93 194 1 SM PDF
93 194 1 SM PDF
Keywords: the level of pain catheter, rab gel, gel included urethra
Kata Kunci: tingkat nyeri pemasangan kateter, jeli oles, jeli dimasukkan
urethra
Diyah Candra Anita, Kustiningsih, Tingkat Nyeri Pemasangan... 169
dengan mengoleskan jeli kepermukaan kateter Alat, Metode Pengumpulan Data dan
folley sepanjang 10-12 cm, setelah itu baru Analisa Data
selang kateter tersebut dimasukkan ke urethra Alat atau instrumen yang digunakan
sepanjang 17-22 cm (pada pria), setelah urine untuk pengumpulan data yaitu kateter folley,
keluar, masukkan lagi selang kateter sepanjang jeli, kuesioner, rekam medik, metode pe-
5cc dan kemudian dikunci. ngumpulan data. Metode pengambilan data
Nyeri akibat pemasangan kateter dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
adalah perbedaan skala nyeri yang dirasakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti
klien karena dipasangnya kateter pada ure- terlebih dahulu membagikan informed con-
thra. Data ini diukur dengan menggunakan sent kepada klien yang hendak dijadikan
skala ordinal, dengan interpretasi nyeri skala responden penelitian. Setelah itu, peneliti
nomor (NRS). melakukan treatment pada kelompok
Populasi dan Sampel eksperimen, berupa pemberian jeli terlebih
Populasi dalam penelitian ini adalah dahulu kedalam urethra sebanyak 3-3,5 cc
klien pria yang dirawat di bangsal rawat inap sebelum dipasang kateter dan tidak mela-
kelas 3 RS PKU Muhammadiyah Yogya- kukan treatmen pada kelompok kontrol.
karta dan memiliki indikasi untuk dipasang Setelah pemasangan kateter selesai
kateter. Sampel dalam penelitian ini ada 2 dilakukan, peneliti membagikan kuesioner
kelompok, yaitu sampel kelompok eksperi- untuk menanyakan respon nyeri yang dialami
men merupakan sampel yang diberikan klien. Data yang diperoleh kemudian diana-
perlakuan berupa pemberian klien yang lisis dengan menggunakan program kom-
dipasang kateter dengan cara jeli dimasukkan puter SPSS, kemudian hasilnya diban-
terlebih dahulu pada urethra dan sampel dingkan antara dua kelompok.
kelompok kontrol, yang merupakan sampel Guna mengetahui perbedaan efektifitas
yang tidak diberikan perlakuan apa-apa, cara pemasangan kateter tersebut, maka per-
yaitu klien yang dipasang kateter dengan lu dilihat nilai postest dari kedua kelompok
cara jeli dioleskan terlebih dahulu ke selang tersebut.Sebelum dilakukan uji statistik
kateter baru dimasukkan ke urethra. terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
pengambilan sampel dilakukan secara untuk mengetahui normal atau tidaknya data
non probability sampling dengan menggu- tersebut, yaitu dengan menggunakan rumus
nakan metode purposive sampling. Kri- uji Kolmogorov Smirnov. Bila data tidak
teria inklusinya adalah klien pria berusia di terdistribusi normal, dilakukan analisis
atas 19 tahun dan kurang dari 60 tahun statistik non parametrik dengan uji Mann
(Friedman, 1998), klien yang memiliki Whitney U Test.
indikasi akan dipasang kateter, klien dalam
keadaan sadar, klien dapat diajak berkomu- HASIL DAN PEMBAHASAN
nikasi, klien bersedia menjadi responden. Penelitian ini dilakukan di RS PKU
Adapun kriteria eksklusinya adalah klien Muhammadiyah Yogyakarta, sejak minggu
bedah mayor saluran kencing, klien yang ke-3 bulan Juli sampai dengan minggu ke-3
memiliki riwayat striktur urethra, dan klien bulan Oktober 2010 (3 bulan pelaksanaan).
yang tidak bersedia menjadi responden. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah terletak di lokasi yang strategis, yaitu di pusat
20 orang. 10 orang sebagai kelompok kota, tepatnya di Jalan Kyai Ahmad Dahlan.
