Anda di halaman 1dari 22

1.

Analisis Aktifitas Investasi


Kas Dan Setara Kas

Kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun
2010 adalah sebesar 152.769.538.854,jumlah ini mengalami peningkatan dari jumlah kas
dan setara kas tahun sebelumnya yaitu tahun 2009, dimana pada tahun 2009 kas dan
setara kas yang dimiliki oleh PT Alumindo Linght Metal Industry Tbk adalah sebesar
107.621.346.487 . berarti kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk mengalami peningkatan sebesar 45.148.192.367. Kas dan setara kas yang
dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk adalah Kas dan setara kas terdiri dari
kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang
dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi
penggunaannya (Catatan Atas Laporan Keuangan No.2d Halaman 9).

Dibawah ini adalah beberapa rasio yang terkait dengan kas :

1. Cash Ratio
𝐾𝑎𝑠
Rumus : 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝐾𝑎𝑠 152.769.538.854
a. 2010 = = 974.085.193.410 = 0,15683
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Persentase= 0,15683 x 100%


= 15,683 %

𝐾𝑎𝑠 107.621.346.487
b. 2009 = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = 0,11359
947.469.666.286

Persentase = 0,11359 x 100%

= 11,359 %
2. Cash Turn Over Ratio
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖𝐻
Rumus : 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 39376242418


a. 2010 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 842427775351−974085193410 = 0,29908

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
b. 2009 =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

26.224.937.605
= 918.736.745.113−947.469.666.286 = 0,91271

Perhitungan Ratio

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

No Jenis Ratio Nilai Perhitungan Ratio Persentase


1 Cash Ratio 2010 2009 2010 2009 2010 2009
(Kas/Hutang Lancar)
Kas Rp152.769.538.854 Rp107.621.346.487 0,15683 0,11359 15,68 11,36
Hutang Lancar Rp974.085.193.410 Rp947.469.666.286
Cash Turn Over
2 Ratio
(Penjualan Bersih/
(Aktiva
Lancar - Hutang
Lancar))
Penjualan Rp39.376.242.418 Rp26.224.937.605 0,29908 0,91271 29,91 91,27
Aktiva Lancar-
Hutang Lancar Rp.(131.657.418.059) Rp.(28.732.921.173)
Penjelasan

Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Jadi
dari table diatas diketahui bahwa PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010
sebesar 15,683 % dan pada 2009 sebesar 11,359%. Sada peningkatan terhadap cash ratio dari
Alumindo dari 2009 ke 2010. Namun perhitungan cash ratio nya kurang dari 1 yakni pada
tahun 2010 sebesar 0,15683 dan 2009 sebesar 0,11359 hal ini kurang baik, walaupun ada
sedikit peningkatan dari tahun 2009 ke 2010.

Cash turn over ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan
kas untuk membayar tagihan ( utang ) dan biaya biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Dilihat dari table diatas bahwa PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 sebesar
0,29908 dan tahun 2009 sebesar 0,91271. Dalam hal ini tahun 2009 maupun 2010 perhitungan
cash turn overnya kurang dari 1 maka ketersediaan kas perusahaan dalam membayar utang
maupun biaya-biaya yang lain kurang baik.

Pembanding dengan perusahaan sejenis

Rata-rata Kas industry sejenis tahun 2010:

No Nama Perusahaan Nilai


1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) Rp 262.346.694
2 PT Lionmesh Prima Tbk Rp 1.174.514.059
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) Rp 29.281.406.162
Rata-rata Rp 10.239.422.305
Berdasarkan rata-rata jumlah kas industry sejenis maka jumlah kas dan setara kas
perusahaan yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010
adalah sebesar 152.769.538.854 pada tahun 2010 jauh berada di atas jumlah rata-rata kas
industry sejenis perusahaan yaitu Rp 10.239.422.305. Maka ketersediaan kas dan setara kas
yang dimiliki perusahaan dapat dinilai sangat baik karena berjumlah lebih besar dari rata-
rata industry perusahaan sejenis.

