Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI TERHADAP TINGKAT NYERI

PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA KALA I FASE AKTIF

Susanti Tria Jaya


Akademi Kebidanan Pamenang
Pare Kediri

ABSTRAK
Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat stimulasi
saraf sensorik. Nyeri tersebut terdiri atas dua komponen, yaitu komponen fisiologis dan
psikologis. Apabila rasa nyeri persalinan tidak ditangani dengan baik dapat berdampak
buruk terhadap kelancaran persalinan. Untuk itulah diperlukan suatu cara untuk
mengurangi nyeri persalinan salah satunya dengan cara pemberian aroma terapi. Tujuan
penelitaan ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh aroma terapi terhadap tingkat
nyeri pada ibu bersalin primipara kala I faseaktif di RSUD Kabupaten Kediri Tahun
2013. Desain penelitian ini menggunakan pra eksperimen dengan rancangan static
group comparison, dimana ada kelompok yang diberikan aroma terapi dan yang tidak
diberikan aroma terapi. Pengambilan sampel secara purposive sampling berjumlah 12
orang. Penelitian ini menggunakan uji statistik Mann-Whitney (U-Test). Hasil Analisis
statistik Mann-Whitney (U-Test) didapatkan tingkat signifikan (ρ) untuk nyeri sebesar
0,002 pengujian dilakukan pada tingkat kesalahan sebesar (α) 5% atau 0,05. Maka
diperoleh ( ρ<α ) sehingga hipotesis nol ditolak berarti ada pengaruh aroma terapi
terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin primipara kala I faseaktif di RSUD Kabupaten
Kediri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, hendaknya sebagai petugas
kesehatan memberikan aroma terapi dalam proses persalinan, karena aroma terapi selain
dapat membuat ibu rileks, aroma terapi juga dapat mengurangi tingkat nyeri ibu dalam
proses persalinan.

Kata Kunci: Aroma Terapi, Nyeri Persalinan, Primipara

ABSTRACT
Labor pain is an unpleasent sensation caused by stimulation of sensory nerves the
pain consist of two components, namely the physiological and psychological
compenents. When the labor pain is not treated properly can adversely affect the smooth
delivery. For that we need a way to reduce labor pain one of them by way of aroma
therapy. The purpose of this study to determine whether there is the influence of aroma
therapy on pain levels in maternal primiparous active phase of the first stage in Kediri
Regency Hospital in 2013. This research design using pre-designed experiments with
static group comparison, where there is a group given aroma therapy and aroma therapy
is not given. Purposivel sampling sampling amounted to 12 people. This study uses
statistical Mann-Whitney test (U-Test). Statistical analysis of the results of Mann-
Whitney (U-test) obtained a significant level (ρ) of 0.002 for pain testing was performed
on the error rate (α) of 5% or 0.05. Then obtained (ρ <α) so that the null hypothesis is
rejected means no effect of aromatherapy on pain levels in maternal primiparous active
phase of the first stage in Kediri Regency Hospital. Based on the above results, as health
workers should provide aroma therapy in labor, because in addition to aroma therapy
can make relax mom, aroma therapy can also reduce the level of pain the mother in
labor.
Keywords: Aroma Therapy, Partum Pain Levels, Primiparous

