Suharli Yusuf
Suharli Yusuf
LEMBAR PENGESAHAN
telah diterimah.
Majene, 2013
M. Ridwan M. Ridwan
Nim : E01 10 129 Nim : E01 10 129
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 3
C. Waktu dan Tempat .............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan ..................................................................................................... 11
B. Cara Kerja ............................................................................................................ 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan ................................................................................................. 17
B. Pembahasan .......................................................................................................... 20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 34
B. Saran ...................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 36
LAMPIRAN
A. Laporan Sementara .............................................................................................. 37
B. Foto-foto Praktikum/Dukumentasi .................................................................... 39
BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang. Salah
satunya amphibi. Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti dua dan
“bios” yang berarti hidup. Amphibi merupakan hewan yang hidup dengan dua habitat,
termasuk hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian tubh terdiri atas kepala, badan
dan ekor. Kulit lembab berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis.
Tubuh hewan terdiri dari beberapa organ tubuh. Organ-organ bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Hewan dibagi ke dalam dua
golongan, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Salah satu hewan vertebrata adalah
katak sawah (Rana cancarivora).
Ampibia merupakan salah satu kelas dari sub-fitum vertebrata. Ampibia berasal dari
bahasa yunani, yaitu amphi yang berarti rangkap dan bios yang berarti hidup. Amphibia
merupakan kelompok hewan yang mempunyai fse kehidupan di air dan di darat. Amphibia
terdiri dari empat ordo yaitu ordo uredela, ordo apoda, ordo anura, dan ordo proanura. Tapi
sekarang ini ordo proanura sudah dinyatakan punah.
Pada amphibi, memiliki dua alat pernapasan yaitu dengan menggunakan paru-paru pada
saat berada di daratan dan dengan menggunakan kulitnya pada keadaan basah (pada saat
berada dalam air). Kulit katak bersifat permiabel terhadap air dan gas, serta kaya akan
persediaan pembuluh darah. Adanya dua alat pernapasan ini disebabkan karena faktor
lingkungan hidupnya.
Organ terbentuk dari beberapa jaringan yang paling bekerja sama melaksanakan fungsi
tertentu. Contoh organ adalah usus halus yang disusun oleh jaringan epitel, otot, ikat dan
saraf. Organ dibedakan atas dua yaitu organ dalam dan organ luar.
Organ tubuh hampir tidak ada yang bekerja sendiri, biasanya bekerja sama dalam
kordinasi tertentu sebagai satu bagian darisebuah sistem. Setiap sistem organ mempunyai
fungsi tertentu. Contonya: organ jantunng, pembuluh darah, dan darah terikat dalam sistem
peredaran darah (sirkulasi).
Semua organ tentu sudah mengenal hewan dari kelas amphibia seperti katak, kodok,
salamander, dan sebagainya. Tetapi pemahaman yang lebih dalam mengenai hewan dari kelas
amphibia masih terbilang minim. Dari segi teori, mungkin kita sudah paham tetapi untuk
mendeskripsikannya secara morfologi dan anatomi seperti masi belum paham.
Untuk memahami struktur dan fungsi organ-organ yang terdapat pada hewan vertebrata
dalam hal ini adalah katak, maka dilakukanlah percobaan dengan mengamati bagian atau
organ-organ yang ada pada tubuh katak. Pengamatan anatomi katak diperlukan pembedahan
untuk memudahkan mengamati bentuk kedudukan, dan hubungannya dengan organ lain.
Di daratan, kemampuan untuk mendeteksi suara merupakan hal yang sangat penting
dan amfibia telah mengembangkan telinga sederhana dari struktur yang diwarisnya dari
moyang mereka. Spirakel tertutup dengan dengan membran yang berfungsi sebagai gendang
telinga dan tulang rahang yang tidak terpakai lagi (yang berasal dari lengkung insang
agnatha) berguna untuk meneruskan getaran dari membran ini ke telinga dalam.