eksperimen dan 10 orang sebagai kelompok Lokasi yang strategis ini sangat memudah-
kontrol. kan akses informasi maupun kendaraan,
Diyah Candra Anita, Kustiningsih, Tingkat Nyeri Pemasangan... 171
Kelompok Eksperimen
Seluruh Kelompok Kontrol
Rentang (Kateter dengan jeli
Responden (Kateter dengan jeli oles)
Usia dimasukkan)
F % F % F %
18-35 2 8.00 1 7.14 1 9.09
36-50 10 40.00 6 42.86 4 36.36
51-60 13 52.00 7 50.00 6 54.55
Total 25 100.0 14 100.00 11 100.00
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Tingkat Seluruh Responden (Kateter dengan jeli
(Kateter dengan jeli oles)
Nyeri dimasukkan)
F % F % F %
Ringan 9 36.00 4 28.57 5 45.45
Sedang 13 52.00 7 50.00 6 54.55
Berat 3 12.00 3 21.43 0 0.00
Total 25 100.00 14 100.00 11 100.00
Pada tabel 2, didapatkan hasil bahwa sebelumnya dan dukungan keluarga (Gil,
sebagian besar responden mengalami tingkat 1990). Guna menghilangkan bias yang
nyeri sedang (52%) dan hanya sebagian ke- terjadi pada hasil penelitian ini, peneliti telah
cil mengalami tingkat nyeri berat (12%). memilih responden yang benar-benar “ba-
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan ru”, artinya belum pernah mempunyai pe-
skala nyeri numerik yang memiliki rentang ngalaman dipasang kateter sebelumnya dan
dari 0-10. Seorang individu dikatakan me- responden yang memperoleh dukungan ke-
miliki nyeri sedang, jika individu tersebut me- luarga. Pada hasil penelitian sebagian besar
nunjuk tingkat nyeri yang dirasakannya pada mengalami reaksi nyeri sedang, dikarenakan
angka 5-7, dan mengalami nyeri berat jika responden dalam penelitian ini belum pernah
nilai nyeri yang dirasakan individu tersebut sama sekali memperoleh pengalaman dipa-
terletak pada angka 8-10. sang kateter sebelumnya, sehingga belum
Perasaan nyeri merupakan pengalaman terjadi respon adaptif terhadap nyeri pada
emosional yang tidak menyenangkan yang tindakan tersebut. Oleh karena itu, hasil yang
dirasakan tubuh sebagai respon sakit diperoleh sangat wajar jika responden yang
(Clancy&Mc.Vicar, 1992). Jenis nyeri mempersepsikan nyeri sedang lebih banyak
dalam penelitian ini adalah perasaan nyeri dibandingkan tingkat nyeri pada rentang
akut, atau rasa sakit yang dirasakan tiba- yang lain.
tiba dengan awitan antara beberapa detik Pengendalian faktor dukungan keluar-
sampai dengan 6 bulan (Mahon, 1994). ga, dapat dilihat dari partisipasi anggota
Perasaan sakit ini muncul ketika dilakukan keluarga saat menunggui klien tersebut di
prosedur invasif yaitu memasukkan kateter rumah sakit ataupun keterlibatannya secara
pada saluran urethra pada klien pria guna aktif dalam penanganan kesehatan klien di
mengeluarkan urine dari kandung kemih. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Perasaan nyeri sangat tergantung oleh per- Taylor &Amp, Le Mone menyatakan bah-
sepsi individu terhadap prosedur tindakan wa klien yang ditunggui keluarga saat dira-
tersebut. Pada dasarnya jika individu merasa wat di rumah sakit, akan lebih mampu
bahwa tindakan tersebut akan memberikan mentoleransi rasa nyeri yang dirasakannya,
kesan mengancam, kehilangan ataupun meskipun klien berada di lingkungan pela-
menantang, maka rasa sakit yang dirasakan yanan kesehatan yang asing. Selain itu,
akan semakin menghebat (Gil, 1990). hanya 3 orang responden (12,00%) yang
Ada banyak faktor yang mempe- menyatakan mengalami tingkat nyeri berat
ngaruhi nyeri, antara lain usia, pengalaman adalah responden yang berusia 51-60 tahun,
Diyah Candra Anita, Kustiningsih, Tingkat Nyeri Pemasangan... 173
hal ini sesuai dengan teori yang dikemu- membran mukosa yang melapisi dinding
kakan Zatzick & Dimsdale (1990) bahwa uretra memang sangat mudah rusak oleh
dewasa tua akan memiliki intensitas nyeri pergesekan akibat dimasukkannya selang
lebih rendah dibandingkan dengan usia kateter juga lumen uretra yang lebih panjang
sebelumnya. Hal ini terjadi karena dewasa (Wolff, Weitzel, dan Fuerst, 1984).
