Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran telah ikut mengambil
peranan sejak zaman kuno. Data-data diperoleh ,dari penyelidikan antropologi, aerkologi,
dan etnologi di Mesir dan India dengan ditemukannya salep-salep aromatik, bahan-bahan
pengawet mayat dan lain-lain yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika.
Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES (460 — 370 S.M.) dan kawan-kawan
telah membuat resep-resep kosmetika dan menghubungkannya dengan ilmu kedokteran.
Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus berkembang, maka diadakan
pemisahan kosmetologi dari Ilmu Kedokteran (HENRI de NODEVILI 1260 — 1325),
dikenal 2 bentuk kosmetika :
 Kosmetika untuk merias (decoratio)
 Kosmetika untuk pengobatan kelainan patologi kulit

Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. berdasarkan kegunaan dan


lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13 golongan:
1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lainlain.
2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut
6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerah pipi, bedak muka
8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshener
9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene spray dan
10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain.
12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindung dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen foundation
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan kosmetika untuk bayi.
2. Apa saja penggolongan kosmetika untuk bayi.
3. Perbedaan kulit bayi dengan orang dewasa.

1.3 Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui kosmetologi pada bayi
2. Agar pembaca mengetahui perbedaan kometika pada bayi dan dewasa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kosmetika untuk bayi

Sehat menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) adalah keadaan yang


sempurna baik fisik, mental, dan ekonomis. Dalam arti kata yang sempit sehat berarti tidak
sakit. Kulit yang sehat adalah kulit yang tidak menderita suatu penyakit baik dari luar tubuh
maupun dari dalam tubuh. Setiap organ tubuh manusia, termasuk pula kulit, mempunyai
fungsi tertentu untuk kesehatan. Kulit dengan luas kurang lebih 1,2 m2 dan berat kurang
lebih 15% dari berat badan terdiri dari susunan sel-sel yang membentuk lapisan-lapisan
kulit epidermis,, dermis dan jaringan bawah dermis. Kulit mempunyai fungsi proteksi,
sekresi, termoregulasi, sensorik, ekspresi, produksi (vit D), respirasi dan absorpsi, yang
dilakukan baik oleh sel-sel kulitnya maupun oleh appendagesnya seperti otot, kelenjar
lemak, kelenjar keringat, rambut atau kuku. Kulit yang sehat terlihat sebagai kulit yang
optimal secara fisik maupun fisiologik. Secara fisis kulit yang sehat terlihat dari warna,
konsistensi, kelenturan, struktur bentuk dan besarnya sel-sel dan jaringan kulit lain. Secara
fisiologis terlihat dari keratinisasi, pigmentasi, persarafan, pembentukan keringat,
pembentukan minyak kulit, pertumbuhan rambut.

Untuk kesehatan kulit, kegunaan terutama terletak pada kemampuan perawatan dan
pemeliharaannya. Berbeda dengan kulit dewasa yang tebal dan mantap, kulit bayi dan
balita relatif tipis dengan ikatan antarsel yang longgar. Karena itu kulit anak lebih rentan
terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural kulit bayi dan balita belum
berkembang dan berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus. Perawatan yang
lebih menekankan pada pemeliharaan kulit ketimbang dekorasi ini diharapkan bisa
meningkatkan fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar tubuh.

Perawatan kulit bayi dan balita bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya
dengan memandikan secara teratur, membersihkan rambut, dan mengganti popok atau baju
pada saat tepat. Mandi misalnya, diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore. Dalam
memandikan, perhatikan hal-hal berikut: suhu air disesuaikan dengan umur anak, gunakan
sabun bayi yang lunak, gunakan sampo bayi untuk membersihkan rambut, keringkan badan
dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit, dan berikan bedak dengan sapuan tipis. Selain
itu, perlu diperhatikan bahwa perbandingan luas permukaan kulit dengan berat badan pada
bayi lebih besar daripada orang dewasa. Sehingga, kemungkinan keracunan berbagai bahan
toksik menjadi lebih besar pada bayi, karena tingginya penyerapan melalui kulit.

Sediaan kosmetika bayi adalah sediaan kosmetika yang dibuat dan digunakan khusus
untuk bayi. Pada umumnya penggunaan sediaan kosmetika bayi bertujuan untuk
membersihkan, melembutkan serta melindungi kulit bayi. Atau dengan kata lain sediaan
kosmetika bayi adalah sediaan yang berguna untuk menyegarkan serta mencegah adanya
kelainan pada kulit bayi.

