Anda di halaman 1dari 13

INFEKSI MIKROORGANISME

Bab 2. Learning issue dan pembahasan


2.1 Defenisi Infeksi dan mikroorganisme
Infeksi tidak terlepas dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau sebagai
pemicu terjadinya infeksi akibat aktivitas yang dilakukan mikroorganisme tersebut di
dalam sel penjamu yang ditumpanginya.2
Mikroorganisme Mahluk hidup yang tidak tampak secara langsung oleh mata
telanjang. Mikroorganisme bertanggung jawab mendaur elemen-elemen kimia penting
bagi kehidupan, termasuk karbon ,nitrogen ,sulphur ,hidrogen dan oksigen.2

Infeksi Masuknya mikroorganisme ke dalam jaringan tubuh dan berkembang biak.


Perkembangbiakan suatu agen infeksius di dalam tubuh.perkembangbiakan bakteri yang
merupakan bagian dari flora normal saluran cerna,kulit dan lain-lain, secara umum tidak
dianggap sebagai suatu infeksi; sebaliknya,perkembangan bakteri pathogen (misalnya :
salmonella,sp) meskipun orang tersebut tidak menunjukkan gejala dianggap suatu
infeksi.2

2.2 Jenis- jenis Infeksi


1. Infeksi Local
Adalah suatu infeksi dimana bakteri tinggal terbatas pada suatu tempat
istimewa tertentu, umpamanya abscess.

2. Infeksi Umum
Adalah suatu infeksi dimana bakteri atau bahan-bahan yang dihasilkannya
menyebar umum keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah atau sirkulasi lymphe.

3. Infeksi campuran ( mixed infection )


Adalah infeksi yang terjadi lebih dari satu jenis mikroorganisme.

4. Sekunder Infeksi dan Primer Infeksi


Bila seorang terkena infeksi pertama disebut infeksi primer dan kemudian
mendapat infeksi yang kedua oleh mikroorganisme lain maka yang kedua ini disebut
infeksi sekunder.
Infeksi sekunder selalu dijumpai pada kulit, pada saluran pernapasan. Infeksi primer
biasanya virus, dan Infeksi sekunder biasanya bakteri.

5. Focal Infeksi
Adalah suatu area infeksi yang terbatas dimana dari tempat itu
mikroorganisme dapat menyebar kebagian lain dari tubuh. Contoh : radang gigi
(caries), radang sinus (sinusitis), radang prostat (prostatitis).

1
INFEKSI MIKROORGANISME

2.3 Penyebab Infeksi


Tipe Mikroorganisme penyebab Infeksi dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbenyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat hidup didalam tubuhnya. Bakteri bias
masuk antara lain melalui udara, tanah, air, makanan, cairan dan jarinagn tubuh dan
benda mati lainnya.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh Bakteri :
 Tifus
 Disentri Basiler
 Kolera
 dll
2. Virus
Virus terutama berisi asam nukleat karena harus masuk dalam sel hidup untuk
diproduksi. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena
virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat
(DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh Virus :
 Cacar air
 Herpes
 Polio
 Ebola
 Hepatitis
 dll

3. Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah
protozoa, cacing dan anthropoda.
Contoh penyakit pada tubuh manusia yang disebabkan oleh cacing yakni cacingan.
Biasanya cacingan dianggap sebagai penyakit ringan dan sepele, padahal penyakit
cacingan ini merupakan salah penyakit yang memerlukan penanganan serius. Karena
apabila cacing telah memasuki tubuh manusia, maka cacing akan tinggal di saluran
usus, hati, kulit, paru-paru bahkan otak.
4. Fungi
Fungi terdiridari Ragi dan jamur.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh Fungi :

2
INFEKSI MIKROORGANISME

 Kutu air
 Kurap atau Kadas
 Kelainan kulit yang lainnya

2.4 Patogenesis Infeksi


Proses terjadinya infeksi dimulai dari masuk ke dalam tubuh sampai menimbulkan
infeksi berbeda tergantung dengan jenis mikroorganisme yang menginfeksi sel penjamu,
berikut patofisiologi infeksi dijelaskan dalam bentuk bagan dibawah ini;

a. Proses Patogenesis Virus

Virus adalah salah satu jenis dari mikroorganisme yang menyerang dan menginfeksi
virus penjamu. Virus hanya memiliki satu asam inti yakni DNA atau RNA dan
merupakan mikroorganisme yang dapat dikristalkan dan mampu berduplikasi. Berikut
patogenesis dari virus terhadap sel penjamu;1

Virus masuk kedalam sel

Replikasi virus primer

Terjadi penyebaran virus melalui permukaan epitel

Kerusakan seluler

Respon imun; demam, batuk, keringat

Terjadinya pemusnahan apabila imun bekerja dengan baik atau terjadinya infeksi apabila
imun tidak bekerja dengan baik.