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka penyusun tertarik meneliti tentang katak (Rana
cancarifora) dan kodok (Bufo sp) baik secara morfologi ataupun anatomi.
B. Tujuan
Untuk mengetahui anatomi dari hewan vertebrata melelui kegiatan pembedahan pada
katak sawah (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang belakang yang hidup
didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di air atau menyimpan telur di tempat
lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya dikatakan berudu yang hidup di air atau
ditempat basah tersebut dan bernafas dengn insang. Setelah beberapa lama berudu kemudian
berubah bentuk menjadi katak dewasa yang umumnya hidup di darat atau ditempat yang
lebih kering dan bernafas dengan paru-paru (Djuanda, 1982).
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar dan di
darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dari berudu (aquatis dan bernapas dengan
insang) ke dewasa (amphibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis
amphibius tetap memilki insang selama hidupnya. Jenis-jenis sekarang tidak memiliki sisik
luar, kulit biasanya tipis dan basah (Djarubito, 1989).
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir,
meerupakan hewan berdarah dingin (poikilotem), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga
ruang yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya
terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk
melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang diebut membrane
niktilans yang sangat berfungsi waktu menyelam. Pernapasan saat masih kecobang berupa
insang dan setela dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit, hidingnya
mempunyai katup yang mencegah air yang masuk kedalam rongga mulut ketika berenang,
dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantang diluar
tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Djuanda, 1982).
Tubuh amphibia khususnya katak terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum
tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu terlepas dari otot yang ada
dalamnya, sehingga bagian dalam tubuhnya berupa rongga-rongga yang berisi cairan limpa
subkutan (Djuanda, 1982).
Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan kelompok chordata
yang pertama kali keluar dari kehidupan air (Radiopoetro,1977).
Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini
berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan
paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang
seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang
dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai
mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat.
(Brotowidjoyo, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada
mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu,
kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf
mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar
dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak
berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan
pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari
kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae,
tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase
berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis
amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke
air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama
hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Anonymous 1, 2013).)
2. Sistem pernapasan
Alat pernapasan pada katak berupa insamg, kulit, dan paru-paru. Pada berudu
pernapasan dilakukan dengan insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-paru berupa
dinding dimana dinding ini terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan dengan udara luar
melalui 2 bronkus, laring yang mengandung tali-tali volea, lalu faring dan lorong-lorong
nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah longitudinal disebut glothis. Pernapasan
pada katak melalui kulit tipis yang basah untuk memudahkan difusi gas (Anonymous, 2010 ).
3. sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Pada
peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali peredarannya.
Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung. Kedua, darah dari
seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri
dari tiga ruang yaitu atrium kiri, kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat
klep yang mencegah agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan
CO2 terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2. Tetapi di ventrikel terjadi
perncampuran CO2dan O2 yang terjadi di dalam darah (Kimbal, 199).
4. Sistem ekskresi
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri
tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang (Tim pengajar,
2010).
Sistem ekskresi pada katak disebut suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem
masih bergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem sekresi maupun
untuk sistem reproduksi. Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak
berguna yang dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan yang dikeluarkan oleh hati, yaitu berupa
empedu (Saktiono, 1989).
5. Sistem reproduksi
Pembuahan pada katak dlakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung
betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki
belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan memasang pengeluaran telur.
Pada saat yang bersamaan, katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa
membuahi telur-telur yang dikeluarkan di betina (Anonymous, 2010).
1. Katak (Rana cancarifora)
Katak merupakan hewan Amphibi yang mana kelompok hewan ini fase daur hidupnya
berlangsung di air dan di darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata yang pertama
keluar dari kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan
berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih sadikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang
dapat digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada dalam
air (disebut membran miktans).Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan.
Pada saat masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan
menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan keadaan
lingkungan atau poikioterm (Anonymous 1, 2013).
