Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS

I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism kabohidrat, lemak, dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi inslin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menygbabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati (Nurarif & Kusuma,2015).
B. Klasifikasi Diabetes Mellitus :
1. Klasifikassi Klinis :
a. DM :
- Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun. .
- Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi
insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati :
 Tipe II dengan obesitas *
 Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan Toleransi Glukosa
c. Diabetes Kehamilan
2. Klasifikasi Resiko Statistik :
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa.
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa.
C. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah tefjadinya
diabetes tipe I
- Faktor imunologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yang menimbulkan estruksi sel beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat dan keluarga..

Hasil pemeriksaan glukosa darah 2jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3


yaitu: (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1. < 140 mg/dL : normal
2. 140-000 mg/dL : toleransi glukosa terga nggu
3. >200 mg/dL : diabetes
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin
(Price & Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic
yang meningkatkan pengeliuaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus
(polidipsla)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar glukosa darah
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring
Kadar Glukosa Darah
Sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa darah DM Belum pasti DM
sewaktu
Plasma darah >200 100-200
Darah kapiler >200 80-100
Kadar Glukosa Darah
Puasa (mg/dl)
Kadar glukosa daah puasa DM Belum pasti DM
Plasma vena >120 110-120
Daah kapiler >110 90-110

2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali


pemeriksaan:
- Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
- Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,3 mmol/L)
3. Tes laboratorium DM
Jenis tes padda pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostic, tes pemantauan
terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi
4. Tes saring
Tes-tes saring ada pada DM adalah :
- GDP, GDS
- Tes Glukosa Urin :
 Tes konvensional (metode reduksi / Benedict)
 Tes cair celup (metoe glucose oxidase / hexokinase)
5. Tes diagnostik
Tes-tes diagnostik pada DM adalah z; GDP, GDS, GD2PP (Glukosa Darah 2 jam
Prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO
6. Tes monitoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah:
- GDP : plasma vena, darah kapiler
- GDZ PP : plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler .
7. Tes untuk mendeteksi komplikasi
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah:
- Mikroalbuminuria : urin
- Ureum, Kreatinin, Asam Urat
- Kolesterol total : plasma vena (puasa)
- Kolesterol LDL : plasma vena(puasa)
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
- Trigliserida : plasma vena (puasa)
F. Penatalaksanaan
Insulin pda DM tipe 2 diperlukan pada keadaan:
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
3. Ketoasidosis diabetik (KAD) atau Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
(HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
6. Stres berat ( infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
7. Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
G. Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Shock diabetic hipoglikemi
b. Koma diabetic hipeglikemi dengan gejala :
 Kadar gula darah > 600 mg/dl
 Nafsu makan menurun
 Haus dan banyak minum, banyak kencing
 Mual dan muntah
 Napas berbau keton karena terjadi ketoasidosis
c. Koma ketoasidosis
2. Komplikasi kronis
a. Gangguan mikrosirkulasi dengan segala dampaknya
b. Gangguan system persarafan baik pusat, otonom, maupun tepi
c. Gangguan pada indera mata baik kornea, lensa, maupun retina sehingga
penderita DM sering berganti kaca mata
d. Gangguan pada jantung dan hipertensi
e. Gangguan ginjal.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Berupa data pasien dan keluarga pasien yang meliputi nama, umur, alamat,
agama, suku, status pernikahan dan diagnose.
2. Status kesehatan saat ini
 Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki/ tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada
luka.
 Alasan Masuk Rumah Sakit
Penderita dengan diabetes millitus mengalami kehausan yang sangat
berlebihan, badan lemas dan penurunan berat badan sekitar 10% sampai
20%.
3. Riwayat Penyakit
 Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pancreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah didapat maupun obat – obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Dari keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misalkan hipertensi, jantung.
 Riwayat Pengobatan
Pengobatan pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 menggunakan terapi
injeksi insulin eksogen harian untuk kontrol kadar gula darah.
Sedangakan pasien dengan diabetes mellitus biasanya menggunakan
OAD(Obat Anti Diabetes) oral seperti sulfonilurea, biguanid,
meglitinid, inkretin, amylonomimetik, dll (Black, 2014).
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran
Pasien dengan DM biasanya datang ke RS dalam keadaan
komposmentis dan mengalami hipoglikemi akibat reaksi pengguanaan
insulin yang kurang tepat. Biasanya pasien mengeluh gemetaran,
gelisah, takikardia(60-100 x per menit), tremor, dan pucat
2) Tanda – tanda vital
Pemeriksaan tanda vital yang terkait dengan tekanan darah, nadi, suhu,
turgor kulit, dan frekuensi pernafasan. (
b. Body System
1) Sistem pernapasan
Inspeksi : lihat apakah pasien mengalami sesak napas
Palpasi : mengetahui vocal premitus dan mengetahui adanya massa,
lesi atau bengkak.
Auskultasi : mendengarkan suara napas normal dan napas tambahan
(abnormal : weheezing, ronchi, pleural friction rub )
2) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi: amati ictus kordis terlihat atau tidak
Palpasi: takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, nadi perifer
melemah atau berkurang.
Perkusi: Mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar,
kardiomegali.
Auskultasi: Mendengar detak jantung, bunyi jantung dapat
didiskripsikan dengan S1, S2 tunggal
3) Sistem Persyarafan
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflex lambat, kacau mental, disorientasi.
Pasien dengan kadar glukosa darah tinggi sering mengalami nyeri
saraf. Nyeri saraf sering dirasakan seperti mati rasa, menusuk,
kesemutan, atau sensasi terbakar yang membuat pasien terjaga waktu
malam atau berhenti melakukan tugas harian (Black, 2014).
4) Sitem Perkemihan
Poliuri, retensi urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
proses miksi
5) Sistem Pencernaan
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen.
Neuropati aoutonomi sering mempengaruhi Gl. Pasien mungkin
dysphagia, nyeri perut, mual, muntah, penyerapan terganggu,
hipoglikemi setelah makan, diare, konstipasi dan inkontinensia
alvi (Black, 2014).
6) Sistem integument
Inspeksi: Melihat warna kulit, kuku, cacat warna, bentuk,
memperhatikan jumlah rambut, distribusi dan teksturnya.
Palpasi: Meraba suhu kulit, tekstur (kasar atau halus), mobilitas,
meraba tekstur rambut
7) Sistem muskuluskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran massa otot, perubahan tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri
8) Sistem endokrin
Autoimun aktif menyerang sel beta pancreas dan produknya
mengakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat yang menyebabkan
DM tipe1. Respon sel beta pancreas terpapar secara kronis terhadap
kadar glukosa darah yang tingai menjadi progresif kurang efisien yang
menyababkan DM tipe2 (Black,2014)
9) Sistem reproduksi
Anginopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ
reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi seks, gangguan
kualitas, maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi .
10) Sistem imun
Klien dengan DM rentan terhadap infeksi. Sejak terjadi infeksi, infeksi
sangat sulit untuk pengobatan. Area terinfeksi sembuh secara perlahan
karena kerusakan pembuluh darah tidak membawa cukup oksigen, sel
darah putih, zat gizi dan antibody ke tempat luka. Infeksi
meningkatkan kebutuhan insulin dan mempertinggi kemungkinan
ketoasidosis (Black, 2014, p. 677)

Anda mungkin juga menyukai