Anda di halaman 1dari 24

MANUAL

CLINICAL SKILL LEARNING


BLOK RESPIRASI

DIBERIKAN PADA MAHASISWA SEMESTER III


PSPD UNISMUH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Bekerjasama dengan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
TEKNIK ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
FISIK DIAGNOSTIK PARU

Pendahuluan
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter
(pemeriksa) dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit
yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan diagnosis
penyakit pasien. Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasien tentang
penyakitnya, walaupun demikian tidak semua keluhan atau informasi-informasi yang
disampaikan dapat bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasi sehingga
diperlikan suatu teknik bertanya untuk menggali informasi tersebut.
Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan
hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang
teknik pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspelsi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
tanda-tanda (sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan
dilakukan dengan maniken ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan auskultasi
disiapkan tape yang berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.

INDIKASI
1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya
3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi
4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada
pasien
PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Melakukan anamnesa pasien dengan lengkap dan sistematis.
2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :
 Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang toraks
 Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga toraks
3. Melakukan pemeriksaan palpasi
 Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita
 Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita
4. Melakukan pemeriksaan perkusi
 Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis
 Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar
5. Melakukan auskultasi
 Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis
 Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi
 Mampu melakukan auskultas dinding toraks belakang
 Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal

Media dan alat bantu pembelajaran


1. Daftar panduan belajar untuk anamnesia
2. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru
3. Stetoskop, lap, air mengalir, probandus/manekin/auscultation trainer dan
smartscope/ amplifier speaker system/dual head training stetoskop
4. Status penderita, pulpen, pensil

Metode pembelajaran
1. demonstrasi sesuai demham daftar panduan belajar
2. ceramah
3. diskusi
4. partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor
PENUNTUN BELAJAR
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARU

A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUK


LANGKAH KLINIK KASUS
1. PERSIAPAN PERTEMUAN
- penampilan pemeriksa
- waktu yang cukup
- tempat yang aman
2. SAAT ANAMNESIS
1. memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam
2. perkenalkan diri melalui jabat tangan
3. menjelaskan tujuan anamnesis
4. menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka
membina sambung rasa
Pada saat mengajukan pertanyaan :
5. menggunakan bahasa yang mudah dipahami
6. menjadi pendengar yang baik
7. memberikan kesempatan kepada penderita untuk
memberikan respon
8. anamnesis dimulai dengan menanyakan :
 Nama
 Umur
 Alamat
 Status perkawinan/pekerjaan
9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat
penyakit sekarang.
 Onset dan lamanya keluhan batuk
 Keadan lain yang berhubungan dengan batuk
 Keluhan lain yang menyertai batuk
 Sifat dari batuk (kering atau produktif)
 Warna lendir dan apakah disertai darah
 Sudah pernah berobat atau belum
10.Riwayat penyakit masa lalu
 Tanyakan penyakit yang pernah diderita dan
 Apakah ada penyakit/keluhan yang sama
11.Mengenal riwayat psikososial
 Tanyakan pekerjaan, kegemaran, hobbi
12.Riwayat penyakit dalam keluarga
 Apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit/keluhan yang sama
 Ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita

3. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM


Menanyakan fungsi fisiologis yang terganggu
Menanyakan sistem lainnya : sistem kardiovaskuler,
urogenitalia, endokrin, pencernaan saraf dan indera, otot,
tulang, dan sendi
Mmmmmmmmmmmm
B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARU Mmm
mmmmmmmmmmLANGKAH KLINIK KASUS
 Penderita diminta melepaskan pakaian
 Mempersilahkan duduk
INSPEKSI
1. Perhatikan bentuk dada
 Simetris atau tidak
 Cekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-
duanya
 Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahan
untuk bernafas
 Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yang
menonjol atau retraksi local
 Apakah terdapat deformitas rongga dada
PALPASI
2. Palpasi untuk memastikan apakah terdapat nyeri tekan
local
3. Apakah terdapat massa atau krepitasi
4. Pemeriksa dibelakang penderita
5. Meletakkan kedua telapak tangan pada
dinding/samping dada
6. Mempersilahkan menarik nafas panjang
7. Mempersilahkan mengucapkan kata „sembilan-
sembilan“ atau “iii iii iii“
8. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan

PERKUSI
9. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dada depan
dan belakang
10.Membandingkan tempat-tempat yang sama pada
kedua sisi kanan dan kiri
11.Menentukan batas perubahan spoor ke pekak
12.Beri tanda untuk tindakan fungsi percobaan (bila ada
pekak, curiga efusi pleura)

AUSKULTASI
13.Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan
posterior dada secara sistematis
14.Penderita diminta untuk menarik nafas panjang
15.Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan
bunyi yang terdengar pada tiap sisi
16.Menentukan jenis suara pernafasan
* Vesikuler
* Bronkovesikuler
* Ronki
* Wheezing
* Stridor
* Bronkial
17.Menentukan lokasi perubahan dari suara vesikuler
hingga menghilang
TEKNIK NEBULIZER

Indikasi Nebulizer
1. Asma Bronchialis
2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik Eksaserbasi
3. Sindroma Obstruksi Post TB
4. Untuk mengeluarkan dahak

Cara Penggunaan Alat :


1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai
dosis yang telah ditentukan.
2. Gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien) tekan tombol on pada
nebulizer.Jika memakai masker, maka uap keluar dihirup perlahan-lahan dan
dalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Jika memakai
mouth piece, maka tombol pengeluaran aerosol di tekan sewaktu inspirasi, hirup
uap yang keluar, perlahan-lahan dan dalam. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai obat habis (+ 10 – 15 menit)

Interpretasi
1. Bronchospasme berkurang atau menghilang
2. Dahak berkurang

Catatan :
1. Kumur daerah tenggorok pre penggunaan.
2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar
3. Perhatikan jenis alat yang digunakan
Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada alat
lain obat akan keluar secara continue.
PENUNTUN BELAJAR TEKNIK INHALASI DENGAN NEBULIZER

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER
No Langkah/Kegiatan Kasus
Medical Consent
1 Sapalah penderita atau keluarganya
dengan ramah dan perkenalkan diri anda,
serta tanyakan keadaannya.
2 Berikan informasi umum kepada penderita
atau keluarganya tentang terapi inhalasi
dengan nebulizer atas indikasi, tujuan
tindakan tersebut dan prosedur
pelaksanaan.
Persiapan alat
3 Mempersiapkan alat sesuai yang
dibutuhkan :
- Main unit
- Nebulizer kit,
- masker, mouthpiece
- Air hose
- Obat-obatan
4 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang
akan digunakan ( sumber tegangan,
tombol Off/On, memastikan air hose ,
masker ataupun mouthpiece terhubung
dengan baik, cara pengeluaran obat)
Persiapan Penderita
5 Meminta penderita untuk kumur terlebih
dahulu
6 Mempersilakan penderita untuk duduk,
setengah duduk atau berbaring
(menggunakan bantal, umumnya untuk
anak) senyaman mungkin.
7 Meminta penderita untuk santai dan
menjelaskan cara penggunaan masker
(yaitu menempatkan masker secara tepat
sesuai bentuk dan mengenakan tali
pengikat). Bila menggunakan mouthpiece
maka mouthpiece tersebut dimasukkan ke
dalam mulut dan mulut tetap tertutup
8 Menjelaskan kepada penderita agar
penderita menghirup uap yang keluar
secara perlahan-lahan dan dalam hingga
obat habis
9 Melatih penderita dalam penggunaan
masker atau mouthpiece
10 Memastikan penderita mengerti dan
berikan kesempatan untuk bertanya.
Pelaksanaan Terapi Inhalasi
11 Menghubungkan dengan sumber tegangan
12 Menghubungkan air hose, nebulizer dan
masker/mouthpiece pada main kit
13 Mengaktifkan nebulizer dengan menekan
tombol On pada main kit.
14 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),
masukkan cairan obat ke dalam alat
penguap sesuai dosis yang telah ditentukan
15 Gunakan mouthpiece atau masker sesuai
kondisi pasien kemudian tekan tombol
pengeluaran obat pada nebulizer kit
16 Mengingatkan penderita, jika memakai
masker atau mouthpiece, uap yang keluar
dihirup perlahan-lahan dan dalam secara
berulang hingga obat habis (kurang lebih
10-15 menit)
17 Membereskan alat dengan menekan tombol
off pada main kit, melepas
masker/mouthpiece, nebulizer kit, air hose,
menekan tombol off main kit.
18 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer
kit dari obat-obatan yang telah dipakai
19 Menjelaskan kepada penderita bahwa
pemakaian nebulizer telah selesai dan
meminta kepada penderita apakah
pengobatan yang dilakukan memberikan
perbaikan/mengurangi keluhan.
TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN
DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mengikuti pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan cuci tangan rutin, membuat preparat hapus, melakukan pewarnaan
preparat hapus, dan melakukan pemeriksaan mikroskopik secara baik, benar dan efisien
dari spesimen sputum