Rana cancarivora (Graven horst /katak sawah) memiliki kulit berwarna hijau, bercak
hitam. Kadang-kadang pada bagian punggungnya bergaris cokelat muda. Habitat ditemukan
di sawah dan saluran irigasi sekitar sawah (Arie, 1999).
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan
pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana cancarivora). Anatomi katak dapat
memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata (Pratiwi, 2006).
Katak merupakan salah satu kelas amphibi yang memiliki panjang mulai dari 3,5 cm
sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua alam, yaitu di darat
dan di air (Pratiwi, 2006).
Katak berasal dari kawasan tropika ke subartik, tetapi kebanyakan spesis katak terdapat
di hutan hujan tropika. Katak merupakan antara kumpulan vertebrata yang paling banyak
kepelbagaian, merangkumi lebih 5,000 spesis yang dikenali. Namun begitu, populasi spesis
katak tertentu kian merosot (Anonymous 1, 2013).
Menurut Anonymous 1 (2013), warna katak bermacam-macam dengan pola yang
berlainan. Hal ini disebabkan karena adanya pigmen dalam dermis, yaitu:
a. Melanopora, berupa warna pigmen yang dapat menyebabkan warna hitam.
b. Lipopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna merah kuning.
c. Gaunopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna biru.
2. Kodok (Bufo sp.)
Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (bahasa Inggris: toad) adalah
hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok
dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan
tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak
beralasan terhadap kodok (Anonymous 2, 2013).
Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat
dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan
kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil
sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja,
sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh (Anonymous 2, 2013).
Kodok hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin
dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperatur), jumlah
jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan
berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan
hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya (Anonymous 2, 2013).
Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui
berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang
tertarik oleh cahaya lampu tersebut (Anonymous 2, 2013).
Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan
mengamati bentuk. Kedudukan dan hubungannya dengan organ lain. Yang akan diamati
dalam praktikum ini adalah sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, ekskresi dan
reproduksi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Cara Kerja
1. Pengamatan Bentuk Luar
1.1.Membius hewan dengan ether (alkohol), sebagai berikut :
1.1.1. Mengambil segulung kapas, kemudian diberi ether (alkohol) sampai kapas basah separuhnya.
1.1.2. Memasukkan kapas basah tersebut bkedalam toples.
1.1.3. Memasukkan katak dalam toples sampai katak tersebut lemas atau mati.
1.2.Meletakkan katak yang sudah mati itu, di atas papan seksi (gabus) pada perutnya dan
mengamati bagian demi bagian.
1.2.1. Bagian kepala : disini terdapat :
a. Mata yang mempunyai pelupuk, selaput kejap dan bijimata.
b. Membrane tympanium,kiri kanan.
c. Celah mulut yang lebar.
d. Lubang hidung luar.
1.2.2. Leher, sangat pendek. Katak tidak bisa menoleh karena tidak ada sendi antara tulang kepala
dan tulang leher.
1.2.3. Bagian badan. Meraba dengan ujung telunjuk bagian yang keras dan lembut, untuk
mengetahui bagian yang brtulang. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki :
a. Kaki depan, terdiri atas bagian-bagian:
1. Lengan atas
2. Lengan bawah
3. Telapak
4. Jari-jari tidak berselaput
b. Kaki belakang, terdiri atas bagian-bagian :
1. Paha (femur)
2. Betis/tungkai (tibia fibula)
3. Telapak yang menyatu (pes)
4. Jari-jari yang berselaput
c. Pada pertemuan pangkal paha agak kepunggung terdapat kloaka.
1.3.Mengamati seluruh permukaan kulit katak dengan loupe dan merabanya dengan ujung jari
(basah, kering, berminyak, berlendir atau bersisik).
1.4.Membuat gambar dengan pandangan dari punggung dan menunjukkan semua bagian-bagian
yang disebutkan diatas,
2. Pembedahan Untuk Melihat Alat-Alat Dalam Tubuh
2.1.Melentangkan hewan coba (katak) di atas papan seksi (gabus).
