12 Suaib Bpa-20132
12 Suaib Bpa-20132
net/publication/281004618
CITATIONS READS
0 2,053
1 author:
Suaib Suaib
Universitas Halu Oleo
28 PUBLICATIONS 16 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Somatic and haploid embryogenesis in Sugarcane and other cereal species View project
Understanding the social and economic aspects of upland rice farming View project
All content following this page was uploaded by Suaib Suaib on 16 August 2015.
Oleh :
Yunus Sarangnga , Suaib2*), dan Teguh Wijayanto2)
1)
1)
Alumni Program Studi Agronomi Program Pascasarjana UHO
2)
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UHO
*) Alamat surat-menyurat, E-mail: suaib_06@yahoo.co.id
ABSTRACT. This study was aimed to investigate the morphological characteristic and vegetation of Zingiberaceae
at the area around Katangana river in South Tiworo sub district. This study was conducted using a survey method
by exploring the area around Katangana River. The morphological data were analyzed qualitatively and
descriptively that encompassed morphological characteristis of gingers found, while the vegetation data were
analyzed quantitatively by determining the important value index (INP), diversity index and spreading Index. The
resuls of the study showed that there were 13 species and 7 of gingers, that were: Cuercuma, Zingiber, Alpinia,
Boesenberigia, Kaempferia, Etlingera, dan Amomum. Curcuma was the genus mostly found in this study that was 4
kinds. There were found 3 spesies of genus Zingiber, 2 spesies of genus Alpinia while Boesenberigia, Kaempfimhia,
Etlingera and Amomum were only found one species of their genus. The highest INP of gingers at the area around
Katangana river in South Tiworo was from Alpinia malaccensis Rosc. that was 45,271 %. The index of diversity (H’)
was 2,162594 and the index of spreading (E) was 0,819457. Research results indicate that the area around
Katangana River in South Tiworo Subdistrict has high diversity of ginger plants.
Key Word: Katangana River, South Tiworo, diversity index, spreading index, Zingiberaceae
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan vegetasi Zingiberaceae yang ada
di DAS Katangana kecamatan Tiworo Selatan. Penelitian Zingiberaceae dilakukan dengan menggunakan metode
survei yaitu melakukan penjelajahan di sepanjang DAS Katangana. Data morfologi dianalisis secara deskriptif
kualitatif meliputi ciri morfologi dari jenis jahe-jahean yang ditemukan , sedangkan data vegetasi dianalisis secara
kuantitatif dengan menentukan indeks nilai penting (INP), indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan. Dari
hasil penelitian Zingiberaceae ditemukan sebanyak 13 jenis yang termasuk dalam 7 genus yaitu, Cuercuma,
Zingiber, Alpinia, Boesenberigia, Kaempferia, Etlingera, dan Amomum, dimana genus yang paling banyak jenisnya
adalah Curcuma yaitu sebanyak 4 spesis, Zingiber 3 spesies, Alpinia 2 spesies sedangkan Boesenberigia,
kaempfimhia, Etlingera dan Amomum hanya ditemukan masing-masing 1 jenis. INP tanaman jahe-jahean pada
DAS Katangana di kecamatan Tiworo Selatan tertinggi ditunjukan oleh jenis Alpinia malaccensis Rosc. yaitu
sebesar 45,271%, hal ini mengindikasikan besarnya kontribusi di alam. Indeks keanekaragaman (H’) adalah
2,162594 dan indeks kemerataan (E) 0,819457. Hal ini mengindikasikan bahwa DAS Katangana Kecamatan
Tiworo Selatan memiliki tingkat keanekaragaman tumbuhan jahe-jahean yang cukup tinggi.
matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tentang eksplorasi dan karakterisasi tanaman jahe-
tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang jahean di kawasan DAS Katangana.
baru terbuka yang mana bias tumbuh dengan cepat
seperti gulma.
