Anda di halaman 1dari 54

Nomor 440/086/414.103.

034/2017
Revisi Ke 01
Berlaku Tgl 24 Juli 2017

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS

TENTANG

PELAYANAN PENUNJANG KLINIS

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Bulu

JAMI’AH
NIP. 19650712 200212 2 003

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TUBAN


UPTD PUSKESMAS BULU
Jalan Raya Bulu–Jatirogo No.04 Telepon( 0356) 411070
Email. puskesmasbulu@yahoo.com
Kode Pos 62354
PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BULU
Jalan Raya Bulu–Jatirogo No.04 Telepon( 0356) 411070
Email. puskesmasbulu@yahoo.com
TUBAN Kode Pos 62354

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BULU

NOMOR : 440/086/KPTS/414.103.034/2017

TENTANG

PELAYANAN PENUNJANG KLINIS DI UPTD PUSKESMAS BULU

KEPALA UPTD PUSKESMAS BULU,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun kebijakan
penunjang pelayanan klinis di Puskesmas Bulu;
b. bahwa untuk mendukung pemberian pelayanan pasien
di puskesmas maka pimpinan puskesmas perlu
menetapkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang
harus tersedia;
c. bahwa untuk menunjang penegakkan diagnosa suatu
penyakit terhadap pasien yang dilayani di puskesmas
maka pimpinan puskesmas perlu menetapkan jenis-
jenis pemeriksaan laboratorium yang harus tersedia;
d. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan di
Puskesmas Bulu maka pimpinan puskesmas perlu
menetapkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang
harus tersedia;
e. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan
peningkatan pelayanan klinis di Puskesmas Bulu maka
perlu dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu
melalui pemeriksaan laboratorium puskesmas;
f. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium
perlu ditentukan waktu penyampaian laporan hasil
pemeriksaan laboratorium untuk pasien yang sifatnya
mendesak (CITO) di Puskesmas Bulu ;
g. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium
puskesmas dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap
petugas dan pasien yang berada dalam laboratorium
maupun lingkungan sekitarnya;
h. bahwa untuk mengurangi/mencegah bahaya yang
terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya sesuai dengan ketentuan dengan standar
prosedur yang berlaku;
i. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium
dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan
secara berkesinambungan maka perlu ditentukan jenis
regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia di
Puskesmas Bulu;
j. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium
dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan
secara berkesinambungan, maka perlu ditentukan
reagensia tersedia (buffer stock untuk melakukan order)
di Puskesmas Bulu;
k. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium
dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan
secara berkesinambungan, maka perlu ditentukan
rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan
laboratorium di Puskesmas Bulu;
l. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium
dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan
secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan
pengendalian mutu laboratorium di Puskesmas Bulu;
m. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium
dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan
secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan
penanganan dan pembuangan bahan berbahaya di
laboratorium di Puskesmas Bulu;
n. bahwa untuk menunjang layanan klinis di puskesmas
perlu didukung pelayanan obat yang baik;
o. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di Puskesmas
Bulu diperlukan adanya kebijakan tentang peresepan
psikotropika dan narkotika di puskesmas;
p. bahwa untuk melaksanakan kegiatan pengobatan di
Puskesmas Bulu, perlu ditunjang dengan pemberian
obat yang rasional;
q. bahwa pemberian obat untuk mengobati seorang pasien
membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang
spesifik;
r. bahwa untuk menjamin ke akuratan identitas dan
riwayat kesehatan pasien dan terlaksananya tertib
administrasi rekam medis;
s. bahwa agar memudahkan dan terwujudnya pelayanan
kesehatan yang cepat dan tepat sehingga diharapkan
pasien akan merasa puas;
t. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
dan penyelenggaraan rekam medis yang baik di UPTD
Puskesmas Bulu perlu adanya akses terhadap rekam
medis yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas;
u. bahwa untuk menjamin ke akuratan identitas dan
riwayat kesehatan pasien dan terlaksananya tertib
administrasi rekam medis;
v. bahwa agar memudahkan dan terwujudnya pelayanan
kesehatan yang cepat dan tepat sehingga diharapkan
pasien akan merasa puas;
w. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
dan penyelenggaraan rekam medis yang baik di UPTD
Puskesmas Bulu perlu adanya pengelolaan rekam medis
dan metode identifikasi yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas;
x. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
dan penyelenggaraan rekam medis yang baik di UPTD
Puskesmas Bulu perlu adanya akses terhadap rekam
medis yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas;
y. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
dan penyelenggaraan rekam medis yang baik di UPTD
Puskesmas Bulu perlu adanya pengelolaan rekam medis
dan metode identifikasi yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas;
z. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
dan penyelenggaraan rekam medis yang baik di UPTD
Puskesmas Bulu perlu adanya pengelolaan rekam medis
dan penyimpanan yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Puskesmas;
aa. bahwa untuk meningkatkan dan memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat yang bermutu perlu dilakukan
standarisasi kode diagnosis berhubungan dengan jenis
dan macam penyakit yang banyak;
ab. bahwa agar pelayanan kesehatan dengan mudah
melaksanakan administrasi dan tepat dalam diagnosis
sehingga masyarakat akan terjamin kesehatannya;
ac. bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu
dilakukan standarisasi dan kode klasifikasi diagnosis di
Puskesmas Bulu yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Bulu;
ad. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan
dan penyelenggaraan rekam medis yang baik di UPTD
Puskesmas Bulu perlu adanya pengelolaan rekam medis
dan sistem pengkodean penyimpanan dokumentasi
rekam medis;
ae. bahwa untuk menjamin keselamatan dalam pelayanan
di Puskesmas Bulu dan untuk menjadikan pelayanan
yang lebih berkualitas di Puskesmas Bulu;
af. bahwa memberikan perlindungan dan keselamatan baik
kepada petugas maupun kepada pasien agar tercipta
layanan yang sesuai dengan standart mutu pelayanan;
ag. bahwa melakukan pemantauan secara berkala dan
berkelanjutan untuk bisa mengidentifikasi jenis-jenis
kerusakan di lingkup layanan Puskesmas Bulu;
ah. bahwa untuk menjamin keamanan alur pengelolaan
bahan berbahaya di wilayah kerja Puskesmas Bulu agar
supaya pengelolaan tersebut sesuai dengan standart
yang ditentukan;
ai. bahwa untuk memberikan jaminan keamanan,
perlindungan dan keselamatan baik kepada petugas
maupun kepada pasien agar tercipta layanan yang
sesuai dengan standart mutu pelayanan;
aj. bahwa untuk menjadikan bahan-bahan berbahaya
tersebut dalam kondisi ramah lingkungan dan tidak
merusak sistem tata kelola lingkungan secara umum;
ak. bahwa dalam rangka memberikan kepastian
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan;
al. bahwa dalam melaksanakan pelayanan publik dan
melakukan pengendalian dan pembuangan limbah
berbahaya perlu dilakukan;
am. bahwa dalam rangka memberikan kepastian
penyelenggraan pelayanan public sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan alat yang bersih dan alat yang
kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang
membutuhkan lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-
alat membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya;
an. bahwa untuk maksud pada huruf SK tentang
memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat
yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat
yang membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya Puskesmas Bulu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Bulu;
ao. bahwa dalam rangka memberikan kepastian
penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan
ketentuan Yang Telah ditetapkan, Diperlukan SK
Tentang Petugas Pemantau Pemeliharaan Dan Sterilisasi
Instrumen;
ap. bahwa untuk maksud pada huruf SK tentang Petugas
Pemantau Pemeliharaan Dan Sterilisasi Instrumen
Puskesmas Bulu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Bulu;
aq. bahwa dalam rangka memberikan kepastian
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan, diperlukan SK tentang
memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat
yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat
yang membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya;
ar. bahwa untuk maksud pada huruf SK tentang
memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat
yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat
yang membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya Puskesmas Bulu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Bulu;
as. bahwa dalam upaya penyelenggaraan pelayanan klinis
yang optimal, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien;
at. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien, hanya dapat terlaksana jika
terdapat kejelasan mengenai tenaga klinis yang terlibat
dan bertanggung jawab dalam upaya tersebut.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008
tentang Rekam Medik;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012,
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013,
tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang
baik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014,
tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015,
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016,
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017,
tentang Keselamatan Pasien;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : PELAYANAN PENUNJANG KLINIS UPTD PUSKESMAS BULU.