Dalam kosmetika perawatan bayi ada dua pertimbangan yang dipakai untuk
keselamatan bayi yaitu untuk kebersihan dan untuk perlindungan. Bahan-bahan tambahan
yang digunakan dalam kosmetika bayi untuk penyembuhan biasanya menghasilkan
gangguan kulit, tapi orang yang membuat formula kosmetika bayi harus selalu sadar
dengan masalah-masalah keselamatan atau kenyamanan untuk bayi dengan bahan-bahan
tambahan yang digunakan, karena dapat merusak kulit bayi. Tujuan pembuatan kosmetika
bayi yaitu:

1. Emolin( zat pelembut) yang dapat memberi kelembutan untuk kulit yang kering dan
mencegah luka.
2. Membersihkan tubuh bayi
3. Antiseptik untuk menekan pertumbuhan bakteri dan mengontrol infeksi.
4. Meringankan untuk menghilangkan iritasi

2.2 Kulit Neonatus

Neonatus memiliki kulit yang lebih tipis dari pada anak – anak ataupun remaja. Lapisan
dibagian dalam mempunyai kelembapan yang lebih tinggi. Lapisan asid ada dalam
beberapa minggu pertama dan pada neonatus lebih mudah terkena gangguan dari pada
anakremaja. Kondisi kulit bayi baru lahir mengalami peralihan dari lngkungan dalam
kandungan terhadap perubahan suhu dengan kelembapan udara yang berubah – rubah dan
juga kontak dengan kuman patogen, preparat bayi dan sebagainya. Dan substansi yang
berbahaya dapat mengganggu kulit bayi setelah kelahiran.

Perbedaan kulit neonatus, bayi dan orang dewasa

1. Permiabilita perkutan meningkat, terutama pada bayi prematur atau bila terjadi
kerusakan kulit.
2. Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar
3. Produksi kelenjar keringat dan kelenjar sebasa lebih sedikit
4. Terdapat peningkatan mengalami iritasi
5. Sedikit kemungkinan mengalami alergi kontak.
6. Perbandingan luas permukaan klit terhadap volumecairan tubuh relatif lebih besar,
sehingga resiko peningkatan bahan toksik didalam darah lebih tinggi.
7. Terdapat peningkatan kerentanan terhadap infeksi, terutama bakteri

Fungsi kulit pada neonatus

1. Proteksi secara fisis dan imunologis


2. Mengatur suhu tubuh.
3. Mengatur keseimbangan elektrolit.
4. Persepsi ( panas ,dingin, tekanan, dan perabaan).
5. Eksresi

2.3 Penggolongan kosmetika bayi


1. Bedak bayi (baby powder)
Bedak bayi merupakan sediaan bayi berbentuk serbuk yang digunakan untuk
mempercepat penguapan keringat juga sebagai zat pelicin untuk mencegah lecet.
Fungsi utamanya adalah menyerap uap lembab pada kulit dan mencegah lecet karena
pakaian yang dikenakan bayi. Karena mempunyai luas permukaan yang besar, bedak
dapat menahan radiasi panas pada kulit dan juga mempunyai efek penyejuk.
Tujuan penggunaan:
 Menahan radiasi panas dan mempunyai efek penyejuk
 Sering ditambahkan antiseptik untuk mengontrol pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit
 Menyerap uap lembab dan mencegah lecet.

Talk adalah kosmetika dasar utama yang terbaik dan kadang merupakan satu-
satunya konstituen dari bedak bayi karena membantu untuk melumasi permukaan kulit. Zat
yang mempunyai daya serap bagus adalah kaolin, hidrat Al silikat, magnesium, kapur
presipitat , kanji. Kaolin dapat menyerap uap lembab degan cepat dan mudah. Kalsium dan
magnesium karbonat juga dapat digunakan karena mengandung absorban yang baik.
Aluminium dan Zn stearat dapat menyebabkab iritasi kulit, oleh karena itu Mg stearat lebih
dianjurkan.

2. Sabun Bayi

Sabun bayi adalah sediaan kosmetika bayi yang berguna untuk menjaga
kehalusan dan kelembutan serta kesegaran kulit bayi. Pada umumnya memepunyai pH
sekitar 10, berwarna putih dan keras, dibuat dengan cara cetak. Sabun bayi
mengandung banyak lemak. Merupakan sabun lunak hingga tidak akan mengiritasi
kulit bayi , tapi mungkin dapat menyebabkan dermatitis pada kulit. Sabun bayi
biasanya dibuat dari reaksi antara asam lemak tinggi yang terdapat dalam minyak-
minyak lembak seperti oleum alivarum, oleum cocos dengan suatu alkali seperti NaOH,
KOH, dsb. Ke dalam sabun bayi dapat juga ditambahkan suatu antiseptic seperti
heksaklorofen, triklorokarbanilid, dsb.

Tujuan Penggunaan:
 Membersihkan kulit
 Memberikan kesegaran
 Menghaluskan dan melembutkan kulit.