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :
1. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
2. Dapat melakukan cuci tangan rutin dengan benar dan efisien
3. Dapat melakukan cuci tangan asepsis dengan benar dan efisien
4. Dapat membuat preparat hapus dari spesimen sputum dengan benar dan efisien.
5. Dapat melakukan pewarnaan tahan asam dengan benar dan efisien.
6. Dapat melakukan pemeriksaan mikroskop untuk preparat yang diwarnai, dengan
benar dan efisien.

Persiapan alat dan bahan :


- air mengalir - Sengkelit Dibawa oleh
- sabun cair - Lampu spiritus masing-masing
- lap tangan atau - Rak pewarnaan mahasiswa :
tissue Kapas - Spidol permanen
- tempat sampah - Alkohol 70% - Masker
medis - Obor Kecil - Satu lbr kertas
- tempat sampah non- - Mikroskop (3 saring
medis mikroskop untuk - Kertas lensa (lap
- 3 buah kaca benda satu kelompok kaca mata)
(untuk 3 orang mahasiswa. - Korek api
mahasiswa) - Emersion oil
- Sputum penderita - Xylol

Zat untuk Pewarnaan Ziehl Neelsen


1. Larutan karbol fuchsin
2. Larutan Alkohol Asam
3. Larutan Methylen blue
PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEKNIK PEMBUATAN DAN PEWARNAAN PREPARAT
MIKROSKOPIK SPUTUM

NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS


PERSIAPAN 1 2 3
1. Lakukanlah cuci tangan rutin
2. Pasanglah sarung tangan dan masker
3. Periksalah semua pealatan dan bahan yang akan
digunakan
4. Ambillah kaca benda
5. Bersihkanlah kaca benda dengan alkohol 70%
dan/atau melewatkan diatas api bunsen.
6. Tuliskanlah no. registermu dan nama
pewarnaan pada bagian bawah kaca benda.
MEMBUAT PREPARAT HAPUS DARI SPUTUM 1 2 3
UNTUK PEWARNAAN TAHAN ASAM
1. Letakkanlah kaca benda , dengan tulisan nama
pasien di bagian bawah, di atas permukaan
meja yang rata.
2. Dengan sengkelit, ambillah bagian sputum yang
paling kental, atau bila ada ambil bagian yang
kaseous dan letakkan di permukaan pada
permukaan kedua kaca benda tepat dibagian
tengah.
3. Buatlah hapusan secara merata dan tebal
4. Biarkan preparat mengering di suhu kamar. Bila
mau mempercepat pengeringan bisa
menggunakan udara panas, yaitu dengan
memegang preparat kira-kira 10 cm di atas
nyala api.
5. Setelah kering, lakukanlah fikasasi preparat
dengan melewatkan tiga kali pada nyala api.
6. Simpan untuk pewarnaan
7. Lakukan cuci tangan asepsis