Berikut disajikan rata-rata kas dan setara kas pada industri yang sama dimana digunakan
PT. Lionmesh Prima Tbk., PT. Pelat Timah Nusantara Tbk., dan PT. Beton Jaya Manunggal
Tbk. sebagai pembanding:

KAS
Cas Turnover
NO NAMA PERUSAHAAN Cash Ratio (%)
Ratio (kali)
1 PT. Lionmesh Prima Tbk. 5,4 5,1
2 PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 67,1 3,0
3 PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. 197,2 0,3
Rata-rata 89,9 2,8

Dari penyajian di atas dapat dilihat rata-rata cash ratio pada industri yang sama pada tiga
perusahaan pembanding yaitu sebesar 89,9% dibulatkan menjadi 90%, maka cash ratio pada
perusahaan dinyatakan berada di bawah rata-rata yaitu sebesar 15,68 %. Hal ini
mengindikasikan kondisi kas kurang baik karena berarti perusahaan akan membutuhkan waktu
untuk membayar kewajiban dengan menjual sebagian aktiva lancar.

Sedangkan rata-rata cash turnover ratio atau rasio perputaran kas pada industri yang sama
pada tiga perusahaan pembanding yaitu sebesar 2,8 kali atau dibulatkan menjadi 3 kali. Cash
turnover ratio yang dimiliki perusahaan berada dibawah rata-rata yaitu 0,29 kali. Hal ini
mengindikasikan kondisi perputaran kas perusahaan tidak baik karena semakin rendah
perputaran kas perusahaan, semakin banyak pengendapan kas yang ada di perusahaan. Berarti
penggunaan kas perusahaan digunakan secara tidak optimal.
2. Analisis Rasio Piutang

Piutang yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010
adalah sebesar Rp. 160.279.566.416 ,jumlah ini mengalami peningkatan dari jumlah
piutang tahun sebelumnya yaitu tahun 2009, dimana pada tahun 2009 piutang yang
dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk adalah sebesar Rp.
146.458.660.309. berarti Piutang yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry
Tbk mengalami peningkatan sebesar Rp. 13.820.906.107. piutang yang dimiliki oleh PT
Alumindo Light Metal Industry Tbk adalah Piutang usaha dan piutang lain-lain
dinyatakan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-
ragu Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan
terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. Piutang dihapus pada saat
piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.(Catatan Atas Laporan Keuangan No.
2F Halaman 12).

Dibawah ini adalah beberapa rasio yang terkait dengan piutang :

1. Account Receivable Turn over

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
Rumus : 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟/2

39.376.242.418
a. 2010 = = 0,25674
153.369.113.363

2. Average collection periods


365
Rumus : 𝑎𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

365
a. 2010 = 0,25674

= 1421,672

= 1.422 hari
Perhitungan Ratio

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

Tahun 2010

N Perht.
o Jenis Ratio Nilai Rasio Pembulatan

Account Receivable
1 Turnover 0,25 kali
((Penjualan Kredit
Bersih/((Piutang
Awal+PiutangAkhir)/2)
Penjualan Kredit Rp 39.376.242.418
Piutang Awal Rp.146.458.660.309
Piutang Akhir Rp 160.279.566.416
1421,672 1.422
2 Average Collection Period hari hari
(365/Account Receivable
Turnover)

Dari segi periode penagihan rata-rata dan perputaran piutang usaha, kita dapat melihat bahwa
ALUMINDO sangat lambat menagih piutangnya, padahal pada umumnya ingin menagih
piutang dengan segera, sehingga dapat megurangi periode penagihan dan meningkatkan rasio
perputaran. Lambatnya penagihan piutang ini dapat dikarenakan oleh 2 hal, yaitu satu karena
sengaja diperpanjang dengan pertimbangan dapat dipertanggungjawabkan, dan kedua karena
tidak telitinya manajemen menjalankan kebijakan tagihannya (tidak efektif mengelola piutang).
Rata-rata Piutang industry sejenis 2010:

No Nama Perusahaan Nilai


1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) Rp208.025.565
2 PT Lionmesh Prima Tbk Rp 17.520.758.610
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) Rp13.707.856.456
Rata-rata Rp10.478.880.210

Piutang PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 Rp. 160.279.566.416 dan rata-rata
piutang industry sejenis yaitu Rp10.478.880.210. Hal ini berarti kondisi perusahaan kurang baik
dari perusahaan sejenis karena hak perusahaan yang masih di pihak lain atau yang akan diterima
lebih banyak.

