Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
penyakit dan pencegahannya, selain itu, promosi kesehatan di rumah sakit juga
berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah
sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan
Pelaksanaan promosi kesehatan rumah sakit telah dimulai sejak tahun 1984 di
RSUD dr. Soetomo Surabaya. Pada awalnya promosi kesehatan dikenal dengan
menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) (Depkes RI, 2005). Kebijakan
baik sebagai perorangan maupun individu sebagai makhluk sosial. Proses belajar ini
bertujuan untuk terjadinya suatu perubahan respons atau reaksi individu terhadap
(cognitive domain), (2) sikap (affective domain) dan (3) tindakan/keterampilan (motor
domain).
oleh petugas yang mempunyai kredibilitas yang cukup bagi pasien dan mampu
berkomunikasi. Tentu saja petugas yang akan melakukan penyuluhan ini perlu
Kemudian salah seorang dari mereka bisa dipilih sebagai koordinator (Depkes RI,
1995).
yang para warganya hidup dengan perilaku yang bersih dan sehat, serta dalam
(1) mengupayakan adanya kebijakan rumah sakit yang bersih dan sehat bagi warga,
tampilan fisik rumah sakit, maupun lingkungan sekitarnya, (2) mengembangkan iklim
berperilaku hidup bersih dan sehat bagi warga dan lingkungan rumah sakit. Tujuan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
kesehatan di rumah sakit sudah demikian padatnya dijejali oleh beraneka ragam
teknis medis sehingga tidak ada waktu luang lagi untuk kegiatan edukatif. Alasan lain
(Mantra, 1993).
dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 tahun 2012 disebutkan bahwa
sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 tahun 2012 adalah
seluruh :
a. Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, dan
lain-lain)
Kesehatan Masyarakat).
melakukan promosi untuk pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga
pasien. Oleh sebab itu setiap perawat seharusnya mampu melakukan promosi
kesehatan sesuai dengan metode dan pedoman yang telah ditetapkan. Agar
pengobatan. selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada serta sikap
dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap,
pola hidup pasien dan keluarga pasien. Selain itu, tergantung juga pada kerja sama
yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarga pasien. Kalau
dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara
positif, maka hal ini akan membantu proses penyembuhan penyakit pasien tersebut.
Promosi kesehatan merupakan suatu strategi rumah sakit kearah lebih baik
dari segi penataan struktur, proses dan output yang berdampak pada peningkatan
Perkembangan promosi kesehatan rumah sakit di Indonesia saat ini masih jauh dari
harapan, hal tersebut terbukti dari kurang dari 20 % rumah sakit memiliki wadah
bahwa kegiatan promosi kesehatan hanya bagian kecil dan tidak berdampak pada
kualitas pelayanan, oleh karena itu dibutuhkan revitalisasi dengan penguatan konsep
dan strategi yang salah satu solusinya adalah percepatan implementasi promosi
antara lain dilakukan oleh Hendri (2009) tentang pengaruh kompetensi (pengetahuan,
bahwa ada pengaruh yang bermakna antara kompetensi (pengetahuan, sikap dan
dan faktor yang paling sesuai menggambarkan kinerja adalah variabel sikap.
kompetensi petugas promosi kesehatan dalam alokasi dana pelatihan dan pendidikan
dan pengetahuan prinsip dasar. Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah
kesehatan rumah sakit di RSU Dr. Saiful Anwar Malang menyimpulkan bahwa
terpenuhinya standar promosi kesehatan rumah sakit pada indikator input dan proses,
sedangkan pada indikator output dan dampak belum terpenuhi secara maksimal.
petugas dan pasien / keluarga pasien. sarana yang ada belum sesuai standar Depkes,
kegiatan yang dilaksanakan belum terprogram dan terencana, belum ada tenaga
terlatih, dan pembiayaan juga belum dianggarkan. materi sesuai jenis penyakit pasien,
metode yang digunakan penyuluhan langsung menggunakan media grafis dan belum
dan keterampilan. Pada penjelasan penelitian Gamrin, dkk (2012) disebutkan bahwa
hal-hal yang terkait dengan kemampuan penyuluh kesehatan adalah : (1) penempatan
posisi penyuluh kesehatan masyarakat di puskesmas yang tidak sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dan adanya tugas lain selain tugas pokok dan fungsi, (2) kebijakan
kesehatan yang terintegrasi dengan visi misi promosi kesehatan masih sekedar
wacana tetapi belum dilaksanakan, (3) kebijakan tentang pengembangan sumber daya
manusia penyuluh kesehatan masyarakat belum terlaksana dengan baik, (4) analisis
jabatan untuk menetapkan petugas dan kebutuhan program promosi kesehatan belum
berjalan secara sistematik sesuai prosedur yang ada, (5) tahapan pengangkatan
informasi front office untuk mendukung promosi rumah sakit di bagian humas Rumah
informasi front office untuk mendukung promosi rumah sakit yang baru lebih baik
maka diperlukan kemampuan dan peran aktif petugas – petugas rumah sakit dalam
Menteri Kesehatan No. 4 tahun 2012 di RSUP H. Adam Malik untuk memberikan
diharapkan. Hasil evaluasi Pokja PFE sejak ditetapkan dalam surat keputusan pada
Adam Malik belum baik pada setiap indikator PFE, dan hal-hal yang masih lemah
Medik ( RM) , hal ini terjadi pada semua unit pelayanan rumah sakit.
Hasil observasi peneliti pada bulan Januari 2013 yang lalu salah satu unit
promosi kesehatan adalah Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) B2 Bedah, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya lembaran edukasi Rekam Medik yang tidak diisi oleh
perawat.
diketahui bahwa sebagian besar (6 orang dari 10 orang perawat yang bekerja di
melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien bukan merupakan tugas
perawat. Alasan lain dari beberapa perawat tentang edukasi pasien bahwa kondisi
fisik pasien yang sakit menyulitkan perawat dalam mengedukasi pasien. Saat peneliti
menanyakan tentang materi edukasi apa saja yang harus diberikan kepada pasien dan
pemahaman perawat tentang promosi kesehatan (edukasi kepada pasien dan keluarga
tugas yang telah ditetapkan oleh manajemen rumah sakit, sehingga penulis berasumsi
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi
1.4 Hipotesis
sakit.