PENDAHULUAN
Faktor pengisian (fill factor) dan frekwensi pemuatan bak alat angkut adalah dua
parameter operasi pemuatan-pengakutan material hasil penambangan yang sangat
mempengaruhi efisiensi penambangan dan tingkat pencapaian target produksi
yang telah ditentukan. Faktor pengisian dapat mempengaruhi jumlah muatan bak
alat angkut dan frekwensi pemuatan dapat mempengaruhi waktu daur alat angkut.
Walaupun kedua parameter tersebut telah ditentukan pada waktu studi kelayakan
ataupun estimasi kebutuhan unit produksi namun terdapat berbagai variasi sifat
partikel hasil peledakan yang mungkin belum diketahui ataupun sulit dikontrol
(Riprap.,2011). Menurut Sedarta (2013), variasi ukuran partikel dapat
mempengaruhi nilai angle of repose (AoR; sudut diam partikel pada waktu berada
dalam sebuah timbunan) dan jumlah volume muatan mangkuk alat muat dan bak
alat angkut dipengaruhi oleh AoR (Komatsu, 2011).
Disamping adanya variasi sifat bulk material, bentuk sebaran material hasil
peledakan (pembongkaran) dan kecakapan operator didalam mengoperasikan
sebuah alat muat juga dapat mempengaruhi fill faktor. Apa lagi jika operasi
penambangan dilakukan selama 3 shift per hari.
Untuk mengetahui apakah faktor pengisian mangkuk dan frekwensi pemuatan bak
alat angkut tersebut masih sesuai dengan yang direncanakan berdasarkan catalog
pabrik pembuat alat, akan dilakukan pengamatan operasi pemuatan dan
pengangkutan dengan jumlah berat material tiap alat angkut yang dibongkar pada
hopper peremuk batu dijadikan sebagai pembanding. Nilai-nilai tersebut akan
diuji secara analisa varian.
Mengingat PT. Madina Madani Mining masih dalam tahap pengembangan dan
produksi, maka perusahaan ini dirasa sangat sesuai sebagai objek penelitiannya.
I-1
1.2 Rumusan masalah
b. Apakah pemuatan bak alat angkut diisi dengan frekwensi yang berbeda?
c. Apakah variasi muatan mangkuk dan frekwensi pemuatan bak alat angkut
masih sama dengan yang direncakan?
1.5 Output
I-2
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam jumlah besar material yang akan digali dan diangkut , terutama dalam
deposit bijih kelas rendah yang tersebar, diperlukan peralatan pertambangan besar
dan lebih berat. Dalam beberapa tahun terakhir, kombinasi sebuah excavator dan
truk hidrolik telah digunakan di tambang terbuka akibat perkembangan teknologi .
I-3
Ini merupakan peralatan berukuran mega, yang membutuhkan investasi besar .
Untuk alasan ini , memilih peralatan yang paling cocok adalah faktor yang paling
penting. Pemilihan peralatan yang salah menyebabkan rendahnya efisiensi
produksi dan meningkatkan biaya unit. Jadi, dalam memilih peralatan yang tepat
untuk pertambangan permukaan harus hati-hati dianalisis dan konfigurasi
peralatan yang optimal harus ditentukan (sumber; The Journal of The Southern
African Institute of Mining and Metallurgy,2009)
Yang termasuk didalam alat gali adalah backhoe, power shovel atau juga dikenal
sebagai front shovel, dragline dan clamshell. Backhoe dan power shovel juga
disebut alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. Alat-alat
penggali ini mempunyai as diantara alat penggeraknya dan badan mesin sehingga
alat berat tersebut dapat melakukan gerakan memutar walaupun tidak ada gerakan
pada alat penggerak.
Pemilihan alat tergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu kondisi
lapangan tertentu. Perbedaan setiap alat gali adalah pada benda yang dipasang di
bagian depan, akan tetapi semua alat tersebut mempunyai kesamaan pada alat
penggerak yaitu roda ban atau crawler. Alat beroda crawler umumnya dipilih jika
alat tersebut akan digunakan pada permukaan kasar atau kurang padat. Selain itu
juga karena alat tersebut di dalam pengoperasiannya tidak perlu melakukan
banyak gerak.
Power shovel dan backhoe yang termasuk dalam alat penggali hidrolis memiliki
bucket yang dipasangkan didepannya. Yang dimaksud dengan alat penggali
hidrolis adalah alat yang bekerja karena adanya tekanan hidrolis pada mesin
didalam pengoperasiannya. Alat penggeraknya adalah traktor dengan roda ban
atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket kearah bawah
dan kemudian menariknya menuju badan alat. Sebaliknya, front shovel bekerja
I-4
dengan cara menggerakkan bucket ke arah atas dan menjauhi badan alat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa backhoe menggali material yang berada dibawah
permukaan tempat alat tersebut berada, sedangkan front shovel menggali material
dipermukaan tempat alat tersebut berada.
