Analogers,
Lama kami merasa bahwa Indonesia merupakan negeri yang kaya dan makmur, bukan hanya
dari sumber daya alamnya saja, tetapi juga dati kultur dan budaya di dalamnya. Dapat kita lihat setiap
provinsi bahkan punya keunikan tersendiri. Kekayaan budaya negeri kita ini tidak hanya untuk
kepentingan estetik atau hiburan semata, tetapi juga sebagai bentuk tingginya kultur dan peradaban
Indonesia tercinta ini.
Karena terbiasa dengan pertunjukan dan praktek budaya, kami merefleksikan sari-sari kultur
negeri ini, menumbuhkan cinta mendalam terhadap kekayaaan budaya Indonesia. Salah satu bentuk
kecintaan kami adalah dengan mengabadikannya dengan kamera kami. Kami berharap kita bisa menjaga
dan melestarikan kekayaan budaya sendiri, dan juga bisa berprestasi di negeri orang. Maju terus
Indonesiaku!
Salam Jepret!
@nonakethjil
Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan. Dilarang menggunakan foto dalam
majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa izin pemiliknya. 1
Hipercat Lab
Halo teman-teman! Kali ini kami beruntung banget bisa mewawancarai Hipercat Lab,
yang diprakasai oleh Muhammad Fajar Hidayat, cekidot!
2
Q : Ada pengalaman memakai kamera analog yang bisa dishare?
A : Awal belajar fotografi beruntung saya langsung menggunakan kamera film..haha. Terlalu banyak hal yg
bisa bikin jatuh cinta pada fotografi analog. Dan kita beruntung masih (dan semoga akan terus) menikmati
keindahan dan keunikan dari kamera analog dan hasil dari film. Saya teringat pertama kali membeli kamera
SLR film di Bandung (saat itu saya masih domisili Makassar), pilihan saya jatuh pada Canon AE-1P.
Alasannya simple, saya menyukai foto-foto Mary Robinson yg dia unggah di flickr. Dari sanalah saya makin
jatuh cinta pada fotografi analog, sampai sekarang.
3
Piramida Culture
Oleh : Alwan B. D. (@alwanbrilian)
4
Culture
Dari banyaknya antusias teman-teman media sosial yang melihat postingan saya,
keinginan gila saya beranjak lagi untuk memamerkan karya ini dalam sebuah pameran.
Namun, sempat saya berkecil hati karena project ini mungkin sangat lemas dan tak kuat
dengan pondasi-pondasi gagasan yang kurang memadai untuk dipamerkan dalam pameran.
Setelah berbulan-bulan saya melupakan project ini, akhirnya saya mendapat
panggilan untuk berpartisipasi dalam sebuah pameran milik salah satu ekskul fotografi dari
salah satu sekolah swasta di Yogyakarta. Keinginan saya untuk memamerkan pun terwujud,
kesempatan ini tidak saya gunakan sia-sia, karena memang tujuan project ini dibuat adalah
untuk saya publikasikan ke public tentang harapan-harapan teman-teman saya untuk
presiden mereka kelak. Dalam hal lain, tujuan project ini pun juga secara tersirat
mengajak tema-teman sebaya untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi dan
meninggalkan golput untuk pemilihan kali ini.
Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa project ini saya beri judul
“Piramida”? Karena bentuknya yang menyerupai piramida, dan harapan-harapan teman-
teman saya yang saya representasikan sebagai harapan masyarakat Indonesia yang ribuan
banyaknya atau dalam arti lain seorang presiden yang memiliki sifat dan karakter
tersebut, mempunyai satu tujuan yang utuh yaitu “Indonesia Jaya”. Coba kita tinjau lagi,
bentuk piramida ini juga sebagai pondasi terwujudnya “Indonesia Jaya” agar selalu kokoh
dan tidak runtuh walau ada guncangan sehebat apapun. Namun, piramida ini dapat runtuh
dan hancur lebur, ketika beberapa karakter atau sifat seorang pemimpin ini hilang dan
tujuan yang runcing yaitu “Indonesia Jaya” tak dapat lagi berada sebagai tujuan melainkan
sebagai reruntuhan harapan-harapan yang lainnya.
Maka, mini project ini saya harap dapat membuat kita sebagai remaja mengikuti
dan ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi Indonesia pada tahun-tahun berikutnya.
Kemudian, tidak lagi golput dan tidak malu untuk selalu berharap. Karena presiden kita
berasal dari tanah yang sama: Indonesia.
