Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
1. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2008 ).
2. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2010).
3. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140mmHg dan tekanan darah
diastolic <90mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.
4. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection
(JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.

B. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang


spesifik (idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac
output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau


transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
yaitu:

a. Hipertensi Esensial (Primer)


Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan
saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na,
obesitas, merokok dan stress.
b. Hipertensi Sekunder
1. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.
1. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah:
1. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
a) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
b) Kegemukan atau makan berlebihan
c) Stress
d) Merokok
e) Minum alcohol
f) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
2. Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a) Ginjal
b) Glomerulonefritis
c) Pielonefritis
d) Nekrosis tubular akut
e) Tumor

C. Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan


gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi
a. Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala Yang Lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
D. Phatways
E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :


1. Pemeriksaan yang segera seperti :
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan
dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang
perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin
(meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretik.
e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
h. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme
primer (penyebab)
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
k. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l. EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan
menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi
pada area katup, pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama ) :
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal
tab, CAT scan.
e. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi
klinis pasien

F. Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
1. Pemekaran pembuluh darah
2. Perdarahan
3. Kematianselotak : stroke
b. Ginjal
1. Malam banyak kencing
2. Kerusakan sel ginjal
3. Gagal ginjal
c. Jantung
1. Membesar
2. Sesak nafas (dyspnoe)
3. Cepat lelah
4. Gagal jantung
G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Non Farmakologis

a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.Penurunan
BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Farmakologik
Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat
kondisi pasien, sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut:
a. Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon belum
optimal, contoh agen beta bloker ACE.
b. Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu obat
dosis tinggi. Contoh: diuretic dengan beta bloker.
c. Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek
samping ganti DHA yang lain
d. Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari-sekali yang akan
meningkatkan kepatuhan.
e. Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih dini
yaitu pada tekanan darah normal tinggi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. UDENGAN HIPERTENSI
DIRUANG DAHLIA RSUD dr. SOESELO SLAWI

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pagirikan
No. RM : 055347
Ruangan : Dahlia
Dx. Medis : Hipertensi
Tanggal masuk : 25 April 2018 jam 12.00 WIB
Tanggal pengkajian : 26 April 2018 jam 14.00 WIB

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Pegirikan
Hubungan dengan klien : anak

3. Keluhan utama
Pusing / sakit kepala

4. Riwayat kesehatan sekarang


Pada tanggal 24 April 2018 jam 11.00 WIB klien sedang
beraktivitas seperti biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan
sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian
sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan
mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 25 April 2018 jam
9.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke IGD RSUD dr. Soeselo Slawi
dan dirawat di Ruang Dahlia, pada saat dikaji keluarga klien
mengatakan pada malam harinya klien tidak bisa tidur karena sakit
kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut.
Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk
memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.

5. Riwayat kesehatan dahulu


Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni
5 tahun yang lalu sejak usia klien 55 tahun, klien rutin mengontrol
tekanan darahnya karena klien mempumyai alat pengukur tekanan
darah sendiri dirumahnya, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit
tekanan darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit
maag karena pola makan yang tidak teratur.

6. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien mengatakan di keluarga hanya klien yang
mempunyai riwayat hipertensi, dan di keluarga juga tidak mempunyai
riwayat penyakit kronis lainnya, seperti TBC, DM, asma dan lain-
lain.

7. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika
mendengar sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan
darahnya akan naik.

8. Aspek sosial
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya
bergantian menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien
dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang
menjenguknya.

9. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama
sehatnya klien rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah
sakit.

B. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis
Nilai GCS : 15
Respon membuka :4
Respon motorik :6
Repon verbal :5
TD : 170/100 mmHg
R : 25x/menit
N : 85x/menit
T : 36oC
2. System pengindraan
a. Sistem penglihatan
Inspeksi : Bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien
baik, saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis,
sclera tidak ikterik, gerakan bola mata baik.
Palpasi : Tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri
tekan.
b. System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran cukup baik karena klien mampu mengerjakan apa saja
yang diperintahkan.
c. System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan
mengguanakan alcohol dan kopi disertai dengan tulisan alcohol
dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.
d. System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan
menggunakan garam dan gula disertai tulisan garam dan gula, klien
dapat menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.
e. System integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien
kembali ke semula +/- 3-5 detik karena proses penuaan, tidak ada
lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit bersih,
kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
f. System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah
tanggal, jumlah gigi sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring
4, geraham premolar 2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa
bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus
10x/menit.
g. System pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa
pernafasan cuping hidung, retraksi dada negative, tidak ada nyeri
tekan pada adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara
sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
h. System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak
terdapat peningakatan vena juularis, tidak ada bunyi tambahan.
i. System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka
nyeri, tidak ada nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba
keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
j. System persarafan
N1 (olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau minyak kayu
putih
N2 (optikus) : Lapang pandang klien agak berkurang
behubungan dengan penuaan,
N3 (okulomotorius) : Normal (bila terkena cahaya miosis dan
midriasis bila tidak terkena cahaya)
N4 (trakelis) : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
N5 (trigeminus) : Reflek mengunyah ada, kelopak mata(+),
rahang dapat mengatup secara simetris
N6 (abdusen) : Klien dapat menggerakan bola mata ke kiri
dan ke kanan.
N7 (fasialis) : Klien dapat menggerakan muka.
N8 (cochlealis) : Pendengaran baik .
N9 (glosopharingeus) : Ada reflek menelan.
N10 (vagus) : Kemampuan menelan baik.
N11 (accesorius) : Kedua bahu masih mampu mengatasi
tahanan dengan cukup baik.
N12 (hipoglosus) : Pergerakan lidah normal.

k. System musculoskeletal
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot
penuh, tidak ada nyeri dan tidak ada luka.
C. Analisa data
No. Data Problem Etiologi

1. DS: Nyeri akut (00132) Faktor biologis

– Pasien mengatakan
merasa sakit kepala

DO:

– P: TD tinggi
170/100 mmHg
– Q: nyeri sekali
seperti ditusuk -
tusuk
– R: kepala bagian
belakang
– S: 6
– T: 20 menit sekali
– Gelisah
– Gangguan untuk
meneruskan
aktivitas
sebelumnya

2. DS: Gangguan pola tidur (00198) Kurang privasi/


kendali tidur
- Pasien
mengatakan sulit
tidur

DO:

– TD tinggi :
170/100 mmHg
– Mata klien tampak
cekung
– Pasien tampak
gelisah
– Kurang puas tidur
– Keluhan verbal
kurang istirahat
– Sering terjaga

3. DS: Nyeri akut Faktor biologis

– Pasien mengatakan
sakit perut

DO:

– P: makan tidak
teratur
– Q: nyeri seperti
diremas-remas
– R: di abdomen
bagian kiri atas
– S: 6
– T: 10 menit sekali
– BB : 72 kg
– Peristaltik usus
10x/menit
– Gangguan tidur
– Perubahan tekanan
darah
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan faktor biologis
2. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan kurang privasi/
kendali tidur

E. Intervensi Keperawatan
Nama : Ny. U

Umur : 60 tahun

Pengkajian : Hipertensi

Tanggal/ No.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Jam Dx
26 April 1 Setelah dilakukan tindakan Monitoring TTV (6680)
2018 keperawatan selama 2x60 1. Monitor TD, N, T, RR yang
14.00 menit selama 24 jam, nyeri sesuai.
WIB pada klien berkurang atau 2. Monitor TD, RR sebelum
hilang dengan criteria selama dan sesudah
hasil: aktifitas, yang sesuai.
a.Tanda-tanda vital (0802) 3. Monitor TD sesudah
1. (080205) Tekanan melakukan pengobatan.
darah sistolik (2) 4. Monitor presentase dan
2. (080206) Tekanan kualitas denyut nadi.
darah diastolik (2) 5. Catat perubahan TD
3. (080203) Denyut nadi
radial (3)

b.Efek yang mengganggu Menejemen Lingkungan :


(2101) Kenyamanan (6482)
1. (210127) 1. Ciptakan lingkungan yang
Ketidaknyamanan tenang dan mendukung
2. (210110) Gangguan 2. Sediakan lingkungan yang
suasana hati aman dan bersih
3. (210119) Gangguan 3. Sesuaikan temperature
rutinitas ruangan yang paling
nyaman bagi klien, jika
memungkinkan.
4. Sesuaikan pencahayaan
untuk memenuhi kegiatan
klien, menghindari cahaya
langsung kemata.

c. Tingkat Nyeri (2102) Menejemen Nyeri (1400)