KEDUA : Penunjang pelayanan klinis yang dimaksud pada diktum


kesatu antara lain : Laboratorium, Kefarmasian, Rekam
Medis, Manajemen Lingkungan, Manajemen Peralatan,
Manajemen Sumber Daya Manusia.

KETIGA : Penunjang pelayanan klinis pada diktum kedua sebagaimana


pada lampiran.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bulu
pada Tanggal 24 Juli 2017

KEPALA UPTD PUSKESMAS BULU,

JAMI’AH
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BULU
NOMOR 440/086/KPTS/414.103.034/2017
TENTANG
PELAYANAN PENUNJANG KLINIS
DI UPTD PUSKESMAS BULU .

A. LABORATORIUM

a. Pemeriksaan laboratorium di UPTD Puskesmas Bulu dilakukan oleh


petugas yang kompeten yaitu Pendidikan D3 Analis Kesehatan
b. Ditetapkan petugas pelayanan laboratorium di UPTD Puskesmas Bulu
yaitu:
Nama : Achmad Zainnur Rosyid, A.Md.AK
Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan
NIP : 19900126 201201 1 001
Jika petugas laboratorium tidak ada, pelayanan laboratorium
didelegasikan kepada :
Nama : Fitria Dewi, S.Kep.Ns
Jabatan : Perawat

Jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan meliputi:


1. Pemeriksaan Glukosa (Nesco)
2. Pemeriksaan Cholesterol (Nesco)
3. Pemeriksaan Asam Urat (Nesco)
4. Pemeriksaan Hemoglobin (Easy Touch)

c. Jam buka pelayanan laboratorium ditentukan sebagai berikut :


HARI JAM BUKA
SENIN – KAMIS 07.30 - 14.00
JUMAT 07.30 - 11.30
SABTU 7.30 - 12.00

d. Jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat di lakukan di UPTD


Puskesmas Bulu sebagai berikut :
No Jenis Pemeriksaan No Jenis Pemeriksaan
1 Hematologi: 4 Urine
 Darah Lengkap  Urine Lengkap
Haemoglobin PH
Leukosit Reduksi
Trombosit Albumin
Eritrosit Sedimen
LED (Laju Endap  HCG Test/Plano Test
Darah)
Hitung Jenis Leukosit
Hematokrit
 Golongan Darah
2 Kimia Darah: 5 Faeces:
 Gula Darah  Makroskopis
Gula Darah Puasa  Mikroskopis
Gula Darah 2 Jam PP
Gula Darah Sewaktu
 Cholesterol Total
 Trigliserida
 Asam Urat
 SGOT
 SGPT
3 Imunologi/Serologi: 6 Fiksasi BTA ( Bakteri Tahan
1) Widal Asam)
2) Anti HIV
3) HbsAg

e. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium di lakukan oleh petugas yang


terlatih dan berpengalaman;
f. Terdapat prosedur pelayanan laboratorium mulai dari permintaan
pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpanan
specimen;
g. Terdapat prosedur pemeriksaan laboratorium dan pemantauan
pelaksanaan prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh tim audit;
h. Terdapat penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil yang dilakukan
setiap bulan oleh tim PMKP;
i. Terdapat prosedur pelayanan laboratorium diluar jam kerja. Pelayanan
laboratorium diluar jam kerja hanya meliputi Pemeriksaan : Gula darah
strip, Cholesterol strip, Asam urat strip, Tes kehamilan, Hb strip, dan
Albumin carik celup. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas jaga
(perawat/bidan) rawat inap/UGD.
Pemeriksaan laboratorium selain tersebut diatas dilakukan pada saat jam
pelayanan laboratorium buka;
j. Terdapat pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi, kesehatan dan
keselamatan kerja bagi petugas, penggunaan alat pelindung diri,
pemantauan penggunaan alat pelindung diri yang dilakukan oleh tim
audit, pengelolaan reagen, serta pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan pengelolaan limbah;
k. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium di
tentukan sebagai berikut :

PARAMETER PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU


LABORATORIUM METHODE PEMERIKSAAN
1. HEMATOLOGI
Darah lengkap ( HB, AL,AE, DIFF) Automatic 30 Menit

Golongan darah A/B/AB/O Aglutinasi 10 Menit

Hemoglobin Stik 10 Menit

Jumlah Lekosit Manual 15 Menit

Jumlah Trombosit Hapusan 45 Menit

LED/KED Makro 70 Menit

Widal Aglutinasi 30 Menit

2. KIMIA DARAH

Gula Darah Stik 10 Menit

Asam Urat Stik 10 Menit

Kolesterol Stik 10 Menit

Gula Darah Photometer 60 Menit


Trigliserida Photometer 60 Menit

Asam Urat Photometer 60 Menit

SGOT Photometer 60 Menit

SGPT Photometer 60 Menit

3. IMUNOLOGI

Widal Aglutinasi 30 Menit

Anti HIV Rapid Tes 30 Menit

HbsAg Stik 30 Menit

VDRL Rapid Tes 30 Menit

4. URINE

Strip tes 10 Parameter Stik 10 Menit

Sedimen Mikroskopis 25 Menit

Protein- Reduksi urin Stik 10 Menit

PPTes/ Tes Kehamilan Stik 10 Menit

5. FESES
Feses rutin Makrokopis dan 60 Menit
Mikroskopis

6. BAKTERIOLOGI
Fiksasi,
pewarnaan dan
Preparat BTA ( perslide ) pembacaan 3 Hari
l. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien
cito/urgen ditentukan sebagai berikut :

PARAMETER PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU


LABORATORIUM METHODE PEMERIKSAAN
1. HEMATOLOGI

Darah lengkap ( HB, AL,AE, DIFF) Automatic 20 Menit

Golongan darah A/B/AB/O Aglutinasi 7 Menit

Hemoglobin Stik 7 Menit

Jumlah Lekosit Manual 15 Menit

Jumlah Trombosit Hapusan 35 Menit

LED/KED Makro 60 Menit

Widal Aglutinasi 20 Menit

2. KIMIA DARAH

Gula Darah Stik 7 Menit

Asam Urat Stik 7 Menit

Kolesterol Stik 10 Menit

Gula Darah Photometer 30 Menit

Trigliserida Photometer 30 Menit

Asam Urat Photometer 30 Menit

SGOT Photometer 30 Menit

SGPT Photometer 30 Menit

3. IMUNOLOGI

Widal Aglutinasi 20 Menit

Anti HIV Rapid Tes 20 Menit

HbsAg Stik 20 Menit

VDRL Rapid Tes 20 Menit

4. URINE

Strip tes 10 Parameter Stik 10 Menit

Sedimen Mikroskopis 20 Menit

Protein- Reduksi urin Stik 10 Menit

PPTes/ Tes Kehamilan Stik 10 Menit


m. Terdapat prosedur pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan
laboratorium untuk pasien cito/ gawat darurat yang dilakukan setiap
bulan;
n. Terdapat hasil pemantauan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium;
o. Terdapat prosedur untuk melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang kritis dan penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes dan
prosedur pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis serta
penulisannya pada rekam medis;

PENETAPAN NILAI AMBANG KRITIS :


NO JENIS PEMERIKSAAN NILAI NILAI SATUAN
LABORATORIUM RENDAH TINGGI
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin (HGB) <5,0 >20 g/dl
2 Hemoglobin (Ibu hamil) <8,0 >20 g/dl
3 Hematokrit <20 >60 %
3 Leukosit <2.000 >30.000 /mm3
4 Trombosit <20.000 >1.000.000 sel/ul
5 Glukosa <50 >550 mg/dl

p. Terdapat monitoring pelaksanaaan prosedur penyampaian hasil


laboratorium yang kritis beserta rapat- rapat mengenai monitoring
pelayanan laboratorium;
q. Reagensia esensial dan alat habis pakai yang harus tersedia di
laboratorium UPTD Puskesmas Bulu adalah :

