Anda di halaman 1dari 12

MANUSKRIP

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA

KELUARGA BINAAN DI DESA PANGKALAN RT 009 RW 003

KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN

TANGERANG, PROVINSI BANTEN

Disusun Oleh

Kelompok 6 :

Betari Texania Harsa 1102103058

Desi Haryani Putri 1102013075

Rufaida Mudrika 1102013259

Tony Fadjerin 1102013287

Yuni Kartika 1102013316

Pembimbing:

DR.Rifqatussa’adah SKM., M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


2019
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA

KELUARGA BINAAN DI DESA PANGKALAN RT 009 RW 003

KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN

TANGERANG, PROVINSI BANTEN

Betari Texania Harsa1, Desi Haryani Putri1, Rufaida Mudrika1, Tony Fadjerin1, Yuni Kartika1,
Rifqatussa’adah2.

1
Mahasiswa Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2
Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran YARSI

Abstrak

Pendahuluan : Dewasa ini, kasus HIV-AIDS semakin meningkat. Di seluruh dunia pada
tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2
juta anak berusia <15 tahun. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017
melaporkan bahwa jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2017 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan tentang HIV/AIDS pada keluarga binaan di Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, pada bulan Januari 2019. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 172 orang yang merupakan
keluarga binaan di Desa Pangkalan RT 009 RW 003, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Sampel penelitian sebanyak 102 orang dengan teknik
pengambilan purposive sampling. Hasil : Sumber informasi yang diperoleh dari responden
sebagian besar buruk yaitu sebesar 73 responden (71.6%). Tampak pengetahuan responden
tentang HIV/AIDS sebagian besar buruk yaitu sebesar 64 responden (62.7%). Diskusi :
Masih kurangnya informasi mengenai HIV dan AIDS yang diperoleh dapat saja menjadi
salah satu faktor predisposisi kurangnya pengetahuan HIV dan AIDS pada keluarga binaan di
Desa Pangkalan RT 009 RW 0003 Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provisin
Banten. Kesimpulan : Terdapat pengaruh umur, tingkat pendidikan, serta sistem informasi
pada pengetahuan tentang HIV AIDS pada keluarga binaan.

Kata Kunci : HIV, AIDS, Pengetahuan


PENDAHULUAN

Dewasa ini, kasus HIV-AIDS semakin meningkat. HIV atau Human Immudeficiency
Virus adalah sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang
menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Sedangkan, AIDS atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka
orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang
berakibat fatal. Pengidap HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk
menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS.
Sedangkan, pengidap AIDS memerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya
infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.1

Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi
16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Di Indonesia, HIV AIDS pertama
kali ditemukan di provinsi Bali pada tahun 1987. Hingga saat ini HIV AIDS sudah menyebar
di 360 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai upaya penanggulangan
sudah dilakukan oleh pemerintah bekerja sama dengan berbagai lembaga di dalam negara dan
luar negeri. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017 melaporkan
bahwa jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2017
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai
dengan Desember 2017 sebanyak 280.623 jiwa. Jumlah HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta
(51.981), diikuti Jawa Timur (39.633), Papua (29.083), Jawa Barat (28.964), dan Jawa
Tengah (22.292).1,2

Disamping itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017 juga


melaporkan jumlah AIDS dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2017 relatif stabil setiap
tahunnya. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2017 sebanyak
102.667 orang. Dengan presentase kumulatif AIDS tertingi pada kelompk umur 20 – 29
tahun (32.5%) kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,7%), 40 – 49 tahun
(12,9%), 50 – 59 tahun (4,7%), dan 15-19 tahun (3,2%).2 Hal tersebut mejadi masalah
kesehatan di Indonesia. Keluarga dan anak-anak yang hidup dengan HIV-AIDS rentan
terhadap stigma dan diskriminasi, yang dapat dilihat dari berkurangnya akses ke layanan
kesehatan, kehilangan martabat dan meningkatnya kemiskinan dan deprivasi.2
Studi di lima provinsi yang dilakukan oleh kementerian Kesehatan menunjukkan
peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS di kalangan orang muda
(usia 15-24 tahun) pada populasi umum, dari 11,4 persen pada tahun 2010 menjadi 20,6
persen pada tahun 2011, dengan proporsi yang sama untuk laki-laki dan perempuan.2,3 Akan
tetapi, pengetahuan orang muda belum memadai untuk menjamin perilaku yang aman. Survei
siswa Sekolah Menengah Atas di enam kota selama kurun waktu 2007-2009 menunjukkan
rendahnya angka penggunaan kondom secara konsisten (di bawah 20 persen), meskipun lebih
dari setengah responden dapat mengidentifikasi kondom sebagai alat untuk mencegah infeksi
HIV.3