Fungsi dari alat pengangkutan adalah untuk mengangkut material seperti tanah,
pasir, batuan untuk proyek konstruksi. Pemilihan jenis alat pengangkutan
tergantung pada kondisi lapangan, volume material, waktu dan biaya.
a. Rear-dump truck
b. Side-dump truck
c. Rear-dump tractor-wagon
d. Side-dump tractor-wagon
e. Bottom-dump tractor-wagon
Kapasitas dari bak penampung truck dan tractor-wagon terdiri dari struck capacity
(kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung). Struck capacity
adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian dari bak penampung.
Jenis material yang lepas dengan daya lekat rendah seperti pasir dan kerikil
umumnya tidak bisa menggunung jadi pengangkutannya dalam kapasitas peres.
Sedangkan heaped capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari
ketinggian bak. Karena tanah liat mempunyai daya lekat antar butir yang cukup
besar maka kapasitas pengakutan tanah liat dapat mencapai kapasitas munjung.
Besarnya kapasitas truck tergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk memuat
material kedalam truck terhadap waktu angkut truck. Pada umunya besarnya
kapasitas truck yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat gali yang
I-5
memasukkan material kedalam truck. Akan tetapi penggunaan truck yang terlalu
besar sangat tidak ekonomis kecuali jika volume tanah yang akan diangkut sangat
besar. Kapasitas dan ukuran truck sangat bervariasi. Oleh karena itu, pemilihan
ukuran truck sangat penting karena truck besar atau kecil akan memberikan
beberapa keuntungan dan kerugian.
Produktivitas suatu alat selalu tergantung dari waktu siklus. Waktu siklus truck
terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan,
waktu perjalanan kembali, dan waktu antri. Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu-waktu tersebut adalah sebagai berikut:
I-6
Jenis alat pemuat
Material yang terdapat ditempat asalnya disebut material asli atau bank material.
Bila sebagian material dipindahkan maka volume material yang dipindahkan
tersebut akan menjadi lebih besar daripada volume material ditempat asalnya.
Material yang dipindahkan tersebut dikenal sebagai material lepas atau loose
material. Jika material lepas tersebut dipadatkan maka volume material akan
kembali menyusut, material ini disebut material padat atau compacted material.
Volume tanah asli atau material yang masih ditempat aslinya biasanya diberi
satuan bank cubic meters (bcm). Material yang dipindahkan atau mengalami
perubahan bentuk, seperti batuan yang diledakkan, umumnya dinamakan loose
material (tanah lepas). Volume dari material lepas diberi satuan loose cubic
meters (lcm). Sedangkan material yang telah dipadatkan atau disebut dengan
compacted material, volumenya diberi satuan compacted cubic meters (ccm).
1
LF = 1+𝑆𝑤
𝑉𝑏
LF = 𝑉𝑙
Keterangan :
𝑊𝑏
Sw = ( 𝑊𝑙 − 1) x 100
Keterangan:
Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah dipadatkan
ditentukan oleh faktor penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan persentase
penyusutan atau shrinkage percentage (Sh) rumus yang menghubungkan kedua
kondisi tersebut adalah :
SF = 1 - Sh
I-8
𝑉𝑐
SF == 𝑉𝑏
Dimana :
Vc = Volume padat (ccm)
𝑊𝑏
Nilai Sh didapat Sh = (1 − 𝑊𝑐 ) x 100
Untuk memilih hidrolik excavator dan truck, kriteria pemilihan peralatan harus
ditentukan. Kriteria ini dikumpulkan dalam 6 kategori yang berbeda, yaitu:
I-9
Gambar 2.2 Kriteria pemilihan alat
1. Diggability
2. Kriteria produksi
I-10
Produksi tahunan, jumlah cadangan, hari kerja per tahun dan jam kerja per hari,
stripping ratio dan jumlah tahunan overburden diberikan sebagai contoh kriteria
produksi. Jumlah overburden tahunan dihitung dari produksi tahunan dan
stripping ratio dari produksi biji yang dipelukan dan pembuangan limbah, umur
tambang dihitung dan hubungannya dengan umur operasi peralatan juga
ditentukan.
3. Parameter-parameter tambang
Tinggi bench, lebar bench, kondisi cuaca, air bawah tanah, jarak angkut (limbah
dan mineral) kondisi tanah, faktor efisiensi kerja adalah beberapa contoh
parameter tambang.
Jenis formasi, densitas mineral, densitas limbah, ketebalan, kuat tekan uniaksial,
faktor pengembangan, modulus elastisitas kondisi peledakan dan rata-rata
distribusi ukuran setelah peledakan adalah contoh faktor geologi dan geoteknik.
5. Kriteria peralatan
Analisis estimasi biaya excavator dipilih dan truck yang mereka pakai, memiliki
kapasitas dan angka yang berbeda, dilakukan untuk mencari biaya produksi
minimum untuk kombinasi truck dan hidralik excavator optimal. Biaya per unit
bahan bakar, minyak dan ban tenaga kerja harus di sediakan oleh pengguna untuk
analisis biaya (sumber; The Journal of The Southern African Institute of
Mining and Metallurgy,2009).
