1. Waktu: 2 JP
2. Tujuan:
a. Menjelaskan posisi ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013
b. Menjelaskan fungsi kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013
c. Menjelaskan konsep dasar pendidikan karakter
d. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan
e. Menunjukkan role model nilai-nilai karakter dalam kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan
3. Pendekatan dan Metode (interactive lecturing, diskusi, problem soving)
4. Uraian Materi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam
tujuan Pendidikan Nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya
tidak ditetapkan dalam kurikulum. Namun demikian, karena kegiatan
ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan
complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
1
Harapannya, kegiatan ekstrakurikuler akan mampu menjembatani
kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense
akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui
partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang
lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan
ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.
2
1. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan
minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk
pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
2. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta
didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek
keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
3. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam
suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang
proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat
menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih
menarik bagi peserta didik.
4. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui
pengembangan kapasitas.
D. Jenis Kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.
1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(Paskibraka), dan lainnya;
2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni
dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau
4. Jenis lainnya.
E. Prinsip
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan
dengan prinsip sebagai berikut.
3
1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan
masing-masing.
4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat
peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.
6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.
4
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
Kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung
pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutama sikap peduli.
Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat
kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan
ekstrakurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
5
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan
peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh
kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau
pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran
bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
2. Pengertian Ekstrakurikuler Keagamaan
Ekstrakurikuler Keagamaan adalah upaya pemantapan dan
pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat
dan minat peserta didik pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam
intrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka. (Permenag
Nomor 16 Tahun 2010).
6
2. Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang tidak wajib diikuti,
seperti: OSIS, UKS, PMR. Selain itu, ekstrakurikuler pilihan dapat juga
dalam bentuk klub (kelompok) yang kegiatan ekstrakurikulernya
dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran,
misalnya klub (kelompok) keagamaan seperti group marawis, group
paduan suara, group musik keagamaan, dan lain-lain.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah,
guru, dan tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan
dan minat peserta didik yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi peserta didik. Ide
pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta
didik atau sekelompok peserta didik.
7
hari. Kegiatan bimbingan ibadah diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelaksanaan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
3. Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial merupakan kegiatan yang mengarahkan siswa
untuk memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya.
Contoh kegiatan sosial adalah: membersihkan tempat ibadah, gotong
royong/bakti sosial, kantin kejujuran, dan mengunjungi teman. Kegiatan
tersebut diharapkan mampu membangun kebersamaan, solidaritas, dan
persaudaraan.
4. Pembiasaan Akhlak Mulia
Kegiatan ini ditujukan untuk membiasakan dan meningkatkan
pengamalan siswa terhadap nilai-nilai akhlak mulia dalam pergaulan
sehari-hari. Sebagai contoh: membudayakan senyum, sapa, salam, sopan,
santun, saling berbagi, saling memaafkan, dan menghargai keragaman
baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
5. Penanaman Nilai Sejarah Keagamaan
Kegiatan ini menekankan kepada kemampuan siswa dalam
mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa bersejarah, meneladani
tokoh agama yang berprestasi, mengaitkannya dengan fenomena-
fenomena sosial untuk melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan/peradaban. Sebagai contoh pementasan drama, pemutaran
film sejarah keagamaan, wisata rohani, dan tafakur alam.
NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun
8
NILAI DESKRIPSI
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis,pendapat, sikap dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai habatan belajar dan tugas
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki
7. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
Tahu mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10. Semangat cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
Air kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsanya.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
Prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
Komuniktif bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
Membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
Lingkungan kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
9
NILAI DESKRIPSI
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
18. Tanggung- Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
jawab tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan YME
10
Pendidikan karakter dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memiliki
orientasi yang sama, bahwa keduanya sama-sama menaruh perhatian pada
persoalan nilai. Hal ini dapat dicermati dari pengertian pendidikan karakter
yang disebutkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter
dan pengertian ekstrakurikuler keagamaan yang disebutkan dalam Permenag
Nomor 16 Tahun 2010. Dalam RAN Pendidikan Karakter 2010 disebutkan
bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan sepenuh hati. Sedangkan dalam Permenag Nomor 16
Tahun 2010 disebutkan bahwa Ekstrakurikuler Keagamaan adalah upaya
pemantapan dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan
kepribadian, bakat dan minat peserta didik pendidikan agama yang
dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dalam bentuk tatap muka atau non
tatap muka.
Dua pengertian tersebut menggambarkan bahwa antara pendidikan
karakter dengan ekstrakurikuler keagamaan memiliki posisi yang saling
melengkapi. Melalui pendidikan karakter akan dilakukan pendidikan nilai,
sedangkan melalui ekstrakurikuler keagamaan akan dilakukan pemantapan
dan pengayaan nilai.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga sejalan dengan
tujuan pendidikan karakter, yaitu:
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa;
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius;
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
11
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan;
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Di sisi lain, nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter
bangsa juga bersumber dari:
1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena
itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada
ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis kehidupan kenegaraan
pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar
pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih
lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut.
Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai
yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,
budaya, dan seni yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945. Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya sebagai warga negara.
3. Budaya, adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam
memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi
antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting
dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber
nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.
12
4. Tujuan Pendidikan Nasional; tujuan pendidikan nasional adalah rumusan
kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia,
dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan
jalur. Dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai
kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warga negara Indonesia. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling
operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
dibandingkan ketiga sumber yang disebutkan di atas.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik
mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik
mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui
tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan
prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik
untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
Penanaman nilai-nilai budaya melalui pendidikan karakter menganut
prinsip berkelanjutan, yaitu mengandung makna bahwa proses
pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah
proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari
suatu satuan pendidikan. Melalui kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lain
yang diikuti oleh seluruh/sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak
awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik.