3. Minyak Bayi
Minyak bayi adalah sediaan kosmetika bayi berbentuk minyak jernih dengan
penambahan zat pelembut yang berguna untuk menghilangkan kotoran dan sisa bedak
bayi atau krim bayi dari permukaan kulit.
Tujuan Penggunaannya adalah melindungi kulit dari basah dan luka. Komponen
utamanya adalah minyak mineral dengan kemurnian tinggi (jika digunakan minyak
sayur harus ditambahkan antioksidan).
Cara penggunaan minyak bayi adalah dengan mengoleskannya dengan kapas
pada tempat-tempat yang kotor dan tersembunyi. Lapisan minyak yang tertinggal pada
kulit akan memberikan efek perlindungan ada kulit yaitu dapat sebagai pelindung
terhadap air kencing dan keringat serta gesekan tanpa menghilangkan keluarnya
keringat.

4. Lotion dan Krim Bayi


Lotion merupakan sediaan yang banyak mengandung air untuk membersihkan kotoran
yang menempel pada kulit serta memberikan rasa segar dan dingin. Krim merupakan
sediaan yang berbentuk emulsi air dalam minyak dengan kadar lemak relatif tinggi
sebagai pelembut dan pelembab kulit.
Tujuan Penggunaan:
 Membersihkan kotoran
 Pelembut dan pelembab
 Memberikan rasa dingin

5. Sampo Bayi
Shampoo bayi merupakan sediaan bayi yang digunakan untuk membersihkan
kulit kepala dan rambut bayi. shampoo ini tidak jauh berbeda dari shampoo untuk
dewasa walaupun di dalamnya terdapat perawatan khusus yaitu surfaktan yang
memiliki indeks iritasi mata yang sangat rendah. Beberapa surfaktan memiliki efek
anestesi pada mukosa mata dan jika zat-zat ini dapat menyebabkan kerusakan kornea
yang dapat menyebabkan kerusakan yang serius karena membilas mata dengan cepat
adalah tidak memungkinkan.
Surfaktan yang memilliki efek anestetik kebanyakan senyawa alkylaril yang
berkondensasi dengan sejumlah molekul polietilen oksida dan amina asam lemak.
Beberapa surfaktan nonionic dapat juga digunakan dalam shampoo bayi tetapi karena
kapasitas pembentukan busanya relative rendah, biasanya termasuk ke dalam deterjen
sekunder bersama zat-zat ampholitik. Produk kondensasi dari protein asam lemak yang
juga termasuk bahan baku deterjen anion-aktif yang lembut dan ditoleransi dengan baik
oleh membrane mukosa mata. Zat-zat ini cocok dengan asam dan oleh karena itu dapat
disesuaikan dengan pH yang diinginkan. Kombinasi dengan deterjen anionic juga
meningkatkan kelembutan. Asam lemak sakrosinat mengkombinasikan kelembutan
dengan busa yang banyak dan efek pembersih dalam rentang pH asam yang rendah,
dan magnesium laurel eter sulfat dapat juga digunakan karena indeks iritasi mata yang
relative rendah.

6. Salep Bayi
Salep bayi adalah suatu sediaan kosmetika bayi yang berguna untuk perawatan dan
pengobatan pada kulit bayi, misalnya kalau sampai terjadi luka-luka karena adanya
gesekan-gesekan. Pada umumnya salep mata terdiri dari satu atau lebih zat berkhasiat
dalam suatu zat pembawa sebagai zat berkhasiat dapat digunakan ichtyol, adeps lanae,
sulfur, antibiotika, antiseptika, ZnO, dsb. Sebgai zat pembawa dapat digunkan dasar-
dasr salep atau dasr-dasr krim. Penggunaan salep bayi biasanya harus sesuai dengan
resep dari dokter karena mengandung bahan – bahan atau zat berkhasiat yang cukup
keras sehingga harus dengan resep dokter. Bila tidak dengan resep dokter
dikhawatirkan akan timbul reaksi alergi pada bayi seperti timbul bercak merah pada
kulit, kulit mengelupas, dan lain sebagainya.

2.4 Syarat - Syarat Sediaan Kosmetika Bayi

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan kosmetika bayi,
antara lain :

1. zat yang dipergunakan harus betul-betul aman dan murni.


2. parfum untuk bayi harus telah diperiksa, tidak mengiritasi kulit dan hanya boleh
digunakan dalam jumlah yang sangat kecil.
Selain faktor-faktor di atas, ada syarat-syarat khusus untuk beberapa sediaan bayi, antara
lain :

1. Bedak Bayi
 Bahan yang dipakai harus steril
 Zat pembawa harus bersifat licin, membantu melemaskan kulit, Serta tidak
menghalangi kulit, dan melekat baik pada kulit.
 Ukuran partikel yang dianjurknan adalah 10-40 µm.
 Zat pembawa tidak mudah mengendap uap lembap dan tidak dapat digabung
dengan absorben yang lain.
 Bilangan kuman tudak melebihi 500 per gram.