PENDAHULUAN Kabupaten Kediri pada tanggal 10


Persalinan dan kelahiran normal
Januari 2013 di peroleh data ibu bersalin
adalah proses pengeluaran janin yang
10 orang 6 (60%) diantaranya
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
mengatakan saat persalinan merasakan
42 minggu), lahir spontan dengan
sangat nyeri pada pembukaan 5 cm dan 4
presentasi belakang kepala yang
(40%) orang lainnya mengatakan pada
berlangsung dalam 18 jam, tanpa
saat bersalin merasakan nyeri ringan.
komplikasi baik ibu maupun pada janin
Rasa Nyeri adalah proses alamiah
(Syaifuddin, 2008). Nyeri persalinan
dalam persalinan. Apabila tidak diatasi
merupakan suatu rasa nyeri yang dialami
dengan baik akan menimbulkan masalah
oleh semua ibu bersalin, namun rasa
lain yaitu meningkatkan kecemasan
nyeri tersebut berbeda - beda antara
karena kurangnya pengetahuan dan
individu yang satu dengan individu yang
belum adanya pengalaman pada ibu saat
lainnya. Bagi primipara tingkat nyeri
menghadapi persalinan sehingga
persalinannya sering kali lebih berat dari
produksi hormon adrenalin meningkat.
pada nyeri persalinan pada multipara di
Pada kala I ini biasanya ibu merasa nyeri
karenakan pada ibu multipara
yang hebat, karena selain adanya
mengalami effecement bersamaan
pembukaan serviks juga terjadi
dengan dilatasi serviks, sedangkan pada
penipisan serviks. Pembukaan serviks
ibu primipara proses effecement
dan penipisan serviks itu terjadi karena
biasanya terjadi lebih dahulu dari pada
adanya kontraksi (Yanti, 2010). Ibu akan
dilatasi serviks. (Yuliatun, 2008).
merasakan nyeri yang berasal dari
Di Indonesia menurut Muhiman
bagian bawah abdomen dan menyebar ke
(1990) dalam Ningrum (2009)
daerah lumbal punggung dan menurun
menyatakan bahwa 90% persalinan
ke paha. Aroma terapi adalah metode
disertai rasa nyeri, meskipun pada
nonfarmakologi untuk meredakan rasa
masyarakat telah maju sekitar 7-14%
nyeri saat persalinan (Medforth, 2011).
bersalin tanpa nyeri persalinan.
Metode non farmakologi dapat
Studi pendahuluan yang di lakukan
mengatasi rasa nyeri dengan efektif,
peneliti di Ruang Bersalin RSUD Pare
salah satunya yaitu metode pereda nyeri
menggunakan aromaterapi. Bidan bisa Berdasarkan uraian yang telah
memberikan langsung atau mengajarkan dikemukakan di atas maka peneliti
kepada keluarga ibu bersalin sehingga tertarik untuk meneliti tentang “
dapat menurunkan intensitas nyeri pada Pengaruh Pemberian Aromaterapi
proses persalinan (Medforth, 2011). Terhadap Tingkat Nyeri Pada Ibu
Bersalin Primipara Kala I Fase Aktif.
METODE PENELITIAN Teknik sampling penelitian ini
Penelitian ini menggunakan desain
menggunakan Purposive Sampling yaitu
penelitian pra eksprerimen dengan
teknik penentuan sampel dengan
rancangan static group comparison yaitu
pertimbangan tertentu (Sugiono, 2011).
menentukan suatu pengaruh dari suatu
Sampel dalam penelitian ini adalah
tindakan pada kelompok subjek yang
seluruh ibu bersalin primipara kala I fase
mendapatkan perlakuan, kemudian
aktif yang melahirkan di Kamar
dibandingkan dengan kelompok subjek
Bersalin RSUD Kabupaten Kediri
yang tidak diberikan perlakuan
selama 3 minggu pada bulan Mei 2013
(Notoatmodjo, 2005)
sampai dengan selesai yang memenuhi
Tabel 1. Variabel dan definisi opersional
kriteria inklusi dan eksklusi.
penelitian
No. Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Ukur Skoring
1 Variabel Independen: suatu cara untuk Jaringan/wol kapas: 1-2 - - -
Aroma Terapi mengurangi nyeri persalinan tetes minyak esensial
dengan menggunakan bau- dan inhalasi sesuai
bauan yang dibuat dengan kebutuhan, dan hirup
cara ekstraksi dari daun, selama 10 menit.
bunga, kulit pohon, biji,
maupun akar tanaman.
2 Variabel Dependen:Nyeri Rasa nyeri yang dirasakan 1. Berkomunikasi Observasi Ordinal 0 = tidak nyeri
Persalinan oleh ibu bersalin kala I dengan baik dan 1-3 = nyeri ringan
pembukaan fase aktif jelas. 4-6 = nyeri sedang
2. Pasien mendesis 7-9 = nyeri berat
3. Menyeringai terkontrol
4. Dapat menunjukkan 10 = nyeri berat tidak
lokasi dg tepat. terkontrol (Babtual,
5. Dapat mengikuti 2010)
perintah dengan
baik
6. Dapat mengikuti
perintah tapi
merintih
7. Dapat menunjukan
lokasi tapi mendesis
8. Tidak bisa alih
posisi,napas
panjang
9. Tidak bisa
berkomunikasi
10. Memukul–mukul

Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini
daftar obervasi ( checklist ) untuk
adalah seluruh ibu bersalin primipara.
intensitas nyeri dengan observasi untuk Diagram 4.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan, di RSUD
mengukur tingkat nyeri persalinan kala I.
Kabupaten Kediri Tahun 2013.
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan 25%
58%
Data SD
Pengumpulan data dalam penelitian ini SMP

SMA
menggunakan observasi terhadap 17%

responden yang diteliti. Hasil observasi


dicatat dalam lembar pencatatan hasil, Diagram 4.3 Karakteristik Responden
editing dan coding, tabulasi data. Untuk Berdasarkan Pekerjaan, di RSUD
Kabupaten Kediri Tahun 2013
pemberian skor pada variabel tingkat
100%
nyeri persalina kala I:
IRT
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Nyeri berat terkontrol
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
10 : Nyeri berat tidak terkontrol
Tingkat Nyeri Yang Diberikan Aroma
Tabulasi kemudian disajikan dalam
Terapi Pada Ibu Bersalin Primipara
bentuk tabel distribusi frekuensi, Kala I Fase Aktif di RSUD Kabupaten
Kediri Tahun 2013.
kemudian dilakukan analisa data dengan Diberi Aroma Terapi
Klasifikasi Nyeri
N Prosentase (%)
menggunakan uji statistik. Setelah data Ringan 4 33,3
Sedang 2 16,7
terkumpul melalui skala nyeri kemauan Berat Terkontrol 0 0
Berat Tidak Terkontrol 0 0
dilakukan pengelolahan data Jumlah 6 50

menggunakan uji statistik Mann-Whitney


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat
berlaku untuk kasus 2 sampel dengan Nyeri Yang Tidak Diberikan Aroma
skala ordinal. Terapi Pada Ibu Bersalin Primipara Kala
I Fase Aktif di RSUD Kabupaten Kediri
Tahun 2013
HASIL PENELITIAN Tidak Diberi Aroma Terapi
Klasifikasi Nyeri
Diagram 4.1 Karakteristik Responden N Prosentase (%)
Berdasarkan Umur, di RSUD Kabupaten Ringan 0 0
Sedang 0 0
Kediri Tahun 2013. Berat Terkontrol 5 41,7
Berat Tidak 1 8,3
Terkontrol
75% 8% Jumlah 6 50

<25
17%
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengaruh Terhadap Tingkat Nyeri Pada Ibu
Pemberian Aroma Terapi Terhadap
Bersalin Primipara Kala I Fase Aktif.
Tingkat Nyeri Ibu Bersalin Primipara
Kala I Fase Aktif di RSUD Kabupaten
Kediri Tahun 2013
Aroma Terapi Tdk
PEMBAHASAN
Diberi
Diberi
Aroma
Aroma
Total 1. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
Terapi
Terapi
N % n % N % Fase Aktif Pada Ibu Bersalin
Tingkat Nyeri Primipara Yang Diberikan Aroma
33, 33,
Ringan 4 0 0 4
3 3 Terapi
16, 16,
Sedang 2 0 0 2
7 7 Berdasarkan data yang
Berat 41, 41,
0 0 5 5
Terkontrol 7 7 diperoleh dari hasil penelitian yang
Berat Tidak
0 0 1 8,3 1 8,3
Terkontrol
1
dilakukan di RSUD Kabupaten
Total 6 50 6 50 100
2
Kediri dari 12 responden saat
Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Uji Mann- persalinan kala I fase aktif dan yang
Whitney (U-Test) Pengaruh Pemberian
diberi aroma terapi sebanyak 6
Aroma Terapi Terhadap Tingkat Nyeri
Pada Ibu Bersalin Primipara Kala I Fase responden dimana tingkat nyeri
Aktif di RSUD Kabupaten Kediri Tahun
ringan sebanyak 4 responden
2013.
Test Statisticsb (33,3%) dan nyeri sedang 2
responden (16,7%).
Klasifikasi
Mann-Whitney U .000
Aroma terapi adalah suatu
Wilcoxon W 21.000 cara pengobatan dengan
Z -3.052
menggunakan bau-bauan yang
Asymp. Sig. (2-tailed)
.002
dibuat dengan cara ekstraksi dari
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