b. Proses Patogenesis Bakteri

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang dapat menginfeksi sel
penjamu. Bakteri dapat menempel dengan sel penjamu dengan bantuan fimbriae. Selain
itu fimbrae dapat juga menembus lapisan yang terdapat pada sel penjamu untuk mencari
tempat dan berduplikasi. Berikut patogenesis dari bakteri;1

3
INFEKSI MIKROORGANISME

Bakteri masuk kedalam tubuh melalui 5 cara: melalui pernafasan, saluran pencernaan, kulit,
selaput lender dan plasenta

Menempel pada sel, biasanya sel epithel

Bakteri menempati tempat infeksi primer

Replikasi bakteri

Menyebar secara langsung ke aliran darah melalui jaringan/ sistem limfatik

c. Proses Patogenesis Rickettsia

Rickettsia merupakan mikroorganisme yang berbentuk kokobasilus pleomarfik, yang


muncul seperti batang pendek atau seperti kokus. Ricketssia mempunyai struktur dinding
sel gram- negatif yang terdiri dari peptidoglikan. Berikut patogenesis dari ricketssia;1

Rickettsia ditularkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi atau tungau dan kotoran kutu yang
terinfeksi.

Masuk dari dalam kulit

Menempel pada sel epitel

Tertutup pada epitel dan terlindungi oleh vakuola pada sel epitel

Replikasi ricketssia

Menyebar melauli kapiler darah dan limfatik

4
INFEKSI MIKROORGANISME

Multiplikasi pada tempat yang cocok

2.5 Tanda dan gejala Infeksi


Tanda dan gejala yang terjadi pada saat terjadinya infeksi merupakan manifestasi
mikroorganisme tersebut mulai mempengaruhi homeostatis di dalam tubuh dan tubuh
menunjukkan respon untuk mempertahankan homeostatis di dalam tubuh dengan beberapa
respon, dan respon inilah yang merupakan tanda dan gejala terjadinya infeksi di dalam tubuh.
Berikut tanda dan gejala terjadinya Infeksi.

A. Demam
Demam adalah manifestasi sisstemik yang paling sering terjadi pada respon
radang dan merupakan tanda dan gejala utama infeksi. Pengatur suhu temperatur
tubuh adalah pusat termoregulasi di hipotalamus, yang mendapat stimulus fisik
dan kimia. Zat- zat yang dapat menimbulkan demam antara lain adalah
endotoksin bakteri gram negatif dan sitokin yang dilepaskan dari sel- sel limfoid,
seperti LI-1 (interleukin 1).1
Berbagai aktivator dapat bekerja pada fagosit mononuklear dan sel- sel lain
serta menginduksikannya untuk melepaskan interleukin-1. Di antara aktivator-
aktivator tersebut adalah mikroorganisme dan produknya seperti toksin,
termasuk endotoksin dan LI-1 yang dibawa aliran darah ke pusat pengatur suhu
tubuh di hipotalamus, mencetuskan respon fisiologik yang menyebabkan
demam.1

B. Batuk
Batuk merupakan respon tubuh yang paling sering terjadi ketika tubuh
diinfeksi oleh mikroorganisme. Ketika mikroorganisme masuk melalui hidung
kemudian mikroorganisme tersebut menempel pada epitel yang terdapat di
dalam saluran pernafasan (epitel silindris), silia- silia yang terdapat dalam
saluran pernafasan akan berusaha memngeluarkan mikroorganisme tersebut
karena dianggap benda asing, respon ini merupakan respon untuk
mempertahankan homeostatis tubuh.1

C. Radang
Setiap cedera jaringan, seperti yang terjadi setelah masuknya dan multiplikasi
mikroorganisme, menimbulkan respon radang. Respon imun bawaan pada
makrofag meliputi pelepasan sitokin, termasuk interleukin-1 dan faktor nekrosis
tumor. Mediator diatas mulai menimbulkan perubahan pada pembuluh darah
dengan terjadinya dilatasi arteriol dan kapiler lokal, tempat plasma keluar.
Cairan edema menumpuk di area cidera, dan fibrin membentuk suatu jaringan
limfatik untuk membatasi penyebaran mikroorganisme. Kemudian mediator

5
INFEKSI MIKROORGANISME

kedua adalah prostaglandin dan leukotrien. Mediator tersebut membantu


mengarahkan monosit dan neutrofil dari darah ke arah terjadinya infeksi. Fagosit
tersebut mulai menelan mikroorganisme.1