Pencegahan HIV/AIDS sejalan dengan pandangan islam untuk berperilaku seks


secara sehat dan menghindari seks bebas agar terhindar dari penyakit menular seksual,
termasuk HIV/AIDS. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra
(32) yang berbunyi: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.4 Dan juga dijelaskan dalam surah An-
Nur (30-31), berbunyi: “Katakanlah (hai Muhammad) kepada laki-laki yang beriman,
hendaklah menjaga pandangan matanya dan menjaga alat kemaluannya. Hal itu lebih suci
bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan
katakanlah kepada perempuan-perempuan beriman, hendaklah kalian mengendalikan
pandangan matanya dan menjaga aalat kemaluannya”.4 Ayat tersebut menerangkan kepada
kita untuk menghindari perzinahan agar terhindar dari penyakit HIV-AIDS.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2015) telah menghasilkan serangkaian informasi


situasi kesehatan berbasis komunitas yang spesifik berkaitan indikator Sustainable
Development Goals (SDG), salah satunya terkait dengan HIV dan AIDS, namun analisis
mengenai pengetahuan HIV dan AIDS pada masyarakat masih jarang dilakukan. Analisis ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksana program kesehatan dalam
penanggulangan HIV dan AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan HIV dan AIDS pada keluarga binaan di Desa Pangkalan RT 009 RW
0003 Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangeran, Provisin Banten.
METODE

Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survai dan pendekatan


cross sectional.Penelitian ini dilaksanakan selama sepuluh hari pada tanggal 3 Januari 2019
sampai 12 Januari 2019 di RT 009 RW 003 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Jumlah populasi sebanyak 174 Orang yang
merupakan keluarga binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel berjumlah 102 Responden
yang merupakan anggota keluarga binaan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi yaitu: 1) Merupakan anggota keluarga binaan yang berusia ≥17
tahun, 2)Warga binaan yang bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi, yaitu
1) Warga yang tidak bersedia menjadi responden, 2) Warga binaan yang mengalami
gangguan jiwa, 3) Warga binaan yang berusia < 17 tahun. Variabel yang dinilai adalah
pengetahuan responden. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui responden
mengenai HIV/AIDS meliputi penyebab, cara penularan, gejala, faktor risiko dan
pencegahan. Serta pengetahuan yang bersumber melalui informasi yang berasal dari media
cetak maupun media elektronik.

Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data primer hasil dari kuesioner
yang dilakukan oleh tim peneliti. Penilaian dilakukan dengan cara menghitung rata-rata
jumlah kuisioner dengan nilao 0 bila salah dan nilai 1 bila jawaban benar pada tiap butir
pertanyaan di dalam kuesioner. Pengetahuan dimasukkan dalam kategori baik apabila lebih
dari nilai rata-rata dari 70%. Data yang telah diambil dalam penelitian ini selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 Statistik deskriptif dan selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase sesuai dengan tujuan
penelitian.
HASIL

Karakteristik responden berdasarkan umur dan pendidikan responden pada penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah Presentase


(%)

Usia Dewasa dini 43 42.1


Dewasa madya 31 30.4
Lanjut Usia 28 27.5

Total 102 100

Jenis Kelamin Laki-Laki 48 47.1


Perempuan 54 52.9

Total 102 100

Pendidikan Tidak Sekolah 23 22.5


SD 31 30.4
SMP 15 14.7
SMA 26 25.5
Perguruan Tinggi 7 6.9

Total 102 100

Pendapatan Tidak Berpenghasilan 35 34.3


< UMR 55 53.9
> UMR 12 11.8

Total 102 100

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat distribusi kelompok usia terbanyak
terdapat pada rentang dewasa dini (17-40 tahun) sebanyak 43 responden (42.1%), diikuti oleh
dewasa madya (40-45 tahun) sebanyak 31 responden (30.4%). Sedangkan, usia lanjut
terdapat 28 responden (27.5%). Jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki sebanyak 48
responden (47.1%) dan perempuan sebanyak 54 responden (52.9%). Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir terbesar adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 31 responden
(30.4%). Sedangkan, pendidikan terakhir terendah yakni perguruan tinggi sebanyak 7
responden (6.9%). Selain itu, dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar pendapatan
responden di Desa Pangkalan adalah dibawah UMR yaitu sebanyak 55 responden (53.9%).
Sedangkan, pendapatan responden di Desa Pangkalan yang diatas UMR sangat sedikit yakni
sebanyak 12 responden (11.8%).