Berikut disajikan rata-rata analisis piutang pada industri yang sama dimana digunakan PT.
Lionmesh Prima Tbk., PT. Pelat Timah Nusantara Tbk., dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. sebagai
pembanding:

Account Average
NO NAMA PERUSAHAAN Receivable Collection
Turnover (kali) Periods
1 PT. Lionmesh Prima Tbk. 9,5 38,6
2 PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 7 200
3 PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. 6 61
Rata-
rata 7,5 99,86666667

Berdasarkan rata-rata account receivable turnover pada industri yang sama yaitu 7,5kali dan
rata-rata average collection periods dalam 99,8 hari dan dibulatkan menjadi 100 hari,
sedangkan account receivable turnover perusahaan sebesar 0,25 kali dan rata-rata average
collection periods perusahaan dalam 1.422 hari. Berarti rata-rata account receivable
perusahaan di bawah rata-rata industri.
Hal ini mengindikasikan perputaran piutang PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. kurang baik
karena piutang perusahaan yang masih berada di luar perusahaan dan belum/tidak dibayar
pihak ketiga masih terbilang banyak. Dan average Collection Periods nya lebih tinggi dari rata-
rat industry sejenis, hal ini mengindikasikan bahwa ALUMINDO sangat lambat menagih
piutangnya, padahal pada umumnya ingin menagih piutang dengan segera, sehingga dapat
megurangi periode penagihan dan meningkatkan rasio perputaran.

Analisis Persediaan

Persediaan yang dimiliki oleh PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. pada tahun 2010 adalah
Rp 437.350.022.791. Jumlah ini mengalami penurunan yang dari jumlah persediaan tahun
sebelumnya yaitu tahun 2009,dimana pada tahun 2009 persediaan yang dimiliki oleh PT
Alumindo Light Metal Industry Tbk sebesar Rp 537.957.306.699. yang berarti persediaan yang
dimiliki oleh PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. mengalami penurunan sebesar
Rp100.607.283.908. Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi
bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata
tertimbang. Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan
estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
(Catatan Atas Laporan Keuangan No.2g Halaman 12).

Dibawah ini adalah beberapa rasio yang terkait dengan persediaan

1. Perputaran Persediaan
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑙
Rumus : 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2010+𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2009/2

2.834.455.597.862
a. 2010 = 487.653.664.745
= 5,812

= 6 kali
2. Lama Produk Dijual
365
Rumus : 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

365
a. 2010 = 5,182
= 70,436
= 70 hari

Perhitungan Ratio

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

Tahun 2010

N
o Jenis Rasio Nilai Rasio pembulatan
1 Perputaran Persediaan 5,8 6
(Harga Pokok Barang
Terjual/((Persediaan
Akhir+Persediaan Tahun
Awal)/2))
Harga Pokok Barang Terjual Rp.2.834.455.597.862
Persediaan Akhir Rp. 437.350.022.791
Persediaan Awal Rp.537.957.306.699
2 Lama Produk Terjual 70.4 70
(365/Perputaran Persediaan)
Dari segi persediaan, kita dapat melihat bahwa perputaran persediaan ALUMINDO relatif
kecil, meskipun pada tahun 2010 terdapat kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini artinya
bahwa aktiva dari ALUMINDO, kurang atau bahkan tidak likuid. Dan dilihat dari lama
produk dijual Alumindo kurang baik karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Rata-rata Persediaan industri sejenis tahun 2010:

No Nama Perusahaan Nilai


1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) Rp326.378.972
2 PT Lionmesh Prima Tbk Rp 30.182.118.066
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) Rp8.277.154.054
Rata-rata Rp12.928.550.364

Persediaan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 yaitu sejumlah Rp
437.350.022.791 dan persediaan rata-rata industry sejenis yaitu Rp12.928.550.364. Hal ini berarti
persediaan yang dimiliki perusahaan berada di atas rata-rata industri. Yang berarti kondisi
perusahaan kurang baik dari perusahaan lainnya karena biaya yang dibutuhkan untuk penyimpanan
persediaan lebih banyak dan kurangnya barang yang terjual oleh perusahaan.