Dari tabel diatas data yang daun, bunga, kulit pohon, biji,

didapat tingkat signifikan (ρ) untuk nyeri maupun akar tanaman (Ardiasyah,

sebesar 0,002 pengujian dilakukan pada 2010). Respon bau lavender yang

tingkat kesalahan sebesar (α) 5% atau dihasilkan akan merangsang kerja

0,05 dan diperoleh ρ 0,002 sehingga Ho sel neurokimia otak. Sebagai

ditolak dan H1 diterima. contoh, bau yang menyenangkan

Berdasarkan data tersebut dapat akan menstimulasi talamus untuk

diketahui bahwa ρ < α sehingga Ho mengeluarkan enkefalin yang

ditolak dan H1 diterima sehingga Ada berfungsi sebagai penghilang rasa

pengaruh Pemberian Aroma Terapi sakit alami dan menghasilkan


perasaan tenang (Harto, 2011) Berdasarkan data dari hasil
Aroma terapi di gunakan untuk penelitian pada bulan Mei 2013
membantu meredakan nyeri, dengan menggunakan daftar
meredakan stress dan ansietas, observasi (checklist) didapatkan
membantu memfungsikan uterus bahwa tingkat nyeri persalinan kala
secara efisien dan mencegah I yang tidak diberikan aroma terapi
keletihan berjumlah 6 responden. Dan yang
Berdasarkan dari hasil mengalami nyeri berat terkontrol
penelitian, aroma terapi diberikan sebanyak 5 responden (41,7%) dan
pada saat ibu mengalami nyeri. nyeri berat tidak terkontrol 1
Adapun ibu yang mengganti posisi responden (8,3%).
senyaman mereka seperti miring Banyak faktor yang
kiri, terlentang dan pada saat mempengaruhi arti nyeri bagi
kontraksi tetap memberi aroma individu yaitu : terdiri dari usia,
terapi agar menghilangkan rasa cemas dan takut. Rasa nyeri yang
nyeri yang timbul, maka dengan dirasakan merupakan akibat respons
aroma terapi membantu mencegah psikis dan refleks fisik. Tanpa
rasa nyeri dan memberikan rasa aroma terapi maka responden
tenang. merasa tidak rileks dan akibatnya
Maka diharapkan sebagai terjadi peregangan pada otot rahim
tenaga kesehatan untuk lebih termasuk otot panggul sehingga
memperhatikan pemberian aroma cenderung adanya penekanan ujung
terapi dalam proses persalinan. saraf sewaktu rahim berkontraksi
Selain membantu meredakan nyeri, dan peregangan jalan lahir oleh
meredakan stress dan ansietas, kepala janin pada akhir kala
membantu memfungsikan uterus pembukaan, kondisi ini akan
secara efisien, mencegah keletihan menyebabkan timbulnya rasa sakit
juga bisa memberikan rasa tenang. akibat adanya tekanan timbal balik
Tingkat Nyeri Persalinan Kala antara gerakan janin dan otot tubuh
I Pada Ibu Bersalin Primipara Yang yang tidak rileks.
Tidak Diberikan Aroma Terapi Berdasarkan dari hasil
penelitan diatas ibu – ibu yang
bersalin di RSUD Kabupaten Kediri Kabupaten Kediri dengan
dari 6 responden yang diberikan mengunakan Uji Statistik Mann-
tidak diberikan aroma terapi Whitney (U-Test) dengan tingkat
mengalami nyeri berat terkontrol signifikan sebesar (α) 5% atau 0.05
sebanyak 5 responden, sedangkan dan untuk nyeri sebesar 0,002
yang mengalami nyeri berat tidak sehingga ρ < α maka Ho ditolak dan
terkontrol 1 responden, hal ini ada pengaruh pemberian aroma