5
Culture
6
Grebeg Syawal Culture
Oleh : Alva Christo (@AlvChrist)
Kamera : LC-A
Film : Fuji F-125, Era Pan 100
Expired 2009
menuju ke Masjid Gede Kauman, dimana sebelum itu ada beberapa ritual
Saya
berkesempatan untuk
memotret prosesi
Grebeg sedari awal
hingga akhir, dimana
pada akhirnya saya
juga ikut berebut
gunungan. Prajurit
Wirobrojo, Dhaheng,
Patangpuluh,
Jogokaryo,
Prawirotomo,
Ketanggung,
Mantrijero, Nyutro,
Bugis, dan Surokarso
mengiringi jalannya
gunungan hingga ke
Masjid Gede Kauman.
8
sekitar 4 jam berpanas-panas ria, saya Culture
memotret prosesi jalannya Grebeg Syawal
Keraton Yogyakarta ini, yang pada akhirnya
terbayar juga segala pengorbanan menunggu
momen-momen prajurit lewat hingga Grebeg
gunungan itu sendiri.
9
Theme Gallery : Culture Gallery
Pertunjukan
"Si Cantik"
Fajar Adiputra
(@fadjaradiputra)
Kamera :
Nikon FM2N
Film :
Hipercat 400
(Kodak 2485)
“Ngeyel nih”
Faris A. A. F. (@faafidgaf)
Kamera : Yashica FX-3 2000
Film : Fujifilm Superia 200
10
Gallery
“Yosakoi”
Putu Maretana
Kamera : Nikon F80
Film : Fuji C200
“Festival”
Putu Maretana
Kamera : Nikon F80
Film : Fuji C200
“Yosakoi”
Putu Maretana
Kamera : Nikon F80
Film : Fuji C200
11
Gallery
Ardha Vashti
Kamera : Yashica 35-ME
Film : Lucky Super New
200
Ardha Vashti
Kamera : Yashica 35-ME
Film : Lucky Super New
200
“Wayangan”
Alva Christo
(@AlvChrist)
Kamera : Pentax K1000
Film : Fujifilm Superia X-
Tra 400 Expired 2010
Push 3 Stop (3200)
12
Leica IIIC Review
Oleh : Alva Christo (@AlvChrist)
Kamera ini diproduksi oleh Leica pada tahun 1940 sampai tahun
cast, lebih ringan, namun tetap gagah dan kokoh. Lensanya pun tidak kalah
bagus, Summitar 5cm f/2, varian yang sangat tajam dengan bokeh spinny
yang unik. Saya mendapat kamera ini dengan kondisi yang lumayan bagus,
bisa dibuka (susah untuk memasang film), juga sistem kamera lawas yang
kamera ini sangat gagah, lensanya pun tajam, dan jelas, Leica.
13
Review
Saya menguji coba kamera ini dengan film Fuji C200, menurut saya
hasilnya memang tak tertandingi, masih dalam proses ujicoba dengan roll
hitam-putih, namun hasil film color pun menurut saya sudah cukup memuaskan
14
Pinhole DIY
Oleh : Fitrana A. H. (@ranalyh)
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia culture atau budaya memiliki arti sebagai hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia spt kepercayaan, kesenian, dan adat
istiadat”. Dan berbicara mengenai hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi manusia,
sempatkah kalian berfikir bagaimana awal dari terciptanya dan perkembangan kamera analog?
Kamera lubang jarum merupakan cikal bakal teknologi photografi dimulai dari zaman
pra sejarah dan tercatat dalam sejarah sejak penulis Cina, Moti, pada abad ke-5 SM, Aristoteles
pada abad ke-3 SM, ilmuwan Arab ibnu al Haitam atau Al Hazen pada abad ke-10 M, Gemma Frisius
tahun 1554 mematenkannya dengan istilah Camera Obscura, lalu lahir teknologi fotografi analog
hingga teknologi digital. Lubang jarum adalah metode perekaman dasar dalam ilmu fotografi.
Kamera yang bekerja berdasarkan teori optis, cahaya yang lolos melalui lubang kecil, kemudian
diproyeksikan pada bidang datar, terbalik. Pada kamera ini fungsi lensa digantikan oleh lubang yang
sangat kecil. Lubang yang terlalu besar akan membuat bayangan menjadi kabur. Oleh karena lubang
besar jarum pada kamera ini hanya berfungsi melewatkan sedikit cahaya saja maka film pada
kamera ini membutuhkan pemaparan cahaya yang cukup lama. Maka, kamera ini hanya bisa digunakan
untuk sasaran yang diam dan terang saja.. Di sejumlah negara kamera lubang jarum (pinhole) ini
mempunyai banyak nama, seperti Stenops ( Perancis ), Utta Fotocamera Contorostenopieco ( Italia )
dan Obscura camera ( Skandinavia ). Di Indonesia diberi nama kamera lubang jarum. Kali ini,
Analogy akan memberikan tips bagaimana membuat kamera lubang jarum sendiri dengan alat-alat
yang biasa kita temui dirumah.