Hasil Analisis Univariat

Hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel


dalam kuesioner yang dijawab sebanyak 102 responden pada bulan Januari 2019.

Tabel 2. Gambaran Sumber informasi tentang HIV/AIDS

Kategori Frekuensi Presentase (%)


Baik 29 28.4
Buruk 73 71.6

Total 102 100.0

Dari tabel 2. Sumber informasi yang diperoleh dari responden sebagian besar buruk yaitu
sebesar 73 responden (71.6%).

Tabel 3. Gambaran Pengetahuan tentang HIV/AIDS


Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 10 9.8 %
Cukup 28 27.5 %
Buruk 64 62.7 %

Total 102 100%

Dari tabel 3. Tampak pengetahuan responden tentang HIV/AIDS sebagian besar buruk
yaitu sebesar 64 responden (62.7%).
DISKUSI

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang. Menurut Lawrence Green dan Marshall Kreuter dalam Sciavo (2007) bahwa
pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi
perubahan perilaku seseorang.5 Pengetahuan yang benar tentang HIV dan AIDS diharapkan
dapat menghindari perilaku berisiko HIV dan AIDS. Pertanyaan tentang pengetahuan HIV
dan AIDS masih terbatas pada pertanyaan tentang penularan dan pengetahuan HIV dan AIDS
yang kemungkinan masih kurang mencakup tentang pengetahuan HIV dan AIDS pada
keluarga binaan di Desa Pangkalan RT 009 RW 0003 Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang, Provisin Banten.

Selain itu, penggunaan teknik wawancara untuk menggali data pengetahuan HIV dan
AIDS kemungkinan terjadi over estimate maupun under estimate (bias pengukuran). Untuk
menghindari bias pengukuran, dapat saja wawancara terhadap responden remaja perempuan
dilakukan oleh enumator perempuan, dan wawancara terhadap responden remaja laki-laki
dilakukan oleh enumator laki-laki.

Pada penelitian ini menunjukkan persentase pengetahuan HIV dan AIDS pada
keluarga binaan di Desa Pangkalan RT 009 RW 0003 Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangeran, Provisin Banten dengan katagori kurang masih cukup besar, yaitu 62.7 persen.
Sedangkan, presentase yang mampu menjawab dengan baik mengenai pengetahuan HIV dan
AIDS hanya sebesar 9.8 persen. Masih kurangnya informasi mengenai HIV dan AIDS yang
diperoleh dapat saja menjadi salah satu faktor predisposisi kurangnya pengetahuan HIV dan
AIDS pada keluarga binaan di Desa Pangkalan RT 009 RW 0003 Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang, Provisin Banten.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Otarina, dkk. (2009) yang mendapatkan adanya
hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan HIV dan AIDS. Responden dengan
pendidikan tinggi cenderung tingkat pengetahuannya lebih baik.6 Selain itu, penelitian
Hardiningsih (2011) melaporkan bahwa pada siswa SMA kelas XI di Surakarta terdapat
pengaruh positif pendidikan kesehatan terhadap meningkatnya pengetahuan HIV dan AIDS.7
Faktor lainnya terkait pengetahuan HIV dan AIDS berkaitan dengan sumber informasi seperti
keterpaparan majalah, poster, tingkat pengetahuan Ayah dan tingkat pengetahuan Ibu.7

Menurut wijaya (2009) menjelaskan bahwa informasi mengenai HIV dan AIDS
didapatkan sebagian besar melalui media televisi dan radio hanya sebesar 33.3 persen.8
Pengetahuan yang benar dan tepat tentang HIV dan AIDS menjadi salah satu poin penting
dalam upaya menghindari penularan HIV, walaupun pengetahuan yang baik yang dimiliki
oleh reponden ternyata tidak menjamin bahwa responden tidak melakukan kegiatan yang
berisiko terinfeksi HIV.