No Jenis Reagen No Jenis Reagen


1 GIEMSA 26 REAGEN SGPT
2 METANOL 27 REAGEN GLUCOSA
3 STRIP KEHAMILAN 28 REAGEN TRIGLYSERIDA
4 URINE STRIP 29 ALKACIDE/DESINFEKTAN
5 GLUCOSA STRIP 30 KAPAS
6 CHOLSTEROL STRIP 31 PLESTER
7 ASAMURAT STRIP 32 ALKOHOL SWAB
8 HB STRIP 33 BLOOD LANCET
9 STIK ANTI HIV 34 JARUM SPUIT
10 STIK HBSAG 35 SAVETY BOCK
11 ALKOHOL 70% 36 BLOOD TUBE UNGU
12 TURK 37 BLOOD TUBE MERAH
13 HCL 0,1 N 38 COVER GLASS
14 EDTA 10% 39 SLIDE
15 OIL IMERSION 40 TIP (YELLOW,BLUE,WHITE)
16 EOSIN 2% 41 HAND SCOON
17 NATRIUM CITRAT 3,8% 42 MASKER
18 ASAM ACETAT 6%

19 REAGEN ZEIHL NELLSEN

20 BENIDICT

21 AQUABIDEST
22 DIRUI HEMATOLOGY
ANALYZER
23 GOLDA (ANTI A, ANTI B,
ANTI AB)
24 REAGEN WIDAL (O,H,A,B)

25 REAGEN SGOT

r. Terdapat prosedur yang memastikan setiap reagensia dan larutan diberi


label secara lengkap dan akurat (pelabelan);
1. Nama Reagensia
2. Pelabelan :
1) Label Hijau untuk Reagen yang masa kadaluarsanya lebih dari 6
bulan
2) Label Kuning untuk Reagen yang masa kadaluarsanya kurang dari
6 bulan
3) Label Merah untuk Reagen yang masa kadaluarsanya kurang dari
3 bulan
3. Expired Date
4. Label Berbahaya pada Reagen yang berbahaya
NO JENIS REAGENSIA LAMBANG/SIMBOL
1 Reagensia yang mudah F
terbakar

2 Reagensia yang O
teroksidasi

3 Reagensia yang mudah E


meledak

4 Reagen yang beracun T

s. Terdapat prosedur penyimpanan dan distribusi reagensia;


NO NAMA REAGENSIA PENYIMPANAN
1 GIEMSA Suhu Kamar
2 METANOL Suhu Kamar
3 STRIP KEHAMILAN Suhu Kamar
4 URINE STRIP Suhu Kamar
5 GLUCOSA STRIP Suhu Kamar
6 CHOLSTEROL STRIP Suhu Kamar
7 ASAMURAT STRIP Suhu Kamar
8 HB STRIP Suhu Kamar
9 STIK ANTI HIV 2O C – 8O C
10 STIK HBSAG 2O C – 8O C
11 ALKOHOL 70% Suhu Kamar
12 TURK Suhu Kamar
13 HCL 0,1 N Suhu Kamar
14 EDTA 10% Suhu Kamar
15 OIL IMERSION Suhu Kamar
16 EOSIN 2% Suhu Kamar
17 NATRIUM CITRAT 3,8% Suhu Kamar
18 ASAM ACETAT 6% Suhu Kamar
19 REAGEN ZEIHL NELLSEN Suhu Kamar
20 BENIDICT Suhu Kamar
21 AQUABIDEST Suhu Kamar
22 DIRUI HEMATOLOGY ANALYZER Suhu Kamar
23 GOLDA (ANTI A, ANTI B, ANTI 2O C – 8O C
AB)
24 REAGEN WIDAL (O,H,A,B) 2O C – 8O C
25 REAGEN SGOT 2O C – 8O C
26 REAGEN SGPT 2O C – 8O C
27 REAGEN GLUCOSA 2O C – 8O C
28 REAGEN TRIGLYSERIDA 2O C – 8O C
29 ALKACIDE/DESINFEKTAN Suhu Kamar
30 KAPAS Suhu Kamar
31 PLESTER Suhu Kamar
32 ALKOHOL SWAB Suhu Kamar
33 BLOOD LANCET Suhu Kamar
34 JARUM SPUIT Suhu Kamar
35 SAVETY LOCK Suhu Kamar
36 BLOOD TUBE UNGU Suhu Kamar
37 BLOOD TUBE MERAH Suhu Kamar
38 COVER GLASS Suhu Kamar
39 SLIDE Suhu Kamar
40 TIP (YELLOW,BLUE,WHITE) Suhu Kamar
41 HAND SCOON Suhu Kamar
42 MASKER Suhu Kamar

t. Terdapat batas buffer stock untuk melakukan order, yaitu:

NO NAMA REAGENSIA BATAS BUFFER STOCK


DALAM 3 BULAN
1 GIEMSA 2 BOTOL
2 METANOL 2 BOTOL
3 STRIP KEHAMILAN 50 STIK
4 URINE STRIP 100 STIK
5 GLUCOSA STRIP 100 STIK
6 CHOLSTEROL STRIP 40 STIK
7 ASAMURAT STRIP 50 STIK
8 HB STRIP 300 STRIP
9 STIK ANTI HIV 100 STIK
10 STIK HBSAG 50 STIK
11 ALKOHOL 70% 3 BOTOL
12 TURK 2 BOTOL
13 HCL 0,1 N 2 BOTOL
14 EDTA 10% 2 BOTOL
15 OIL IMERSION 2 BOTOL
16 EOSIN 2% 2 BOTOL
17 NATRIUM CITRAT 3,8% 2 BOTOL
18 ASAM ACETAT 6% 2 BOTOL
19 REAGEN ZEIHL NELLSEN 2 PAKET
20 BENIDICT 2 BOTOL
21 AQUABIDEST 2 BOTOL
22 DIRUI HEMATOLOGY ANALYZER 1 PAKET
23 GOLDA (ANTI A, ANTI B, ANTI 2 PAKET
AB)
24 REAGEN WIDAL (O,H,A,B) 1 PAKET
25 REAGEN SGOT 1 PAKET
26 REAGEN SGPT 1 PAKET
27 REAGEN GLUCOSA 1 BOTOL
28 REAGEN CHOLESTEROL 1 BOTOL
29 REAGEN ASAM URAT 1 PAKET
30 REAGEN TRIGLYSERIDA 1 BOTOL
31 ALKACIDE/DESINFEKTAN 1 BOTOL
32 KAPAS 1 GULUNG
33 KASA 1 GULUNG
34 PLESTER 1 GULUNG
35 ALKOHOL SWAB 2 BOX/@100
36 BLOOD LANCET 2 BOX/@100
37 JARUM SPUIT 1 BOX/@100
38 SAVETY LOCK 1 BOX/@50
39 BLOOD TUBE UNGU 2 BOX/@100
40 BLOOD TUBE MERAH 1 BOX/@100
41 COVER GLASS 1 BOX/@1000
42 SLIDE 3 BOX/@72
43 TIP (YELLOW,BLUE,WHITE) 1 BOX
44 HAND SCOON 2 BOX
45 MASKER 1 BOX (50 BIJI)

u. Terdapat panduan tertulis untuk evaluasi reagensia, bukti evaluasi dan


tindak lajut.
v. Nilai normal dan rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan
laboratorium adalah sebagai berikut :
HEMATOLOGI NILAI NORMAL
Darah Lengkap
Haemoglobin L: (13-18) P: (12-16) g/dl
Leukosit 3200-10.000 /cmm
Eritrosit L:(4.4-5.6 jt) P:(3.8-5.0jt) /cmm
Trombosit 170-380 rb /cmm
Hematokrit L:(40-50) P:(35-45) %
LED (Laju Endap Darah) L:<15 P:<20mm /jam
Hitung Jenis Leukosit (0-6, 0-2, 0-12, 36-37, 15-45, 0-
(Eos, Bas, Staf, Seg, Lym, Mono) 11)
Golongan Darah A/B/AB/O

GULA DARAH
- Gula Darah Puasa 60-115 mg/dl
- Gula 2 jam pp ≤120 mg/dl
- Gula darah Sewaktu ≤180 mg/dl