1. (210204) Panjang 1. Lakukan penilaian
nyeri (3) komprehensif di area rasa
2. (210208) Gelisah sakit, karakteristik, durasi,
(3) frekuensi, kualitas, kekuatan
3. (210201) nyeri dan faktor nyeri.
Melaporkan nyeri 2. Kaji pengetahuan pasien
tentang nyeri.
3. Ajarkan prinsip tentang
menejemen nyeri.
4. Ajarkan metode
farmakologi tentang nyeri.
5. Bantu memberitahu pasien
dan keluarga untuk
menghilangkan nyeri dan
memberikan dukungan.
26 April 2 Setelah dilakukan tindakan Menejemen Nyeri (1400)
2018 keperawata nselama 2 x 24 1. Lakukan penilaian
17.30 jam, nyeri pada klien komprehensif di area rasa
berkurang dengan kriteria sakit, karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas, kekuatan
a. Tingkat nyeri (2102) nyeri dan faktor nyeri.
1. (210204) Panjang 2. Kaji pengetahuan pasien
nyeri (2) tentang nyeri.
2. (210209) 3. Ajarkan prinsip tentang
Ketegangan otot menejemen nyeri.
(2) 4. Ajarkan metode
3. (210215) farmakologi tentang nyeri.
Kehilangan nafsu 5. Bantu memberitahu pasien
makan (3) dan keluarga untuk
menghilangkan nyeri dan
memberikan dukungan.

b. Kontrol nyeri Analgesic administrasi ( 2210 )


(1605 ) 1. Tentukan lokasi nyeri,
1. (160505 ) karakteristik, kualitas, dan
Menggunakan obat keparahan sebelum
analgesik seperti yang mengobati pasien
di anjurkan 2. Tentukan pilihan analgesik (
2. ( 160510 ) narotic, nonnarotic, dan
Menggunakan catatan NASAID )
untuk membantu gejala 3. Ajarkan penggunaan
dari waktu kewaktu analgesik, strategi untuk
3. ( 160503 ) mengurangi efek samping
menggunakan langkah dan harapan tentang cara
langkah pencegahan. menghilangkan nyeri
4. Terapkan tindakan untuk
mengurangi efek samping
yang tidak di inginkan dari
analgesic
5. Catat respon analgsik dan
efek yang tidak diinginkan.
c. Status kenyamanan : Pemulihan kesehatan mulut (
fisik (2010) 1730)
1. ( 201008 ) Cairan 1. Diskusikan pentingnya
yang di masukan asupan gizi yang memadai
2. ( 201007 ) makanan (mengatasi kekurangan gizi
yang di masukan yang disebabkan oleh
kekurangan fosfor, seng,
besi, dan vitamin B
komplokes, mendorong
mengonsumsi tinggi protein,
tinggi vitamin C, dan
makanan yang mengandung
vitamin tinggi.
2. Dorong pasien
mengingkatkan asupan air
3. Instrusikan tanda – tanda
dan gejala stomatis,
termasuk ketika melaporkan
kepenyedia layanan
kesehatan
4. Hindari makanan pedas,
asin, kasar atau makanan
keras
5. Sediakan rujukan
26 April 3 Setelah dilakukan tindakan Pengingkatan tidur ( 1850)
2013 keperawatan selama 2x24 1. Anjurkan pasien untuk
14 .00 jam, gangguan pola tidur memantau pola tidur
WIB pada klien berkurang 2. Bantu untuk menghilang
dengan criteria hasil : kansituasi stress sebelum
a. Tidur ( 0004 ) tidur
1. ( 000403 ) pola tidur 3. Sarankan untuk
2. ( 000404 ) kualitas meningkatkan jumlah jam
tidur tidur, jika diperlukan
3. ( 000410 ) sulit tidur 4. Sesuaikan jadwal pemberian
pada waktuntya obat untuk mendukung
pasien tidur ( siklusbangun )
5. Atur lingkungan untuk
mempertahankan siklus
malam hari.

b. Istirahat ( 0003 ) Menejemen Lingkungan :


1. ( 000301 ) jumlah / Kenyamanan (6482)
waktuistirahat 1. Ciptakan lingkungan yang
2. ( 000302 ) tenang dan mendukung
polaistirahat 2. Sediakan lingkungan yang
3. ( 000303 ) kualitas aman dan bersih
istirahat 3. Sesuaikan temperature
ruangan yang paling nyaman
bagi klien, jika
memungkinkan.
4. Sesuaikan pencahayaan
untuk memenuhi kegiatan
klien, menghindari cahaya
langsung kemata.