MEMBUAT PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN 1 2 3


1. Letakkan kaca benda/preparat bertanda Zn,
mendatar di atas rak pewarnaan preparat.
2. Tuangilah preparat dengan larutan karbol
fuchsin sampai seluruh kaca benda tergenang
zat warna.
3. Panasilah zat warna dengan api kecil dari bawah
kaca benda sampai menguap, dinginkan.
Lakukanlah hal yang sama sebanyak 3 kali
dalam 5 menit.
4. Biarkanlah preparat dingin, buang zat warnanya
dan bilasah preparat dengan air mengalir
5. Lunturkanlah preparat dengan alkohol asam
3%. Pelunturan dilakukan sampai preparat
nampak berwarna merah muda yang samar.
6. Buanglah zat pelarut dan segeralah bilas
preparat dengan air yang mengalir
7. Tetesilah dengan zat warna kontras, yaitu
larutan methylen blue 0,5%, biarkanlah selama
1 menit
8. Buanglah zat warna dan bilaslah preparat
dengan air yang mengalir
9. Keringkan dengan kertas saring atau tissue
10. Simpan preparat untuk dilihat di bawah
mikroskop.
11. Lakukan cuci tangan rutin
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENGAMBILAN, PEMBUATAN PREPARAT LANGSUNG DAN PERSIAPAN
PENGIRIMAN SWAB NASOPHARINGEAL DAN OROPHARINGEAL
Oleh: Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN PENGAMBILAN DAN PERSIAPAN PENGIRIMAN USAP
TENGGOROK
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PERSIAPAN PEMERIKSAAN 1 2 3
Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya
penularan, meliputi:
1. menggunakan alat pelindung diri:
a. Jas laboratorium lengan panjang
b. Sarung tangan karet
c. Kaca mata plastik (goggle)
d. Masker (N95 untuk petugas kesehatan dan pasien)
e. Tutup kepala plastic
f. Penutup kaki
2. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan desinfektan sebelum
dan setelah tindakan.
3. Menjaga kebersihan ruangan dengan menggunakan desinfektan
sebelum dan setelah tindakan.
ALAT DAN BAHAN YANG DISIAPKAN
 Spesimen Sekret sal. Nafas:
 Swab dacron/rayon tangkai plastik
 Cryotube
 Media Hanks (Virus Transport Medium=VTM)
 Label
 Formulir / Kuisioner
PERSIAPAN PENDERITA 1 2 3
1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri
anda, serta tanyakan keadaannya.
2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang
pengambilan usap tengorok, dan tujuan dan manfaat untuk
keadaan klien.
3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang keamanan
yang dilakukan
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan
yang diperlukan klien
5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan usap
tenggorok.
6. Mintalah kesediaan lisan klien untuk pemeriksaan usap tenggorok
Pengambilan swab nasopharingeal dan oropharingeal
7. Siapkan dan periksalah alat-alat dan bahan yang akan digunakan
8 Mintalah klien untuk duduk santai sambil menyandarkan
kepalanya pada sandaran kepala kursi. (Klien anak-anak: dipangku
orang yang mengantar.)
9. Masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan
rahang atas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung
terhisap. Putarlah swab sekali atau dua kali. Lakukan
usapan pada kedua lubang hidung berikan sedikit
penekanan pada lokasi di mana swab diambil.
10 Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah
tonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah.
11 Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam
cryotube (tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml
media transport virus (Hanks BSS + antibiotika).
12 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut botol/tabung agar
botol/tabung dapat ditutup dengan rapat.
13 Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke
tabung kemas.
14 Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas
untuk menghindari terjadinya benturan-benturan pada
tabung saat pengiriman.
15 Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer
(bahan boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).
16 Label dengan identitas lengkap
MELEPASKAN ALAT PELINDUNG SETELAH
PENGAMBILAN SPECIMEN
1. Buka kaca mata
2. Buka masker
3. Buka tutup kepala
4. Buka sarung tangan dan buang
5. Lakukan langkah cuci tangan
6. Buka jas/gaun dari bagian dalam ke luar.
7. Gulung jas/gaun dari bagian dalam kmd dibuang di tempat sampah
kering
8. Berikanlah label pada tabung transport medium yang berisi data
pribadi klien.
9. Tulislah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang lengkap
berupa:
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Identitas penderita (nama,umur, jenis kelamin,alamat, nomor
rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis specimen
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media/pengawet yang digunakan
h. Keterangan klinis: diagnosis sementara & pemakaian
antibiotik.
10. Kirimkanlah transport medium dan amplop tadi bersama surat
pengantarnya ke laboratorium dalam suhu kamar.
11. Dalam hal laboratorium jauh, maka masukkanlah tabung dalam
tenpat pengiriman dan jaminlah agar specimen tidak tumpah.
KONSELING BERHENTI MEROKOK

Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran, melakukan diskusi
dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang
yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan
sedemikian rupa sehingga klien mempunyai keyakinan akan kemampuan dalam pemecahan
masalah. Pentingnya konseling untuk membantu klien dalam program berhenti merokok
disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya :
1. Banyak perokok kesulitan berhenti karena ketergantungan nikotin.
2. Berhenti merokok menyebabkan gejala withdrawal, yang membuat klien relaps di saat
berusaha berhenti merokok.
3. Karena gejala withdrawal berlangsung 2-4 minggu, maka sangat penting untuk bisa
membantu klien di bulan pertama program berhenti merokok.

Dalam melakukan konseling berhenti merokok bagi klien yang siap untuk berhenti merokok,
dilakukan intervensi singkat dengan menggunakan pendekatan 5A yaitu :
1. Ask = identifikasi tentang status dan situasi merokok klien.
2. Assess = nilai kesiapan klien untuk berhenti merokok.
3. Advise = beri anjuran/nasihat dengan pesan yang jelas dan tegas sesuai situasi klien.
4. Assist = bantu klien untuk berhenti merokok dengan identifikasi kesiapan berhenti merokok:
 Tidak siap berhenti : berikan motivasi singkat dengan pendekatan 5R.
 Siap berhenti : desain program berhenti merokok.
 Sedang dalam proses berhenti : mencegah relaps.
5. Arrange = menyusun strategi tindak lanjut yaitu jadwal konseling berikutnya (follow up).

Bagi klien tidak siap berhenti merokok bisa diberikan motivasi singkat dengan pendekatan
5R yaitu :
1. Relevance = kaitkan merokok dengan dampak negatif terhadap kesehatan, manfaat, ekonomi,
dan kehidupan orang di sekitar klien.
2. Risk = minta klien untuk menjabarkan sendiri bahaya yang muncul dari merokok, baik risiko
akut, jangka panjang dan terhadap lingkungan di sekitar klien.
3. Reward = klien diajak mengidentifikasi manfaat yang dapat diperoleh dari berhenti merokok.
4. Roadblocks = tanyakan dan jelaskan kepada klien mengenai kemungkinan hambatan yang
dapat muncul dari upaya berhenti merokok.
5. Repetition = dukungan secara terus-menerus (berulang) saat klien kontrol untuk memberikan
motivasi dan memberitahu hal-hal yang harus dilakukan agar berhasil.
TEKNIK KONSELING BERHENTI MEROKOK

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa diharapkan memiliki keterampilan dan mendemonstrasikan konseling/edukasi
berhenti merokok.