I-11
2.5 Perhitungan Untuk Pemilihan dari Shovel/Excavator
Secara praktis, pertimbangan untuk memilih ukuran yang baik dari sebuah shovel
atau mangkuk excavator merupakan peranan yang penting dan di dukung oleh 3
faktor, yaitu:
Faktor waktu
Faktor operasional
Ini adalah refleksi dari kondisi kerja yang meliputi tata letak, peralatan sesuai
yang dimaksudkan untuk loading (mucking), transportasi, penghancuran dll. Ini
juga memperhitungkan jasa dalam hal pencahayaan, ventilasi (kenyamanan),
panas, kelembaban atau faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja peralatan
termasuk efisiensi operator yang beroperasi itu. Untuk menerapkan koreksi,
pedoman yang biasa disebutkan dibawah ini.
Kondisi Koreksi
Baik 80%
Sedang 70%
I-12
Buruk 60% dan dibawah 60%
Faktor pengisian mangkuk alat muat adalah angka perbandingan antara volume
nyata atau kapasitas nyata mangkuk alat muat dengan volume atau kapasitas
teoritis bucket alat muat sesuai dengan spesifikasi alat muat yang digunakan.
Faktor pengisian ini dinyatakan dalam persen (%).
Berikut dibawah adalah panduan yang diusulkan oleh caterpillar. Untuk memilih
ukuran mangkuk dari tabel (yang disediakan oleh produsen, seperti tabel),
menggunakan nilai yang lebih tinggi (dari kisaran produksi diberikan dalam tabel)
jika fragmentasi yang diharapkan baik, nilai rendah sampai menjadi buruk dan
menggunakan nilai rata-rata (menjumlahkan nilai dan dibagi dengan 2). Faktor
yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan.
I-13
1. Keterampilan Operator
Oleh karena itu, operator harus diberikan pendidikan dan pelatihan tentang
pengoperasian mesin, operasi pekerjaan konstruksi dan keselamatan. Operator
harus membaca dan memahami petunjuk operator. Operator juga harus membaca
dan memahami petunjuk keselamatan asosiasi produsen yang berlaku di masing-
masing wilayah (AEM di Amerika Serikat, CECE di Eropa, dll). Majikan harus
menilai keterampilan masing-masing operator dan menetapkan operator untuk
pekerjaan yang tepat. Operator harus diberikan instruksi kerja yang jelas.
Kontraktor harus memilih jenis, ukuran dan spesifikasi mesin yang dapat
memperoleh efisiensi kerja yang optimal. Kontraktor dapat menggunakan hasil
masa lalu dan pengalaman untuk memilih mesin yang paling tepat. Jika kontraktor
tidak pasti tentang pilihan mesin yang tepat, disarankan agar kontraktor
berkonsultasi dengan distributor Komatsu atau aplikasi insinyur Komatsu. mereka
memiliki informasi berlimpah dan pengalaman dan dapat memberikan bantuan
yang berharga dalam pemilihan mesin.
I-14
4. Pilihan dan penggunaan lampiran dan bagian opsional
Perawatan harus diambil dalam pemilihan lampiran atau bagian opsional karena
mereka mempengaruhi efisiensi kerja dan keamanan. Lampiran Khas dan bagian
opsional ditunjukkan dalam buku ini. Komatsu memiliki tambahan lampiran dan
bagian opsional. Anda dapat berkonsultasi dengan distributor, salesman, atau
aplikasi Komatsu insinyur untuk rincian tambahan.
Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau
cycle time (CT). Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu
muat atau loading time (LT). Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh
suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas
alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis
tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst.), metode dalam pemuatan
dan efisiensi alat.
Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). Waktu angkut
merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat
pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut,
kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat
pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau
I-15
return time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangkat karena
kendaraan dalam keadaan kosong.
Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsur penting dari
waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang
dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.
Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). Pada saat alat
kembali ke tempat pemuatan ada kalany a alat tersebut perlu antri dan menunggu
sampai alat diisi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang disebut waktu
tunggu. Dengan demikian:
CT = LT + HT + DT + RT + ST
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
Produktivitas = 𝐶𝑇
Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat
dihitung dalam produksi/jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukkan maka rumus
diatas menjadi:
60
Produktivitas = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝐶𝑇 𝑥 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang
dipakai. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya
alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali, loader untuk memindahkan
hasil galian ke dalam bak truck, dan truck digunakan untuk pemindah tanah.
Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai produktivitas yang berbeda-
beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masing-masing alat. Jumlah alat perlu
I-16
diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara
menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Durasi = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
I-17
truck untuk loader. Khususnya pada literatur konstruksi menggunakan faktor
keserasian untuk menentukan sebuah truck yang cocok.
I-18
3. METODOLOGI PENELITIAN
Rencana kerja praktek akan dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu pada
bulan Agustus – September 2015.
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Laporan
I-19
Total
No
Rata-rata
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Mulai
Waktu Muat
Waktu Gali
waktu tumpah
Delay Time
Cycle Time
I-20
Catatan
I-21
Waktu angkut
Delay Time
Cycle Time
catatan
Mulai
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
Rata-rata
4) Pengolahan Data
Perhitungan rata-rata Ct, Ht, Lt dan Wm
Perhitungan fill factor
5) Kesimpulan dan Saran
I-22
3.5 Diagram Alir Penelitian
I-23