Bab II
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
asupan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrat 2 jam sebelum tes
dilakukan
d. Glukosa darah acak (GDA) ≥ 200 mg/dL. Pemeriksaan GDA dilakukan
sewaktu-waktu tanpa mempertimbangkan jangka waktu terakhir kali
masuknya asupan glukosa.7
2.3 Klasifikasi DM
DM diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:
2.4.1 Tiazolidinedion
Waktu paruh berkisar antara 3-4 jam bagi rosiglitazone dan 3-7 jam bagi
pioglitazone
b. Mekanisme Kerja
Glitazone (Thiazolidinediones), merupakan agonist peroxisome proliferator-
activated receptor gamma (PPARˠ) yang sangat selektif dan poten. Reseptor
PPARˠ terdapat dijaringan target kerja insulin seperti jaringan adiposa, otot skelet
dan hati. Glitazone merupakan regulator homeostasis, lipid, diferensiasi adiposit,
dan kerja insulin. Sama seperti metformin glitazone tidak menstimulasi produksi
insulin oleh sel beta pankreas bahkan menurunkan konsentrasi insulin lebih besar
daripada metformin. Mengingat efeknya dalam metabolisme glukosa dan lipid
glitazone dapat meningkatkan efisiensi dan respons sel beta pankreas dengan
menurunkan glukotoksisitas dan lipotoksisitas.
2.4.2 Biguanid
b. Mekanisme kerja
Metformin menurunkan kadar glukosa terutama dengan cara mengurangi produksi
glukosa di hati dan meningkatkan kerja insulin di otot dan lemak. Mekanisme
penurunan produksi glukosa di hati oleh metformin, banyak data yang
menunjukkan efek penurunan glukoneogenesis. Metformin juga dapat
menurunkan glukosa plasma dengan cara mengurangi absorpsi glukosa dari usus
kerja sinergis sehingga kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih
banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing. Kombinasi metformin dan
insulin juga dapat dipertimbangkan pada pasien gemuk dengan glikemia yang
sukar dikendalikan
2.4.3 Sulfolnilurea
Sulfonilurea (SU) telah digunakan untuk pengobatan DM tipe 2 sejak tahun 1950-
an. Obat ini digunakan sebagai terapi farmakologis pada awal pengobatan diabetes
dimulai, terutama bila konsentrasi glukosa tinggi dan sudah terjadi gangguan pada
sekresi insulin. Sulfonilurea sering digunakan sebagai terapi kombinasi karena
kemampuannya untuk meningkatkan atau mempertahankan sekresi insulin.
b. Mekanisme Kerja
Golongan obat ini bekerja dengan merangsang sel beta pankreas untuk
melepaskan insulin yang tersimpan, sehingga hanya bermanfaat pada pasien yang
masih mampu mensekresi insulin.
Efek hipoglikemia sulfonilurea adalah dengan merangsang channel K
yang tergantung pada ATP dari sel beta pankreas. Bila sufonilurea terikat pada
reseptor (SUR) channel tersebut maka akan terjadi penutupan. Keadaan ini akan
menyebabkan terjadinya penurunan permeabilitas K pada membran sel beta,
terjadi depolarisasi membran dan membuka channel Ca tergantung voltase, dan
menyebabkan peningkatan Ca intrasel. Jika Ca intrasel meningkat artinya adanya
kontraktilitas dari jaringan otot polos pada sel β pankreas sehingga insulin mudah
untuk keluar
lebih besar dengan perhatian khusus bahwa dalam beberapa hari sudah dapat
diperoleh efek klinis yang jelas dan dalam 1 minggu sudah terjadi penurunan
kadar glukosa darah yang cukup bermakna. Segeralah periksa kadar glukosa darah
dan sesuaikan dosisnya. Obat sebaiknya diberikan setengah jam sebelum makan
karena diserap dengan lebih baik. Pada obat yang diberikan satu kali sehari,
sebaiknya diberikan pada waktu makan pagi.
2.4.4 Glinid
Mekanisme kerja glinid juga melalui reseptor sulfonilurea (SUR) dan
mempunyai struktur yang mirip dengan sulfonilurea, perbedaannya dengan SU
adalah pada masa kerjanya yang lebih pendek. Mengingat lama kerjanya yang
pendek maka glinid digunakan sebagai obat prandial. Repaglinid dan nateglinid
kedua-duanya diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan cepat
dikeluarkan melalui metabolisme dalam hati sehingga diberikan dua sampai tiga
kali sehari. Repaglinid dapat menurunkan glukosa darah puasa walaupun
mempunyai masa paruh yang singkat karena lama menempel pada kompleks SUR
sehingga dapat menurunkan ekuivalen HbA1c pada SU.
Sedang Nateglinid mempunyai masa tinggal lebih singkat dan tidak
menurunkan glukosa darah puasa. Sehingga keduanya merupakan sekretagok
yang khusus menurunkan glukosa postprandial dengan efek hipoglikemik yang
minimal. Mengingat efeknya terhadap glukosa puasa tidak begitu baik maka
glinid tidak begitu kuat menurunkan HbA1c.
b. Mekanisme Kerja
Obat ini memperlambat pemecahan dan penyerapan karbohidrat kompleks dengan
menghambat enzim alfa glukosidase yang terdapat pada dinding enterosit yang
terletak pada bagian proksimal usus halus. Secara klinis akan terjadi hambatan
pembentukan monosakarida intraluminal, menghambat dan memperpanjang
peningkatan glukosa darah postprandial, dan mempengaruhi respons insulin
plasma. Hasil akhirnya adalah penurunan glukosa darah postprandial. Sebagai
monoterapi tidak akan merangsang sekresi insulin sehingga tidak dapat
menyebabkan hipoglikemia.
Dosis dan konsentrasi insulin dinyatakan degan unit (U). satu unit inuslin kira-kira
sama dengan insulin yang dibutuhkan untuk menurunkan glukosa puasa 45mg/dL
(2,5 mM) pada kelinci. Standar Internasional yang berlaku sekarang, kombinasi
bofine dan porcine dengan kaadr 24 U/mg. Preparat human insulin yang
homogeny mengandung 25 dan 30 U/mg. Hampir semua preparat komersial
insulin dipasarkan dalam bentuk solusio atau suspensi dengan kadar 100 U/ml,
atau sekitar 3,6 mg insulin per millimeter (0,6 mM). 9
1. Pengaturan diet
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang
dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik
sebagai berikut:
Karbohidrat : 60-70%
Protein : 10-15%
Lemak : 20-25%
2. Olah raga
Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous,
Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat mungkin
mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur),
disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh
olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda,
berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan
selama total. 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit
dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak
jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga
meningkatkan penggunaan glukosa.1,11