Anda di halaman 1dari 6

Asas-asas Organisasi

Agar suatu organisasi dapat berjalan baik perlu adanya asas-asas atau prinsip-prinsip tertentu.
Atau dengan kata lain suatu organisasi yang baik perlu dilandasi oleh suatu asas-asas atau
prinsip-prinsip tertentu.

Dengan pengetahuan tentang asas-asas atau prinsipprinsip organisasi maka dalam setiap usaha
untuk mengorganisasi kalau tidak mau mengalami kesulitan atau kegagalan maka prinsip-prinsip
tersebut harus kita perhatikan. Adapun beberapa asas atau prinsip organisasi yang perlu diketahui
antara lain adalah sebagai berikut :

 Asas perumusan tujuan


 Asas pembagian kerja
 Asas pendelegasian wewenang
 Asas koordinasi
 Asas efesiensi pengawasan
 Asas pengawasan umum
1. Asas perumusan tujuan
Dalam menyusun suatu organisasi, maka asas yang harus diperkirakan adalah asas perumusan
tujuan. Dengan asas tersebut maka berarti bahwa sebelum organisasi tersebut disusun, maka
terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dari organisasi itu dibentuk. Dengan lain menyusun
organisasi tersebut bermaksud agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efisien dan
efektif.

2. Asas pembagian kerja


Dimuka telah dikemukakan bahwa, dalam pembentukan atau penyusunan suatu organisasi adalah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Karena suatu organisasi
selalu membutuhkan tenaga-tenaga orang lain yang kadang-kadang tidak sedikit jumlahnya, maka
perlu adanya pembagian kerja yang baik. Dengan adanya pembagian kerja maka tiap orang /
bagian akan dapat mengetahui secara jelas tugas dan tanggung jawab serta kedudukannya
masing-masing dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, akan dapat diharapkan tidak
terjadinya kesimpang siurang dalam pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien
dan efektif.

3. Asas pendelegasian wewenang


Bagi manajer sulit untuk melakukan seluruh pekerjaan seorang diri baik karena keterbatasan
kemampuan waktu dan sebagainnya. Untuk itu perlu bagi seorang menajer dalam melakukan
tugas dan tanggung jawabnya menyerahkan sebagian yang tidak begitu penting kepada bawahan-
bawahannya.

4. Asas koordinasi
Dengan adanya pembagian kerja dalam suatu organisasi maka diharapkan dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya jangan sampai terjadi kesimpang siuran. Akan tetapi, dalam praktek adanya
koordinasi yang baik maka kemungkinan kesimpang siuran itu tetap ada, sebab kecenderungan
setiap orang atau setiap bagian mempunyai egoisme untuk berusaha melaksanakan tugasnya
sebaik mungkin. Tindakan ini pada prinsipnya adalah baik, tetapi kalau tindakan ini berlebih-
lebihan artinya tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan lain maka justru dapat menyulitkan,
misalnya bagian produksi berusaha untuk meningkatkan produksinya sebanyak mungkin tanpa
memperhatikan bagian penjualan, maka ini berarti akan menimbulan over produksi (produksi
yang berlebihan).

5. Asas batas efisiensi pengawasan


Dalam meningkatkan tugas masing-masing orang / bagian tersebut mempunyai beberapa orang
yang dibawah pengawasannya untuk itu batas-batas efisiensi pengawasan harus betul-betul
diperhatiakan, artinya bila batas pengawasan orang hanya lima orang maka janganlah orang
tersebut dibebani untuk mengawasi delapan orang. Bebrapa batas yang tepat sebenarnya
tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing yang tidak dapat dibaut standar secara tegas.
Perbedaan kecakapan yang memimpin, sikap pekerjaan dan faktor-faktor lain ikut pula
menentukan beberapa batas yang paling baik

6. Asas pengawasan umum


Suatu organisasi tidak dapat terjamin kelancarannya bila pengawasannya kurang baik untuk itu
maka dalam penyusunan organisasi harus dilakukan sedemikian rupa misalnya diusahakan
penyusunan organisasi yang sederhana sehingga dengan demikian pimpinan akan mampu
melakukan pengawasan secara keseluruhan.
Pengertian dan Bentuk-bentuk Struktur Organisasi – Pengorganisasian
merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan
dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya
lainnya dan mendelegasikannya kepada individu ataupun unit tertentu untuk
menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur organisasi yang
memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat hubungan antara bagian-
bagian tersebut.

Baca juga : Pengertian Pengorganisasian dan Lima Prinsipnya.

Dengan demikian, jelas bahwa penyusunan Struktur Organisasi merupakan hal


yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik organisasi
tersebut berskala kecil maupun besar tetap memerlukan Struktur Organisasi
yang jelas untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan. Secara
definisi, yang dimaksud dengan Struktur Organisasi menurut Schermerhorn
(1996) adalah sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran
komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun
kelompok.

Struktur Organisasi dalam sebuah organisasi biasanya digambarkan dalam


bentuk Bagan Struktur Organisasi (Organization Chart) yaitu suatu diagram
yang menggambarkan pengaturan posisi pekerjaan dalam Organisasi yang
diantaranya juga termasuk garis komunikasi dan wewenangnya.

