Pendahuluan
A. Kolostomi adalah pembuatan lubang dari kolon ke permukaan abdomen. Feses keluar tidak
terkontrol normal adalah segar , lembab , merah mengikap ,sama dengan mukosa bibir . lokasi
stoma bias dimana saja di tentukan oleh lesi kolon seperti : sekum, transverse, dan sigmoid.
2.Temporari kolostomi (double bariel) adalah mengalihkan pengeluaran fases semesntara untuk
penyembuhan setelah infeksi atau reseksi sebagian kolom, kemudian disambung lagi dengan
reanastomose dan pasien dapat di buang air besar normal kembali. Lokasi stoma untuk sigmoid
umumnya di pertengahan antara lipatan paha dan garis pinggang serta pertengahan garis
tengah abdomen sebelah kiri . lokasi yang sama tapi sebelah kanan umunnya adalah lokasi
untuk stoma kolon assenden. Keluaran dari stoma sigmoid maupun stoma assenden dari semi
solid sampai solid
B.Ileostomi adalah pembuatan lubang dari ileum ke permukaan abdomen. Prosedur ini
dilakuakan apabila seluruh kolon harus diangkat ataubypass karena suatu penyakit seperti
kanker. Ulserative colitis, atau chorn disaes. Keluarnya biasannya cairan yang kaya akan enzim
pencernaan . lokasi stoma umumnya bagian kanan bawah panjang .
C.Continent ileostiomi adalah alternative unutuk membuat intussuception yaitu berupa kantong
ileum di bawah dinding abdomen dan di buat klep untuk mencegah drainage effluent degan
cara memasukkan kateter kedalam stoma untuk mengeluarkan effluent secara teratur. Prosedur
ini disebut “ Koch Pouch”
Pengkajian :
1. Tentukan tipe kolostomi pasien
2. Kaji alas an dilakukan kolostomi
3. Tanyakan apakah pasien mengerti cara perawatan
4. Observasi respon pasien baik verbal maupun non verbal saat diskusi tentang stoma.
5. Kaji warna,size,kelembaban,dan intact jahitan luka stoma.
6. Inspeksi periostoma apakah ada kemerahan,area yang teriritasi,dan abnormal lainnya.
Diagnose Keperawatan :
1. Perilaku mencari tenaga kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang merawat
stoma.
2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering terekspos dengan keluaran
dari stoma.
3. Gangguan body image b.d perubahan fungsi tubuh.
4. Konstipasi atau diare b.d perubahan pola eliminasi
Perencanaan :
B. Jenis-jenis kolostomi
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu sehingga jenisnya ada beberapa
macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen atau
sementara
1. Kolostomi permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak mungkin
untuk defeksasi secara normal karena adanya keganasan atau pengangkatan kolon atau
rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus.
2. Kolostomi temporer/sementara
Kolostomi ini memiliki 2 ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut
kolostomi dabel baret. Lubang yang muncul di permukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang disebut stoma.
Komplikasi kolostomi
1. Obstruksi/penyumbatan
Data disebabkan oleh adanya pelengketan usus atau adanya pergeseran feses yang sulit
di keluarkan untuk menghindari penyumbatan,pasien perlu di lakukan irigasi kolostomi
secara teratur.
2. Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab infeksi pada
luka sekitar stoma
3. Reaksi stoma/mengkerut
Stoma mengalami peningkatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga
karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma
yang kurang kuat pada pembedahan
5. Stenosis
6. Perdarahan stoma
1. Iritasi kulit
2. Diare
3. Perdarahan stoma
4. Infeksi
5. Sepsis (demam karena bakteri,dsb)
6. Kematian
C. Perawaran kolostomi
1. Pengertian
Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru atau
membersihkan stoma kolosttomi,kulit sekitar stoma dan mengganti kantong kolostomi secara
berkala
2. Tujuan
Menjaga kebersihan klien
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungan
Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan
Mengatur posisi tidur klien atau supinasi
3. Persiapan alat
4. H
5. F
6.