Tujuan Instruksional Umum (TIK) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat :
1. Melakukan teknik konseling untuk mendorong klien menghentikan kebiasaan merokok
dengan pendekatan 5A: Ask, Assess, Advise, Assist, Arrange
2. Melakukan teknik konseling bagi klien yang belum siap berhenti merokok dengan pendekatan
5R: Relevance, Risks, Reward, Readblocks, Repetition

Media dan alat bantu pembelajaran :


b. Daftar panduan belajar untuk anamnesis
c. Leaflet, poster, dll
d. Status penderita, pulpen, pensil

Metode pembelajaran :
6. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
7. Ceramah
8. Diskusi
9. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
10. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sIstem skor

DESKRIPSI KEGIATAN TEKNIK KONSELING BERHENTI MEROKOK


Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 2 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 23 menit 1. Mengatur mahasiswa
jawab 2. Dosen memberikan contoh bagaimana cara
melakukan konseling berhenti merokok
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya
3. Praktek 90 menit 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok
melakukan konseling sesuai dengan ketentuan
berhenti merokok 2. Setiap pasangan praktek melakukan konseling
3. Pelatih mengawasi sampai memberikan
perintah bila ada hal-hal yang diperlukan
4. Diskusi 15 menit 1. Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dan
kendala/ kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatan
2. Dosen menyimpulkan apa yang dilakukan
mahasiswa
Total Waktu 150 menit
PENUNTUN BELAJAR KONSELING BERHENTI MEROKOK

LANGKAH KLINIK
1. PERSIAPAN PERTEMUAN
 Penampilan pemeriksa
 Waktu yang cukup
Tempat yang aman
2. SAAT KONSELING
 Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam
 Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung rasa
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
 Menjadi pendengar yang baik
 Memberi kesempatan kepada klien untuk memberikan respons
 Konseling dimulai dengan konselor memperkenalkan diri kemudian menanyakan data
umum klien yaitu :
Nama
Umur
Aalamat
Status perkawinan
Pekerjaan
Tingkat pendidikan
 Bagi klien yang siap berhenti merokok, dilakukan diskusi untuk mengumpulkan informasi
dan identifikasi status dan situasi merokok dengan pendekatan 5A :
1. Ask (tanyakan)
- “Apakah Anda pernah/sedang merokok?”
- “Berapa batang rokok yang Anda konsumsi setiap hari?”
- “Sejak usia berapa Anda mulai merokok?”
- “Berapa kali Anda pernah berusaha berhenti merokok?”
- “Gangguan kesehatan apa yang dialami akibat merokok?”
2. Advise (anjurkan/nasihati)
- “Bapak, sangat penting bagi Bapak untuk berhenti merokok. Kami dapat membantu
Bapak
untuk berhenti merokok dengan program yang ada di Puskesmas/RS ini.”
- “Sangat penting bagi Anda untuk berhenti merokok. Lebih cepat, lebih baik. Dan
saya bisa membantu Anda.”
- “Sebagai dokter Bapak, saya sangat menekankan bahwa berhenti merokok
merupakan usaha yang paling baik untuk meningkatkan kualitas kesehatan Bapak.
Saya pribadi dan seluruh staff disini siap membantu Bapak.”
- “Jika Bapak terus merokok, akan berdampak sangat buruk pada penyakit asma
Bapak.”
- “Perokok ringan sekalipun tetap berbahaya bagi kesehatan, jadi Bapak sebaiknya
segera berhenti merokok.”
- “Saya menyadari bahwa berhenti merokok itu tidak mudah. Tapi ini adalah langkah
yang sangat penting untuk kesehatan Anda dan keluarga, saat ini mapun di masa
depan. Saya bisa membantu Anda untuk merencanakan program berhenti merokok.”