2.2.Merentangkan kaki-kakinya dan menusuk telapak kaki dengan jarum pentul untuk menahan
agar tidak goyang atau tidak bergerak.
2.3.Menjepit kulit pertengahan perut dengan pinset secara melintang. Menggunting lipatan kulit
yang terjepit sehingga terjadi sobekan.
2.4.Memasukkan ujung yang tumpul kedalam sobekan kulit tersebut, menggunting kulit ke arah
kepala sampai gunting menumbuk pada bagian dada.
2.5.Melanjutkan pula pengguntingan kulit kearah ekor sampai menumbuk pada pangkal paha.
2.6.Mempelajari perletakan kulit pada otot/daging. Tidak semua permukaan kulit langsung pada
daging. Hanya pada bagian-bagian tertentu kulit melekat pada otot yang disebut septum.
Dengan demikian terjadi kantong-kantong antara kulit dengan otot yang disebut saccus
(kantong).
2.7.Meletakkan kembali hewan tersebut pada punggungnya.
2.8.Merentangkan kaki-kakinya dan menusuknya kembali dengan jarum pentul agar tidak midah
goyang.
2.9.Membuat torehan pada pertengahan otot perut secara membujur, sampai menembus (hati-hati
jangan sampai melukai isi perut).
2.10. Memasukkang ujung gunting yang tumpul ke dalam celah yang terbentuk, dan menggunting
otot perut arah kepala sampai pada tulang dada. Melanjutkan irisan ini ke arah ekor sampai
pangkal paha.
2.11. Masih dengan menggunakan gunting, membuat irisan kesamping dan menahannya dengan
jarum pentul.
2.12. Menyingkapkan dinding perut kesamping dan menahan dengan jarum pentul.
2.13. Dengan terbukanya rongga badan, maka akan kelihatan alat-alat sebagai berikut:
2.13.1. Jantung berada dalam pericarium (mungkin masih berdenyut)
2.13.2. Hati, berwarna merah coklat terdiri atas dua lobus besar.
2.13.3. Lambung, berwarna keputih-putihan disebelah kiri hati.
2.13.4. Usus, jelas berkelok-kelok.
2.13.5. Kantong kencing/kemih, berupa gelembung bening. Kadang-kadang tidak ditemukan karena
pecah atau kosong/kemps.
2.13.6. Pada preparat betina dewasa jelas nampak ovarium/indung telur yang hampir menutupi
seluruh rongga perut, warna hitam berbintik-bintik putih.
2.13.7. Paru-paru, nampak terjepit disebelah kanan hati dan disebelah kiri lambung.
2.14. Membuat gambar sederhana tapi alat-alat yang ditunjukkan harus jelas.
3. Sistem peredaran darah
3.1. Dengan menggunakan loupe, mengamati jantung pada tempatnya.
3.2. Membuka pericardium dengan gunting. Mengambil sedikit kapas dan menjepit dengan ujung
pingset dan menyerap cairan yang ada disekitar jantung.
3.3. Dengan menggunakan loupe mencari dan mengamati bagian-bagian jantung :
3.3.1. Bilik
3.3.2. Seramabi kiri dan serambi kanan.
3.3.3. Batang arteri yang keluar dari bilik, melengkung di sebelah atas jantung ke kiri dan kekana.
4. Sistem pernapasan
4.1.Membuka mulut dan mecari celah paangkal tenggorokan yang berada agak didepan pangkal
kerongkongan.
4.2.Measukkan ujung pipet pengisap minuman pada pangkal tenggorokan dan meniupnya.
4.3.Alat yang terdapat dalam rongga badan di sebelah kanan hati.
4.4.Mengamati bentuk dan susunannya.
5. Sistem pencernaan
5.1.Menyingkapkan jantung ke kanan dan mencari saluran di sebelah bawah saluran pernapasan,
pendek, lunak, inilah kerongkongan.
