Disusun Oleh :
17031010018
Paralel A
FAKULTAS TEKNIK
2017
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan ke Hadirat Allah SWT yang selalu senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan lancar.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai etika, moral dan akhlak.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
1. Ibu dan Ayah penulis yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
2. Bapak Drs. Saifuddin zuhri, M.Si. selaku dosen mata kuliah agama yang telah
membimbing pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga karya
ilmiah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam merupakan suri tauladan bagi seluruh
ummat. Akhlak beliau adalah Al-Qur‟an. Sebagaimana pernyataan Aisyah
ra,”Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Daud dan
Muslim).
1.3. Tujuan
1. Mendiskripsikan penjelasan akhlak, etika dan moral.
2. Mendiskripsikan perbedaan antara akhlak, etika dan moral.
3. Mendiskripsikan kaitan akhlak dengan tasawuf dann ilmu lain.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
a) Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang
artinya budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabiat. Kata akhlak berasal
dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq maknanya pencipta
atau Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan, sedangkang khalaq
maknanya penciptaan.
Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakan mengandung maksud
bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan dan
manusia. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Akhlak juga merupakan bagian yang membicarakan masalah
baik dan buruk dengan ukuran wahyu atau al-Qur’an.
Akhlak merupakan barometer yang menyebabkan seseorang mulia
dalam pandangan Allah dan manusia. Seseorang akan berakhlak baik atau
sebaliknya karena dipengaruhi oleh hati (al qalb) yang ada pada sanubari yang
terdalam. Artinya, bahwa perbuatan baik atau buruk dalam kategori akhlak
bukan didasarkan kepada pertimbangan akal, tradisi atau pengalaman, tetapi
karena bisikan hati sanubari yang ada pada setiap orang itu. Akhlak dalam
Islam memiliki fungsi utama.
6
Ibnu Maskawaih : Akhlak adalah gerak jiwa yang mendorong kearah
melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran.
Menurut Ahmad Amin : Khuluqun (akhlak) adalah membiasakan
kehendak
b) Etika
Secara bahasa etika ialah tingkah laku, tata krama, sopan santun.
Sedangkan menurut istilah etika adalah kebaikan atau kejahatan, dimana jiwa
manusia diatribusikan(disifatkan) dengannya,serta terjadi lewat pengusahaan
dan kebiasaan, sesuai dengan standar-standar kebaikan yang dibuat oleh
manusia untuk dirinya sebagai makhluk yang berakal dan berhak merdeka.
Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk
berdasarkan akal pikiran manusia. Etika juga dapat diartikan sebagai ilmu
tentang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang disistimatisir tentang
tindakan moral yang betul. Etika dalam islam akan melahirkan konsep ihsan,
yaitu cara pandang dan perilaku manusia dalam hubungan sosial dan hanya
untuk mengabdi pada Allah SWT, bukan ada pamrih di dalamnya.
c) Moral
Secara bahasa moral ialah ajaran yang mengajarkan agar mengetahui
baik dan buruk. Sedangkan menurut istilah moral adalah ajaran tentang baik
buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban. Moral juga berarti suatu hal
yang berkenaan dengan baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya
yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Dalam moral diatur segala
perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang
dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan
untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan
demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Moral Islam
7
adalah tingkah laku seseorang yang muncul secara otomatis berdasarkan
kepatuhan dan kepasrahan pada pesan (ketentuan) Allah Swt.
8
َّ صينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال
ص ََلة َ َويُؤْ تُوا َّ َو َما أ ُ ِم ُروا ِإ ََّّل ِل َي ْعبُدُوا
ِ َّللاَ ُم ْخ ِل
ُ الز َكاة َ ۚ َو َٰذَ ِل َك د
ِين ْالقَ ِي َم ِة َّ
Amanah
اس أ َ ْنِ َّت ِإلَ َٰى أ َ ْه ِل َها َو ِإذَا َح َك ْمت ُ ْم بَيْنَ الن ِ َّللا يَأ ْ ُم ُر ُك ْم أ َ ْن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا
َ َّ ِإ َّن
يراً ص َ ََّللاَ َكان
ِ َس ِميعًا ب َّ ت َ ْح ُك ُموا ِب ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن
ُ َّللاَ ِن ِع َّما َي ِع
َّ ظ ُك ْم ِب ِه ۗ ِإ َّن
9
o Amanah Syari‟ah/Din: Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan Allah
Ta‟ala dan memenuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA,
barangsiapa yang tidak mematuhi amanah ini maka ia zhalim pada dirinya
sendiri, dan bodoh terhadap dirinya, maka jika ia bodoh terhadap dirinya
maka ia akan bodoh terhadap Rabb-nya.