LEMAK
Cholest Total <200 mg/dl
Triglyserida <200 mg/dl

FAAL HATI
SGOT L:(<37) P:(<31) U/L
SGPT L:(<40) P:(<31) U/L

FAAL GINJAL
Asam Urat L:(3.4-7.0) P:(2.4-5.7) mg/dl

IMUNOLOGI/SEROLOGI
Widal :
O: Negatif
H: Negatif
Paratyphi A : Negatif
Paratyphi B : Negatif
Tes Kehamilan Negatif
HbsAg Negatif
Anti HIV Non Reaktif
VDRL Negatif

URINALISA
Urine Lengkap :
Warna Kuning, Kekuning-kuningan
Berat jenis 1,001 - 1,035
PH 5,0 – 7,5
Protein Negatif
Glukosa Negatif
Blood Negatif
Leukocytes Negatif
Keton Negatif
Nitrit Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Negatif
Sedimen :
1. Leukosit : 0-5/PLP
2. Eritrosit : 0-3/PLP
3. Epitel : 0-2/PLP
4. Silinder : 0-1/PLP
5. Kristal : Negatif
Lain-lain

ANALISA FAECES
Makroskopis
Warna -
Konsistensi -
Darah Negatif
Lendir Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 0-3/PLP
Lekosit 0-5/PLP
Amoeba Negatif
Cyste Negatif
Telur Cacing Negatif
Lain-lain Negatif

INFEKSI LAIN
BTA S/P Negatif

w. Terdapat form laporan hasil pemeriksaan laboratorium;


x. Terdapat prosedur evaluasi terhadap rentang nilai hasil pemeriksaan
laboratorium, hasil evaluasi dan tindak lanjut;
y. Terdapat pengendalian mutu laboratorium diantaranya bakuan mutu,
kalibrasi dan validasi alat, perbaikan alat, pemantapan mutu internal dan
pemantapan mutu eksternal;
z. Terdapat prosedur kalibrasi dan prosedur perbaikan beserta buktinya;
aa. Terdapat prosedur untuk pelaksanaan PME dan PMI beserta buktinya;
bb. Terdapat mekanisme rujukan spesimen dan pasien bila pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan di Puskesmas;
cc. Terdapat program keselamatan atau keamanan di laboratorium yang
terdiri dari :
1) Prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan standar dan
peraturan;
2) Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktik di laboratorium dan
untuk bahaya yang dihadapi;
3) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktik
keamanan kerja;
4) Dilakukan identifikasi, prosedur pelaporan program keselamatan, dan
pelaporan insiden Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kondisi Potensial
Cedera (KPC);
dd. Terdapat prosedur tertulis untuk penanganan dan pembuangan bahan
infeksius dan berbahaya;
ee. Terdapat prosedur dan penerapan manajemen risiko di laboratorium;
ff. Terdapat orientasi prosedur dan praktik keselamatan atau keamanan
kerja;
gg. Terdapat prosedur pendidikan (in service education) untuk prosedur baru
dan pengenalan bahan berbahaya yang baru dikenali/ diperoleh, maupun
peralatan yang baru;
hh. Terdapat prosedur pengambilan specimen (specimen darah vena,
specimen darah kapiler, specimen urine, specimen sputum/dahak,
specimen tinja);
ii. Terdapat prosedur setiap jenis pemeriksaan laboratorium;
jj. Terdapat prosedur penggunaan alat laboratorium (mikroskop dan
centrifuge);
kk. Terdapat prosedur pemeliharaan alat laboratorium (alat hematology
analyzer dan alat photometer dirui);
ll. Terdapat prosedur pengukuran indikator mutu laboratorium;

B. OBAT

a. Pelayanan obat di UPTD Puskesmas bulu menggunakan pedoman


pelayanan farmasi yang didalamnya memuat metode penilaian,
pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat.
b. Penanggung jawab pelayanan obat di UPTD Puskesmas bulu dilakukan
oleh petugas yang kompeten dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Apoteker
1) Pendidikan Sarjana Farmasi Apoteker
2) Memiliki SIK
c. Ditetapkan petugas pelayanan obat di UPTD Puskemas bulu yaitu:
Nama : Fatma Kumalasari, S.Farm., Apt
Jabatan : Apoteker
Nama : Muslikhatul Khairiyah, Amd.Farm
Jabatan : Asisten Apoteker
NIP : 198311272011012017
d. Jam buka pelayanan obat ditentukan sebagai berikut :
Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 14.00 WIB;
Jum’at : Pukul 07.30 – 11.30 WIB;
Sabtu : Pukul 07.30 – 12.00 WIB;
e. Tersedia pelayanan obat selama 24 jam di UGD dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pasien pada Instalasi gawat darurat 24 Jam
terbatas dan Instalasi rawat Inap. Pelayanan obat 24 jam di UPTD
Puskesmas bulu dilaksanakan oleh apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian, dan dapat dialih tugaskan kepada perawat atau bidan yang
pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga. Dalam
pelaksanaannya perawat atau bidan piket jaga harus:

1. Menuliskan obat yang dikeluarkan pada resep pasien.


2. Memberikan etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan aturan pakai
dan cara penggunaan obat dan efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan.
f. Tersedia daftar formularium obat di UPTD Puskesmas Bulu sebagai
panduan klinis dalam memilih jenis obat yang diresepkan.
g. Untuk menjamin ketersediaan obat, dapat ditentukan dengan jumlah
permintaan obat berdasarkan :
1. Data pemakaian obat periode sebelumnya
2. Jumlah kunjungan pasien
3. Data penyakit
4. LPLPO
5. Laporan bulanan
dilakukan monitoring dan evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium
di puskesmas bulu dilakukan monitoring kesesuaian peresepan terhadap
formularium dan dievaluasi akhir bulan.
h. Untuk menjamin kesesuaian peresepan terhadap formularium di
puskesmas bulu dilakukan monitoring kesesuaian peresepan terhadap
formularium dan dievaluasi akhir bulan;
i. Petugas yang berhak memberikan resep dalam hal ini adalah terkait
dengan semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di UPTD
Puskesmas Bulu dilaksanakan oleh dokter / dokter gigi sesuai dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
2. Memiliki Surat Izin Praktik dokter / dokter gigi di UPTD Puskesmas
Bulu.
Apabila dokter / dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang
pengobatan karena sesuatu hal (misal : menghadiri rapat), maka tugas
pengobatan dan pemberian resep melakukan kelimpahan kewenangan
kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat atau bidan yang bertugas pada
hari itu.
j. Petugas yang berhak menyediakan obat di UPTD Puskesmas Bulu
dilaksanakan oleh:
1. Apoteker penanggung jawab Puskesmas Bulu sesuai kompetensinya.
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, sebagai asisten apoteker dalam
melakukan tugasnya
3. Apabila Apoteker atau asisten apoteker tidak dapat menjalankan
tugasnya karena sesuatu hal ( misal : menghadiri rapat), maka tugas
penyediaan obat didelegasikan kepada petugas yang telah mengikuti
pelatihan tentang farmasi.
k. Terdapat pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat
tetapi belum sesuai persyaratan;
l. Peresepan obat dilakukan dengan prosedur yang baku meliputi penulisan
resep, penyediaan obat, penyerahan obat;
1. Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk
resep rawat jalan dan rawat inap di UPTD Puskesmas Bulu harus
tercantum:
1) Tanggal penulisan resep
2) Nama pasien.
3) Umur pasien
4) Alamat pasien
5) Nomor rekam medis
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.