5.2.Kerongkongan mengalami pelebaran, berupa kantong disebelah kiri hati, alat ini disebut
lambung.
5.3.Mengikuti urutan-urutan dari bagian saluran ini, selanjutnya sampai ke kloaka. Berturut-turut
akan ditemukan alat-alat saluran pencernaan sebagai berikut :
5.3.1. Kerongkongan, sangat pendek.
5.3.2. Lambung.
5.3.3. Usus dua belas jari, sebelah kanan lambung membelok kekiri.
5.3.4. Usus halus.
5.3.5. Usus besar
5.3.6. Poros yang bernuara ke kloaka.
5.3.7. Kloaka.
Alat-alat pencernaan lain, berupa kelenjar pencernaan antara lain sebagai berikut :
5.3.8. Hati, warna merah tua
5.3.9. Kantong empedu
5.3.10. Pangkreas
5.4.Membuat gambar skema alat-alat tersebut diatas.
6. Sistem urogenitalia
6.1. Melepaskan alat-alat pencernaan dengan gunting, muemulai pada kerongkogan sampai
poros.
6.2.Jika preparat betina, mencari dan pelajari bagian-bagian :
6.2.1. Indung telur (ovum)
6.2.2. Saluran telur (oviduct)
6.2.3. Ginjal, panjang, berwarna, coklat kemerah-merahan.
6.2.4. Ureter, saluran dari ginjal ke kloaka.
6.3.Jika preparat jantan, mencari dan pelajari bagia-bagian berikut :
6.3.1. Testis, warna kuning yang dilengkapi dengan badan lemak yang berwarna kuning berjurai-
jurai.
6.3.2. Vasa efferentia, saluran dari testis masuk ke ginjal.
6.3.3. Vesikula seminalis, menghasilkan getah untk sperma.
6.3.4. Ureter, salutan dari ginjal bermuara pada kloaka.
6.3.5. Kantong kemih/kencing.
6.4.Membandingkan hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pengamatan morfologi Rana cancarivora
Keterangan:
1. Maxilla 9. Radius ulna
2. Nareks eksterna 10. metakarpel
3. Mandibula 11. Falanges (jari-jari tangan 4)
4. Valvebra interior 12. Femur
5. Membran tympanium 13. Fibua fibula
6. Jembatan orbita 14. Metatarsal
7. Vakvebra superior 15. Falanges (jari-jari kaki 5)
8. Humerus 16 Tarsal 17. Karpal
2. Pengamatan anatomi
SITUS VISCERUM
Keterangan:
RIMA ORIS
Keterangan: Keterngan:
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pengamatan katak sawah (Rana
cancarivora) dan kodok (Bufo sp) dapat dilihat dengan jelas morfologi dan anatominya yaitu
sebagai berikut :
MORFOLOGI
Pada pengamatan morfologi katak sawah (Rana cancarifora) dapat dilihat dengan jelas
bagian-bagian sebagai berikut :
1. Bentuk tubuh
Tubuhnya berbentuk bilateral simetris yaitu antara bagian kanan dan bagian kiri
mempunyai bentuk yang sama persis.
2. Warna tubuh
Warna tubuh katak yang telah diamati berwarna kecoklatan di sekujur tubuh dengan
bagian atas tubuh lebih gelap dibandingkan bagian bawah tubuh. Adanya warna kulit
demikian karena adanya lapisan yang terdapat pada bagian bawah kulit yaitu lapisan
melanofora. Lapisan ini mengandung melanin, jenis pigmen yang menghasilkan warna
cokelat gelap atau hitam sehingga kulit katak ini berwarna kecoklatan. Katak melindungi diri
dengan warna yang sesuai dengan warna sekitarnya. Warna kecoklatan yang gelap dan terang
yang berbeda pada kedua sisi tubuhnya disebabkan karena mengumpul dan menyebarnya
butir-butir pigmen dan chromatofora. suhu juga dapat mempengaruhi warna tubuh pada
katak. Karena jika Suhu rendah maka akan menghasilkan warna yang gelap sedangkan suhu
tinggi dan keadaan kering atau meningkatnya sinar menghasilkan warna terang. Hal tersebut
tampak jelas pada bagian atas tubuh katak yang berwarna gelap dan pada bagian bawah tubuh
yang berwarna terang.