Bersyukur
10
Syukur menurut kamus “Al-mu‟jamu al-wasith” adalah mengakui
adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian
nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar‟i adalah : Menggunakan
nikmat Allah Ta‟ala dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Allah
berfirman dalam Al-Qur‟an surat Ibrahim ayat 7.
Sabar
Sabar yaitu sifat tahan menderita sesuatu (tidak lekas marah; tidak
lekas patah hati; tidak lepas putus asa, tenang dsb). Di dalam menghadapi
cobaan hidup, ternyata kesabaran ini sangat penting untuk membentuk
individu/ pribadi unggul. Manusia diciptakan dengan disertai sifat tidak sabar
dan karenanya ia banyak berbuat kesalahan. Akan tetapi, agama meminta
setiap orang agar bersabar karena Allah. Orang beriman harus bersabar
menunggu keselamatan yang besar yang Allah janjikan. Seperti firman Allah
dalam QS. Al-Baqarah (2): 155-156.
ف ِمنَ ِبش َۡىء َولَن َۡبلُ َونَّ ُكم ِ ٍون َۡقص َو ۡٱل ُجوعِ ۡٱلخ َۡو
َ ٍ ََو ۡٱْلَنفُ ِس ۡٱْل َ ۡم َوٲ ِل ِمن
ِ ٍوٱلث َّ َم َرٲ
ت َ ۗ َص َٰـ ِب ِرين
َّ َو َبش ِِرٱل
َص َٰـ َب ۡت ُهم ِإذَا ٱلَّذِين
َ َ صي َبةٌ أ
ِ ٲجعُونَ َو ِإنَّا ِهٍٍَ ِلل ِإنَّا قَالُواْ ُّم
ِ ِإلَ ۡي ِه َر
11
Siapakah orang-orang yang sabar? Mereka itulah yang mendapat keberkatan
yang besar, curahan rahmat Allah dan hidupnya dibimbing oleh Allah. Dua,
Innalillahi Wainailaihi Rojiun. Sesungguhnya, kami adalah milik Allah dan
kembali kepada Allah”
Jujur
Secara morfologi, akar kata shiddiq berasal dari kata shadaqa,
yashduqu, shadqun, shidqun. Ungkapan shaddaqahu mengandung arti qabila
qauluhu „pembicarannya diterima‟.
Firman Allah dalam (QS. Al-Ahzab:8)
Artinya :”Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran
mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih”
b) Akhlak madzmumah.
Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh Syetan dan
kita sama sekali tidak boleh memiliki akhlak yang demikian, karena akhlak
madzmumah adalah akhlak yang tercela dan sangat harus kita jauhi. Bersabda
Rasulullah SAW: “Ketahuilah, didalam tubuh manusia ada segumpal daging.
Apabila segumpal daging itu baik, seluruhnya baik dan apabila daging itu
buruk, buruklah seluruhnya Ketahuilah olehmu bahwa segumpal daging itu
adalah kalbu (hati).” (HR. Bukhari). Adanya penyakit hati pada diri seseorang
menandakan ia memiliki akhlak tercela (madzmumah). Penyakit hati antara
lain disebabkan karena ada perasaan iri. Iri adalah sikap kurang senang
melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan. Sifat iri tidak
membawa kepada kebaikan, bahkan pasti membawa akibat buruk.
12
Akibat dari sifat iri tersebut antara lain :
a. Merasa kesal dan sedih tanpa ada manfaatnya bahkan bisa dibarengi dosa.
b. Merusak pahala ibadah
c. Masuk Neraka
d. Mencelakakan orang lain
e. Menyebabkan buta hati
f. Mengikuti ajakan syetan
g. Meresahkan orang lain
Namun apabila kita punya iri terhadap suatu kebaikan ini di perbolehkan yang
mencakup dua hal yaitu :
a. Melihat orang lain mempunyai atau melakukan amalan – amalan yang
baik yang sesuai dengan perintah Allah subhanallaahu wa ta'ala, 'azza wa jalla
dan RasulNya misalnya : menghafal Al Qur‟an.
b. Melihat orang kaya yang berinfaq di jalan Allah subhanallaahu wa ta'ala,
'azza wa jalla.
Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.Dengki artinya
merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha
agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta
merasa senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan
dengan sifat iri. Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang
berupa kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik
orang lain. Orang yang terkena sifat ini bersikap serakah, rakus, dan zalim.
Adapun hasad ( iri & dengki ) bisa kita hindari dengan cara banyak
istighfar dan bertobat kepada Allah subhanallaahu wa ta'ala, 'azza wa jalla.
Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu
(dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
Yakin bahwa semua perbuatan manusia telah tercatat di Lauh Mahfuz. Ingat
kalau kita hasad kepada orang lain hanya akan menyempitkan diri.
