OSILATOR
DISUSUN OLEH
Kelompok 6
Arsita H21116005
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR (Arsita)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun penulisan makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar II dengan pokok bahasan
mengenai “Osilator”.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
(Nur Aryadint)
A. Latar Belakang
Inverter yang digunakan adalah inverter yang dilengkapi dengan Schmitt Trigger.
Fungsi Schmitt Trigger disini adalah untuk mempercepat transisi tegangan keluaran
dan memberi efek hysteresis pada tegangan masukan. Efek hysteresis ini dapat
dilihat pada Gambar II.2.
Pada rangkaian ini, gerbang NOT digantikan dengan gerbang NAND. Jika
masukan KONTROL diberi logika-1 maka gerbang N1 akan di-enable sehingga
osilator akan bekerja. Jika kontrol diberi logika-0 maka N1 di-disable sehingga
keluarannya akan selalu tinggi sehingga osilator tidak bekerja.
Apabila diinginkan, maka rangkaian ini dapat juga diimplementasikan dengan
menggunakan gerbang NOR seperti yang diperlihatkan pada Gambar I.7.
1
𝑓𝑟 = 2𝜋 (1.7)
√𝐿𝐶
Dimana:
L adalah Induktansi di Henries.
C adalah Kapasitansi di Farad.
𝑓𝑟 adalah Frekuensi output di Herzt
Jika keluaran inverter rendah maka arus akan mengalir dari masukan ke
keluaran melalui R sehingga memaksa masukan untuk turun ke logika-0.
Sebaliknya jika keluaran tinggi maka arus akan mengalir dari keluaran ke masukan
melalui R sehingga memaksa masuka untuk naik ke logika-1. Demikian seterusnya
sampai tercapai keadaan steady state dimana masukan tidak rendah dan tidak tinggi,
sehingga gerbang bekerja pada daerah liniernya. Nilai tahanan umpanbalik harus
disesuaikan dengan jenis gerbang yang digunakan. Nilai ini harus dipilih agar
tegangan keluaran gerbang kira-kira setengah tegangan catu. Dengan demikian
maka kisar naik dari tegangan keluaran akan sama dengan kisar turunnya. Contoh
rangkaian osilator kristal dengan gerbang TTL dapat dilihat pada Gambar II.6.
(a) (b)
Gambar 14. (a) Osilator relaksasi lampu neon ; (b) Isyarat keluaran
Pada gambar diatas menunjukkan rangkaian osilator relaksasi lampu neon.
Lampu neon yang digunakan adalah lampu neon kecil yang sering digunakan pada
pena-uji atau lampu panel.
Lampu neon berisi gas neon pada tekanan amat rendah. Di atas suatu nilai
tegangan tertentu lampu neon menyala dan hambatan lampu neon menjadi amat
kecil. Ini terjadi karena nyala lampu neon disebabkan oleh ionisasi gas neon antara
kedua kutub. Mula-mula kapasitor diisi muatan R. akibatnya tegangan pada
kapasitor, yaitu tegangan keluaran, akan naik secara eksponensial. Jika tegangan ini
mencapai tegangan nyala lampu neon, maka lampu neon akan menyala, dan
hambatannya akan turun. Akibatnya muatan listrik yang sudah terkumpul di C
dibuang melalui lampu neon, dan tegangan keluaran akan turun dengan amat cepat
menuju nol. Selanjutnya lampu neon akan padam dan hambatannya menjadi besar
lagi. Kini kapasitor akan diisi muatan lagi, sehingga tegangan keluaran naik lagi.
Selanjutnya lampu neon akan menyala lagi. Demikian seterusnya, sehingga terjadi
gelombang berbentuk gigi gergaji, dan lampu neon akan terus berkedip.
Osilator UJT
Uni junction transistor (UJT) atau transistor sambungan tunggal adalah
komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor . UJT memiliki
tiga terminal dan hanya memiliki satu sambungan. Pada umumnya UJT digunakan
sebagai saklar elektronik dan penghasil isyarat pulsa. Pulsa susunan UJT
ditunjukkan pada gambar 14.
(a) (b)
Gambar 14. (a) rangkaian untuk menguji UJT ; (b) rangkaian setara
Jika diode D ada dalam keadaan tegangan mundur, arus IE = 0 dan hambatan
RB1 menyatakan nilai maksimum ini.
Hambatan basis adalah Rb1 + Rb2 dan dinyatakan sebagai Rbb . parameter UJT
yang sering digunakan orang adalah yang disebut nisbah hambatan basis instrinsik
(intrinsic stand-off ratio),
Dengan mengatur posisi pengusap pada potensiometer Rv tegangan VE dapat
diubah. Jika VE > VEO, diode D mendapat tegangan maju. Akibatnya emitor akan
memancarkan lubang ke dalam basis. Lubang ini ditolak oleh basis B2 yang
mempunyai potensial positif, dan lubang akan terdorong masuk ke basis B1. Oleh
karena jumlah muatan bebas dalam basis B1 bertambah maka konduktivitas akan
naik, atau hambatan Rb1 akan turun sedemikian rupa sehingga dengan kenaikan arus
emitor IE tegangan emitor VE akan turun. Daerah nilai IE ini yang tegangannya VE
t turun jika arus emitor IE naik disebut daerah hambatan negatif. Selanjutnya,
kenaikan arus emitor IE dengan emitor VE akan bertambah sedikit. Daerah nilai arus
ini disebut daerah penjenuhan.
BAB III
PENUTUP
(Ade Ilham T.K.)
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Osilator atau Oscillator adalah suatu rangkaian elektronika yang
menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik
dengan amplitude yang konstan. Jadi sinyal arus DC (searah) dari
rangkaian alat pencatu daya atau Power Supply dikonversikan oleh
rangkaian osilator menjadi sinyal AC (bolak-balik) sehingga
menghasilkan sinyal listrik pada periodik yang memiliki amplitude
konstan.
2. Dalam suatu osilator tidak ada sinyal yang diberikan dari luar. Sinyal
awal untuk menyulut osilasi biasanya diberikan oleh tegangan derau
yang muncul sewaktu catu daya dihidupkan. Seluruh osilator umpan
balik memerlukan beberapa devais atau mekanisme yang menyediakan
penguatan yang mana akan dikombinasikan dengan sebuah susunan
umpan balik. Pada penguat atau amplifier, maka terdapat penguatan
tegangan yang input dan outputnya terhubung melalui rangkaian umpan
balik. Hal ini mengembalikan sebuah fraksi dari tegangan output ke
input. Pada umumnya penguat dan rangkaian umpan balik akan
mengubah besar dan fasa dari sinyal.
3. Osilator terbagi atas 4 yaitu osilator RC, LC, kristal dan relaksasi.
B. Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
jelasnya dan lebih luas terhadap rangkaian osilator, sangat disarankan dilakukannya
praktikum agar dapat diketahui bentuk dari osilator itu sendiri sejara detail.
DAFTAR PUSTAKA