2. Penyiapan obat
Penyiapan obat harus dilakukan di tempat yang bersih dan aman
sesuai aturan dan standar praktik kefarmasian. Petugas farmasi yang
bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau praktisi
lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1) Lama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
8) Penggunaan sendok pada saat mengambil obat
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
3. Penyerahan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyerahkan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan resep
2) Pemberian obat melalui loket ruang farmasi
3) Penerima obat adalah pasien atau kelaurga pasien
4) Pemberian informasi tentang nama obat, sediaan, dosis, cara pakai,
penyimpanan, indikasi, efek samping obat kepada pasien atau
keluarga pasien
m. Sumber penyediaan atau pemesanan obat di UPTD Puskesmas Bulu
berasal dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Obat yang
diperkenankan untuk disediakan di UPTD Puskesmas Bulu adalah obat-
obat yang tercantum dalam daftar formularium.
n. Terdapat prosedur yang jelas tentang pengelolaan obat dan perbekalan
kesehatan di UPTD Puskesmas Bulu yang meliputi kegiatan:
1. Perencanaan
2. Permintaan / pengadaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Distribusi
6. Pencatatan dan pelaporan
o. Terdapat prosedur yang jelas untuk tidak memberikan obat kadaluarsa
untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak /
kadaluarsam meminimalkan adanya obat kadaluarsa dengan metode FIFO
dan FEFO dan penanganan obat kadaluarsa;
p. Terdapat prosedur yang baku untuk peresepan, pengawasan,
pengendalian obat-obat Psikotropika dan Narkotika;
1. Penulisan resep psikotropika dan narkotika harus dilakukan oleh
dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas Bulu
2. Resep ditulis secara manual pada blanko lembar resep resmi
Puskesmas Bulu
3. Penulisan resep harus dilengkapi / memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1) Nama Pasien
2) Tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal
lahir)
3) Berat badan pasien (untuk pasien anak)
4) Jenis kelamin
5) Nomor rekam medik
6) Nama dokter
7) Tanda tangan dokter
8) Tanggal penulisan resep
9) Tanda R/ pada setiap sediaan
10) Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik
Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium,
dilengkapi dan bentuk sediaan obat (injeksi, tablet, kapsul, salep),
serta kekuatannya (contoh 500 mg, 1 gram)
11) Jumlah sediaan
12) Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis / bahan obat
dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat microgram, milligram,
gram) dan untuk cairan: tetes, militer, liter.
13) Pencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tidak
dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut
telah terbukti aman dan efektif.
4. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca, menggunakan istilah dan
singkatan yang lazim sehingga tidak salah diartikan.
5. Resep tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang berpotensi
menimbulkan kesalahan interpretasi, kecuali yang sudah dbuat
kebijakan dalam penyingkatannya
6. Alamat pasien di resep harus jelas.
7. Apabila ada kesalahan penulisan obat didalam resep maka nama obat
yang salah di coret diberi tanda tangan, dan diganti dengan nama obat
yang baru
8. Daftar obat narkotika dan psikotropika di Puskesmas Bulu :
1) Diazepam 2 mg
2) Diazepam injeksi 5 mg/ml
3) Diazepam rectal 5 m
4) Fenobarbital 30 mg
5) Fenobarbital injeksi 50 mg/ml
6) Kodein 10 mg
9. Obat psikotropika dan narkotika disimpan pada lemari khusus
berkunci ganda. Kunci pertama dibawa oleh petugas farmasi, dan
kunci kedua dibawa oleh Kepala Puskesmas.
q. Terdapat prosedur penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien atau
keluarga pasien.
r. Terdapat prosedur persyaratan penyimpanan obat.
s. Terdapat prosedur pemberian obat pada pasien dan pelabelan.
t. Terdapat prosedur pemberian obat disertai dengan informasi Nama Obat,
Tujuan pengobatan, Aturan pakai, Lama pengobatan, Cara penggunaan,
efek samping obat–obat yang sering terjadi efek samping, Cara
penyimpanan untuk obat – obat yang perlu di simpan di suhu tertentu.
u. Penanganan obat dilakukan jika ada sediaan obat yang rusak atau sudah
kadaluarsa. Penanganan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi semua obat yang kadaluarsa/rusak disemua unit
pelayanan dan di gudang obat Puskesmas Bulu.
2. Mencatat nama obat, jumlah obat (per satuan terkecil) dan tanggal
kadaluarsanya.
3. Obat – obat kadaluarsa / rusak yang sudah dipisahkan selanjutnya
dimusnahkan sesuai dengan prosedur penanganan obat kadaluarsa.
v. Terdapat prosedur yang jelas untuk mencatat, memantau dan melaporkan
efek samping obatDaftar
dan keselamatan pasien
Obat Emergensi / KTD
di UGD
w. Terdapat prosedur tindak lanjut terhadap kejadian efek samping obat dan
1. KTD.
Ephineprin inj 0,1 % 3 Ampul
x.2. Terdapat identifikasi serta
Atropine inj 0,25 mg/ml pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC.
3 Ampul
y.3. Terdapat penanggung
Diphenhidramin jawab
inj 10 mg/1tindak
ml lanjut 3terhadap
Ampul pelaporan insiden
4. kesalahan pemberian
Aminophillin inj obat. 3 Ampul
5. Nama
Asam traneksamat : inj 100
drg.mg/ml
Tri Dewi KN 3 Ampul
6. Dexamethason inj 3 Ampul
7. Diazepam inj 10 mg/2 ml 1 Ampul
8. Phenobarbital inj 50 mg/1ml 1 Ampul
9. Daftar Obat Emergensi di Ruang1 GIGI
Ringer Laktat Botol
10. Natrium Klorida 1 Botol
1.
11.Ephineprin
Glukosa 0,1
5 %% 1
1 Ampul
Botol
2. Spuit 1 CC
12. Glucosa 40 % 1
2 Buah
Botol
3.
13.Spuit 3 CCdewasa
Infuset 1
3 Buah
Buah
14. Infuset Anak 3 Buah
15. IV Catheter No 18 3 Buah
16. IV Catheter No 20 3 Buah
17. IV Catheter No 22 3 Buah
18. IV Catheter No 24 3 Buah
19. IV Catheter No 26 3 Buah
20. Spuit 1 CC 3 Buah
21. Spuit 3 CC 3 Buah
22. Spuit 5 CC 3 Buah
Daftar Obat Emergensi di Rawat Inap

1. Ephineprin inj 0,1 % 3 Ampul


2. Atropine inj 0,25 mg/ml 3 Ampul
3. Diphenhidramin inj 10 mg/1 ml 3 Ampul
4. Aminophillin inj 3 Ampul
5. Asam traneksamat inj 100 mg/ml 3 Ampul
6. Dexamethason inj 3 Ampul
7. Diazepam inj 10 mg/2 ml 1 Ampul
8. Phenobarbital inj 50 mg/1ml 1 Ampul
9. Ringer Laktat 1 Botol
10. Natrium Klorida 1 Botol
11. Glukosa 5 % 1 Botol
12. Glucosa 40 % 2 Botol
13. Infuset dewasa 3 Buah
14. Infuset Anak 3 Buah
15. IV Catheter No 18 2 Buah
16. IV Catheter No 20 3 Buah
17. IV Catheter No 22 3 Buah
18. IV Catheter No 24 3 Buah
19. IV Catheter No 26 3 Buah
20. Spuit 1 CC 3 Buah
21. Spuit 3 CC 3 Buah
22. Spuit 5 CC 3 Buah

Daftar Obat Emergensi KB

1. Diphenhidramin 10 mg/1ml 2 Ampul


2. Deksamethason 2 Ampul
3. Ephineprin 0,1 % 2 Ampul
4. Spuit 3 CC 3 Buah
5. Spuit 1 CC 3 Buah
Daftar Obat Emergensi Ambulance

1. Ephineprin inj 0,1 % 2 Ampul


2. Diazepam 1 Ampul
3. Diphenhidramin inj 10 mg/1 ml 2 Ampul
4. Aminophillin inj 2 Ampul
5. Atropine 0,25 mg/ml 2 Ampul
6. Asam traneksamat inj 100 mg/ml 2 Ampul
7. Lidocain 3 Ampul
8. Dexamethason inj 2 Ampul
9. Glucosa 40% 1 Botol
10. Glucosa 5 % 1 Botol
11. MgSO4 20% 1 Botol
12. MgSO4 40 % 1 Botol
13. Ringer Laktat 2 Botol
14. Natrium Klorida 2 Botol
15. Alcohol 1 Buah
16. Plester 1 Buah
17. Betadin Kecil 1 Buah
18. Kasa Kompres 2 Buah
19. Kasa 2 x 80 1 Buah
20. IV Catheter No 18 2 Buah
21. IV Catheter No 20 2 Buah
22. IV Catheter No 22 2 Buah
23. IV Catheter No 24 2 Buah
24. Infuset dewasa 2 Buah
25. Infuset anak 2 Buah
26. Spuit 3 CC 3 Buah
27. Spuit 5 CC 3 Buah
28. Spuit 1 CC 3 Buah
29. Masker 5 Buah
30. Hanscond non steril 5 Buah
31. Hanscond steril 5 Buah
32. Nassal oksigen anak 2 Buah
33. Masker O2 dewasa 2 Buah