Berikut disajikan rata-rata analisis persediaan pada industri yang sama dimana digunakan PT.
Lionmesh Prima Tbk., PT. Pelat Timah Nusantara Tbk., dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. sebagai
pembanding:

Persediaan
Perputaran Lama Produk
NO NAMA PERUSAHAAN
Persediaan (kali) Terjual (hari)
1 PT. Lionmesh Prima Tbk. 5,2 70,6
2 PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 5 76
3 PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. 9 39
Rata-rata 6,4 61,9
Jika dilihat dari rata-rata perputaran persediaan industri yang sama dengan tiga perusahaan
pembanding sebanyak 6,4 kali atau dibulatkan menjadi 6 kali dan lama produk terjual selama 61,9
hari atau dibulatkan menjadi 62 hari, sedangkan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. memiliki
rata-rata perputaran persediaan sebanyak 6 kali dan lama produk terjual selama 70 hari, maka ini
mengindikasikan perputaran persediaan perusahaansama dengan kumpulan industry sejenis.
Berarti perputaran persediaan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk sama dengan perusahaan
pembanding sejenis lainnya yaitu PT Lionmesh,PT Pelat Timah Nusantara,dan PT Beton Jaya
Manunggal. Dan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk memiliki lama produk terjual yang lebih
lama dibandingkan 3 perusahaan sejenis, hal ini mengindikasikan kurang baik bagi Alumindo
karena dengan produk yang lama terjual maka persediaan meningkat, dan hal tersebut
membutuhkan biaya-biaya tambahan.

3. Aset jangka panjang

Asset Jangka panjang PT Alumindo Light Metal Industry Tbk terdiri atas :
 Investasi lain-lain
 Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
 Uang muka pembelian asset tetap
 Asset pajak tangguhan

Aset tetap, kecuali tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
No Aset Tetap Tahun
1 Bangunan 5-15
2 Mesin-mesin dan peralatan 20
3 Kendaraan 5
4 Inventaris 5-10
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak
digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi
bersih.Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali
maka aset ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai
atau apakah

telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut
tidak dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi
diantara harga jual neto dan nilai pakai aset. Beban pemeliharaan dan perbaikan
dibebankan pada saat terjadinya sedangkan pengeluaran yang memperpanjang masa
manfaat atau memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, mutu produksi,atau peningkatan standar kerja, dikapitalisasi. Aset
tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset
tetap berikut akumulasi penyusutannya.
Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut diakui pada tahun yang
bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi
biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada
saat selesai dan siap digunakan. Pada tahun 2007, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan
PSAK 16 (Revisi 2007), "Aset tetap", yang mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi.
PSAK ini berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2008. Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007), Perusahaan diharuskan
memilih antara metode biaya atau metode revaluasi sebagai kebijakan akuntansi untuk
mengukur biaya perolehan. Perusahaan memilih untuk menggunakan metode biaya.
(Catatan Atas Laporan Keuangan No. 2i halaman 13-14).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh aset tetap kecuali tanah, telah
diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia (selaku Leader) terhadap risiko kebakaran
dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 105.300.581 dan Rp
7.090.750.000 untuk tahun 2010 dan USD 87.567.830 dan Rp 4.867.000.000 untuk tahun
2009.Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sidoarjo dengan hak legal
berupa Hak Guna Bangunan. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan
perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung
dengan bukti pemilikan yang memadai. (calk hal.26)

-Seluruh piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut diatas,
merupakan piutang yang timbul dari pinjaman pemberian dana oleh Perusahaan yang tidak
ditentukan jadwal pengembaliannya serta tanpa jaminan.
Pada tahun 2010, seluruh pinjaman tersebut dikenakan bunga dan pada tahun 2009,
pinjaman ke PT Anekakabel Ciptaguna untuk pemberian pokok pinjaman sebesar Rp
16.090.827.990 tidak
dikenakan bunga.
Manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga atas piutang
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut tidak diadakan penyisihan
piutang ragu-ragu. ( CALK Hal.23)
- uang muka pembelian asset tetap
Akun ini merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan, serta kontrak konstruksi
bangunan dalam rangka perluasan Perusahaan. Saldo pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009 masing masing Rp 3.023.846.900 dan Rp 2.931.536.127. (calk hal 23)
ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