Misalnya kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta
terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan
pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan
sosial seperti membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki
atau membersihkan tempat-tempat umum, membantu
membersihkan/mengatur barang di tempat ibadah tertentu.
13
E. Format Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan dan Nilai Yang
Dikembangkan
Nillai Karakter
Jenis
No yang Bentuk Sikap dan Perlaku
Kegiatan
dikembangkan
1 Pengenalan - Gemar - Membiasakan membaca
kitab suci membaca dan - Membiasakan menulis kitab suci
menulis - Senang membaca dan menulis
- Senang berbagi ilmu dnegan
sesama
- Rasa ingin - Senang mencari berbagai
tahu pengetahuan yang terkandung
dalam kitab suci
- Membiasakan meluangkan waktu
untuk mencari ilmu yang ada
dalam kitab suci
14
Nillai Karakter
Jenis
No yang Bentuk Sikap dan Perlaku
Kegiatan
dikembangkan
- Disiplin - Patuh dengan tata cara (adab),
membaca dan menulis teks kitab
suci
- Tertib dalam membaca dan
menulis ayat suci
- Religius - Menempatkan kitab suci pada
tempatnya
- Menghormati kitab suci agama
sendiri dan agama orang lain
- Dalam keadaan bersih badan,
tempat dalam membaca kitab suci
2. Ibadah - Religius - Membiasakan melakukan ibadah
tepat waktu
- Menghormati peribadatan agama
sendiri dan agama orang lain
- Membiasakan senyum, sapa, dan
salam kepada orang tua, guru, dan
teman.
- Keikhlasan - Terbiasa melakukan ibadah tanpa
paksaan
- Kebersamaan - Terbiasa melakukan peribadatan
secara bersama-sama
- Sikap menghargai peribadatan
yang berbeda
- Kedisiplinan - Melakukan peribadatan tepat
waktu
- Melakukan peribadatan sesuai
dengan aturan
3. Kegiatan - Kebersamaan - Senang bergaul dengan teman
Sosial tanpa membedakan suku, agama,
warna kulit, bahasa, budaya .
- Senang melakukan kegiatan
bersama di masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, warna
kulit, bahasa, budaya
- Tanggung - Terbiasa menyelesaikan tugas
jawab yang di bebankan dengan baik
- Menerima tugas dengan senang
hati
- Peduli sosial - Terbiasa memberikan sedekah
pada orang yang membutuhkan
- Senang memberikan pertolongan
tanpa membedakan . suku, agama,
15
Nillai Karakter
Jenis
No yang Bentuk Sikap dan Perlaku
Kegiatan
dikembangkan
warna kulit, bahasa, budaya .
- Rajin berkunjung ketempat panti
asuhan, panti jompo dll
- Bersahabat - Senang bekerja sama untuk
membantu orang lain.
- Mau menerima kritik dari orang
lain
- Mau memberikan kritik kepada
orang tanpa merasa paling baik
- Toleransi - Senang membantu siapapun tanpa
pandang perbedaan
4. Pembiasa- - Kejujuran - Terbiasa menepati janji dengan
an Akhlak orang lain
Mulia - Selalu menyampiakan sesuatu
dengan apa adanya.
- Peduli - Senang melakukan kegiatan
lingkungan kebersihan lingkungan
- Senang dengan penghijauan
- Terbiasa mendoakan orang lain
- Saling - Terbiasa mendengarkan pendapat
menghargai orang lain yang berbeda
- Sopan santun - Senang menyapa orang lain
dengan ramah
- Terbiasa dengan berpakaian bersih
dan rapih
- Empati - Senang melihat temannya
mendapatkan keberhasilan
- Senang mendengrkan keluhan
orang lain
5 Penanaman - Semangat - Senang meniru kepahlawanan dari
Nilai kebangsaan para tokoh agama
Sejarah - Terbiasa meniru perilaku baik para
Keagama- tokoh agama
an - Kerja keras - Senang mengerjakan tugas sampai
selesai
- Cinta tanah air - Bangga dengan keberhasilan dari
para tokoh agama dalam membela
tanah air
- Cinta damai Senang menjaga pesatuan dengan
siapapun.
16
F. Evaluasi Program Ekstrakurikuler
17
seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap
prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka
menyelesaikan pendidikannya.
1. Satuan Pendidikan
2. Komite Sekolah/Madrasah
3. Orang tua
IV. Penutup
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan memiliki kedudukan yang kuat dalam kurikulum 2013, meski ia
bukan merupakan ekstrakurikuler wajib, tetapi ekstrakurikuler pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga memiliki daya dukung positif bagi
18
optimalisasi keberhasilan pendidikan karakter. Sebab dalam kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan jika dicermati secara mendalam mengandung
banyak nilai karakter sebagaimana yang tetapkan dalam Inpres no. 1 tahun
2010.
Daftar Pustaka
Evaluasi
19
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan agamanya sendiri;
4. kegiatan ritual dilakukan oleh warga sekolah sesuai dengan agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelaksanaan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. Hal
tersebut merupakan jenis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di bidang ....
a. Akhlaq Mulia
b. Ibadah
c. Religi
d. Ritual
20
Tugas Kelompok
Peserta diharapkan mampu mengisi format RAKEK yang akan di kembangkan
di sekolah
Format Rencana Aksi Kegiatan Ektrakurikuler Keagamaan (RAKEK) di
Sekolah Dasar.....
Jenis Kegiatan Nilai Karakter Sikap Perilaku Waktu
yang yang diharpkan pelaksanaan
dikembangkan
21