3. Assess (evaluasi)
Dapat dilakukan dengan melihat tanggapan klien setiap saat konseling atas pertanyaan
tentang keinginan untuk berhenti merokok : “Apakah Bapak mau untuk berhenti
merokok sekarang?”
Ada 2 kemungkinan respons klien yang akan kita dapatkan :
a. Ingin berhenti merokok sekarang
b. Tidak ingin berhenti merokok
Kedua respons ini akan menentukan bantuan yang dapat diberikan oleh konselor.
4. Assist (bantu)
Berdasarkan hasil evaluasi, maka tindakan bantuan yang diberikan tergantung pada
keinginan klien untuk berhenti merokok.
Bagi klien yang siap berhenti merokok sekarang :
- Sediakan program berhenti merokok untuk klien yang ingin mengikuti program
intensif
- Bantu klien untuk menyusun rencana berhenti merokok
- Berikan informasi tambahan bagi klien yang termasuk dalam salah satu populasi
khusus
- Apabila diperlukan, rekomendasikan untuk menggunakan obat yang telah disetujui :
varenicline tartrate, bupropion slow release, nicotine replacement therapy
- Beri dukungan sosial untuk mendorong klien melanjutkan program berhenti merokok
yang dijalani
- Beri informasi tambahan yang akan menguatkan klien untuk menjalani program
berhenti merokok, termasuk nomor telepon Puskesmas/klinik/RS atau nomor
handphone konselor yang dapat dihubungi
Bagi klien yang tidak ingin berhenti merokok :
- Lakukan langkah 5R
5. Arrange (susun tindak lanjut)
- Susunlah rencana untuk memastikan komunikasi/kontak tindak lanjut dari setiap
langkah yang sudah dilakukan, baik dilakukan dengan tatap muka maupun melalui
telepon
- Komunikasi/kontak tindak lanjut harus segera dilakukan setelah klien berhenti
merokok, sedapat mungkin dalam minggu pertama setelah berhenti merokok.
Rencanakan waktu untuk komunikasi/kontak tindak lanjut berikutnya
- Pada klien yang sudah berhenti merokok : Berikan ucapan “Selamat”, tegaskan
keputusan klien untuk berhenti merokok sudah benar, ingatkan klien akan manfaat
berhenti merokok, evaluasi perkembangan dan kendala yang dihadapi, evaluasi
kepatuhan klien terhadap terapi farmakologi yang diberikan dan masalah yang
berhubungan dengan efek terapi farmakologi, antisipasi relaps (kambuh) dengan
mendiskusikan masalah yang timbul seperti stress/alkohol/dll, motivasi klien untuk
memanfaatkan dukungan sosial dari lingkungan sekitar termasuk komunikasi melalui
nomor telepon yang disediakan
- Pada klien yang merokok kembali : nyatakan “Empati”, gali alasan mengapa klien
gagal, jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran untuk program berhenti merokok
berikutnya, dan berikan dukungan motivasi agar klien siap untuk mengikuti program
berhenti merokok lagi
- Pada klien yang belum berhenti merokok : gali alasan klien untuk menunda berhenti
merokok, dan bantuk klien menyusun waktu untuk berhenti merokok, kemudian
lakukan pendekatan 5R

 Bagi klien yang tidak ingin berhenti merokok, dibutuhkan suatu intervensi yang didesain
agar perokok tersebut dapat berhenti merokok dengan keinginan sendiri. Harapan ini
dapat dicapai melalui pendekatan yang disebut dengan 5R :
1. Relevance
Kaitkan merokok dengan dampak negatif terhadap kesehatan dan manfaat ekonomi
yang diperoleh jika klien berhenti merokok, selain itu kaitkan juga pada kehidupan
orang sekitar klien, misalnya asma anak klien akan semakin sering kambuh apabila
klien tidak berhenti.
2. Risk
Minta klien untuk menjabarkan sendiri bahaya yang muncul dari merokok :
• Risiko akut misalnya napas pendek, asma
• Risiko jangka panjang misalnya serangan jantung, stroke, tumor, PPOK, kanker paru,
impotensi
• Risiko terhadap lingkungan misalnya tingginya kemungkinan kanker paru pada anak-
anak, tingginya kasus anak merokok, risiko asma, infeksi saluran napas dan
gangguan pada telinga tengah.
3. Reward
Klien diajak mengidentifikasi manfaat yang dapat diperoleh dari merokok selama ini
kemudian coba juga identifikasi mengenai manfaat apa saja dari berhenti merokok
misalnya manfaat dari sisi kesehatan, meningkatkan usia harapan hidup, menghemat
uang, manfaat kepada lingkungan, manfaat kesehatan kepada anak dan bebas dari
kecanduan.
4. Roadblock
Tanyakan kepada klien mengenai kemungkinan hambatan yang dapat muncul dari
upaya berhenti merokok, misalnya teman-teman yang masih merokok atau keinginan
yang kuat untuk merokok kembali. Hambatan yang biasa muncul adalah withdrawal
effect, ketakutan akan gagal, berat badan meningkat, kurang dukungan, depresi, berada
di lingkungan perokok, hasrat berlebih karena menikmati rokok dan pengetahuan yang
kurang berkaitan dengan pilihan program.
5. Repetition
Dukungan motivasi dilakukan secara terus menerus pada saat klien melakukan kontrol.
Strategi menghadapi klien yang pernah gagal dalam upayanya berhenti merokok
adalah dengan memberi motivasi misalnya seseorang yang sekarang berhasil berhenti
merokok juga pernah gagal berulang-ulang. Klien harus diberitahu yang harus
dilakukan agar berhasil.
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX
PADA SISTEM RESPIRASI