Wilayah Kecamatan Tiworo Selatan letaknya BAHAN DAN METODE
tidak jauh dari pesisir pantai, maka wilayah ini pada
umumnya merupakan dataran rendah, demikian pula Penelitian ini dilaksanakan di DAS katangana
tingkat kemiringan tanah berada pada klasifikasi Kecamatan Tiworo Selatan Kabupaten Muna, ber-
rendah. Sungai Katangana yang ada di wilayah ini langsung selama 4 bulan mulai bulan Juli sampai
sebagian telah dipergunakan untuk mengairi Oktober 2012. Bahan yang digunakan dalam
persawahan. Wilayah ini banyak ditemukan jenis penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan jahe-
jahe-jahean terutama di DAS Katangana, namun jahean yang ada di DAS Katangana Kecamatan Tiworo
belum diketahui ciri morfologi jenis jahe–jahean di Selatan.
kawasan DAS Katangana. Prosedur penelitian menggunakan metode
Keanekaragaman hayati perlu dijaga untuk survey yaitu melakukan penjelajahan di sepanjang
keseimbangan siklus energi, karena jika salah satu DAS. Pada masing-masing lokasi dipasang petak, yang
tingkatan rantai makanan mengalami gangguan maka ditempatkan secara acak, mulai dari daerah hulu
akan menyebabkan ketidakstabilan dan bahkan bisa sampai daerah hilir, disesuaikan dengan luas wilayah
menimbulkan penurunan jumlah spesies. Manfaat yaitu sekitar 66,98 km2. Petak contoh yang digunakan
dari terjaganya keanekaragaman hayati adalah untuk berukuran 5 x 5 m dengan jumlah 50 petak.
jasa lingkungan dan sumber kekayaan genetik. Selanjutnya dilakukan pengamatan tumbuhan jahe-
Kekayaan genetik dan plasma nutfah yang dimiliki jahen. Data yang diamati yaitu sifat morfologi penting
nantinya dapat dimanfaatkan sebagai wahana seperti tinggi batang, permukaan batang, warna daun,
penelitian yang berguna untuk kesejahteraan permukaan daun, warna bunga, letak bunga, warna
manusia. buah, letak rizoma dan warna kulit rizoma. Analisis
Untuk menjaga kelestarian suatu jenis data meliputi Indeks Nilai Penting (INP),
tumbuhan perlu pengenalan morfologi dan vegetasi Keanekaragaman (Diversity) dan Kemerataan.
dari tumbuhan yang salah satu caranya adalah Parameter yang dihitung adalah nilai Frekuensi
dengan mengadakan eksplorasi dan karakterisasi. Relatif (FR), Kerapatan Relatif (KR) serta Indeks Nilai
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian Penting (INP) dengan persamaan sebagai berikut:
H’ = -
Dimana Pi = ni/N
Keterangan : H’ = keanekaragaman jenis
ni = jumlah individu suatu jenis
N = jumlah total individu seluruh jenis
Dengan kisaran sebagai berikut :
Jenis Curcuma merupakan jenis yang paling kan Gambar 1 nampak bahwa jenis Alpinia
banyak ditemukan yakni sebanyak 4 spesies, jenis malaccensis Rosc yang memilki INP tertinggi yaitu
Zingiber 3 spesies, jenis Alpinia 2 spesies sedang- sebesar 45,271 %.
kan Boesenberigia, Kaempfimhia, Etlingera dan Hasil perhitungan indeks keanekaragaman
Amomum hanya ditemukan masing-masing 1 (H’) dan indeks kemerataan (E), pada DAS
spesies. Katangana di Kecamatan Tiworo Selatan secara
ringkas Indeks ditampilkan pada Gambar 2.
2. Kemelimpahan Jenis Tumbuhan Jahe-jahean Berdasarkan Gambar 2 nampak bahwa indeks
Secara ringkas presentasi INP tumbuhan keanekaragaman adalah 2,162594 dan indeks
juahe-jahean pada DAS Katangana di Kecamatan kemerataan 0,819457.
Tiworo Selatan Kabupaten Muna Sulawesi
Tenggara ditampilkan pada Gambar 1. Berdasar-
Gambar 1. Histogram INP 13 jenis tumbuhan jahe-jahean yang ada di DAS Katangana Kecamatan Tiworo
Selatan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.