2.6 Jenis dan morfologi mikroorganisme penyebab infeksi


Jenis- jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi berbagai macam dan
klasifikasi mikroorganisme ini sangat bermanfaat untuk menegakkan dan mendukung
diagnosis seorang dokter. Biasanya akan dilakukan metode Postulat koch untuk
menghubungkan antara suatu mikroorganisme dengan suatu penyakit. Berikut jenis dan
morfologi dari mikroorganisme penyebab infeksi;

1. BAKTERI
Bakteri adalah mikroorganisme yang kecil yang dapat dilihat dibawah mikroskop.
Mempunyai dinding yang kaku, merupakan organisme satu sel (unisellular
organisms). Multiplkasi secara aseksual dengan membelah menjadi dua (binay
fission)3
 Struktur Bakteri beserta Fungsinya

1. Flagella
Fungsi utama flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakkan.3
2. Mikrofibril: Fimbria dan Pili Seks (Adhesin, Lektin, Evasin, dan
Aggressin)3
3. Selubung Sel
Komponen selubung sel sebagai lapisan pelindung yang tersusun atas
beberapa lapis sel yang umum terdapat pada sel bakteri.3
4. Kapsul
Kapsul berfungsi untuk melindungi tubuh bakteri dan menghasilkan
antigen.3
5. Dinding Sel
Dinding sel berfungsi melindungi kerusakan sel dari lingkungan
bertekanan osmotik rendah dan memelihara bentuk sel.3
6. Membran Sitoplasma
Fungsi membran sitoplasma untuk pada pembelahan sel dan terbentuk
selaput sitoplasma yang melintang (transfer cytoplasmic membrane) dan
juga terbentuk dinding sel yang melintang (transfer cell wall).3
7. Sitoplasma
Fungsi sitoplasma adalah

6
INFEKSI MIKROORGANISME

 Granula Keci (inclusion granula) yang terdiri dari voluntin, lipid,


glikogen atau starch
 Mesosome
- Bahan yang membraneous
- Sering terbentuk dalam bakteri gram (+), sedikit pada bakteri
gram (-)
- Dapat dilihat dengan mikroskop electron
- Terbentuk ketika invaginasi dari cytoplasmic membrane
- Lebih sering terbentuk waktu terbentuknya cros wall ketika
terjadi pembelahan sel Ribosom
8. Inti (Nukleoid)
Fungsi Nukleoid adalah berperan sebagai pusat control instruksi genetic
dari cell ke daughter cell, berperan untuk memperbanyak diri/multiplikasi
dengan cara binary fission.3
9. Fimbrae
Berfungsi untuk bahan perekat dengan partikel-partikel lain seperti butir
darah merah.3
10. Spora
Berguna untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan yang jelek.3

 Spesies Bakteri
 Coccus
Staphylococcus aureus, Streptococus
pyogenes, Streptococccus pheumonia,
neisseria gonorrhoe
 Batang
Bacillus anthracis, Clostridium tetani,
Escherechia coli, shygella dysentrie
 Coma
Vibrio cholera, Vibrio parahaemoliticus
 Spiral
Helicobacter pylori, Treponem pallidum

2. Virus
Virus adalah mikroorganisme terkecil dari semua mikroorgnaisme hidup obgligate
intracellular dengan ukran 0,02-0,3 µm atau 20-300 nm. virus termasuk makhluk
hidup akaryo tic living, karena tidak mempunyai komponen seperti nukleus, dinding
sel, ribosom dan organel-organel lain. Virus hanya mempunyai satu nucleic acid yaitu
DNA atau RNA saja.3

 Morfologi Virus
- Virion (partikel virus infektif) terdiri atas molekul asam nukleat pada
inti pusat yg dibungkus oleh selubung protein (kapsid).2
- Asam nukleat dengan selubung kapsid disebut nukleokapsid.4
- Fungsi kapsid melindungi struktur dalam dari virus terhadap pengaruh
luar.4

7
INFEKSI MIKROORGANISME

- Kapsid tersusun oleh sub unit protein pada permukaan partikel virus
disebut kapsomer.4
 Spesies Virus
Spesies virus terbagi menjadi dua berdasarkan asam inti nya yakni virus
DNA dan virus RNA;4
Virus DNA
- Parvovirus
- Poliomavirus
- Papilomavirus
- Adenovirus
- Hepadnavirus
- Herpesvirus
- Poxvirus

Virus RNA
- Picornavirus
- Astrovirus
- Calicivirus
- Reovirus
- Arbovirus
- Togavirus
- Flavivirus
- Arenavirus
- Coronavirus
- Retrovirus
- Orthomyxvirus
- Bunyavirus
- Bornavirus
- Paramyxvirus
- Filovirus

3. Chlamydiae
Chlamydiae adalah mikroorganisma leih kecil dari bakteri lebih besardari virus,
bentuk elementary body (extracellular infectious elementary body) berukura 0,3 µm
dan bentuk reticulate body berukuran 0,5-1 µm. hidup obgligate intracellular,
mengandung DNA dan RNA, memiliki ribosom dan dinding sel yang mengandung
peptidoglycan memperbanyak diri cara binary fission.4

8
INFEKSI MIKROORGANISME

Struktur dan fungsi dari organel chlamydiae

Morfologi Chlamydiae sangat unik, karena struktur yang berubah sesuai siklus yang
terjadi selama hidupnya, Badan Elementer (BE) dan Badan Retikulat (BR) atau Badan
Inisial. Badan elementer ukurannya lebih kecil (300 nm) terletak ekstraselular dan
merupakan bentuk yang infeksius, sedangkan badan retikulat lebih besar (1 um),
terletak intraselular dan tidak infeksius. Morfologi inklusinya adalah bulat dan
terdapat glikogen di dalamnya. C. trachomatis peka terhadap sulfonamida, memiliki
plasmid, dan jumlah serovarnya adalah 15.4
 Spesies Chlamydiae
 Chlamydiae trachomatis
Chlamydiae trachomatis penyebab infeksi pada mata, pada saluran
pernafasan, penyebab penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin.

9
INFEKSI MIKROORGANISME

 Chlamydiae psittaci
Chlamydiae psittaci menyebabkan penyakit Psittacosis

 Chlamydiae pneumonia

4. Ricketsia

10
INFEKSI MIKROORGANISME

Ricketsia adalah mikroorganisme lebih kecil dari bakteri, kebanyakan


menyebabkan penyakit melalui/ditularkan gigitan arthropoda (serangga) yang
termasuk jenis kutu. Rickettsia adalah organisme obligate intracellular, berukuran 0,3-
0,7 µm X 1-2 µm), asam nukleat yang dikandung terdiri dari RNA dan DNA,
memiliki ribosom dan dinding sel yang mengandung peptidoglikan, memperbanyak
diri dengan cara binary fission.4
 Struktur dan fungsi organel pada ricketsia

- Asam nukleat yang berfungsi sebagai menyimpan, menstransmisi, dan


mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara(intermediary
metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa
energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.4
- Ribosom yang berfungsi sebagai sintesa protein.4
- Dinding sel yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk daru
Rickettsia.4

 Spesies
 Rickettsia prowazekii
 Rickettsia tsutsugamushi
 Rikettsia vulgaris

11
INFEKSI MIKROORGANISME

2.7 Jalur masuknya mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi

Mikroorganisme patogen tidak akan berbahaya jika tidak masuk ke dalam sel
penjamu, mikroorganisme tersebut dapat masuk ke tubuh melalui beberapa cara yakni;
a. Melalui saluran pernafasan (tractus respiratorius)
Melalui saluran pernafasan (tractus respiratorius) yaitu penyakit Tuberculosis, Difteri,
Pneumonia.4

b. Melalui saluran pencernaan (tractus digestivus)


Melalui saluran pencernaan (tractus digestivus) yaitu penyakit Tifus, Cholera,
Disentri, infeksi jenis-jenis cacing.4

c. Melalui kulit
Melalui kulit yang utuh yaitu penyakit panau (Tinea Versicolor), kurap badan (Tinea
corporis)
Melalui kulit yang luka yaitu penyakit tetanus, gasgangren.4

d. Melalui selaput lendir (mukosa)


 Mukosa mata : penyakit Trachom.4
 Mukosa alat kelamin : penyakit sifilis dan gonorrhoe.4
 Mukosa mulut : penyakit stomatitis.4
 Mukosa hidung : penyakit rhinitis.4

12
INFEKSI MIKROORGANISME

e. Melalui plasenta
Infeksi dari ibu keanak dalam kandungan melalui plasenta yaitu penyakit AIDS.4

Bab 3 Kesimpulan

3.1 Kesimpulan
Dari hasil kesimpulan yang kami dapat, kami menyimpulkan bahwa anak tersebut
mengalami infeksi mikroorganisme melalui saluran cerna.

Daftar Pustaka

1. Brooks F, Geo dan Morse, Stephen A. MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN. 23th.ed.


Jakarta; Buku kedokteran EGC;2007. 8- 102p.
2. Brooks F, Geo dan Morse, Stephen A. MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN. 25th.ed.
Jakarta; Buku kedokteran EGC;2012. 1- 151p.
3. Eprints.unsri.ac.id/1786/2/mikrobio2012_ok_pdf
4. Hutabarat, Gerben f. MIKROBIOLOGI DASAR.Medan;Diktat;2014. 44- 45p.

13

Anda mungkin juga menyukai