Daftar Obat Emergensi di Ruang Bersalin

1. Fitomenadion inj 5 Ampul


2. Ceftriaxon inj 2 Vial
3. Gentamycin inj 2 Ampul
4. MgSO4 40 % 2 Fls
5. MgSO4 20 % 2 Fls
6. Dexamethason inj 2 Ampul
7. Diazepam inj 10 mg/2 ml 1 Ampul
8. Diphenhidramin inj 2 Ampul
9. Calcii Gluconas inj 2 Ampul
10. Asam Traneksamat inj 2 Ampul
11. Ringer Laktat 3 Fls
12. Natrium Klorida 2 Fls
13. Glukosa 5 % 1 Fls
14. Glucosa 40 % 1 Fls
15. Infuset dewasa 3 Buah
16. Bloodset 3 Buah
17. IV Catheter No 18 3 Buah
18. IV Catheter No 20 3 Buah
19. Alkohol 1 Fls
20. Aqua Pro Injeksi 2 Fls
21. Spuit 1 CC 5 Buah
22. Spuit 3 CC 5 Buah
23. Spuit 5 CC 5 Buah
24. Spuit 10 CC 5 Buah

Daftar Oobat Emergensi di Pustu / Polindes

1. Diphenhidramin 10 mg/ 1ml 2 Ampul


2. Deksamethason injeksi 2 Ampul
3. Ephineprin 0,1 % 2 Ampul
4. Aminophillin injeksi 2 Ampul
5. Natrium Klorida 2 Botol
6. Ringer laktat 2 Botol
7. Infuset dewasa 2 Buah
8. Infuset anak 2 Buah
9. IV Catheter 18 2 Buah
10. IV Catheter 20 2 Buah
11. IV Catheter 22 2 Buah
12. IV Catheter 24 2 Buah
13. Spuit 1 CC 2 Buah
14. Spuit 3 CC 2 Buah
15. Spuit 5 CC 2 Buah

z. Terdapat prosedur yang jelas untuk permintaan obat dari unit layanan ke
gudang obat
aa. Terdapat prosedur yang jelas tentang penyediaan obat di UGD dan Rawat
Inap untuk menjamin ketersediaan obat dalam pelayanan obat 24 Jam
bb. Terdapat prosedur yang jelas tentang pengisian stok obat dan melakukan
stok opname di ruang farmasi untuk menjamin obat terinvantaris dengan
baik di ruang farmasi
cc. Terdapat prosedur yang jelas mengenai visite apoteker bersama tim
ataupun mandiri untuk pelayanan kefarmasian pada pasien UGD dan
perawatan untuk dapat meningkatkan keselamatan pasien di Puskesmas
Bulu
dd. Terdapat prosedur yang jelas tentang pengukuran suhu dan kelembapan di
tempat penyimpanan obat khususnya gudang obat dan ruang farmasi
ee. Terdapat prosedur yang jelas tentang pembuatan puyer dan pencampuran
sirup kering
ff. Terdapat prosedur yang jelas tentang membersihkan mortar dan stamper
agar kebersihan mortar dan stamper terjaga
gg. Terdapat prosedur yang jelas tentang pengelolaan dan pemusnahan resep

C. MANAJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS

a. Terdapat standarisasi kode klasifikasi diagnosis, terminologi, dan


singkatan yang digunakan dalam rekam medis yaitu;
1. Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosis Berdasarkan Icd-10 Di
Puskesmas Bulu ;
PENYAKIT BAKTERI (LAPORAN STP, DIARE, TB, KUSTA)

ICD 10 Kelompok Penyakit Infeksi dan parasite

A00.9 Kholera

A01 Thyfus dan Parathyfus

A03.9 Disentri basiler (shigellosis)

A04 infeksi bakteri usus lainnya

A05.9 Keracunan makanan oleh bakteri

A06.0 Disentri Amuba Akut

A06.1 Disentri amuba kronis

A06.9 Amebiasis

A07 Penyakit protosoa lainnya

A07.1 Giardiasis [lambliasis]

A09 Diare and gastroenteritis non spesifik

A15.0 TBC paru BTA (+) tanpa biakan

A16.0 TBC Klinis tanpa Pemeriksaan BTA

A18.2 Limfadenitis Tuberkulosis

A18.8+ Prtonisis TBC

A19 TB Milier

A22 Anthrax

A27 Leptospirosis

A28 Penyakit infeksi bakteri zoonotic lainnya

A30 Lepra/Kusta

A30.5 Kusta tipe basah / MB MH

A31.0 Pnemonia Paru


A31.1 Infeksi mykobakterial kulit (dermatitis infeksi)

A33 Tetanus neonatorum

A35 Tetanus lain

A36 Diphtheria

A37 Batuk rejan/Whooping cough

A39 Infeksi moningokok

A41 Sepsis

A46 Erysipelas

A48.0 Gas gangrene

A66 Frambusia

INFEKSI VIRUS

ICD-10 PENYAKIT INFEKSI VIRUS

A80.3 AFP

A82 Rabies

A91 DHF (Dengue haemorrhagic fever)

A92.0 Chikungunya virus disease

B00 Herpesviral [herpes simplex] infections

B01 Varicella [chickenpox]

B02.9 Herpes zoster

B03 Smallpox (cacar)

B05 Measles / campak / gabag / morbili

B06 Rubella [German measles]

B07 Viral warts / caplak / verucca/kutil

BI5 hepatitis A akut

B16 hepatitis B akut

B19.9 Hepatitis virus akut lain

B18 Hepatitis virus Kronik

B20 HIV Akut

B26.0 Mumps / Parotitis / Gondongan

B30.0 Conjunctivitis Virus


PENYAKIT PARASIT

ICD-10 PENYAKIT PARASITIK

B50.9 Malaria Falcifarum (Plasmodium falciparum)

B51.9 Malaria Plasmodium vivax

B52.9 Malaria Plasmodium malariae

B53.0 Malaria Plasmodium ovale

B54 Malaria tidak spesifik

B58 Toxoplasmosis

PENYAKIT AKIBAT CACING

ICD –
10 PENYAKIT AKIBAT CACING

B68 Cacing Pita Taeniasis

B74 Filariasis

B76 Cacing Tambang (Hookworm disease, )

B77.9 Cacing Gelang / Ascariasis

B78.0 Strongyloidiasis

B79 Cacing Trichuriasis/cacing cambuk

B80 Cacing Enterobiasis ( cacing kremi )

PEDICULOSIS

B85.0 Pediculosis and pthiriasis

B86 Scabies

B90 Gejala sisa tuberculosis

B91 gejala sisa poliomyelitis

B92 Gejala sisa MH

PENYAKIT NEOPLASMA

ICD-10 Kelompok Neoplasma

C00 Tumor ganas bibir

C02.9 Tumor Ganas lidah


C07 Tumor Ganas Kelenjar Parotis

C11.9 Tumor ganas Nasopharing

C18 Tumor ganas Usus besar / Kolon

C20 Tumor ganas Rektum

C21 Tumor ganas Anus

C22 Tumor Ganas Liver dan Sal Empedu

C34.1 Tumor Ganas pada Paru dan Bronkus

C40 Tumor Ganas Tulang dan Tl Rawan

C43 Tumor Ganas melanoma pada Kulit

C43.9 Tumor ganas Melanoma tidak spesifik

C50 Tumor Ganas Pada Payudara (breast)