4. Analisis Laba

Laba Operasional berkelanjutan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010
sebesar 43.722.582.261 dimana meningkat sebesar 67% dari tahun sebelumnya sebesar
26.220.835.520. Kontribusi sebesar ini dihasilkan oleh pencapaian penjualan dan disebabkan
oleh ekspor yang gemilang yakni mencapai 79.157 ton atau sebesar 72% dari total
penjualan,disamping juga didukung oleh adanya kenaikan sekitar 30% dari harga rata-rata
aluminium international (berdasarkan LME- London Metal Exchange) sepanjang tahun 2010
menjadi USD 2.173 PER TON dari sebesar USD 1.665 per ton pada tahun sebelumnya.

Sales

expor
local

Perhitungan Ratio

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

Tahun 2010

no Jenis Ratio Nilai Rasio


1 Rentabilitas
(Laba sebelum pajak penghasilan/total
aset)*100 4

Laba Sebelum Pajak Rp59.983.151.602


Total Aset Rp1.504.154.332.712

2 Net Profit Margin 111


(Laba Tahun Berjalan/penjualan bersih)*100

laba tahun berjalan Rp 43.722.582.261


penjualan bersih Rp 39.376.242.418

Berikut disajikan rata-rata analisis peningkatan laba pada industri yang sama dimana digunakan
PT. Lionmesh Prima Tbk ,PT. Pelat Timah Nusantara Tbk., dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk.
sebagai pembanding:

Peningkatan Laba
Peningkatan Laba
NO NAMA PERUSAHAAN Persentase (%)
(Rp)
1 PT. Lionmesh Prima Tbk. Rp.4.950.029.310 206
2 PT. Pelat Timah Nusantara Tbk. Rp 32.579.216 78
3 PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. Rp(5.234.386.500) (31)
Rata-rata Rp(83.925.991) 84,3

Rata-rata peningkatan laba pada industri yang sama dengan tiga perusahaan pembanding yaitu
84,3% atau dibulatkan menjadi 84%. Sedangkan peningkatan laba Alumindo adalah sebesar 67%.
Perusahaan memiliki rata-rata peningkatan laba yang lebih kecil dibanding industri yang sama.
Berarti hal ini berarti laba operasional perusahaan masih berada dibawah rata-rata industry sejenis.

Rasio terkait Laba dengan perusahaan sejenis tahun 2010:

Laba
Net Profit Margin
No Nama Perusahaan Rentabilitas (%) (%)
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
1 (NIKL) 10 6
2 PT Lionmesh Prima Tbk 13 5
PT.Beton Jaya Manunggal Tbk
3 (BTON) 13 7
Rata-rata Rasio 12 6
Rasio rentabilitas PT Alumindo Light Metal Industry Tbk yaitu 4 % yang berarti kemampuan
asset untuk menghasilkan pendapatan yaitu 4% hal ini berada di bawah rata-rata industry
sejenis yaitu 12% yang berarti kemampuan asset perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan kurang baik dari perusahan lain yang sejenis.

Net Profit margin PT Alumindo Light Metal Industry Tbk yaitu 111% yang berarti
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntung bersih sebesar 111%. Hal ini
berada jauh di atas rata-rata industry sejenis yaitu 6% yang berarti kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan bersih sangat baik dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis.

Perhitungan 2 rasio ini mengindikasikan bahwa perusahaan dikelola dengan begitu efisien
dan efektif daripada pesaingnya di industri. Kemungkinan pertumbuhan laba yang tinggi
dihasilkan oleh aktivitas tidak berkelanjutan atau adanya faktor lain berkait laba.

Laba Tidak Berkelanjutan

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tidak memiliki Laba Tidak Berkelnajutan karena pada
tahun 2010 tidak terjadi perubahan nilai wajar asset perusahaan atau Pada tahun 2010,
Perusahaan tidak mempunyai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi. PT Tbk. tidak mendapatkan pendapatan investasi maupun dividen selama tahun
2010. PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tidak mendapatkan pendapatan investasi maupun
dividen selama tahun 2010. Selama dua tahun buku terakhir, perseroan tidak membagikan
deviden dengan pertimbangan sementara lebih mengutamakan struktur modal yang solid
(annual report 2010_ALMI).

