Anda di halaman 1dari 6

SAK KATARAK

1. DEFINISI
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa. (Vaughan,2009)
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. (Sidarta Ilyas,2004).
Katarak adalah kekeruhan(bayangan seperti awan) pada lensa tanpa disertai rasa
nyeri yang berangsur-angsur penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat
melihat oleh karena mata tidak dapat menerima cahaya.

2. KLASIFIKASI
a. Katarak senilis
Dibagi dalam 4 stadium yaitu ;
1) Katarak insipien : kekeruhan lensa sangat tipis terutama di bagian perifer kortek.
Biasanya tidak menimbulkan gangguan penglihatan dan masih dapat dikoreksi
(visus 6/6).
2) Katarak Imatur ; kekeruhan terutama terjadi di bagian posterior uji bayangan
masih positif ( Visus 3/60-6/30.)
3) Katarak matur : kekeruhan lensa sudah menyeluruh dan uji bayangan sudah
negatif. Tajam penglihatan bervariasi antara 1/300 – seper tak terhingga.
4) Katarak hipermetur : terjadi pengerutan kapsul lensa, kortek lensa mencair dan
nukleus bergerak ke bawah disebut juga katarak Morgagni.
b. Katarak komplikata : katarak yang berkembang sebagai efek langsung dari adanya
penyakit intraokuler sesuai fisiologi lensa.Misal : uveitis anterior kronis, gloukoma
kongesti akut.
c. Katarak toksika : jarang terjadi, biasanya karena obat steroid, klorpromazin, preparat
emas.
d. Katarak yang berhubungan dengan penyakit sistemik : bisa menyertai kelainan
sistemik DM, sindroma hipokalsemi, hipoparatiroidisme.
e. Katarak traumatik : katarak akibat trauma, paling sering adanya korpus alienum yang
menyebabkan lesi atau injury pada lensa atau oleh trauma tumpul pada bola mata.
f. Katarak kongenital : kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir atau segera setelah
lahir.
3. ETIOLOG
a. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
b. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
c. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
d. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
e. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetic atau Infeksi virus di masa
pertumbuhan janin

4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
a. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta
gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
b. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
Gejala objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah
menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur
atau redup. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih
Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah
putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
a. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
b. Gangguan penglihatan bisa berupa:
1) Peka terhadap sinar atau cahaya.
2) Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
3) Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
4) Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
5) Kesulitan melihat pada malam hari
6) Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
7) Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )
5. PATOFISIOLOGI
6. PENATALAKSANAAN
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak
perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur
adalah kemudahan prosedur ini dilakukan, sedangkan kerugiannya mata beresiko
tinggi mengalami retinal detachment.
2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni:
a. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa
secara manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan
yang lebar sehingga penyembuhan lebih lama.
b. Bentuk ECCE yang terbaru dimana menggunakan getaran ultrasonic untuk
menghancurkan nucleus sehingga material nucleus dan kortek dapat
diaspirasi melalui insisi ± 3 mm

7. KOMPLIKASI
a. Glaucoma terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
mengganggu aliran cairan bilik mata depan.
b. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,
sehingga menimbulkan reaksi radang atau alergi.

2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, system saraf atau
penglihatan ke retina ayau jalan optic.
b. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optic, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
c. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik / infeksi
d. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan
aterosklerosis.
e. Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


O KEPERAWATAN
Gangguan persepsi Setelah dilakukan Mengenal gangguan 1. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu
1. sensori-perseptual tindakan keperawatan sensori dan atau dua mata terlibat.
penglihatan b.d selama 3x24 jam berkompensasi terhadap 2. Orientasikan klien tehadap lingkungan.
Gangguan diharapkan masalah perubahan. 3. Observasi tanda-tanda disorientasi.
penerimaan presepsi sensori 4. Pendekatan dari sisi yang tidak dioperasi,
sensori/status organ penglihatan teratasi Mengidentifikasi bicaradengan menyentuh.
indera ditandai /memperbaiki potensial 5. Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak
dengan menurunnya bahaya dalam yang tujuannya memperbesar kurang lebih
ketajaman lingkungan. 25%, penglihatan perifer hilang.
penglihatan. 6. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel
pemanggil dalam jangkauan/posisi yang sehat
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan Pasien mengungkapkan 1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat
Perubahan pada tindakan keperawatan dan mendiskusikan rasa adanya tanda- tanda verbal dan nonverbal.
status kesehatan. selama 3x24 jam cemas/takutnya 2. Beri kesempatan pasien untuk
diharapkan : tidak terjadi mengungkapkan isi pikiran dan perasaan
kecemasan pada klien dan Pasien tampak rileks takutnya.
tidak ada perubahan tidak tegang dan 3. Observasi tanda vital dan peningkatan respon
status kesehatan melaporkan fisik pasien.
kecemasannya 4. Beri penjelasan pasien tentang prosedur
berkurang sampai pada tindakan operasi, harapan dan akibatnya.
tingkat dapat diatasi. 5. Lakukan orientasi dan perkenalan pasien
terhadap ruangan, petugas, dan peralatan
yang akan digunakan.
6. Beri penjelasan dan suport pada pasien pada
setiap melakukan prosedur tindakan.
3. Nyeri b.d Luka pasca Setelah dilakukan Nyeri berkurang 1. Dorong pasien untuk melaporkan tipe, lokasi
operasi. tindakan keperawatan dan intensitas nyeri, rentang skala.
selama 3x24 jam 2. Pantau TTV.
diharapkan : nyeri Klien terlihat lebih rileks 3. Berikan tindakan kenyamanan.
berkurang, hilang dan 4. Beritahu pasien bahwa wajar saja , meskipun
terkontrol lebih baik untuk meminta analgesik segera
setelah ketidaknyamanan menjadi dilaporkan.
5. Kolaborasi : Berikan analgetik sesuai indikasi
4. Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan Menyatakan 1. Diskusikan apa yang terjadi pada pasca
cidera b.d tindakan keperawatan pemahaman faktor yang operasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas,
Keterbatasan selama 3x24 jam terlibat dalam penampilan, balutan mata.
penglihatan. diharapkan : cedera dapat kemungkinan cedera 2. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi
dicegah atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai
Mengubah lingkungan keinginan.
sesuai indikasi untuk 3. Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala
meningkatkan keamanan tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.
4. Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar
mandi khusus bila sembuh dari anastesi.

Anda mungkin juga menyukai