Sumber : http://farm5.static.flickr.com/4038/4449546879_f8a47bc71c_z.jpg
16
Anggun Yulia Profile
Oleh : Aditya Haryawan (@adityahrywn)
17
Profile
18
Kamera : Olympus AF 10
Film : Fujifilm Superia 200 Expired 2008
Profile
19
Free Gallery Gallery
“Pantai”
Putu
Maretana
Kamera :
Nikon F80
Film : Fuji
C200
“Red Smile”
M. Wicaksono
Kamera :
Holga 135BC
Film : Kodak
Colorplus 200
20
Gallery
“Different Things”
Fitrana A. H.
(@ranalyh)
Kamera : Yashica
Auto Matic Motor
Film : Kodak
Colorplus 200
Satrio Aji
(@Why_Monday_)
Kamera : Pentax
MV1
Film : Fujifilm
Superia 200
21
Kodak Eastman
Oleh : Nurrizky Imani (@itybocahrokok)
Semua orang pasti mengenal Merk Kodak, dari anak-anak hingga kakek nenek
pasti mengenal merk ini. Bahkan pada zaman dulu banyak orang menyebut kamera
dengan nama Kodak. Kodak merupakan perusahaan yag didirikan oleh George Eastman.
Perusahaan ini merupakan kelanjutkan dari Eastman Dry plate company yang beroperasi
di New York pada tahun 1883 yang menciptakan film fotografi transparan pertama
seperti yang kita ketahui sekarang. Eastman Company mulai memperkenalkan camera
pertamanya pada tahun 1888 yaitu kamera “Kodak”dengan slogan “You press the button
– we do rest”.
Tahun 1892 perusahaan tersebut merubah nama menjadi Eastman Kodak
Company of New York. Sekitar tahun 1880 hingga 1929 Kodak banyak mengembangkan
inovasi dalam dunia fotografi film hingga pada 1929 Kodak menciptakan microfilm
pertama yang di perkenalkan oleh perusahaan Recordak yang merupakan perusahaan
anakan Kodak. Pada tahun 1930 hingga 1959 kodak banyak mengembangkan inovasi dalam
film antara lain Kodak Verichrome , Kodachrome yaitu film warna pertama milik Kodak ,
Kodakcolor Film yaitu film negative pertama milik Kodak, Kodak Ektachrome film warna
yang bisa diproses sendiri oleh fotographer, Kodak Tri-x film hitam putih yang memiliki
kecapatan tinggi dalam menangkap gambar dan Kodak High Speed Ektachrome yang
merupakan film warna paling cepat. Kodak tidak hanya mengembangkan teknologi film
dan kamera, tetapi juga mengembangkan printer, Proyektor dan juga alat-alat radiologi.
22
Kodak sangatlah terkenal dengan film fotografinya. Pada abad ke-20 Kodak
banyak mendominasi dalam film fotografinya dan pada 1976 kodak mendominasi hingga
905 pasar film di Amerika Serikat. Kodak mulai bermasalah dengan keuangannya di
tahun 1990 karena menurunnya penjualan film fotografi dan perpindahan penggunaan
analog ke digital. Kodak mulai focus ke fotografi digital dengan membuat kamera digital
seperti kamera Easyshare dan percetakan guna memulihkan keuangan perusahaan.
Namun tidak seperti perusahaan lain, kodak minim inovasi dan konsumen banyak beralih
ke merk lain. Pada tahun 2012 Kodak resmi mengajukan bab perlindungan kepailitan ke
pengadilan.
Pada tahun 2013 Kodak dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan Kodak banyak
menjual paten produknya yang berharga sekitar $525,000,000 ke grup suatu
perusahaan, termasuk apple, Google, Facebook, Amazon, Microsoft, Samsung, dan HTC.
23
Thank You Very Much!
Kamera Analog Jogja
@AnalogJogja
Analog Ads
Alliance Photographs
https://www.facebook.com/AlliancePhotography
Typhotography
http://suratuntukpantai.blogspot.com/
KalengHarapan
@pinholeshop
Hipercat Lab
https://www.facebook.com/hipercatlab
24
Keep Support Us!