disebabkan karena responden tidak terapi terhadap tingkat nyeri pada
mendapatkan metode yang tepat ibu bersalin primipara kala I fase
untuk mengurangi nyeri karena aktif.
dalam persalinan kala I sangat di Pengaruh nyeri dapat
butuhkan metode pemberian aroma dipengaruhi oleh faktor usia, yaitu 9
terapi. responden (75%) berumur ≤25
Maka sebagai petugas tahun. Hal ini juga menunjukkan
kesehatan terutama bidan dapat bahwa usia juga berpengaruh
memberikan aroma terapi pada klien terhadap tingkat nyeri persalinan
dengan tepat agar klien dapat rileks kala I pada ibu bersalin. Karena
dalam menghadapi proses semakin bertambahnya usia semakin
persalinan. Sehingga tingkat nyeri banyak pula pengalaman dan
yang dialami oleh klien saat pengetahuan yang sudah di dapat.
persalinan kala I dapat berkurang. Dalam data yang sudah
Pengaruh Aroma Terapi Terhadap diperoleh seperti yang dilihat pada
Tingkat Nyeri Pada Ibu Bersalin tabel 4.6 dari 12 responden, 5
Primipara Kala I Fase Aktif responden mengalami nyeri berat
Berdasarkan dari hasil terkontrol saat persalinan tidak
penelitian, dimana 6 responden diberikan aroma terapi, sedangkan
mengalami tingkat nyeri yang pada persalinan yang diberikan
berkurang setelah di berikan aroma aroma terapi tingkat nyeri pada
terapi. Pada hasil analisa data kategori ringan sebanyak 4
pengaruh aroma terapi terhadap responden. Dalam tingkat nyeri
tingkat nyeri pada ibu bersalin yang tidak diberikan aroma terapi
primipara kala I fase aktif di RSUD dalam kategori nyeri berat terkontrol
sebanyak 5 responden (41,7%) antispasmodik dan sebagai pereda
sedangkan kategori nyeri berat tidak nyeri. Oleh sebab itu lavender
terkontrol sebanyak 1 responden berguna untuk meredakan nyeri
(8,3%), sedangkan untuk tingkat kontraksi (Medforth, 2011)
nyeri pada persalinan yang Pemberian aroma terapi
diberikan aroma terapi dalam dengan waktu paruh 7-10 detik,
kategori ringan sebanyak 4 pengurangan nyeri dalam batas
responden (33,3%) dan nyeri sedang minimal. Untuk memaksimalkan
sebanyak 2 responden (16,7%). pengurangan nyeri perlu
Dengan hasil penjumlahan 12 penambahan waktu > 10 detik agar
responden (100%) mempunyai efek aroma terapi terasa lebih lama
tingkat nyeri yang berbeda. dalam mengurangi peregangan otot-
Respon aroma terapi yang otot rahim yang dapat menyebabkan
dihasilkan akan merangsang kerja nyeri. Sehingga diharapkan bagi
sel neurokimia otak. Sebagai petugas kesehatan untuk
contoh, bau yang menyenangkan memberikan aroma terapi dalam
akan menstimulasi talamus untuk jangka waktu yang lebih lama.
mengeluarkan enkefalin perasaan
KESIMPULAN
tenang ( Harto, 2011). Durasi kerja 1. Mengidentifikasi nyeri yang
atau waktu paruh aroma terapi diberikan aroma terapi pada ibu
selama 7-10 detik. Aroma yang persalinan yang mengalami proses
dihirup akan masuk dalam paru-paru persalinan terdapat 6 responden
dan dibawa ke otak oleh pembuluh (50%) dengan persalinan diberikan
darah. aroma terapi dimana tingkat nyeri