C50.0 Tumor ganas pada putting susu

C50.9 Tumor ganas Dada tidak spesifik

C51.0 Tumor ganas pada Vulva

C53 Tumor ganas pada cervix uteri

C54 Tumor ganas pada corpus uteri

C56 Tumor ganas pada Ovarium

C60.9 Tumor ganas pada Penis

C63 Tumor ganas lain pada Kelamin Laki

C69 Malignant neoplasm of eye and adnexa

D01 Karsinoma in situ organ pencernaan

CC18.9 Ca.Colon

D01.2 Ca.Rectum

D01.3 Ca.Anus dan saluran anal

D10.6 Tumor Jinak pada Mulut dan Faring

D34 Tumor jinak kel. Thyroid

D36 Tumor Jinak lain pada tempat lain

D40.0 BPH / Tumor Jinak Prostate

D41 Tumor jinak Saluran Kencing

D48.6 Tumor jinak dada

N60 FAM / FCD / Benign mammary dysplasia


PENYAKIT NUTRISI DAN ENDOKRIN

ICD -
10 Kelompok Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik

D50.0 Anemia Defisiensi Besi (Fe)

D52 Anemia Defisiensi Asam Folat

D53.9 Anemia Kurang Nutrisi

D56.9 Thalassaemia, unspecified

D61 Anaemia, unspecified (aplastik Anemia)

E00 Congenital iodine-deficiency syndrome

E01.0 Gondok Endemis (Iodine-deficiency-related diffuse )

E01.1 Gondok Endemis Multi Nodular

E05.9 Thyrotoxicosis, unspecified

E06 Thyroiditis

E10 DM tipe I (Insulin-dependent diabetes mellitus

DM tipe I (IDDM komplikasi perifer circulatory


E10.5 /gangrene)

E11 DM II (Non-insulin-dependent diabetes mellitus

DM tipe II NIDDM komplikasi perifer circulatory /


E11.5 gangrene)

E40 Kwashiorkor

E41 Marasmus

E42 Marasmic kwashiorkor

E44 Malnutrisi Protein-energy ringan s/d sedang / BGM

E50.0 Vitamin A deficiency with conjunctival xerosis (X1A)

Vit A def. dg Bitot's spot and conjunctival


E50.1 xerosis(X1B)

E50.2 Xeropthalmia /Vit A def. dg kekeruhan kornea(X2A)

Xeropthalmia /Vit A defi. dg kekeruhan


E50.3 kornea(X2A)

E50.4 Xeropthalmia /Vit A def. dg keratomalacia(X3A)

E50.5 Xeropthalmia /Vit A deficiency dg Buta senja (Xn)

E50.6 Xeropthalmia /Vit A def. dg scars pada kornea(XS)

E51.1 Beriberi

E66 Obesitas
PENYAKIT JIWA ( NARKOTIKA, DDTK )

ICD – 10 kelompok Ganguan jiwa dan prilaku

F09 gangguan mental organic

F10 ggg mental akibat penggunaan alkohol

F11 ggg mental akibat penggunaan opioid

F12 ggg mental akibat Kanabinoid

F13 ggg mental akibat obat penenang

F14 ggg mental akibat penggunaan kokain

F15 ggg mental akibat stimulan lain

F16 ggg mental akibat halusinogen

F17 ggg mental akibat tembakau

F18 ggg mental akibat pelarut volatile

F19.0 ggg mental akibat narkoba , zat psikoaktif lain

F20 Schizophrenia

F20.0 Paranoid schizophrenia

F20.5 Residual schizophrenia

F22 gangguan waham (delusion) menetap

F23 gangguan psikotik akut dan sementara

F30 Episode manik

F31 Gangguan afektif / Kepribadian bipolar

F31.2 Ggg afektif bipolar, episode manik dg gjl psikotik

F31.5 Ggg afek bipolar, episd depresif brt dg gjl psikotik

F32.0 Episode depresif ringan

F32.1 Episode depresif Sedang

F33.0 Depresi berulang, episode saat ini ringan

F33.1 Depresi berulang, episode saat ini sedang

F40 Gangguan anxietas fobia yang tidak di tentukan

F41 Gangguan kecemasan (Anxietas) lain

F42 Gangguan Obsesif-kompulsif


F43 Reaksi thd stres berat, dan ggg penyesuaian

F45.9 Psikosomatis

F48. Neurastenia

F50.0 Anoreksia nervosa

F51.0 Insomnia non organic

Pnyalahgunaan obat tidak menimbulkan


F55 ketergantungan

F69 Gangguan Prilaku pada Dewasa

F70 Retardasi Mental Ringan

F71 Retardasi Mental Sedang

F72 Retardasi Mental Berat

F80.0 Khusus gangguan artikulasi bicara

F80.1 Gangguan bahasa ekspresif

F80.2 Gangguan bahasa reseptif

F81.0 Gangguan membaca khas

F81.1 gangguan mengeja khas

F81.2 gangguan berhitung khas

F81.3 gangguan belajar campuran

F82 Gangguan perkembangan fungsi motorik khas

F83 Campuran gangguan perkembangan spesifik

F84.0 Autis masa kanak-kanak

F90.1 Hiperaktif masa kanak-kanak

F92 Campuran gangguan perilaku dan emosi

F93.8 masalah identitas pada anak dan remaja

F93.9 Gangguan emosional masa kanak-kanak

F98.2 gangguan makan masa bayi dan kanak-kanak

PENYAKIT SUSUNAN SYARAF

ICD – 10 Kelompok penyakit susunan syaraf

G04.1 Para plegik spastik

G09 Gejala sisa penyakit susunan syaraf pusat

G20 Parkinson's disease


G40 Epilepsy

G40.1 Epilepsi parsial (kejang sederhana )

G40.6 Epilepsi Grand Mall

G43.9 Migraine

G44.2 Tension Head Ache (THA)

TIA (Transient cerebral ischaemic attacks) dan


gejala lain yang

G45 Berkaitan

G46* CVA

Gangguan memulai dan mempertahankan tidur


G47.0 [insomnia]

G51 GANGGUAN SYARAF WAJAH

G51.0 Bell's palsy

G51.3 TIK/Clonic hemifacial spasm

G54 GANGGUAN UJUNG SYARAF DAN PLEXUS

G54.0 Kelainan Plexus Brachialis

G54.1 Kelainan Plexus Lumbo sacralis (ischialgia)

G61.0 Guillain Barr‚ syndrome

G62.9 Polyneuropathy, unspecified

G81.9 Hemiplegia (lumpuh separoh badan)

G82.5 Paraplegia and tetraplegia

G91.9 Hydrocephalus

G98 Kelainan Susunan Syaraf lainnya

PENYAKIT IMS

A50 Syphilis Congenital (bawaan)

A51 Syphilis dini

A52 Syphilis fase lanjut

A54.3 Conjungtivitis purulenta kornea baik(Gonococcal)


A54.9 Gonococcal infection yang tidak spesifik

A55 Klamidia lymphogranuloma (venereum)/LGV

A57 Chancroid

A59.0 Trichomoniasis saluran kencing dan kelamin

A63.0 Condiloma /Anogenital (venereal) warts

A64 IMS lain yang tidak spesifik

PENYAKIT MATA

ICD –10 KELOMPOK PENY. MATA DAN ADNEXA MATA

A71.0 Tahap awal trakoma

A71.1 Tahap aktif trakoma

A71 Trakoma

H00.0 Abses Parpebra

H00.1 Chalazion

H01.0 Blepharitis

H02.8 Xanthelasma pada kelopak mata

H04.0 Dacryoadenitis (radang kelenjar air mata)

H04.9 Kelainan Kelenjar Air Mata

H10.9 Conjunctivitis

H10.0 Mucopurulent conjunctivitis

H11.0 Pterygium

H11.3 Perdarahan conjungtiva

H16.9 Keratitis

H16.0 ulkus kornea (konjungtivitis purulenta kornea rusak)

H17 Luka dan kekeruhan kornea

Keratitis herpes vivar dan keratoconjunctivitis


H19.1* (B00.5+)

H25 Katarak senilis

H25.0 Katarak insipien ( ancaman / immatur katarak )