13
2.3. Perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa akhlak berbeda dengan etika
dan moral. Kalau akhlak lebih bersifat transcendental karena berasal dan
bersumber dari Allah, maka etika dan moral bersifat relatif, dinamis, dan nisbi
karena merupakan pemahaman dan pemaknaan manusia melalui elaborasi
ijtihadnya terhadap persoalan baik dan buruk demi kesejahteraan hidup
manusia di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Berdasarkan perbedaan
sumber ini maka etika dan moral senantiasa bersifat dinamis, berobah-obah
sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan manusia. Etika
sebagai aturan baik dan buruk yang ditentukan oleh akal pikiran manusia
bertujuan untuk menciptakan keharmonisan. Begitu juga moral sebagai aturan
baik buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya yang dianut oleh
sekelompok masyarakat juga bertujuan untuk terciptanya keselarasan hidup
manusia. Etika, moral dan akhlak merupakan salah satu cara untuk
menciptakan keharmonisan dalam hubungan antara sesama manusia
(hablminannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq (habl minallah).
14
Syahadat, pengetahuan ulama, yaitu mengenal Allah dengan menggunakan
akal pikirannya (ra’yu), dan pengetahuan orang sufi, dimana mengenal dan
mendekati Allah dengan menggunakan hati sanubarinya yang terdalam
(Basyirah). Dalam konteks inilah dapat dipahami bahwa antara akhlak dan
tasawuf memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung. Artinya, bahwa
akhlak yang baik, terpuji (mahmudah) dan mulia (karimah) bukanlah didasari
oleh ucapan dan akal pikiran semata, tetapi melainkan oleh bisikan dan
kilauan hati sanubari yang terdalam.
Selain dengan tasawuf, akhlak juga berkaitan dengan ilmu tauhid,
psikologi, dan ilmu pendidikan. Kalau ilmu tauhid tampil dalam memberikan
landasan terhadap ilmu akhlak, maka akhlak tampil dengan memberikan
penjabaran dan pengalaman dari Tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia
tiada artinya, dan akhlak yang mulia tanpa tauhid maka tidak akan kokoh.
Selain itu tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi
terhadap arahan tersebut. Kaitan akhlak dengan ilmu Jiwa ada pada pokoh
bahasannya, yaitu sama-sama membicarakan gejala-gejala kejiwaan yang
tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa dapat diketahui psikologis
yang dimiliki seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat serta dekat
dengan Tuhan, akan melahirkan perbuatan yang baik, dan benar, sebaliknya
jiwa yang kotor, banyak berbuat kesalahan dan jauh dari Tuhan akan
melahirkan perbuatan yang jahat, sesat dan digolongkan sebagai akhlak buruk
(mazmumah).
Hubungan akhlak dengan pendidikan juga sangat erat. Tujuan
pendidikan dalam pandangan Islam adalah berhubungan dengan kualitas
mansuia yang berakhlak. Ahmad D. Marimba misalnya mengatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu
menjadi hamba Allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan
penyerahan diri kepada-Nya. Sementara itu Mohd. Athiyah al-Abrasyi,
mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah adalah jiwa dari
15
pendidikan islam, dan islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi
pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. (Azmi, 2006). Mencapai
suatu akhlak yang sempurna adalah tujuansebenarnya dari pendidikan.
Selanjutnya al-Attas mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
manusia yang baik. Kemudian Abdul fatah jalal mengatakan bahwa tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Akhlak terbagi menjadi dua : Akhlak mahmudah dan akhlak
madzmumah. Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh
Syetan dan kita sama sekali tidak boleh memiliki akhlak yang demikian,
karena akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela dan sangat harus kita
jauhi. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah. Etika
adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk
berdasarkan akal pikiran manusia. moral ialah ajaran yang mengajarkan agar
mengetahui baik dan buruk. Antara akhlak, etika dan moral, memiliki
persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama mengkaji
masalah baik dan buruk, sedangkan perbedaanya adalah terletak pada
landasan yang dipakai.
Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh
kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt. Dalam
konteks sejarah, antara akhlak dan tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang
sama, yaitu sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Indikator
orang berakhlak adalah beriman atau tidaknya seseorang. Salah satu karakter
seseorang dikatakan beriman adalah ketika ia mampu melahirkan kedamaian
dan ketenteraman bagi alam lingkungannya.
3.2. Saran
Makalah yang kami buat merupakan makalah yang bersumber dari
materi-materi yang ada dalam dunia maya serta buku-buku agama.
kekurangan, kesalahan ketik, ataupun kejanggalan materi merupakan salah
17
satu peluang kesalahan kami. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
perlukan demi peningkatan kualitas maklah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
19