Asuhan Keperawatan Abortus
Asuhan Keperawatan Abortus
Disusun oleh:
Robby Ramdhan (88150011)
Yonata Pratomo (88150040)
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Abortus”. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah ini yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami sadar betul makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak materi yang belum
dibahas maupun dijelaskan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran
yang membangun serta usulan referensi yang dapat mendukung perbaikan makalah ini
sehingga lebih efektif dalam penggunaannya di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipelajari dan dipahami oleh pembacanya mengingat salah
satu tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai bahan pembelajaran. Kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata maupun informasi terkait isi makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi
belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek
liewollyn&Jones, 2002)
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelmun janin dapat hidup di dunia luar
tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi mungkin hidup di dunia luar bila berat
badannya telah mencapai >500 gr atau umur kehamilan >20 minggu. (Satrawinata,
Sulaiman, 2004)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Istilah abortus dipakai
untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. (Manuaba. 2010)
Kelainan dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu abortus spontan, abortus
buatan, dan terapeutik. Biasanya abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas
sel telur dan sel sperma. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan
disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena
indikasi medik disebut abortus terapeutik.
a. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam
hal ini dibedakan sebagai berikut:
1) Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari
Abdul, 2000).
Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu,
ibu mungkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada abortus jenis
ini, hasil konsepsi atau janin masih berada di dalam, dan tidak disertai
pembukaan (dilatasi serviks).
b. Abortus provokatus
- Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum,
psikologi).
Pada awal abortus terjadi pendarahan yang menyebabkan janin terlepas. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi
koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8–14 minggu
villi koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan
sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah
ketubah pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion
kosong dan kemudian plasenta (Prawirohardjo, S, 2002).
b. Infeksi kronis
a) Hipertensi.
b) Nephritis.
c) Diabetes.
d) Anemia berat.
e) Penyakit jantung.
f) Toxemia gravidarum.
h) Trauma fisik.
3) Retroversi kronis.
3.1. Pengkajian
a. Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu.
d. Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
j. Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahn yang menyertainya.
Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat
lainnya.
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat
tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fisik, (Johnson & Taylor, 2005 : 39) meliputi :
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
1) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi
PENUTUP
4.1. Kesimpulam
sebelum janin mencapai berat 1000 gram. Abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas. Dimana masa getasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002). Kelainan dalam kehamilan ada
beberapa macam yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik. Biasanya
abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
abortus terapeutik.
4.2. Saran
diperhatikan dan dapat bermanfaat bagi kita semua untuk mengantisipasi dari pada
bentuk abortus, faktor-faktor penyebab abortus serta dampak negative yang dapat
Derek liewollyn & Jones. 2002. DASAR – DASAR OBSTETRI & GINEKOLOGI. Jakarta :
Hipokrates.
Km Ita Wirasadi. 2010. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Pada Pasien Dengan
Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
Saifuddin AB. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
EGC.
Wiknjosastro. 2010. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan. Neonatal,