Bentuk-bentuk Struktur Organisasi


Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam organisasi
pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi Fungsional,
Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan Struktur
Organisasi Matriks.

Struktur Organisasi Fungsional

Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan


Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi.
Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan
berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran
dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan
(skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit
kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau
Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan.
Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.

Contoh Struktur Organisasi Fungsional


Struktur Organisasi Divisional

Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah


Struktur Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk,
layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya
diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan
biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk
Organisasi Fungsional.

Contoh Struktur Organisasi Divisional

Struktur Organisasi Matriks

Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan


kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi
Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi
Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena
karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan
kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya.
Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando
dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan
yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau
perusahaan-perusahaan multinasional.
Contoh Struktur Organisasi Matriks

1. Kapasitas manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) rendah


Penyebab pertama terkait dengan kapasitas manajemen dan SDM Anda
harus dapat mengelola usaha dengan baik. Apa saja faktor yang berpengaruh
dalam kapasitas manajemen dan SDM? Terdapat 5 faktor, yaitu:
 Marketing skill dan pengetahuan
 Kamampuan dasar produksi
 Pengetahuan keuangan
 Pengetahuan tentang pengembangan SDM, kepemimpinan, dan
motivasi
 Manajemen strategi dalam menghadapi persaingan dan
pengembangan diri
Kelima faktor di atas harus dimiliki oleh Anda sebagai pelaku usaha. Apabila
kelima hal ini tidak berjalan lancar, maka jelas bahwa kapasitas manajemen
dan SDM yang Anda miliki rendah.
2. Perencanaan bisnis dan anggaran tidak dibuat
Penyebab kedua terkait dengan perencanaan bisnis dan anggaran. Apabila
Anda ingin menjalankan usaha, tentu harus memiliki perencanaan yang jelas.
Hal ini terkait dengan besarnya modal, investasi, produksi, dan juga
perolehan laba. Semua harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini
sangat penting dibuat untuk menghindari kerugian. Tidak hanya itu, bahkan
untuk bisa memperoleh investor Anda harus memiliki perencanaan bisnis dan
anggaran yang baik, menarik, dan akurat. Apabila Anda tidak memiliki
perencanaan yang baik, jelas bahwa usaha yang Anda miliki akan sulit
berkembang. Apakah selama ini Anda sudah memiliki perencanaan bisnis dan
anggaran?
3. Dana investasi dan kredit sulit
Dalam memulai usaha tentu membutuhkan modal. Begitu pula dengan
UMKM. Apabila tidak memiliki dana investasi, maka usaha akan sulit berjalan.
Dana investasi kecil dan kredit sulit tentu menjadi salah satu penyebab
UMKM sulit berkembang. Beberapa hal yang membuat dana investasi kecil
dan kredit sulit adalah proposal yang Anda susun tidak menarik, tidak
membuka peluang kerja sama dengan pihak lain, dan tidak memiliki prospek
investor. Beberapa hal tersebut membuat Anda sulit memperoleh modal
tambahan untuk mengembangkan UMKM. Termasuk dalam membuat
perencanaan bisnis. Investor tertarik tidak hanya kepada ide bisnis yang unik,
tetapi juga perencanaan yang Anda miliki. Apakah Anda masih belum
memperoleh dana investasi?
4. Kemampuan teknologi rendah
Teknologi saat ini berkembang pesat. Hal ini jelas mempengaruhi berbagai
hal, termasuk bagi para pelaku usaha. Perkembangan teknologi, internet dan
sistem pengelolaan usaha sudah semakin modern sehingga banyak orang
memakainya. Penggunaan sosial media semakin meluas, sehingga banyak
pelaku usaha yang melakukan digital marketing. Apabila pelaku usaha tidak
memiliki kemampuan dalam bidang teknologi/ IT tentu bisa berdampak
negatif. Seseorang harus mengembangkan kemampuan dalam bidang IT
untuk bisa mengembangkan usahanya. Banyak hal dapat dilakukan berbasis
teknologi, termasuk memperluas jaringan, meningkatkan pemasaran, hingga
mengembangkan usaha. Apakah Anda sudah mulai memanfaatkan teknologi
untuk meningkatkan usaha Anda?
5. Strategi manajemen tidak ada
Pelaku usaha tentu harus memiliki strategi manajemen. Strategi ini
diperlukan agar dapat meningkatkan kinerja. Strategi manajemen yang
dimaksud mencakup strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila
Anda tidak memiliki strategi, maka kinerja tidak beraturan. Bahkan tidak
adanya strategi manajemen dapat melemahkan kontrol manajemen. Hal ini
dapat mengakibatkan ‘kegagalan usaha’. Dalam strategi manajemen juga
dibutuhkan inovasi dan improvement. Kedua hal ini harus dimiliki Anda
sebagai pelaku usaha. Keterbukaan terhadap hal baru akan mempermudah
Anda untuk bisa membangun kinerja yang produktif dan efektif. Sehingga
mulai sekarang Anda harus mulai menyusun strategi dan perencanaan dalam
menjalankan bisnis yang Anda miliki.

Anda mungkin juga menyukai