Anda di halaman 1dari 2

Nomor : 018/SOP-BC/KPP MP C/2014 Tanggal : 30 Juni 2014

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KPPBC TIPE MADYA PABEAN TIPE C

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PATROLI KEPABEANAN DAN CUKAI (DARAT)

DASAR HUKUM :
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1996 tentang Penindakan di Bidang
Kepabeanan.
4. Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1996 tentang Senjata Api Dinas Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penindakan Di Bidang
Cukai.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.04/2009 Tentang Tata Cara
Penghentian, Pemeriksaan, Penegahan, Penyegelan, Tindakan Berupa Tidak Melayani
Pemesanan Pita Cukai, Atau Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, dan Bentuk Surat
Perintah Penindakan.
7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 323/KMK.05/1996 tentang
Tatalaksana Penindakan di Bidang Cukai.
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.05/1997 tentang Tatalaksana
Penindakan di Bidang Kepabeanan.
9. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana
Pengawasan.
10. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-58/BC/1997 tentang Patroli
Bea dan Cukai.
11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-08/BC/1997 tentang
Penghentian, Pemeriksaan, dan Penegahan Sarana Pengangkut dan Barang di
atasnya serta Penghentian Pembongkaran dan Penegahan Barang.
12. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-37/BC/1997 tentang
Pemeriksaan Barang, Bangunan atau Tempat lain dan Surat atau Dokumen yang
Berkaitan dengan Barang.

DESKRIPSI :
1. SOP ini menjelaskan proses pelaksanaan patroli darat Kepabeanan dan Cukai yang
dimulai sejak Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan menugaskan Kepala Subseksi
Penindakan dan Sarana Operasi untuk mempersiapkan pelaksanaan patroli dan
membuat konsep Surat Perintah Patroli sampai dengan pengadministrasian Laporan
Patroli oleh Pelaksana.
2. Patroli darat dilaksanakan secara rutin atau sewaktu-waktu dalam rangka pencegahan
pelanggaran termasuk untuk mencari dan menemukan dugaan pelanggaran.
3. Patroli darat dilaksanakan di dalam daerah pabean, meliputi :
a. pelabuhan laut/udara;
b. kawasan pabean;
c. tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP);
d. perbatasan darat;
e. pabrik, tempat penyimpanan, tempat usaha penyalur atau tempat penjualan eceran
barang kena cukai, atau
f. peredaran bebas barang kena cukai.
4. Kegiatan patroli darat dilaksanakan dengan pengamatan terhadap sasaran patroli
berupa sarana pengangkut, barang atau tempat yang diduga terkait dengan
pelanggaran atas :
a. kedatangan atau keberangkatan sarana pengangkut di pelabuhan laut/udara.
b. pembongkaran, pemuatan, penimbunan, pemeriksaan dan pengeluaran barang
impor/ekspor pada kawasan pabean di dalam maupun luar pelabuhan laut/udara,
c. pengangkutan barang yang masih dalam pengawasan kepabeanan di luar kawasan
pabean,
d. pemasukan/pengeluaran barang impor/ekspor di perbatasan darat,
e. produksi di pabrik, penimbunan di Tempat Penyimpanan, tempat usaha penyalur
atau penjualan di Tempat Penjualan Eceran barang kena cukai, atau
f. pengangkutan dan peredaran barang kena cukai di peredaran bebas.
5. Patroli darat dilaksanakan oleh Satuan Tugas Patroli yang terdiri dari Komandan Patroli
dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota patroli.
6. Patroli Kepabeanan dan Cukai dilaksanakan berdasarkan surat perintah patroli.
7. Pejabat yang berwenang menerbitkan surat perintah patroli ialah :
a. Direktur Penindakan dan Penyidikan atau pejabat yang ditunjuk;
b. Kepala Kantor DJBC atau pejabat yang ditunjuk.
8. Surat Perintah untuk melaksanakan patroli memuat tentang :
a. nomor Surat Perintah;
b. dasar dan pertimbangan pemberian perintah;
c. nama, pangkat, dan NIP Pejabat Bea dan Cukai yang diberi perintah;
d. perintah yang harus dillaksanakan;
e. tempat dimana tugas dilaksanakan;
f. jangka waktu penugasan;
g. sarana yang digunakan, termasuk senjata api;
h. pakaian yang digunakan oleh pejabat Bea dan Cukai yang diberi perintah;
i. kewajiban pelaporan hasil patroli;
j. tempat dan tanggal penerbitan Surat Perintah;
k. jabatan, tanda tangan, nama, dan NIP pejabat pemberi perintah serta cap dinas;
dan
l. tembusan kepada pihak terkait apabila dianggap perlu.
9. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Penindakan dan Penyidikan.

PERSYARATAN :
1. Adanya Surat Perintah Patroli dan dokumen tugas patroli.
2. Kesiapan Sarana dan Prasarana.
3. Kesiapan personil Satuan Tugas Patroli Darat.

BIAYA :
Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:
Norma waktu terbagi atas 2 (dua) tahap sebagai berikut:
1. Sejak Satuan Tugas Patroli menerima Surat Perintah Patroli sampai selesainya
pelaksanaan patrol laut sesuai waktu yang ditetapkan dalam Surat Perintah Patroli.
2. Sejak selesainya pelaksanaan tugas sampai disampaikannya Laporan Patroli kepada
Kepala Kantor yang melaksanakan kegiatan Penindakan dan Penyidikan paling lama 3
(Tiga) hari kerja.

Mengetahui,
Sekretaris Direktorat Jenderal,

ttd

Iyan Rubiyanto
NIP 196609271991031002

Anda mungkin juga menyukai