Analisis Perubahan Akuntansi (Perubahan Asumsi Umur Manfaat asset)

Tidak ada perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap Laporan
keuangan perusahaan ini. (annual report 2010_PT ALMI)
Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang ditetapkan oleh
Bapepam-LK bagi Perusahaan industri manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada
masyarakat.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sesuai dengan sifatnya,
estimasi yang dibuat mengandung adanya ketidakpastian, sehingga jumlah yang sebenarnya
yang akan dilaporkan di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi tersebut.

Analisis Litbang

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk bergerak dalam bidang industry logam dan sejenisnya .
Informasi yang saya dapat dari analisis Litbang Alumindo Light Metal Industry Tbk adalah
bahwa manajemen berupaya memberikan peluang kepada setiap karyawan untuk
mengembangkan diri sesuai bidang kerja masing-masing melalui seminar-seminar dan
program pelatihan bagi karyawan.

Alumindo merasa perlu untuk tetap fokus dalam mengejar peluang bisnis baru yang
menguntungkan.hal pokok yang perlu terus dilakukan adalah secara kontinyu melakukan
pengembangan usaha yang prospektif dan berekspansi secara kapasitas dan juga dalam hal
pengembagan teknologi,sehingga dengan demikian dapat terus memperkuat dominasinya,baik
dari sisi skala maupun kualitas.

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk memiliki biaya penelitian dan pengembangan karena
dalam laporannya terdapat biaya perbaikan dan pemeliharaan yaitu sebesar 29.053.183.572
pada tahun 2010, dan sebesar Rp. 12.562.979.391 pada tahun 2009. Selain itu juga terdapat
biaya suku cadang sebesar 40.686.311.325 pada tahun 2010 dan pada tahun 2009 sebesar
Rp44.733.159.965
Analisis Pendapatan

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. bergerak dalam bidang industri logam dan sejenisnya.
Perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 72 % dari tahun sebelumnya dimana tahun
2010 memperoleh pendapatan sebesar Rp 3.019.070.482.536 dan tahun 2009 perusahaan
mencatat pendapatan Rp 1.754.202.216.771. Pendapatan tahun 2010 rata-rata dihasilkan dari
kegiatan inti usaha yaitu dari penjualan produk dan ekspor sebesar Rp 39.376.242.418 dan Rp
26.224.937.605 di tahun 2009, serta dari pendapatan lain-lain perusahaan sebesar (Rp
40.045.809.673) dan Rp (1.652.457.770) di tahun sebelumnya. Berarti ada kesesuaian antara
operasi perusahaan dengan pendapatan, karena perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur
dan pendapatan operasinya lebih besar.

Berdasarkan catatan laporan keuangan, perusahaan menggunakan prinsip konservatisme dimana


Penjualan diakui pada saat produk dikirimkan dan risiko serta hak kepemilikan berpindah kepada
pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (dasar akrual).

Dengan melihat pada data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan PT Alumindo Light
Metal Industry Tbk sebesar Rp3.019.070.482.536 tahun 2010 banyak dihasilkan oleh pos berulang
yaitu kegiatan inti usaha perusahaan yaitu penjualan dan ekspor produk. Selain itu, perusahaan
menyusun laporan keuangan dengan menggunakan prinsip konservatisme terhadap pendapatan.

Rata rata pendapatan industry sejenis

Pendapatan
No Nama Perusahaan Nilai Persentase
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
1 (NIKL) Rp1.378.545.199 78
Rp
2 PT. Lionmesh Prima Tbk 162.145.645.160 30
PT.Beton Jaya Manunggal Tbk
3 (BTON) Rp127.575.478.606 -1
Rata-rata Rp97.033.222.988 35,66666667
Pendapatan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tahun 2010 yaitu Rp 3.019.070.482.536 dan
pendapatan rata-rata industry sejenis yaitu Rp97.033.222.988 Hal ini berarti pendapatan
perusahaan berada jauh diatas rata-rata industry sejenis. persentase peningkatan pendapatan
perusahaan jauh diatas rata-rata persentase peningkatan industry sejenis yaitu sebesar 72%. Yang
berarti tingkat peningkatan pendapatan sangat baik dan jumlah pendapatan berada di atas rata-
rata jumlah pendapatan perusahaan lain yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai