Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

Kelompok IV

1. MOH.KURNIAWAN 6. SARIFA
2. INDAH YULIANSARI 7.INDRI OKRAFIANI
3. FITRIANI D 8. ARISTA NUR PAPUTUNGAN
4. RIFKI 9. MARNI.
5 NURJAYANTI 10. MOH.IQBAL

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN KEPERAWATAN PALU

PRODI DIV KEPERWATAN

T.A 2014 – 2015


BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (higine),
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting).

B. Tanda dan Gejala


 Mandi/higine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
msuk dan keluar kamar mandi.
 Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakkan pakaian dalam, memilih pakaian,menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
 Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan.
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mrngunyah makanan ,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka
kontainer, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan
dari wadah lalu emasukkannya ke mulut, melengkapi makanan,
mencerna makanan menurut cara ang diterima masyarakat, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
 BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stresor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami
harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan,
maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat,
maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tingggi isolasi
sosial.

C. Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klientidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwadengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalamperawatan
diri.
2. Faktor presiptasi
Menurut Depkes (2000: 59)
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:


1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahanpolapersonal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya. Dampak yang sering timbul
pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatanyang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhanrasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

D. Data Yang Perlu Dikaji


Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Defisit Perawatan Diri Subjektif :
 Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya
dingin, atau di RS tidak tersedia alat mandi.
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
 Klien mengatakan ingin disuapi makan.
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat
kelaminnya setelah BAK maupun BAB.
Objektif :
 Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai
dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan
berbau, serta kuku panjang dan kotor.
 Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau
tidak berdandan (wanita).
 Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri,
makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/BAK.

E. Pohon Masalah

Effeck Risiko Tinggi Isolasi Sosial

Core Problem
Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah Kronis

F. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Defisit Perawatan Diri.
2. Harga diri rendah kronis.
3. Risiko tinggi isolasi sosial.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

 Masalah : Defisit Perawatan Diri


 Pertemuan : Ke- 1 ( Pertama )

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi
Klien tidak terlihat bersih, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
berbau, serta kuku panjang dan kotor. Pakaian klien terihat kotor, tidak
bercukur bagi lai laki, dan tidak berdandan bagi yang perempuan. Klien
makan berceceran, selian itu makannya juga tidak pada tempatnya. Klien
suka BAB/BAK tidak pada tempatnya dan juga tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAK/ BAB
2. Diagnose Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan Khusus/SP 1
 Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Ekspresi wajah bersahabat
b. Menunjukkan rasa senang
c. Klien bersedia berjabat tangan
d. Klien bersedia menyebutkan nama
e. Ada kontak mata
f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.

 Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB/BAK.


 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
 Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri
dan cara melakukan kebersihan diri.
 Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien.

4. Rencana Asuhan Keperwatan

Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi


u: Stelah...x pertemuan, SP 1
kukan kebersihan diri sendiri secara mendiri pasien dapat enjelsakan - Identifikasi kebersihan
kukan berhias / berdandan dan secara baik. pentingnya : diri, berdandan,makan,dan
kukan makan dengan baik - Kebershan diri BAB/BAK
kukan BAB/ BAK secara mandiri - Berdandan/ berhias - Jelaskan pentingnya
- Makan kebersihan diri
- BAB/BAK - Jelaskan alat dan cara
- Dan mampu melakukan kebersihan diri
merawat diri - Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Sp 2
- Evaluasi kegiatan yang
lalu(Sp 1)
- Jelaskan pentingnya
berdandan
- Latih cara berdandan
-untuk pasien laki-laki
meliputi cara
-berpakaian
-menyisir rambut
-bercukur
-untuk pasien perempuan
-berpakaian
-menyisir rambut
-berhias
- masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien

Sp 3

- Evaluasi kegiatan yang


lalu (SP 1 & 2)
- Jelaskan cara dan alat
makan yang benar
-jelaskan cara
menyiapkan makanan
- jelaskan merapikan
peralatan makan setelah
makan
-praktek makan sesuai
dengan tahapan makan
yang baik

-latih kegiatan makan

-masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien

SP 4

- Evaluasi kemampuan
pasien yang lalu ( SP 1,2,
dan 3 )
- Latih cara BAB dan BAK
yang baik
- Menjelaskan tempak BAB
dan BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB dan BAK.

- Jelaskan defisit
perawatan diri
- Jelaskan cara merawat
kebersihan diri,
berdandan, makan
BAB/BAK
SP 2

- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat
langsung ke pasien,
kebersihan diri, dan
berdandan
- RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien

SP 3

- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat
langsung ke pasien cara
makan
- RTL
LATIHAN FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI
PADA SETIAP SP

Latihan 1. Percakapan saat melakukan pengkajian pada klien dengan


kurang perawatan diri : mandi/kebersihan diri,
berpakaian/berhias,makan, dan BAB/BAK.

Orientasi :
“selamat pagi tina, bagaimana perasaanmu hari ini ? bagaimana kalu saat ini kita
mendiskusikan tentang kemampuan tina dalam melakukan kegiatan sehari-hari
selama 15 menit, tina setuju ?”
Kerja :
 Pengkajian mandi/kebersihan diri
“Berapa kali tina mandi dalam sehari ? Apakah tina sudah mandi hari ini ?
menurut tina apa keguanaan mandi ? apa yang membuat tina tida bisa merawat
diri ? menurut tina apa manfaatnya kita menjaga kebersihan diri ? seperti apa
tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik ? menurut tina jika kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa yang bisa muncul ?
 Pengkajian berpakaian
“Apa yang tina lakukan agar tidak kedinginan setelah mandi ? Kapan tina
mengganti pakaian ? berapa hari sekali tina mengganti pakaian ? apa manfaat
mengganti pakaian ? apa kerugiannya bila tidak mengganti pakaian ?
Bagaimana cara memakai dan melepaskan pakaian ? di mana tempat
mengambil pakaian dan meletakkan pakaian kotor ?
 pengkajian berdandan untuk klien laki-laki/wanita
“ berapa kali tono bercukur dalam seminggu ? kapan tono bercukur terakhir ?
apa gunannya bercukur ? kapan rambut di sisir ? bagai mana cara menyisir
rambut ?
“apa yang tina lakkan merawat rambut dan muka ? kapan saya tina menyisir
rambut ? bagaimana dengan bedakan? apa tujuan sisir dan berdandan ?”
 pengkajian kemampuan BAB/BAK
“di mana biasanya tinaBAB/BAK ? bagaimana cara membersihkannya?

Terminasi:
“ Bagaimana perasaan tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
perawatan diri tadi ? Sekarang coba tina ulangi lagi tanda - tanda bersih dan
rapi ? Setengah jam lagi kita akan mendiskusikan tentang cara-cara merawat
diri skligus tina mempraktikannya. Bagaimana tina ? Setuju ?
( Perawat Menyiapkan Peralatan untuk perawatan dii yang akan di gunakan ).

2. Memberikan latihan cara melakukan mandi/kebersihan diri


secara mandiri

Perawat dapat melakukan tahapan tindakan berikut ini guna melatih klien
dalam melakukan mandi/kebersihan diri

 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri


 Menjelaskan alat alat yang diperlukan untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara cara melakukan kebersihan diri
 Melatih klien memperaktikan cara menjaga kebersihan dir

Latihan 2. Berikut ini adalah percakapan saat melatih klien tentang cara
melakukan perawatan diri : mandi/ kebersihan diri

Orientasi :
”selamat pagi tina” apakah masih ingat tanda tandanya bersih ? selama setengah jam
ini kita akan membicarakan bagaimana caranya mandi, mengosok gigi, keramas,
berpakaian, dan menggunting kuku yang benar. Selanjutnya ... kita akan mencoba
mempraktekan cara cara yang telah kita diskusikan ini. Siap.. ?
Kerja :
“menurut tina kalau mandi itu kita harus bagaimana ? sebelum mandi apa yang
harus kita persiapkan ? Benar sakali. Tina perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sikat gigi, sampo, sabun dan sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi,
suster akan membimbing Tina melakukannya. Sekarang Tina siram seluruh tubuh
tina termasuk rambut lalu ambil sampo dan gosokan pada kepala tina sampai
berbusa, setelah itu bilas sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya ambil sabun,
gosokan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan dengan air bersih, jangan
lupa sikat gigi pakai odol. Gosok seluruh gigi tina. Giginya di sikat mulai dari depan
sampai belakang, dan arahnya dari atas ke bawah. Bagus, lalu kumur kumur sampai
bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh Tina. Sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk, tina bagus sekali melakukannya. Selanjutnya Tina pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”

Terminasi :
“ bagaimana perasaan Tina setelah mandi dan mengganti pakaian ? “
“ coba Tina sebutkan lagi bagaimana cara cara mandi yang baik seperti yang sudah
Tian lakukan tasi ?“
“ Besok kita ketemu untuk mendiskusikan jadwal kegitan Tina terkait dengan
kemampuan Tina dalam merwat diri. “

3. Melatih klien bersandan / berhias.


Perawat harus dapat melatih kemampuan klien untuk berdandan atau berhias.
Bagi klien laki laki latihan berhias meliputi berpakaian, menyisir rambut, dan
bercukur. Sedangkan bagi klien perempuan latihan berhias atau berdandan
meliputi berpakaian, menyisir rambut dan berhias
Latihan 3a. Berikut ini adalah percakapan saat melatih klien kali-laki untuk
berdandan

Orientasi :
“selamat pagi pak tono ?”
“ bagaimana perasaanya hari ini ?”
“ hari ini kita akan latihan berdandan, mau di mana latihannya. Bagaimna kalau di
ruang tamu ? waktunya setengah jam saja “

Kerja :
“ Apa yang di lakukan etelah mandi ? “
“ Apa Bapak bisa menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”
“ Untuk menyisir rambut sebaiknya di lakukan setiap setelah mandi, pakailah sisir
yang bersih dan tidak tajam ? coba Bapak praktikan ... ya, bagus !”
“ Tampaknya kumis dan janggut Bapak sudah panjang. Mari pak di rapikan! Ya ,
bagus ! “ ( catatan : janggut di cukur bila klien tidk ingin memelihara janggut )
“ untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang
sehat adalah 2 kali dalam sehari. Sekarang coba bapak ganti baju. Ya, bagus seperti
itu . “

Terminasi :
“ bagaimana perasaan bapak setelah berdandan. “
“ coba sekali lagi bapak sebutkan cara berdandan yang baik “
“ selanjunya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi
ys. “
“ Minggu depan kita latihan makan yang baik. Nanti kita akan makan bersama. Saya
akan datang jam 10 pagi.”
Latihan 3b. Berikut ini adalah percakapan saat melatih klien perempuan
untuk berdandan

Orientasi :
“selamat pagi, bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
“ sesuai janji kita hari ini, kita akan latihan berdandan agar ibu tapak rapi dan cantik

Kerja :
“ Bagaimna cara ibu berdandan ? apakah dengan menyisir rambut ? bagaimna cara
ibu menyisir rambut ? “
“ apakah itu biasa memakai bedak ?”
“ Nah sekarang kita praktik ya, mulai dengan menggati pakaian. Ya bagus. Sekarang
menyisir rambut .... ya... bagus sekali.... lanjutkan dengan merias muka. Ya bagus.
Ibu sekarang sudah tampak cantik.”
“ saya jelaskan bahwa ganti baju sebaiknya di lakukan dua kali dalam sehari
kemudian menyisir rambut setelah mandi. Memakai bedak dilakukan setelah mandi.

Terminasi :
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah belajar berdandan. “
“ Untuk berdandan caranya bagaimana ?”
“ Hari- hari berikutnya saya harap Ibu sudah bisa berdandan dengan baik. “
“ Minggu depan kita bertemu lagi untuk beajar cara makan yang baik. “

4. Melatih klien makan secara mandiri


Perawat dapat melatih cara makan klien dengan melakukan tahapan sbb.

 Menjelaskan cara mempersiakan makan


 Menjelaskan cara makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapikan perlatan makan setelah makan
 Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Orientasi :
Selamat pagi ibu asih? Bagaimana perasaan ibu hari ini ?
Apakah berdandan sudah dilakukan tiap hari?”
Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan selama
satu jam... langsung di ruang makan ya... !’”

Kerja :
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat. Maupun setelah makan? Di mana bu asih
makan?”
“ sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktikan” “bagus setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum di santap
kita berdoa dulu
Silakan bu asih yang pimpin ! bagus...”
“ mari kita makan... saat makan kita harus menyuap makanan dengan pelan
pelan. Ya, mari kita makan...’’
“ setelah makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul... dan kita
akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus !”