Foto toraks adalah foto X-ray pada toraks yang dibuat untuk membantu melihat
kelainan-kelainan yang ada pada rongga toraks. Pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan yang cukup penting dalam penegakan diagnosa penyakit utamanya sistem
respirasi. Pada foto toraks ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada pada paru,
pleura, organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak sekitarnya.
Dalam pembuatan foto toraks haruslah diperlihatkan beberapa keadaan sehingga foto
toraks yang dihasilkan dapat memenuhi syarat.

Indikasi Foto Toraks


1. Pasien dengan riwayat batuk.
2. Pasien dengan sesak
3. Nyeri dada
4. Untuk check up
5. Kelainan-kelainan pada dinding toraks

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaian
terhadap foto toraks dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.

Tujuan Instruksional Khusus


Mahsiswa diharapkan:
1. Mampu menentukan jenis posisi foto toraks
2. Mampu membedakan foto toraks yang memenuhi syarat/tidak
3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleura

Media dan alat bantu pembelajaran


1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto
2. Light box
3. Foto toraks

Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Partisipasi aktif pada latihan keterampilan di laboratorium

Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar tilik
TEKNIK PENILAIAN FOTO TORAKS UNTUK SISTEM RESPIRASI

LANGKAH KLINIK KASUS


1. Mempersilahkan pasien duduk di depan dokter,
menyiapkan foto dan light box.

2. Melakukan pemeriksaan identitas pasien pada foto:


- nama
- umur
- jenis kelamin dan tanggal pembuatan foto/
3. Melakukan pemeriksaan ada tidaknya marker pada
foto (R/L, D/S)
4.Memasang foto di light box dengan pasien
berhadapan dengan pemeriksa
5. Menentukan posisi foto (PA, AP, lateral C/L, lateral
decubitus R/L)
6. Melakukan penilaian foto apakah memenuhi syarat
atau tidak
 Inspirasi cukup
 Mencakup seluruh lapangan paru
 Simetris
 Kondisi foto cukup
7. Melakukan pemeriksaan vaskuler parenkim paru,
hati, mediastinum dan kedua sinus dan diafragma
- Apakah ada kelainan/lesi pada paru, pleura
diafragma dan mediastinum
- Apakah ada tanda-tanda pendorongan/penarikan
terhadap hili, diafragma, mediastinum dan
penyempitan/pelebaran sela iga
- Pada anak-anak, apakah ada pembesaran kelenjar
paratrakeal

8. Melakukan pemeriksaan jaringan lunak dan tulang-


tulang
9. Membuat diagnosa dari gambaran yang ditemukan
10. Mengusulkan pemeriksaan atau posisi lain yang
dibutuhkan, untuk lebih memperjelas diagnosa

Anda mungkin juga menyukai