Aroma terapi dapat menenangkan persalinan kala I hasilnya dengan
dan merilekskan ketegangan yang kategori nyeri ringan sebanyak 4
muncul saat hamil dan melahirkan. responden (33,3%) dan nyeri sedang
Aroma terapi diberikan dengan sebanyak 2 responden (16,7%).
menggunakan kapas/wol yang diberi 2. Mengidentifikasi nyeri yang tidak
1-2 tetes minyak lavender kemudian diberikan aroma terapi pada ibu
dihirup melalui hidung. Lavender persalinan yang mengalami proses
membuat tubuh menjadi rileks, persalinan 6 responden (50%) yang
mengalami nyeri berat terkontrol Muhiman. (1990) dalam Ningrum.
Asuhan Persalinan. Jakarta : EGC
sebanyak 5 responden (41,7%) dan
Notoadmodjo,S. (2005). Metode
kategori nyeri berat tidak terkontrol Penelitian Kesehatan.Ed 3. Jakarta
: Rineka Cipta
sebanyak 1 responden (8,3%)
_____________. (2010). Metodologi
3. Ada Pengaruh Pemberian Aroma Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Terapi Terhadap Tingkat Nyeri Pada
Nursalam. (2008). Konsep dan
Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta:
berdasarkan hasil uji statistik mann-
Salemba Medika.
whitney diperoleh ρ sebanyak 0,002 ________. (2009). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
dengan tingkat signifikan (5%)
Ilmu Keperawatan. Jakarta:
sehingga ρ hitung< α atau 0,002 Salemba Medika.
Potter, P.et.all. (2005). Buku Ajar
<0,05.
Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.EGC
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Riyanto. (2011). Metodeologi Penelitian.
Suatu Pendekatan Praktik. Ed.6. Jakarta : EGC
Jakarta : Rineka Cipta Saifuddin,A (2008). Maternal Neonatal.
Aziz, A. (2010). Metode Penelitian Jakarta : EGC. Yayasan Bina
Kebidanan dan Teknik Analisis Pustaka Sarwono Prawiraharjo.
Data. Jakarta : Salemba Medika Sugiyono. (2011). Statistika untuk
Babtual, B (2010). HYPNOSIS Penelitian. Bandung :
HYPNOBIRTHING Nyeri ALFABETA, CV.
Persalinan dan Berbagai Metode Wiknjosastro,H. (2008). Ilmu
Penanganannya. Yogyakarta : Kebidanan. Jakarta : EGC.
Gosyen publishing. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Prawiraharjo.
Kebidanan. Jakarta : Salemba Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan
Medika Kebidanan Persalinan.
_______. (2010). Asuhan Kebidanan Yogyakarta : Pustaka Rihana
Persalinan. Yogyakarta : Nuha Yuliatun, L. (2008). Penanganan Nyeri
Medika Persalinan dengan Metode Non
JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan Farmakologi. Malang : Bayumedia
Normal. Jakarta : Departemen Ardiansyah .(2010). Pengertian Aroma
Kesehatan Republik Indonesia. Terapi. http://.www.google.com.
Ladewig, P.et.all. (2006). Buku Saku (Download : 6 januari 2013)
Asuhan Ibu dann Bayi Baru Lahir. Harto .(2011). Cara Kerja Aroma
Ed.5. Jakarta : EGC Terapi. http://.www.google.com.
Medforth. (2011). Kebidanan Oxford. (Download : 23 februari 2013)
Jakarta : EGC Ikung.(2011).Waktu Paruh Aroma
Terapi. http://.www.google.com.
(Download : 21 februari 2013)

Anda mungkin juga menyukai