3. Kulit
Kulit pada katak licin dan lunak. Kulit yang lemas sebagai penutup tubuh berfungsi
menutupi tubuh terhadap gangguan yang bersifat fisis atau pathologis. Kulit tersusun atas
epidermis yang merupakan lapisan kulit paling luar dan dermis yang terbagi atas jaringan
lain. Dalam kulit terdapat butir-butir pigmen (pada epidermis) dan sel pigmen (chromatofora)
pada dermis.
4. Kepala (caput) dan Extremitas
Pada bagian kepala terdapat sepasang organon visus (mata) yang bulat dan menonjol.
Di belakang mata terdapat membrane tympani untuk menerima getaran suara. Selain itu, juga
terdapat mulut yang agak moncong ke depan yang berfungsi sebagai alat pencernaan. Di
dalam mulut terdapat gigi yang terdiri atas gigi maxilla (rahang atas ) dan mandibula (rahang
bawah), Lingua (lidah), berpangkal dicranial mandibula bersifat bifida (bercabang), ujung
caudal bebas dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa.
Extremitas depan yang berupa kaki atau tangan berukuran pendek, terdiri atas :
brachium (lengan atas) yang berupa humerus, antibracium (lengan bawah) yang berupa radius
ulna, carpus (pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang terdiri atas metacarpus dan
phalangus (jari – jari) pada telapak tangan terdapat palm. Extremitas belakang yang berupa
kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang terdiri atas betis (tibia
fibula), tarsus (pergelangan kaki), pes (telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan
phalanges (jari – jari).
5. Kaki
Katak memiliki 2 pasang kaki yaitu sepasang kaki depan memiliki 4 jari dan sepasang
kaki belakang memiliki 5 jari. Selain itu pula katak memiliki kaki yang berselaput yang
berfungsi untuk berenang. Struktur kaki katak sangat bervariasi di antara spesies katak sesuai
dengan habitat yang ditempatinya yaitu seperti di tanah, dalam air, di pohon atau di liang
tanah. Katak harus mampu bergerak cepat melalui lingkungan mereka untuk menangkap
predator atau mangs dan melarikan diri, serta beradaptasi banyak membantu mereka
melakukannya.
Katak memiliki susunan tubuh yang terdiri atas kepala, badan dan alat gerak. Kepala
katak terdiri atas beberapa organ yaitu: mulut berukuran lebar dan berada sedikit ke bawah
serta membelah secara horizontal hampir seluruh bagian kepala, mata dilapisi selaput
(membran nictitan) untuk mencegah masuknya air, gendang telinga (membran tympanium)
ada pada setiap sisi kepalanya dan lubang hidung yang sangat kecil. Badan yang terdiri dari
perut dan punggung memiliki panjang tingkali panjang kepala. Perut berwarna putih
kekuningan dengan kulit yang halius dan elastis. Punggung berwarna hijau dengan kulit agak
kasar dan tulang punggungnya menonjol (Anonymous, 2010).
Katak memiliki dua alat penggerak yaitu sepasang kaki depan dengan jari-jari sebanyak
empat, dan jari belakang sebanyak lima, semuanya mempunyai selaput renang yang elastis.
Kaki katak bias mencapai 15 – 17,5 cm, sedangkan beratnya bisa mencapai 1 kg
(Anonymous, 2010).
2. Kodok (Bufo sp)
Klasifikasi kodok menurut Radiopoetro (1977), adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo Sp
MORFOLOGI
Pada pengamatan morfologi Bufo sp. diperoleh hasil bahwa tubuhnya terdiri dari
beberapa bagian yaitu kepala (caput) , cervix, badan (truncus), extrimitas, dan kulit (
integumentum).