Penelitian kuantitatif KPAI (2010) dengan metode survai yang berbasis website
terhadap 2075 pengguna internet berusia lebih atau sama dengan 15 tahun dan berada di
Indonesia menunjukkan bahwa dengan pengetahuan HIV/AIDS yang tinggi (88% pada laki-
laki dan 86% pada perempuan), masih sekitar 1 dari 4 responden melakukan hubungan seks
dengan pacar dan kurang dari 5 persen yang pernah melakukan hubungan seksual komersial.
Ditambah lagi dengan penggunaan kondom yang masih kurang dari 20 persen pada hubungan
seksual terakhir. Sedangkan perilaku penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya (Napza) jauh lebih kecil dibandingkan dengan perilaku seksual remaja.9

Khan (2006) merekomendasikan beberapa upaya pencegahan HIV dan AIDS sebagai
berikut: peningkatan pengetahuan tentang HIV dan AIDS, program perubahan perilaku
khususnya pada remaja yang berisiko HIV dan pada orang yang terinfeksi AIDS, promosi
penggunaan kondom pada laki-laki maupun wanita, tes HIV dan AIDS secara sukarela,
pencegahan pada wanita hamil, pencegahan penularan dari ibu ke anak, bahaya penggunaan
jarum suntik bersama, pendidikan masyarakat, perubahan dalam bidang hukum dan kebijakan
untuk melawan stigma, peningkatan ekonomi masyarakat.10
KESIMPULAN

Dari hasil dan diskusi yang disusun dapat disimpulkan bahwa gambaran tingkat
pengetahuan pada keluarga binaan di Desa Pangkalan RT 009 RW 0003 Kecamatan Teluk
Naga Kabupaten Tangerang, Provisi Banten masih sangat kurang. Hal tersebut terjadi oleh
karena berbagai faktor. Diantaranya tingkat pendidikan yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Apabila tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki pengetahuan
yang rendah. Kemudian, ketersediaan sumber informasi seperti menonton televisi, membaca
majalah dan koran mengenai HIV AIDS dapat meningkatkan pengetahuan mengenai HIV
AIDS. Selain itu, tingkat ekonomi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang,
seseorang yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi dapat dengan mudah memenuhi
kebutuhan hidup dengan baik, terutama dalam bidang pendidikan, maka pendidikan
memperoleh prioritas utama, dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai dapat
memperoleh dan mengetahui suatu ilmu terutama di bidang kesehatan secara mudah.
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI, yang telah memberikan bimbingan
dalam pelaksanaan dan penyusunan penelitian ini.
2. Dr. Alan, selaku kepala Puskesmas Tegal Angus, Tangerang, Banten.
3. Keluarga binaan RT 009/RW 003, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, atas kesediaannya menjadi responden
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta : 2014
2. Unicef Indonesia. Respon Terhadap HIV dan AIDS. Jakarta : 2012
3. Kementerian Kesehatan RI. Perkembangan HIV AIDS dan Infeksi Menular Seksual.
Jakarta : 2017
4. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2008. Jakarta: Departemen Agama RI 

5. Schiavo, Renata. Health Communication: from theory to practice, San Fransisco: John
Wiley & Sons. Inc. 2007.
6. Oktarina, dkk. Hubungan antara Karakteristik Responden, Keadaan Wilayah dengan
Pengetahuan, Sikap terhadap HIV/AIDS pada Masyarakat Indonesia. Buletin
Penelitian Sistim Kesehatan. Vol 12 (4):362-369. Oktober2009.
7. Hardiningsih. 2011. Tesis: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Dalam Rangka Pencegahan Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Surakarta. UNS.
8. Cindy Wijaya. Skripsi: Tingkat pengetahuan dan sikap remaja dalam mencegah
HIV/AIDS di SMA Santo Thomas 1 Medan. Fakultas Kedokteran. 2009. Universitas
Sumatera Utara, Medan.

9. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Laporan penelitian: Survai Pengetahuan
Dan Perilaku Terkait HIV-AIDS Melalui Websurvey Bagi Pengguna Internet di
Indonesia (Upaya untuk mengembangkan program penanggulangan AIDS berbasis
web untuk populasi usia muda). Jakarta: Yayasan AIDsina. 2010.

10. Hamzullah Khan, Laetitia J King, Akber Khan Afridi. Review article: Comprehensive
HIV/AIDS prevention: focus on youth under threat. Journal of Pakistan Association
of Dermatologists. 2006;16:39-45.

Anda mungkin juga menyukai