Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
merupakan badan hukum publik yang melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional.
Untuk menjalankan program JKN BPJS dibutuhkan ketersediaan fasilitas kesehatan
agar peserta JKN BPJS kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 12 tahun 2013 pasal 35 ayat (1) yang
berbunyi, "Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan
fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan".
Pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan bagi peserta JKN BPJS
berupa fasilitas tingkat 1, yaitu ; Puskemas, fasilitas kesehatan milik TNI, fasilitas
kesehatan milik POLRI dan praktek dokter umum atau klinik umum. Fasilitas tingkat
lanjutan berupa Rumah Sakit, yaitu terdiri dari RS Umum (RSU), Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP), RS Umum Pemerintah Daerah (RSUD), RS Umum TNI,
RS Bhayangkara (POLRI), RS khusus, RS bergerak dan RS Lapangan serta
balai kesehatan. Walaupun pemerintah telah menyediakan rumah sakit tersebut,
tetapi rumah sakit itu tentu tidak cukup untuk dapat melayani peserta JKN BPJS
di satu wilayah. Maka, pemerintah menghimbau agar rumah sakit swasta
bersedia menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan agar dapat mensukseskan
program pemerintah yang tertera pada pasal 36 ayat 3 Perpres nomor 12 tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan, yang merupakan salah satu aturan pelaksana dari UU No
24/2011 tentang BPJS,”Fasilitas kesehatan milik swasta yang memenuhi
persyaratan dapat menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan”. Dengan demikian,
kerja sama rumah sakit swasta dengan BPJS bersifat "dapat", bukan "wajib".
Peraturan Presiden (Perpres) nomor 12 tahun 2013 pasal 36 ayat 3 menjadi
dasar RSU Mutia Sari sebagai salah satu rumah sakit swasta bersedia bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan guna ikut mensukseskan program pemerintah. RSU
Mutia Sari menyediakan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN BPJS yang
dikelola oleh unit medical record di Rumah Sakit tersebut. BPJS Kesehatan
merupakan hal yang baru dalam program pemerintah. Sehingga, masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui secara jelas bagaimana sebenarnya alur
pelayanan rumah sakit ketika berobat dengan menggunakan kartu BPJS
Kesehatan, salah satunya di RSU Mutia Sari. Belum adanya peraturan yang jelas
atau laporan mengenai pelaksanaan berobat dengan memakai kartu BPJS
Kesehatan di setiap rumah sakit. Ketidakjelasan masyarakat tersebut
menimbulkan terjadinya beberapa kendala, seperti tanggal lahir pada KTP dan kartu
BPJS Kesehatan berbeda membuat terjadinya kesimpang siuran dan diharapkan
pasien BPJS mengurus dahulu kartunya. Pasien yang datang hendak berobat,
tapi tidak melengkapi persyaratan yaitu membawa surat rujukan dari faskes
tingkat 1, kartu BPJS Kesehatan dan KTP atau kartu kontrol bagi pasien lama,
sehingga tidak bisa dilayani oleh RSU Mutia Sari, kecuali pasien dalam keadaan
darurat.

B. TUJUAN.
a. Tujuan umum.
Mengetahui alur pelayanan rawat jalan bagi pasien peserta JKN di RSU Mutia
Sari.
b. Tujuan khusus.
1. Mengetahui alur pelayanan rawat jalan bagi pasien peserta JKN
yaitu dengan memberikan berkas (syarat-syarat BPJS) kepada bagian
informasi RSU Mutia Sari.
2. Mengetahui alur pelayanan rawat jalan bagi pasien peserta JKN untuk
pengambilan nomor antrian dan melakukan pendaftaran di ADM rawat jalan.
3. Mengetahui alur pelayanan rawat jalan bagi pasien peserta JKN pada
poli tujuan di poliklinik RSU Mutia Sari.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


1. Definisi BPJS.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS
adalah badan hukum yang di bentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial (UU No 24 Tahun 2011). BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang BPJS, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial
yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi Jaminan Kesehatan PT Askes
menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT
Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Dasar Hukum.
1) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Kesehatan;
2) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012
Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
4) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan.
3. Tata Cara Mendapatkan Pelayanan Bagi Pasien BPJS.
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan BPJS telah menerbitkan
buku panduan layanan bagi peserta BPJS kesehatan. Dalam buku ini
disebutkan bahwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pasien BPJS harus
mengikuti alur yang telah ditentukan.
Gambar 2.1 : Alur Pelayanan Kesehatan
Sumber; Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS.

Sedangkan untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan, pasien BPJS


harus melengkapi persyaratan administrasi sbb :
a. Membawa Surat Rujukan dari Puskesmas atau dokter keluarga, Rumah
Sakit tipe C atau tipe B, kecuali bagi pasien gawat darurat.
b. Kartu BPJS asli beserta foto copynya.
c. Foto copy KTP yang masih berlaku.
d. Foto copy kartu Keluarga ( KK ).
e. Surat kontrol bagi pasien yang baru selesai dirawat inap.
Persyaratan yang mewajibkan pasien peserta BPJS non PBI membawa
surat rujukan dari fakes tingkat I dan II adalah sesuai dengan Permenkes RI
No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan.
Pada Bab III pasal 4 Permenkes RI No. 001 Tahun 2012 disebutkan bahwa :
1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan
medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan
dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan
dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
Sedangkan pada pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa sistem rujukan
diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan.
4. Persyaratan administrasi BPJS non PBI Rawat Jalan
1) Kartu BPJS.
2) KTP.
3) Surat rujukan.
4) Surat kontrol.
B. Upaya Menurunkan Angka Kehilangan Surat Kontrol Pasien.
1. Definisi surat kontrol
Surat kontrol adalah surat rekomendasi dokter penanggung jawab
pasien (DPJP), bila telah mempunyai surat kontrol dari dokter maka pasien
dapat langsung berobat ke rumah sakit dengan membawa surat kontrol dan
kartu BPJS Kesehatan tanpa harus meminta lagi surat rujukan dari klinik atau
puskesmas.
2.

Anda mungkin juga menyukai