yang di tampung di kolam dimana terdapat banyak kolam
pembuangan,limbah tersebut di buang di sungai tetapi sebelum
dibuang di uji ke laboratorium provinsi setiap 6 bulan sekali.
b. Limbah gas yang di hasilkan dari pembakaran bahan baku kemudian
di buang melalui cerobong.
c. Limbah B3 yang berupa kain tidak pakai lalu di simpan tempat
penampungan semenara selama setahun di buang.
E. Program kesehatan
1. Kebijakan kesehatan di tempat kerja
Jaminan kesehatan untuk pekerja terdapat dua macam yaitu BPJS
kesehatan yang di gunakan untuk kesehatan para pekerja dan jaminan
pabrik yaitu berupa BPJS ketenagakerjaan (k3).
2. Pemberi pelayanan kesehatan ditempat kerja
Di dalam lingkungan pabrik PTPN 7 terdapat satu fasilitas kesehatan
berupa Balai Pengobatan yang terdiri dari petugas kesehatan yaitu dokter
dan perawat.
3. Jaminan kesehatan dan rujukan
Jaminan yang diberikan kepada pekerja adalah BPJS kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan yang dapat digunakan saat pekerja memiliki keluhan
kesehatan atau terjadi kecelakaan kerja. Jika ada pekerja yang memiliki
keluhan kesehatan atau terjadi kecelakaan kerja akan dibawa ke balai
pengobatan PTPN 7 way berulu,jika tidak dapat di tangani akan dibawa
7
ke klinik kesehatan cabang PTPN7 kedaton,dan jika tidak dapat ditangani
lagi dokter akan memberikan rujukan ke rumah sakit.
a. Data angket
1) 76% pekerja belum pernah mendapatkan informasi kesehatan
tentang LBP
2) 80% belum pernah melakukan terapi relaksasi untuk LBP
8
3) 60% pekerja tidak mengetahui tentang cara mengangkat beban yang
benar
4) 25% pekerja tidak mengetahui tentang pentingnya APD
Tabel 2.
Hasil data wawancara petugas klinik kesehatan
Keluhan pekerja Jumlah %
25 50
Sakit pinggang
8 15
Gatal-gatal
17 35
Tidak ada keluhan
50 100
Jumlah
Jumlah %
Menjaga kebersihan
25 85
Membersihkan
badan setelah
bekerja
7 15
Langsung
beristirahat
32 100
Jumlah
b. Data wawancara
1) Kepala teknik buruh mengatakan bahwa 25 pekerja mengeluh sakit
pinggang.
2) Petugas kesehatan klinik perusahaan mengatakan bahwa sebanyak
50% pekerja berobat ke klinik dengan kasus sakit pinggang (LBP).
3) Petugas kesehatan klinik mengatakan pemeriksaan kesehatan rutin
di ptpn 7 way berlulu diadakan setiap 1 tahun sekali.
4) Petugas ksehatan klinik mengatakan pekerja belum pernah
mendapat penyuluan tentang LBP tetapi pekerja sudah pernah
mendapatkan penyuluhan tentang hipertensi , asam urat dan rematik.
5) Para pekerja sebanyak 25orang(85%) mengatakan membersihkan
badannya setelah bekerja.
9
6) Sebagian pekerja mengatakan jika mengangkat beban hanya
menggunakan kekuatan otot tanpa menggunakan teknik.
7) Petugas kesehatan klinik mengatakan para pekerja terakhir
mengikuti kegiatan senam kurang lebih dua bulan yang lalu.
8) Hanya dibeberapa tempat saja pekerja yang menggunakan alat APD
9) Petugas kesehatan klinik perusahaan mengatakan bahwa 15%
pekerja berobat ke klinik dengan keluhan gatal-gatal.
10
Tidak pernah dilakukan pelayanan sosial di lingkungan pabrik.