memiliki pengalaman lebih banyak terhadap Cara memasukkan jeli langsung ke
berbagai rasa nyeri yang pernah dialaminya, dalam uretra dapat mempengaruhi kece-
selain itu dewasa tua sudah lebih baik dalam patan pemasangan kateter sehingga mengu-
mengungkapkan perasaan nyeri yang diala- rangi tingkat iritasi pada dinding uretra akibat
minya secara verbal. pergesekan dengan kateter bila dibanding-
Menurut Smeltzer & Amp, Bare cara kan dengan cara pelumasan dengan melu-
dewasa tua bereaksi terhadap nyeri berbeda muri jeli pada ujung kateter (Ferdinan, Pah-
dengan cara bereaksi orang yang lebih mu- ria, 2003). Iritasi jaringan atau nekrosis
da. Dewasa tua juga memiliki metabolisme dapat juga diakibatkan oleh pemakaian
yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh kateter yang ukurannya tidak sesuai besar-
terhadap massa otot lebih besar dibanding nya orifisium uretra, kurangnya pemakaian
individu yang berusia lebih muda, oleh karena jeli, penekanan yang berlebihan, misalnya
itu analgesik dalam jumlah kecil mungkin memfiksasi terlalu erat dan penggunaan
sudah cukup untuk menghilangkan nyeri kateter intermiten yang terlalu sering dapat
pada dewasa tua. Persepsi nyeri pada de- merusak jaringan kulit.
wasa tua mungkin berkurang sebagai akibat Dampak nyeri sebagai akibat spasme
dari perubahan patologis yang berkaitan otot spingter karena kateterisasi akan terjadi
dengan beberapa penyakitnya. Diperkirakan perdarahan dan kerusakan uretra yang da-
lebih dari 85% usia dewasa tua mempunyai pat menyebabkan striktur uretra yang bersi-
sedikitnya satu masalah kesehatan kronis fat permanen hal ini akan memperberat pe-
yang dapat menyebabkan nyeri. Dewasa tua nyakit serta memperpanjang hari perawatan
cenderung mengabaikan lama sebelum me- pasien. Bila hal tersebut tidak segera men-
laporkannya atau mencari perawatan kese- dapat perhatian, maka kejadian berbagai
hatan karena sebagian dari mereka meng- komplikasi dengan mekanisme yang belum
anggap nyeri menjadi bagian dari penuaan diketahui berpeluang sangat besar.
normal. Pada pelaksanaan tindakan katete-
Tindakan kateterisasi urine merupakan risasi urin, perawat biasanya melakukan
tindakan invasif dan dapat menimbulkan rasa pemilihan ukuran dengan cermat, sesuai
nyeri, sehingga jika dikerjakan dengan cara dengan besar kecilnya diameter meatus
yang keliru akan menimbulkan kerusakan urinarius. Meatus urinarius ini merupakan
uretra yang permanen (Kozier, Erb, dan bagian yang paling luar dari uretra, yang
Oliveri, 1991). Nyeri merupakan keluhan paling tidak mengambarkan besar kecilnya
utama yang sering dialami oleh pasien de- lumen uretra. Selain itu untuk mengurangi
ngan kateterisasi urine karena tindakan me- pergesekan pada dinding uretra yang nanti-
masukkan selang kateter dalam kandung nya akan menyebabkan iritasi, perawat juga
kemih mempunyai resiko terjadinya infeksi biasanya melumuri ujung kateter sepanjang
atau trauma pada uretra. Resiko trauma be- 15-18 cm dengan cairan kental berbentuk
rupa iritasi pada dinding uretra lebih sering gel yang biasa disebut jeli. Jeli ini bermacam-
terjadi pada pria karena keadaan uretranya macam umumnya yang digunakan adalah
yang lebih panjang daripada wanita dan K.Y. Jeli. Jeli ini berfungsi sebagai pelumas
174 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2015: 168-176
yaitu untuk melicinkan kateter agar mudah penyulit berupa infeksi atau cedera uretra
dimasukkan ke dalam kandung kemih me- (Basuki, B Purnomo, 2003).