Genus ini dijumpai pada daerah-daerah yang lembab penyebaran jenis ini sedikit. Menurut Loveless (1989),
di sekitar aliran sungai dan di tempat terbuka dan penyebaran yang luas dapat dipengaruhi oleh faktor
jalan setapak jalur sungai dengan ketinggian 100-500 lingkungan, alat reproduksi, interaksi beberapa jenis
mdpl. Menurut Larsenet al (1999), Genus ini dapat dan kompetisi.
tumbuh dari daerah rendah sampai dengan daerah Zingiberaceae dapat berkembang biak melalui
yang cukup tinggi, tetapi jenis ini lebih banyak organ Vegetatif yaitu dengan adanya rhizoma.
ditemukan di daerah yang cukup ternaungi dan di Menurut Loveless (1989), jenis yang memperbanyak
sepanjang daerah pinggiran sungai. Tumbuhan ini diri dengan biji lebih luas penyebarannya jika
umumnya tumbuh di daratan rendah sampai dengan dibandingkan dengan jenis tumbuhan yang alat
ketinggian 1200 m dpl. reproduksinya menggunakan organ vegetatif
Genus Alpinia terdiri dari 2 jenis yaitu Alpinia Hasil perhitungan kerapatan tanaman jahe-
galanga L dan Alpinia malaccensis Roxb. Di lokasi jahean pada DAS Katangana di kecamatan Tiworo
penelitian, Alpinia galanga L dijumpai disekitar Selatan dimana kerapatan tertinggi ditunjukan oleh
persawahan pada daerah yang terbuka intensitas jenis Alpinia malaccensis Rosc. yaitu 0,062 rumpun/
cahaya yang tinggi, sedangkan Alpinia malaccensis m2. Kerapatan tumbuhan jahe-jahean di Kecamatan
Rosc dijumpai pada daerah yang lembab didaerah Tiworo Selatan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara
yang tertutup atau ternaungi dengan intensitas nampak bahwa jenis Alpinia malaccensis Rosc, yang
cahaya yang cukup. Menurut Larsen et al (1999) memilki kerapatan tertinggi yaitu sebesar 20,912 %
menyatakan bahwa secara alami alpinia tumbuh Hasil perhitungan frekwensi tanaman jahe-
mengelompokan di tempat-tempat lembab, hutan jahean pada DAS Katangana di kecamatan Tiworo
sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka. Selatan, dimana frekuwensi tertinggi ditunjukan oleh
Hasil yang diperoleh menunjukkan ada jenis Alpinia malaccensis Roscyaitu 0,380. Frekwensi
beberapa genus yang hanya memiliki satu jenis saja tumbuhan jahe-jahean jenis Alpinia malaccensis Rosc.
yaitu Boessenberingia, Kaempferia, Etlingera dan adalah frekuensi tertinggi yaitu sebesar 24,359%.
Amomum. Hal ini mungkin disebabkan genus-genus Tingginya nilai kerapatan dan frekwensi suatu jenis
tersebut memiliki kemampuan yang berbeda mengindikasikan bahwa jenis tersebut mempunyai
dibandingkan dengan genus lain untuk hidup dan kelimpahan dan penyebaran yang cukup luas karena
berkembang dalam suatu kawasan. Loveles (1989) memiliki kisaran toleransi yang cukup luas terhadap
menyatakan behwa suatu tumbuhan dapat tumbuh kondisi dan faktor-faktor lingkungan.Sebaliknya jenis-
dan berkembang biak dengan baik bila kebutuhan jenis yang memiliki kerapatan dan frekwensi yang
fisiologinya terpenuhi dan lingkunganlah yang kecil mengindikasikan bahwa jenis-jenis tersebut
menyediakannya. Oleh karena itu, setiap tumbuhan memiliki kisaran toleransi yang paling sempit.