F. Stressor
1. Stressor internal (bersumber dari individu pekerja sendiri) misalnya :
diri sendiri/anggota keluarga sakit,kondisi ekonomi yang tidak
memadai,mekanisme koping yang tidak adekuat,dll.
a. Diri sendiri: melakukaan pengecekan kesehatan rutin yang
diadakan balai pengobatan PT setiap 3 bulan sekali.
b. Anggota keluarga : petugas kesehatan klinik mengatakan sebagian
besar anggota keluarga pekerja ada yang menderita penyakit
anemia,hipertensi,asam urat dibetes dll. Dan di lakukan
pmeriksaan kesehatan di klinik yang disediakan PTPN 7 way
berulu sesuai dengan jaminan ksehatannya.
c. Ekonomi: memadai karena di atas UMR cukup dan dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Mekanisme Koping : tidak terdapat mekanisme koping yang tidak
adekuat.
2. Stressor eksternal: hubungan antara atasan dengan staf, lingkungan
fisik tempat kerja , tekanan pekerja/target,faktor resiko selama
bekerja,dll.
a. Hubungan antara atasan dengan staf serta pekerja baik. Atasan
mengawal dan memberi masukan untuk pekerja dan pekerja
mendengar dengan baik.
b. Lingkungan fisik tempat kerja : lingkungan kerja terdapat banyak
pohon, ventilasi udara cukup, bising, dan bau menyengat.
c. Tekanan pekerja/target, tidak ada target untuk produksi karena
produksi tergantung dari bahan baku karet, tetapi jika bahan baku
karet banyak pekerja akan kelelahan dan mengalami stress.
d. Faktor resiko selama pekerja, yaitu resiko LBP karena pekerja
mengangkat beban yang cukup berat dan banyak,
11
ANALISA DATA
DO:
Dalam sehari pekerja
memindahkan beban kurang
lebih 3Ton
Sejak ± 2 bulan yang lalu para
pekerja mengikuti senam
12
DS:
Dari hasil survey (kuesioner )
didapatkan 26 dari 50 pekerja
mengeluh nyeri pinggang
DW :
Sebagian pekerja mengatakan
jika mengangkat beban dengan
menggunakan otot tanpa
menggunakan teknik
Sebagian pekerja mengatakan
tidak mengetahui tentang LBP
DO :
Dari hasil survey 60% pekerja
membutuhkan informasi tentang
teknik mengangkat beban yang
benar
30 pekerja mengatakan
menggunakan waktu beristirahat
untuk minum kopi tanpa
melakukan relaksasi
13
DS:
Sebagian para pekerja
mengatakan tidak melakukan
tenik relaksasi ketika nyeri
pinggang
Para pekerja mengatakan berobat
ke klinik ketika nyeri dan hanya
meminta obat untukmengurangi
rasa nyerinya
DA : Resiko terjadinya cidera pada kelompok
18% pekerja tidak mengetahui pekerja di PTPN 7 Unit Way Berlulu
tentang pentingnya
menggunakan APD
DW :
Sebagian para pekerja tidak
mementingkan APD
DO:
Hanya 4 pekerja dibagian
produksi tertentu yang
menggunakan APD
18% para pekerja tidak
menggunakan APD
DS:
Para pekerja mengatakan, APD
yang disediakan dari perusahaan
hanya dapat digunakan oleh para
pekerja dibagian tempat tertentu
14
DIAGNOSA KEPERAWATAN
15
PRIORITAS MASALAH
Kriteria Penilaian
NO. Masalah Jumlah Skoring
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Resiko 42
meningkatnya 5 5 5 3 2 3 4 3 3 3 3 3
LBP
2. Kurang 31
pengetahuan 2 2 5 4 2 3 2 3 2 2 2 2
tentang LBP
3. Resiko 33
terjadinya 4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3
cidera
Keterangan :
Kriteria nilai :
1. Peran Perawat
2. Program Puskesmas 5. sangat tinggi
3. Besar Masalah 8. Waktu 4. tinggi
4. Resiko Masalah 9. Tempat
3. cukup
5. Penkes 10. Alat
6. Atasi 11. Orang 2. kurang/rendah
7. Minat pekerja 12. Dana 1. tidak ada
4. Berdasarkan data yang telah didapat, kasus LBP lebih mendominasi di PTPN VII
unit Way Berulu, sehingga dapat disimpulkan masalah prioritasnya “Resiko
meningkatnya LBP (Low Back Pain) pada kelompok pekerja di PTPN
7 Unit Way Berlulu”
16