lalui uretra. Sebagian besar teknik pemasangan
Penggunaan jeli dimaksudkan untuk kateter hanya menggunakan jeli yang dilu-
mencegah spasme otot meatus uretra eks- muri diujung kateter sedangkan faktor utama
terna sehingga dapat mengurangi iritasi pada yang memudahkan terjadinya rasa nyeri dan
dinding uretra. Teknik pemberian jeli sendiri iritasi mukosa uretra adalah karena teknik
dapat memperbaiki kualitas pelumasan de- pemberian jeli yang kurang tepat. Dengan
ngan demikian sensasi nyeri yang timbul ka- teknik dan prosedur kateterisasi yang baik
rena iritasi juga dapat dikurangi (Malcolm diharapkan dapat mengurangi sensasi nyeri
R. Colmer, 1986). terutama penggunaaan jeli, jenis maupun
Setiap prosedur pemasangan kateter jumlah jeli yang digunakan.
harus diperhatikan prinsip-prinsip yang tidak Pada tabel 3, didapatkan hasil tingkat
boleh ditinggalkan yaitu, pemasangan kateter signifikansi (P) dengan menggunakan uji
dilakukan secara aseptik dengan melakukan Mann Whitney adalah P = 0,275. Oleh
disinfeksi secukupnya memakai bahan yang karena P > 0,05 maka Ha ditolak, yang ber-
tidak menimbulkan iritasi pada kulit genitalia arti tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri
dan jika perlu diberikan antibiotik seper- antara kelompok kontrol dan kelompok
lunya, diusahakan tidak menimbulkan rasa eksperimen.
sakit pada pasien. Kateter menetap diperta- Berdasarkan tabel distribusi silang
hankan sesingkat mungkin sampai dilakukan (tabel 4) terlihat bahwa dari 14 responden
tindakan definitif terhadap penyebab retensi kelompok eksperimen, 3 orang (21,4%)
urin, perlu diingat makin lama kateter dipa- mengalami nyeri berat, sedangkan 7 orang
sang makin besar kemungkinan terjadi (50,0%) mengalami nyeri sedang. Hal ini
Diyah Candra Anita, Kustiningsih, Tingkat Nyeri Pemasangan... 175
berbeda dengan kelompok control. Dari 11 orang kelompok control, tidak seorangpun
orang kelompok control, tidak seorangpun yang mengalami nyeri berat dan 6 orang
yang mengalami nyeri berat dan 6 orang (54,5 (54,5 %) mengalami nyeri sedang. Dengan
%) mengalami nyeri sedang. Hal ini meng- demikian, dapat disimpulkan bahwa kelom-
indikasikan bahwa kelompok kontrol justru pok kontrol justru lebih baik untuk mengu-
lebih baik untuk mengurangi rasa nyeri. rangi rasa nyeri.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan Disarakan untuk penelitian selanjutnya,
teori pada umumnya. Hal ini bisa disebabkan sebaiknya lebih teliti dalam memasukkan jeli
oleh beberapa sebab. Kemungkinan per- yang dimasukkan terlebih dahulu ke urethra.
tama, produk jeli yang biasa digunakan Akan lebih baik dosis pemberian jeli ditam-
untuk pemasangan kateter adalah jeli yang bahkan 0,5-1 cc lebih banyak dari seha-
telah mengandung anestesi lokal yaitu lido- rusnya guna mengantisipasi jeli yang keluar
kain. Sementara pada penelitian ini, peneliti karena gerakan reflek pasien secara tiba-
menggunakan produk jeli yang benar-benar tiba.
hanya berfungsi sebagai pelumas dan tidak
mengandung anestesi apapun.