2. Lotion dan Krim Bayi


 Tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
 Tidak mengganggu aktivitas fisiologi pada kulit
 Tidak menghalangi keluarnya keringat.
 Tidak menimbulkan terbentuknya lapisan tipis dipermukaan kulit

3. Minyak Bayi
 Tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
 Tidak mengganggu aktivitas fisiologis dari kulit.
 Tidak menghalangi keluarnya keringat
 Perlu ditambahkan antioksidan jika menggunakan minyak sayur.
 Konsentrasi pewangi tidak lebih dari 2% karena dapat menyebabkan iritasi kulit
(parfum yang tidak boleh digunakan antara lain : Benzilidin aseton, cinnamat
aldehid sitral, eugenol, heliotropin, hidroksicitronellal, metal heptine karbonat,
metal nonil asetaldehide, resin olibanum, dan vanillin)

4. Shampo Bayi
 Tidak menimbulkan iritasi pada kulit kepala dan mata.
 Zat aktif yang digunakan harus mempunyai daya iritasi yang
 sangat lemah terhadap kornea mata.
 Konsentrasi surfaktan tidak boleh terlalu tinggi,
 pH harus sesuai dengan pH cairan mata

5. Sabun Bayi
 Tidak mengiritasi dan menyebabkan dermatitis pada kulit.

2.5 Bahan / zat yang perlu di perhatikan dalam kosmetika untuk bayi
1. Sabun
Sulfur dapat mengurangi lemak kulit sehingga menyebabkan kekeringan dan gatal.
Sementara heksaklorofen dapat menimbulkan keracunan pada susunan saraf pusat.
.Selain itu, TBS, TCA, dan yodium dapat menyebabkan alergi pada kulit.

2. Sampo

Sebaiknya keramas dilakukan 2-3 kali seminggu. Bila terlalu sering, rambut malah bisa
menjadi kusam dan kering. Bahan kondisioner sebaiknya dipakai bila anak sudah
berumur 5 tahun. Sampo bayi biasanya dibuat dengan pH yang mendekati pH air mata,
sehingga tidak menimbulkan pedih di mata. Sebaiknya, pilih sampo yang tidak
mengandung selenium sulfida.

3. Pelembab

Di negara tropis yang kelembabannya relatif tinggi, pelembab sebetulnya kurang


dibutuhkan. Bahkan penggunaan yang berlebihan bisa menyumbat pori-pori dan
menimbulkan biang keringat. Namun, bila perlu, pelembab dapat digunakan untuk
mencegah eksim popok. Khusus untuk baby oil, bisa dipakai untuk membersihkan
kotoran bayi dan lemak di kulit kepala.

4. Bedak
Bedak dapat digunakan untuk mencegah gesekan. Namun, bila sampai terhirup dapat
menimbulkan kelainan pada paru-paru, karena mengandung magnesium silikat yang
sama dengan asbes. Makanya, Bedak sebaiknya jangan ditaburkan, tapi ditutul-tutulkan
saja pada kulit bayi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kosmetika bayi
itu adalah sediaan kosmetika yang dibuat dan digunakan khusus untuk bayi yang bertujuan
untuk membersihkan, melembutkan serta melinungi kulit bayi. Atau sediaan kosmetika
bayi adalah sediaan yang berguna untuk menyegarkan serta mencegah adanya kelainan
pada kulit bayi. Kosmetika bayi banyak macamnya, diantaranya adalah : baby shampoo,
baby oil, baby lotion, baby powder, baby cream, baby cologne dan hair lotion. Yang mana
kosmetika bayi itu harus dibuat sebaik mungkin, karena bayi sangat sensitive makanya
untuk pemakaian bahan-bahan tambahan untuk sediaan kosmetika bayi harus murni dan
aman.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, Formularium Kosmetika Indonesia (Jakarta: Dirjen POM


Depkes RI, 1985)
2. Harry, R.G., Modern cosmeticology, 3rd edition, Chemical Publishing Company, New
York, 1974
3. Jellinek JS., Formulation and Function of Cosmetics (New York, Willey Interscience,
1970)
4. Keithler, W.M.R., The formulation of Cosmetics Spacialties, Drug and Cosmetic
Industry, New York, 1956
5. Soeryati, Sri, Sediaan kosmetika, departemen pendidikan nasional Unpad,bandung, 2002
6. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Formularium Medicamentum Selectum edisi ke
IV(Surabaya: ISFI cabang Jawa Timur)

Anda mungkin juga menyukai