mempunyai suatu kisaran toleransi tertentu terhadap Hasil perhitungan INP tanaman jahe-jahean
kondisi sekitarnya. Sebagaimana menurut Menurut pada DAS Katangana di kecamatan Tiworo Selatan,
Larsen et al (1999), Kaempferia membutuhkan dimana INP tertinggi ditunjukan oleh jenis Alpinia
daerah yang subur dan tanah yang lembab untuk malaccensis Rosc. yaitu sebesar 45,271 %. Hal ini
pertumbuhannya dengan ketingian tempat 0-1200 m mencerminkan bahwa Alpinia malaccensis Rosc
dpl. merupakan penyusun utama yang memberikan
Selain itu, bunga juga dapat mempengaruhi kontribusi paling besar terhadap kestabilan komu-
dalam penyebaran Zingiberaceae seperti yang terjadi nitas tumbuhan jahe-jahean pada DAS Katangana di
pada genus Zingiber. Hal ini sesuai dengan pendapat Kecamatan Tiworo Selatan Kabupaten Muna Sulawesi
Holttum (1950) yang menyatakan bahwa kebanyakan Tenggara, sementara itu Kaempfera galangal L dan
kasus dari para peneliti jarang menemukan bunga Cutcuma zedoaria L, memperlihatkan INP terendah
Zingiber sehingga data yang di peroleh tidak yaitu sebesar 1,550 %. Menurut Barbour et al.(1987)
lengkap.Hal ini dikarenakan bunga Zingiber umurnya nilai INP menunjukkan tingkat penguasaan sumber
penek dan bunga mekar pada pagi hari dan setelah daya alam dan penentu stabilitas komunitas.
itu menutup dalam beberapa jam. Selain itu, bunga Dengan demikian tumbuhan jahe-jahean
Zingiber juga cepat mengalami kerusakan dan jenis Alpinia malaccensis Roscmerupakan salah satu
kemungkinan penyebaran Zingiber jarang terjadi jenis yang paling menonjol pada DAS Katangana di
sehingga jenis yang diperoleh di lokasi penelitian Kecamatan Tiworo Selatan. Hal ini mengindikasikan
sedikit. bahwa jenis tumbuhan jahe-jahean tersebut
Boesenberigia, Etlinegaradan Amomunyang mempunyai penguasaan sumber daya alam yang
diperoleh, dijumpai pada daerah-daerah yang Katangana Kecamatan Tiworo Selatan.
ternaungi dengan intensitas cahaya yang cukup tinggi, Hasil perhitungan indeks keanekaragaman jenis
dan pada ketinggian 25-500 m dpl. Jenis ini juga tumbuhan jahe-jahean di DAS Katangana Kecamatan
sering dijumpai dalam keadaan rusak karena di Tiworo Selatan, menunjukkan nilai yang tinggi.
makan oleh hewan. Hal ini memungkinkan Keanekaragaman yang tinggi merupakan indikator
dari kemantapan atau kestabilan dari suatu jahe-jahean yang tumbuhdi DAS Katangana
komunitas tumbuhan jahe-jahean. Kestabilan yang Tiworo Selatan.
tinggi menunjukkan tingkat kompleksitas yang tinggi, 3. Zingiberaceae yang penyebarannya luas
hal ini disebabkan terjadinya interaksi yang tinggi yaituBunglai laki(Alpinia malaccensis Rosc)dan
pada lingkungan sehingga akan mempunyai kemam- jenis Zingiberaceae yang penyebaran sempit
puan lebih tinggi dalam menghadapi gangguan yaitu Kencur (Kaempferia galanga L.)
terhadap komponen-komponennya. Menurut 4. DAS Katangana di Kecamatan Tiworo Selatan
Deshmukh (1992) bahwa keanekaragaman yang memilki keragaman jenis tumbuhan jahe-jahean
tinggi di daerah tropis dapat disebabkan karena; 1) yang tinggi yang ditunjukan dengan nilai indeks
lebih banyak jenis yang terdapat dalam masing- keanekaragaman (H’) dan nilai indeks
masing habitat; 2) lebih bervariasinya habitat masing- kemerataan (E) yang tinggi
masing berisi jenis dengan jumlah sama; atau 3)
kombinasi dari keduanya. KEPUSTAKAAN
Soegiono (1994) menyatakan bahwa, suatu
komunitas dikatakan memilki keanekaragaman jenis Barbour, M.G, Bork, H.J, Pitts, D.W. 1987. Teresterial
tinggi jika disusun oleh banyak jenis dengan Plant Ecology. The Benjamin/Cuwys Publishing
kelimpahan jenis yang sama atau hampir sama. Company, inc California
Sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh sangat Gustina, T.D. 2007. Inventarisasi Zingiberaceae di
sedikit spesies, dan jika hanya sedikit saja spesies Kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk
yang dominan, maka jenis keanekaragamannya dan Hutan Gunung Sinabung Kecamatan
rendah. Keanekaragaman jenis menyatakan suatu Simpang Empat Kabupaten Karo Sumatra
ukuran yang menggambarkan variasi jenis tumbuhan Utara. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA Medan:
jahe-jahean dari komunitas yang dipengaruhi oleh Universitas Sumatra Utara.