Kepala (caput) berbentuk seperti segitiga yang terdiri atas rima oris (celah mulut) yang
terletak pada ujung rostrum (moncong) berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan
lidah yang berlendir, cavum oris (rongga mulut), nares anteriores yang merupakan lubang
hidung kecil pada dorsal rima oris, mata (organon visus) Mata menonjol dan dilindungi oleh
dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut kelopak mata atas (valvebra
superior), bagian bawah disebut kelopak mata bawah (valvebra inferior) serta kelopak mata
ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membrane
nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air, dan membrana tympani di
belakang organon visus Merupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima
getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga tidak
terdapat daun telinga (pinna auricularis).
Di dalam cavum oris terdapat organ-organ lain yang berupa maxilla (rahang atas),
mandibula (rahang bawah), lingua (lidah) yang berpangkal di mandibula, berwarna merah
muda dan bercabang serta ostium tubae auditivae yang terletak di dekat sudut mulut dan
terdapat 2 buah.
Cervix pada amphibi tidak tampak nyata karena bersatu dengan truncus yang terletak di
sebelah caudal caput. Pada truncus terdapat 2 pasang extrimitas yaitu extrimitas anterior yang
terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah), manus (tangan secara
keseluruhan), dan digiti (jari-jari) sebanyak 4 buah serta extrmiitas posterior yang terdiri dari
femur (paha), crus (tungkai bawah), pes sive pedes (kaki secara keseluruhan).
Bagian integumentum pada amphibi terdiri dari 2 bagian yaitu epidemis dan dermis
(corium). Epidermis Bufo sp. berwarna cokelat dan memiliki benjolan-benjolan kecil
berwarna hitam sehingga kulitnya menjadi kasar. Kulit kodok selalu basah karena adanya
sekresi kulit yang banyak sekali.
b. Sistem sirkulasi
Alat peredaan darah katak terdiri atas jantung. Jantung katak terletak di dalam rongga
dada. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri dan kanan) dan 1 bilik
(ventrikel). Dengan demikian, bilik jantung katak tidak memiliki sekat. Terdapat dua aorta
yaitu aorta kiri dan kanan. Peredaran darah katak tertutup karena beredar dalam pembuluh
darah, dan ganda karena dalam satu kali beredar darah melewati jantung dua kali
(Anonymous, 2010).
Darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubh masuk ke jantung melalui Vena cava
(pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian
karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat itu darah yang
mengandung O2, yang bersal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi
berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalm bilik terjadi sedikit
pencampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2. Untuk selanjutnya, darah yang kaya
O2dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di
arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh jaringan tubuh (Anonymous, 2010).
Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik
yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu darah yang
miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular, pada katak dikenal adanya sistem
porta, yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik vena saja. Jantung mempunyai dua
aurikel dan satu ventrikel. Darah dari sinus venosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah
meninggalkan ventrikel melalui truncus anteriosus yang bercabang dua disebelah anterior
jantung, lalu terbagi pada pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokokk, yaitu: arteri karotis,
arteri sistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke posterior). Tiap arteri
karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri sistemik (dua buah)
bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang-cabang menjadi seliako-mesenterik
(lambung, hati, intestinum), segmental (otot-otot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan
iliakal (Anonymous, 2010).
Menurut Anonymous (2010), sistem peredaran darah pada katak adalah sebagai berikut:
1) Jantung (cor) tersiri atas dua atrium dan satu ventikel, atrium sinistra, menerima darah dari
vena pulmonalis, atrium dekstra dari dari sinus venosus, ventrikal berdinding tebal, adanya
trabeculae (penonjolan) dari otot jantung.
2) Conus arterious, mempunyai letak yang miring kearah kiri, berwarna pitih serta menerima
darah dari cor.
3) Truncus arterious, merupakan kelanjutan dari conus arterious bagian distalnya bercabang
dua, kea rah kiri dan kanan.