Kemungkinan kedua, adalah pada DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini, peneliti mengoleskan jeli pada Basuki, B Purnomo. 2003. (Online), (http:/
kateter sepanjang 15-18 cm. Jeli yang dio- /blogtentangilmukeperawatan.
leskan lebih banyak dibandingkan dengan blogspot.com), diakses 15 Agustus
jumlah jeli yang dimasukkan terlebih dahulu 2010.
kedalam urethra, yaitu sebanyak 3-3,5 cc. Clancy J & Mc. Vicar A. 1992. Subjectivity
Faktor inilah yang akan mengurangi iritasi of Pain. Br J Nursing I (1).
pada kulit genitalia, sehingga mampu mengu-
rangi rasa nyeri. Kemungkinan ketiga, ada- Ferdinan. 2003. Perbedaan Intensitas
lah pemasangan kateter pada kelompok Nyeri Klien yang Menjalani Kate-
eksperimen, ada beberapa cc jeli yang ke- terisasi Urin dengan 2 Cara Pelu-
luar dari ujung urethra dikarenakan pasien masan. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
bergerak karena respon reflek. Hal ini Dipublikasikan.
menyebabkan jumlah jeli yang masuk pada Friedman, M.M. 1998. Keperawatan
kelompok eksperimen tidak pada dosis yang Keluarga Teori dan Praktik. EGC:
diharapkan. Jakarta.
Guyton & Hall. 2001. Textbook of Medical
SIMPULAN DAN SARAN Physiology. Health Science Book:
Berdasarkan uji Mann Whitney dipe- Amazon.
roleh hasil P = 0,275. Oleh karena P > 0,05 Gil K. 1990. Physicologic Aspect of Acute
maka Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat Pain. Anesthasiol.
perbedaan tingkat nyeri antara kelompok Kozier, Erb, dan Oliveri. 1991. Fundamen-
control dan kelompok eksperimen. Distri- tal of nursing: concept, process
busi silang dengan menggunakan chi square and practice. E-book.
menunjukkan bahwa dari 14 responden
kelompok eksperimen, 3 orang (21,4%) Mahon, SM. 1994. Concept Analysis of
mengalami nyeri berat, sedangkan 7 orang Pain: Implication Related to Nur-
(50,0%) mengalami nyeri sedang. Hal ini sing Diagnoses. Nursing Diag-
berbeda dengan kelompok control, dari 11 noses.
176 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2, Desember 2015: 168-176
Malcolm R. Colmer, 1986. (Online), (http:// Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar Kepera-
blogtentangilmukeperawatan. watan Medikal Bedah Brunner
blogspot.com), diakses15Agustus2010. and Suddarth, Volume 2 Edisi 8.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Funda- EGC: Jakarta.
mental Keperawatan, Konsep Taylor &Amp, Le Mone. (Online), (http://
Proses dan Praktek, Edisi 4. EGC: ulanksitra.multiply.com), diakses 15
Jakarta. Agustus 2010.
Riyadi, M.E. 2006. Hubungan Antara La- Wahyuni, Tatik. 2003. Buku Panduan
ma Waktu Terpasang Kateter de- Praktikum Keperawatan Medi-
ngan Kecemasan pada Klien yang kal Bedah 2: Irigasi Kateter.
Terpasang Kateter Urethra di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta:
Bangsal Rawat Inap Dewasa Kelas Yogyakarta.
III RS PKU Muhammadiyah Wolff, Weitzel, dan Fuerst. 1984. (online),
Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Tidak (http://blogtentangilmukeperawatan.
Dipublikasikan. UMY: Yogyakarta. blogspot.com) , diakses 15 Agustus
Sherwood, Lauralee. 2008. Fisiologi Ma- 2010.
nusia. EGC: Jakarta. Zatzick D.F & Dimslade J.E. 1990. Cul-
Smeltzer & Amp, Bare. (Online), (http:// tural Variation in Respon Painful
ulanksitra.multiply.com), diakses 15 Stimulli. Psychosom Med.
Agustus 2010.