Tergantung dari besar kecilnya skala prosedur medis yang Anda butuhkan, dokter biasanya
akan menyuntikkan obat anestesi untuk mematikan rasa sakit pada tubuh Anda selama
operasi atau pembedahan. Tindakan anestesi dapat membuat seorang pasien kebal dari rasa
sakit dan nyeri untuk sesaat, namun bukan berarti obat anastesi bebas risiko efek samping
dan komplikasi setelah efek biusnya mereda.
Selama dalam pengaruh obat anestesi, Anda menjadi lebih tenang, tidak merasakan sakit,
atau tertidur secara paksa. Anestesi juga berguna untuk mengatur kecepatan bernapas,
tekanan dan aliran darah serta denyut dan irama jantung. Saat efek anestesi hilang sinyal
saraf akan kembali ke otak sehingga kesadaran dan sensasi yang dialami tubuh kembali
normal.
Efek samping obat anestesi dapat mulai muncul saat efek bius hilang. Terdapat banyak faktor
yang bisa memicu peningkatan risiko seseorang mengalami efek samping dan dampak dari
anestesi, seperti tingkat kesehatan dan kebugaran, serta pola makan dan gaya hidup. Risiko
efek samping yang ditimbulkan juga bisa berbeda satu sama lain, tergantung dari jenis obat
anestesi yang diterima pasien.
Anestesi umum dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan obat anestesi ke dalam
pembuluh darah vena ataupun dengan menggunakan aliran gas bius lewat pemasangan
masker khusus. Jenis anestesi ini digunakan untuk operasi besar dengan mempertimbangkan
keselamatan dan kenyamanan pasien.
Terdapat beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan dari anestesi umum antara lain:
Infeksi saluran pernapasan – dapat berupa infeksi pada laring, sakit tenggorokan
hingga pneumonia. Hal ini dikarenakan penurunan kesadaran dapat menyebabkan saluran
pernapasan tidak terlinggu. Terutama jika efek anestesi membuat pasien mual dan muntah
dan cairan muntah tidak sempat untuk dikeluarkan dapat menyebabkan inflamasi dan infeksi
di saluran pernapasan hingga paru. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan berpuasa atau
membatasi asupan beberapa jam sebelum operasi, dokter juga dapat memberikan obat
dengan substansi metoclopramide untuk membantu mengosongkan lambung dan ranitidine
untuk meningkatkan kadar pH lambung.
Kerusakan saraf tepi – merupakan jenis dampak yang dapat dialami jenis anestesi lainnya;
anestesi regional dan lokal. Hal tersebut dapat terjadi karena proses operasi atau posisi tubuh
yang menetap dan tidak bergerak dalam waktu yang lama. Bagian tubuh yang paling sering
terkena dampak ini adalah lengan bagian atas dan pada kaki di sekitar lutut. Kerusakan saraf
dapat dicegah dan diminimalisir dengan cara menghindari posisi tubuh pasien yang ekstrim
dan menghambat aliran darah selama operasi.
Emboli – adalah hambatan aliran darah akibat adanya benda asing di dalam pembuluh darah
termasuk penggumpalan darah dan udara. Emboli yang disebabkan oleh angina lebih
mungkin pada tindakan operasi sistem saraf dan operasi di sekitar tulang pelvis. Risiko dari
hal tersebut dapat diminimalisir dengan pemberian profilaksis thromboembolic
deterrents (TEDS) dan low molecular weight heparin (LMWH).
Kematian – merupakan jenis komplikasi yang paling serius meskipun peluang terjadinya
sangat kecil. Kematian akibat bius total merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, mulai dari jenis operasi, tingkat kesehatan pasien dan penyakit penyerta atau kondisi
lainnya yang dapat membahayakan proses operasi.
Berikut beberapa dampak komplikasi spesifik yang dapat disebabkan anestesi regional
Total spinal block – merupakan istilah untuk pemblokiran sel saraf tepi yang disebabkan
kelebihan dosis zat anestetik yang digunakan pada tulang belakang. Hal tersebut
menyebabkan efek paralisis pada otot. Pemblokiran saraf juga dapat menyebabkan
kegagalan sistem pernapasan saat pasien tidak sadarkan diri. Untuk mengatasi gangguan
pernapasan kemungkinan diperlukan tindakan tambahan membuat saluran pernapasan dan
ventilasi.
Hipotensi – penurunan tekanan darah merupakan dampak dari pemblokiran fungsi saraf
simpatetik. Hal tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah
dengan cairan tambahan, namun hal tersebut perlu memperhatikan riwayat kesehatan
jantung pasien.
Defisit neurologis – merupakan penurunan fungsi dari beberapa saraf yang terdapat pada
tulang belakang yang dapat bersifat sementara ataupun permanen. Penyebab utamanya
adalah kerusakan pada saraf tulang belakang yang mengakibatkan penurunan kerja saraf
sensori dan penurunan kemampuan motorik tubuh.
Tidak seperti jenis anestesi umum dan regional, jenis anestesi ini tidak memiliki dampak
komplikasi, tetapi masih mungkin untuk menimbulkan beragam efek samping yaitu:
Rasa sakit
Berdarah
Infeksi
Kerusakan sebagian kecil saraf
Kematian sel