Terminasi.
“ bagaimana perasaan bu asih setelah kita bersama sama.”
“ setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan?”
“ hari hari berikutnya saya berharap ibu asih melakukan cara tadi dengan baik”

5) mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri.


Perawat dapat melakukan tahapan berikut ini untuk melatih klien bab/bak
secara mandiri.

 Menjelaskan tempat bab/bak yang sesuai .


 Menjelaskan cara membersikan diri setelah bab dan bak.
 Menjelaskan cara membersikan tempat bab dan bak.
Orientai :
‘’Selamat pagi Tono? Bagaimana perasaan tono hari ini?”
“sesuai dengan janji kita ,selama setengah jam ini kita,akan membicarakan,
tentang cara bab/bak yang baik?”

Kerja:
‘ Di mana biasanya tono bab/bak?”
“ benar tono. Bak/bak yang baik itu di wc/kakus, kamar mandi. Atau tempat lain
yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidakbab/bak di
sembrangan tempat ya...?”
“ sekarang, coba tono jelaskan kepada saya bagaimana cara tono membasuhnya?”
“ sudah bagus ya tono yang perlu diingat saat tono membasuh adalah tono
membersihkannya anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak
ada tinja/ atau air kancing yang masih terisah di tubuh tono.”

 Untuk klien laki laki


“ setelah tono selasai membersihkan anus, jangan lupa tinja/ air kencing yang ada
di kakus/wc dibersihkan. Caranya dengan menyiram tinja/air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/wc. Jika
tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti tono ikut mencegah
menyebabkanya kuman. Berbahaya yang ada pada kotoran/air kencing. Setelah
selasai membersihkan tinja/air kencing, tono perlu merapikan kembali pakain
sebelum keluar dari wc/kakus/kamar mandi. Pastikan resletingcelana telah
tertutup rapi.

 Untuk klien wanita


‘’ cara membersihkan anus yang benar setelah tina bab yaitu dengan menyiramkan
air dari arah depan ke belakang . jangan terbalik ya.... cara seperti ini berguna
untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus di bagian kemaluan
kita.”
Terminasi
“ bagaimana perasaan tono setelah kita membicarakan tentang cara bab/bak yang
baik?” setelah kita membersihkan anus apa yang sebaiknya yang kita lakukan?
Untuk selajutnya saya berharap tono dapat melakukan dengan cara cara yang di
jelaskan tadi.”
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
No Diagnosa Perencanaan
tgl Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kreteria evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Defisit perawatan
diri : mandi,
berpakaian, makan,
eliminasit

. Rencana Keperawatan Defisit Perawatan Diri

Nama Klien : Diagnosa Medis :

Ruangan : No.CM :
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 2 3 4 5 6 7
Defisit perawatan 1. Klien dapat 1.1 Klien dapat 1.1.1 Diskusikan bersama klien
diri : mandi, mengenal menyebutkan pentingnya kebersihan diri
berpakaian, tentang pentingnya dengan cara menjelaskan
makan, eliminasi pentingnya kebersihan diri pengertian tentang arti
kebersihan dalam waktu 2 kali bersih dan tanda-tanda
diri pertemuan : bersih
 Tanda-tanda 1.1.2 Dorong klien untuk
bersih menyebutkan 3 dari 5
 Badan tidak bau tanda kebersihan
 Rambut rapi,
bersih dan tidak
bau
 Gigi bersih &
tidak bau mulut
 Baju rapi & tidak
bau 1.2.1 Diskusikan fungsi
1.2 Klien mampu kebersihan diri untuk
menyebutkan kesehatan dengan
kembali kebersihan menggali pengetahuan
untuk kesehatan. klien terhadap hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri.
1.2.2 Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan
diri.
1.2.3 Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.