jumlah jenis, distribusi individu dan kelimpahan relatif Holttum, R.E. 1950. The Zingiberaceae of The Malay
dari setiap jenis. Selanjutnya Odum (1993) menyata- Peninsula. The Gardens Bulletin
kan bahwa, keanekaragaman akan menjadi tinggi Larsen, K. Ibrahim, H. Khaw, S. H and Saw, L. G. 1999.
pada komunitas yang lebih tua dan rendah pada Ginger of Pennisular Malaysia and Singapore.
komunitas yang baru terbentuk. Kota Kinabulu: Natural History Publications
Hasil perhitungan indeks keanekaragaman (Borneo).
(H’) dan indeks kemerataan (E), pada DAS Katangana Loveless, A. R. 1989. Prinsi-Prinsip Biologi Tumbuhan
di Kecamatan Tiworo Selatan, nampak bahwa indeks Untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: PT. Gramedia.
keanekaragaman adalah 2,162594 dan indeks Nugroho, N. A. 1998. Manfaat dan Perspekstif
kemerataan 0,819457. Hal ini mengindikasikan Pengembangan Kunyit. Cetakan I. Yogyakarta:
bahwa DAS Katangana Kecamatan Tiworo Selatan Tribus Agrywidya.
memiliki tingkat keanekaragaman tumbuhan jahe- Pudjoarinto, A., Susarsi, S., dan Sri,S. 1998. Taksonomi
jahean yang cukup tinggi. Keanekaragaman yang Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah
tinggi merupakan indikator dari kemantapan atau Mada. Yogyakarta.
kestabilan dari suatu komunitas tumbuhan jahe- Rifai, M. A. 1976. Sendi–sendi Botani Sistematika.
jahean. Disamping kenekaragam tinggi DAS Lembaga Biologi Nasional LIPI. Bogor.
Katangana di Kecamatan Tiworo Selatan juga Sirait Susanti. 2009. Inventariasi Zingiberaceae di
memiliki kemerataan populasi yang tinggi. Hal ini Kawasan Argowisata Hutan Taman Eden 100
mengindikasikan bahwa distribusi kelimpahan Kabupaten Toba Samosir Sumatra utara.
individu dari masing-masing tumbuhan Jahe-jahean Skripsi Sarjana Biologi FMIPA Medan:
di Kecamatan Tiworo Selatan hampir merata Universitas SumatraUtara.
diseluruh lokasi pengamatan. Menurut Barbour et al. Soegiono, A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode
(1987), kemerataan menjadi maksimum bila suatu Analisis Populasi dan Komunitas. Usaha
jenis mempunyai jumlah individu sama, yang berarti Nasional. Surabaya.
bahwa stabilitas tumbuhan jahe-jahean cukup tinggi Syukur, P. 2001. Agar Jahe Berproduksi Tinggi, Cegah
di Kecamatan Tiworo Selatan. Layu Bakteri dan Pelihara secara Intensif.
1. Zingiberaceae ditemukan sebanyak 13 spesies Jakarta: Penebar Swadaya.
yang termasuk kedalam 7 genus yaitu, Cuecuma, Tim Lentera. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah
Zingiber, Alpinia, Boesenberigia, Kaempferia, si Rimpang Ajaib. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Etlingera, dan Amomum. Genus yang paling Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan
banyak jenisnya adalah Curcuma yaitu sebanyak (Spermatophyta). Cetakan VII. Yogyakarta:
4 jenis. Gadjah Mada University Press.
2. Terdapat beragam karakteristik morfologi daun,
batang, rimpang maupun bunga dari setiap jenis