4) Sunus venosus, salah satu bagian dari jantung yang menampung darah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
morfologi katak (Rana cancarovora) dan kodok (Bufo sp) berbeda, sedangkan pada
anatominya sama.
Perbedaan morfologi antara katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp) yaitu katak
bertubuh langsing sedangkan kodok bertubuh gemuk. Kulit katak halus dan berlendir
sedangkan kodok Kulitnya kasar dan kering. Katak dapat melompat lebih jauh atau lebih
tinggi daripada kodok karena kaki belakangnya lebih panjang daripada kodok. Tempat
tinggalnya basah karena tubuh katak harus selalu basah sedangkan kodok tidak dapat
melompat jauh atau lebih tinggi dari katak karena kaki belakangnya lebih pendek daripada
katak.Tempat tinggalnya lebih kering daripada tempat tinggal katak.
Pada kodok (Bufo sp) struktur kulitnya kasar, kering, memiliki jembatan orbital,
memiliki tonjolan, kakinya pendek, tidak memiliki selaput mata.
Pada katak (Rana cancrivora) memiliki kulit yang lembab, permukaan kulitnya halus,
tidak memiliki tonjolan, tidak memiliki jembatan orbital, memiliki selaput mata, memiliki
membran timpani, dan kakinya panjang.
Sedangkan pada anatominya sama yaitu mempunyai : kerongkongan (esofagus), paru-
paru (pulmo), hati (hepar), jantung (cor), empedu, rektum, lambung (gaster), saluran
urogenitalia, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum carsum), ginjal (ren).
B. Saran
1. Untuk laboratorium
Sebaiknya di laboratorium, alat-alat dan bahannya harus lengkap agar praktikum
berjalan dengan lancar. Selain itu, kebersihan laboratorium harus dijaga.
2. Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompoknya dan praktikan yang kurang memahami
percobaan yang dipraktikumkan dan saya sarankan kepada kakak asisten agar jangan lagi ada
yang terlambat.
3. Untuk praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan
kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah
kebersihan laboratorium maupun sarana dan prasarananya, serta saya sarankan kepada teman-
teman mahasiswa agar dapat mempelajari lebih dalam mengenai anatomi dan morfologi pada
katak dan kodok.
Sebaiknya untuk praktikum pengenalan hewan vertebrata berdasarkan karakter
morfologi dan anatmi, praktikan diharapkan membawa alat tulis yang lengkap agar
memperlancar praktikum serta tidak saling meminjam satu sama lain dan waktu untuk
menggambar ditambahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Sistem Reproduksi Katak. (online), (www.google.com, Diakses pada tanggal 28 Juli
2013).
Anonim 1, 2013. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (Online), (Http://Amfibi
Dunia.wordpres.com, Diakses pada tanggal 31 Juli 2013).
Anonim 2, 2013. Amfibi. (Online), (Http://Id.wikipedia.org/wiki/kodok dan katak.com, Diakses
pada tanggal 31 Juli 2013).
Arie, Usri. 1999. Pembibitan dan Perbesaran Bullfrog. Penebar Swadaya, Jakarta.
Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amico,Bandung.
D.A Pratiwi, dkk. 2006. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Holmes, S.J. 1928. The Biology of The Frog. The Mac Millan, New York.
Jasin, Maskoeri, 1994. Zoology Vertebrata. Surabaya. Sinar Wijaya.
Radiopoetro, 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Sainab, 2011. Penuntun Praktikkum Biologi Umum. Majene: Jurusan Biologi FKIP Unsulbar.
Saktiono, 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
A. LAPRAN SEMENTARA
B. FOTO-FOTO PRAKTIKUM
1 komentar:
1.
Balas
Mengenai Saya
suharli yusuf
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
► 2015 (2)
▼ 2014 (5)
o ▼ Desember (3)
laporan individu KKN REGULER
laporan praktikum Reptilia
laporan praktikum Amphibia katak sawah dan kodok
o ► Juli (2)