c. Tingakat kecemasan Mengurangi kecemasan ( 5820 )


(1211) 1. Bantu pasien
1. ( 121101) mengindentifikasi situasi
kegelisahan yang memicu kecemasan.
2. (121129 ) gangguan 2. Kontrol rangsangan yang
tidur sesuai untuk pasien
3. ( 121117) keluhan butuhkan.
verbal karena kurang 3. Dukung penggunakan
istirahat mekanis mepertanahan yang
sesuai.
4. Intrusikan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
5. Menilai tanda – tanda verbal
dan nonverbal dari
kecemasan

F. Implementasi Keperawatan
Nama : Ny.U

Umur : 60 Thn

Pengkajian : Hipertensi

TANGGAL/JAM NO. IMPLEMENTASI RESPON KLIEN PARAF


DX
26April 2018 1 Melakukan DS: Klien
14.0 0WIB pemeriksaan fisik TD mengatakan sudah
tidak sakit kepala
DO: TD 150/90

14.10 WIB Melakukan DS: Klien


pemeriksaan fisik mengatakan merasa
pengkajian terhadap sakit kepala
nyeri DO: P: TD tinggi
170/100 mmHg
Q: Nyeri sekali
seperti ditusuk-
tusuk
R: Kepala
bagian belakang
S: 4
T: 20 menit
sekali

14.30 WIB Memberikan DS: Klien


aromaterapi kepada mengatakan masih
klien merasa nyeri dan
pusing sedikit
berkurang
DO: Klien terlihat
lebih nyaman

14.40 WIB Melakukan kolaborasi DS: Klien


dengan dokter mengatakan merasa
pemberian obat injeksi nyeri saat disuntik
anti nyeri DO: Obat masuk
melalui IV tidak ada
keluhan atau alergi

17.30 WIB 2 Melakukan DS: Klien


pemeriksaan fisik mengatakan nyeri
pengkajian nyeri bagian perut
DO: P: Makan tidak
teratur
Q: Nyeri seperti
diremas-remas
R: Abdomen
bagian kiri atas
S: 4
T: 10 menit
sekali

18.20 WIB Melakukan kompres DS: Klien


air hangat pada bagian mengatakan nyeri
perut perut berkurang
DO: Klien terlihat
lebih nyaman

18.30 WIB Menganjurkan klien DS: Klien


untuk menghindari mengatakan mau
makan pedas, asin, menghindari
kasar atau makanan makanan yang
keras dilarang
DO: Klien
menganggukan
kepala

21.00 WIB 3 Melakukan DS: Klien


pemeriksaan mengatakan tidak
pengkajian pola tidur bias tidur karena
pusing dan sering
terbangun
DO :
- Mata pasien
tampak cekung
- Pasien sering
menguap
- Palpebra tampak
kehitaman

G. Evaluasi

Tanggal/jam No. Catatan Perkembangan paraf


DX
27 April 2018 1 S = Pasien mengatakan nyeri sedikit
20.30 berkurang
O=
- P : Hipertensi (TD:170/100 mmHg)
- Q : nyeri sekali seperti ditusuk-tusuk
- R : kepala bagian belakang
- S:4
- T : 20 menit sekali
A = Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P = Lanjutan intervensi :
1. Menejemen nyeri
2. Monitoring TTV
27 April 2018 2 S = Pasien mengatakan nyeri perut sedikit
20.35 berkurang
O=
- P : makan tidak teratur
- Q : nyeri seperti diremas-remas
- R : di abdomen bag. Kiri atas
- S:6
- T : 10 menit sekali
A = Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P = Lanjutan intervensi
1. Menejemen nyeri
2. Pemulihan kesehatan mulut
27 April 2018 3 S = Pasien mengatakan tidak bisa tidur
20.40 O=
- Mata pasien tampak cekung
- Pasien sering menguap
- Palpebra tampak kehitaman
- Pasien melakukan teknik relaksasi
distransi secara mandiri
A = masalah teratasi sebagian
P = Lanjutan intervensi
1. Menguragi kecemasan
2. Peningkatan tidur

Anda mungkin juga menyukai