1.3.1 Ingatkan klien untuk


1.3 Klien dapat memelihara kebersihan
menjelaskan cara diri seperti:
merawat diri, antara  Mandi 2 kali, pagi dan
lain : sore
 Mandi 2 kali  Sikat gigi minimal 2
sehari dengan kali sehari (sesudah
sabun makan dan sebelum
 Menggosok gigi tidur)
2 kali sehari  Keramas dan menyisir
setelah makan rambut
dan akan tidur  Gunting kuku bila
 Mencuci rambut panjang
203 kali
seminggu dan
memotong kuku
bila panjang
 Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah makan
2. Klien dapat
mengidentifik 2.1.1 Motivasi klien untuk
asi penyebab 2.1 Klien berusaha mandi:
perilaku untuk memelihara  Ingatkan caranya,
kekerasan kebersihan diri, evaluasi hasilnya &
yaitu : beri umpan balk.
 Mandi pakai  Bimbing klien dengan
sabun dan bantuan minimal.
disiram dengan  Jika hasilnya kurang,
air sampai bersih kaji hambatan yang
 Mengganti ada.
pakaian bersih 2.1.2 Bimbing klien untuk
sehari sekali dan mandi
merapikan  Ingatkan dan anjurkan
penampilan untuk mandi 2 kali
sehari dengan
menggunakan sabun.
 Anjurkan klien untuk
meningkatkan cara
mandi yang benar.
2.1.3 Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari:
 Anjurkan klien untuk
mempertahankan dan
meningkatkan
penampilan diri setiap
hari.
 Dorong klien untuk
mencuci pakaiannya
sendiri.
 Demonstrasikan cara
mencuci pakaian yang
benar dengan sabun
dan dibilas.
2.1.4 Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut
 Beri kesempatan pada
klien untuk melakukan
sendiri.
 Ingatkan potong kuku
dan keramas.
2.1.5 Kolaborasi dengan
perawat ruangan untuk
pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri,
seperti mandi, dan
kebeersihan kamar mandi.
2.1.6 Bekerja sama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri sendiri
seperti odol, sikat gigi,
3. Klien dapat sampo, pakaian ganti,
melakukan handuk dan sandal.
kebersihan 3.1 Setelah satu
perawatan minggu klien dapat 3.1.1 Monitor klien dalam
diri secara melakukan melaksanakan kebersihan
mandiri. perawatan diri secara teratur.
kebersihan diri Ingatkan untuk mencuci
secara rutin dan rambut, menyisir, gosok
teratur tanpa gigi, ganti baju dan pakai
anjuran sandal.
 Mandi pagi dan
sore.
 Ganti baju
setiap hari.
 Penampilan
bersih dan rapi.
No Klien Keluarga
SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejal deficit perawatan diri, dan jelas
deficit perawatan diri yang di alami pasien beserta pross terjadinya.
3. Membantu pasien mempraktikan cara menjaga Menjelaskan cara-cara merawat pasien deficit perawatan diri.
kebersihan diri.

4. Mengajurkan pasien memasukkan dalam jadwal


kegiatan harian

SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan deficit
perawatan diri.
2. Menjelaskan cara makan yang baik. Melatih keluarga mempraktikkan caraa merawat langsung kepada pasien
deficit perawatan diri.
3. Membantu pasien mempraktikkan cara makan
yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termaksud
minum obat ( discharge planning )
Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
2. Menjelaskan cara makan yang baik.

3. Membantu pasien mempraktikkan cara eliminasi


kegiatan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.

SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan.

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal


kegiatan harian.
4. klien dapat 4.1 klien 4.1.1 beri reinforcement positif
mempertahankan selalu jika klien berhasil melakukan
kebersihan diri tampak kebersihan diri
secara mandiri. bersih dan 5.1.1 jelaskan padakeluarga
rapi tentang penyebab kurang
minatnya klien menjaga
5. klien dapat 5.1 keluarga kebersihan diri.
dukungan selalu 5.1.2 diskusikan bersama
keluarga dalam mengingat keluarga tentang tindakan yang
meningkatkan hal-hal yang telah di lakukan klien selama di
kebersihan diri. berhubungan RS dalammenjaga kebersihan
dengan dan kemajuan yang telah dialami
kebersihan di RS.
diri 5.2.1 jelaskan pada keluarga
tentang manfaat sarana dalam
menjaga kebersihan diri klien
5.2.2 anjurkan keluarga untuk
menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri
5.2.3 diskusikan bersama
keluarga cara membantu klien
menjaga kebersihan diri

5.3.1 diskusikan dengan


keluarga mengenai hal-hal yang
di lakukan misalnya :
 Mengingatkan klien
pada waktu mandi
 Sikat gigi, keramas,
ganti baju, dan lain-lain
 Membantu klien apabila
mengalami hambatan,
memberi pujian atas
keberhasilan klien

Anda mungkin juga menyukai