H25.1 Katarak Matur inti lensa

H26.1 Katarak traumatic

H26.2 katarak komplikasi


H26.3 Obat-induced katarak

H26.4 Setelah-katarak

H28.0* Katarak Diabetikum

H40.0 Glaucoma suspect

H40.1 Glaukoma kronik

H40.2 Glaukoma acut

H49.9 Strabismus / Mata Juling

H50 Strabismus yang lainnya

H50.0 Strabismus Konvergen

H50.1 Strabismus Divergent

H52.0 Hypermetropia

H52.1 Myopia

H52.2 Astigmatism

H52.4 Presbyopia

H53.5 Kekurangan penglihatan warna

H54.0 Kebutaan, kedua mata

H54.2 Low vision, kedua mata

H54.4 Kebutaan, salah satu mata

H54.5 Low vision, satu mata

PENYAKIT TELINGA

ICD –
10 Penyakit telinga dan mastoid

H60.0 Otitis externa / infeksi telinga luar

H60.4 Cholesteatoma of external ear

H60.9 Otitis externa, unspecified

H61.9 Kelainan telinga luar

H61.0 Perichondritis telinga luar

H65.1 Otitis Media Nonsuppurative (OMA)

H66.4 Otitis Media Suppurative (OMP) dan lainya

H66.0 Otitis Media Supuratif Akut (OMPA)

H66.3 Otitis media supuratif kronik (OMPK)


H70.0 Mastoiditis akut

H70.1 Mastoiditis kronis

H71 Cholesteatoma pada telinga tengah

H72.0 Membran timpani berlubang

H93.1 Tinnitus

PENYAKIT KARDIOVASKULER

ICD -
10 PENYAKIT KARDIOVASKULER

I09.0 Jantung Rematik (Rheumatic myocarditis)

I10 Hipertensi esensial

I11.0 Hipertensi dg peny. jantung (kongestif)

I20.9 Angina pectoris

I21.0 Acute myocardial infarction (AMI)

I24 Penyakit iskemik jantung lainya

I46.0 henti jantung

I48 Atrial fibrillation and flutter

I50.9 Gagal Jantung (Heart failure)

I50.9 Decompensasio Cardia (Payah Jantung)

I61.9 CVA (Intracerebral haemorrhage),

I64 Stroke

I69.4 Gejala sisa Stroke

I84.0 Haemorrhoids

I95.0 Hypotension

PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN

ICD –
10 Penyakit pada sistem pernafasan

J00 Nasofaringitis Akut [common cold]

J01 Acute sinusitis

J02.9 Acute pharyngitis


J03.9 Acute tonsillitis

J04.0 Acute laryngitis

J04.1 Acute tracheitis

J11 Influenza, virus not identified

J12.9 Viral pneumonia, not elsewhere classified

J18.0 Bronchopneumonia, unspecified

J18.9 Pneumonia, unspecified

J20.9 Bronchitis akut tidak specific

J22 Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut Lainya

J30.9 Rhinitis Alergi / vasomotor

J35.9 Tonsil dan adenoid (penyakit) tidak spesifik

J39 Penyakit Saluran Pernapasan Bawah lainya

J39.0 Abses Retropharyngeal dan parapharyngeal

J44 penyakit paru obstruktif kronik

J45.9 Asthma

J46 Status asthmaticus

J47 Bronchiectasis

J81 Pulmonary edema

J84.9 Penyakit Jaringan Paru tidak spesifik

PENYAKIT GIGI DAN MULUT

ICD –
10 Kelompok PENYAKIT GIGI DAN MULUT

K00 Gangguan Pertumbuhan dan erupsi gigi

K00.0 Anodontia

K00.3 Mottled teeth

K01 Embedded and impacted teeth

K02.9 Karies gigi

K02.9 Dental caries

K02.0 Caries limited to enamel

K02.1 Caries of dentine


K02.2 Caries of cementum

K03.0 Excessive attrition of teeth

K03.1 Abrasion of teeth

K03.2 Erosion of teeth

K03.4 Hypercementosis

K03.5 Ankylosis of teeth

K03.7 Perubahan warna Posteruptive jaringan keras gigi

K03.8 Ditentukan lain penyakit jaringan keras gigi

K04.9 Penyakit pulpa dan jaringan

K04.0 Pulpitis

K04.1 Nekrosis pulpa

K04.2 degenerasi pulpa

K04.3 Abnormal pembentukan jaringan keras di pulpa

K04.4 Apikal periodontitis akut dari asal pulpa

K04.5 Apikal periodontitis kronis

K04.6 Periapical abses dengan sinus

K04.7 Periapical abses tanpa sinus

K04.8 Radicular kista

K05.0 Gingivitis akut

K05.1 Gingivitis kronis

K05.2 Periodontitis akut

K05.3 Periodontitis kronis

K05.4 Periodontosis

K05.6 Periodontal disease, unspecified

K06.0 Resesi gingiva

K06.1 Pembesaran gingiva

K06.2 Gingiva dan alveolar ridge edentulous lesi terkait trauma

Gangguan edentulous gingiva dan alveolar ridge,


tidak ditentukan
K06.9

K07.9 Dentofacial anomali [termasuk malocclusion]

K07.4 Malocclusion, unspecified


K07.6 Kelainan sendi Temporomandibular

K08.2 Atrofi dari edentulous alveolar ridge

K09 Kista daerah oral, tidak diklasifikasikan di tempat lain

K09.0 Odontogenic perkembangan kista

K09.9 Kista pada daerah mulut tidak spesifik

K10.9 Penyakit rahang lain

K10.3 Alveolitis dari rahang

K11 Penyakit kelenjar liur

K11.2 Sialoadenitis

K12 Stomatitis and related lesions (sariawan)

K12.0 Recurrent oral aphthae

K12.2 Selulitis dan abses mulut

K13 Penyakit lain bibir dan mukosa oral

K13.0 Penyakit bibir

K13.1 Cheek and lip biting

K13.2 Leukoplakia dan ggg lain epitel lidah

K13.4 Granuloma dan Granuloma-seperti lesi mukosa oral

K14.9 Penyakit lidah

K14.0 Glossitis

K14.1 Geografis lidah

PENYAKIT SALURAN CERNA

ICD –
10 KELOMPOK PENY. INFEKSI SAL. CERNA

K25.9 Gastric ulcer (TUKAK LAMBUNG)

K29.7 Gastritis, unspecified

K29.9 Gastroduodenitis, unspecified


K30 Dyspepsia

K35.9 Appendicitis Acute

K38.1 Appendicitis lain (Peri apendicular infiltrat)

K40 Hernia Inguinal

K43.9 Hernia Femoral

K42.9 Hernia Umbilical (hernia pusar)

K56.7 Ileus, unspecified

K59.0 Konstipasi

K74.6 Cirrosis Hepatis

K80.2 Cholelithiasis

K92.0 Haematemesis

K92.1 Melena

PENYAKIT KULIT

ICD –
10 KELOMPOK PENYAKIT INFEKSI KULIT

L01 Impetigo

L02.0 Abses Kulit (Cutaneous abscess, furuncle and carbuncle)

L03.9 Cellulitis

L08.0 Pyoderma

L10.9 Pemphigus

L20 Dermatitis Atopic

L21.9 Dermatitis Seborrhoeic

L23.9 Dermatitis kontak alergika, unspecified cause

L30.0 Dermatitis Nummular

L40 Psoriasis

L50 Urticaria

L60.9 Kelainan pada kuku (Nail disorders)

L60.0 Paranochia / Ingrowing nail

L70.9 Acne / Jerawat

L72 Kista folikel kulit


L72.0 Kista Epidermal

Kista Folikel kulit dan jaringan subcutaneous


L72.9 (Atheroma,dll)

L74.3 Miliaria (biang keringat)

L81.1 Chloasma

L89 Decubitus Ulcer

L91.0 Keloid bekas luka

PENYAKIT JAMUR

ICD –
10 PENYAKIT JAMUR KULIT

B35 Dermatophytosis (JAMUR Kulit)

B35.0 Tinea barbae and tinea capitis (Kadas)

B35.3 Tinea pedis (Jamur Kaki/ Rangen)

B35.4 Tinea corporis (jamur Badan)

B35.6 Tinea cruris (jamur di selangkangan)

B35.9 Dermatophytosis, unspecified

B36 Jamur kulit lain

B36.0 Panu / Pityriasis versicolor

B36.1 Tinea nigra

B37.0 Candidal stomatitis

B37.3+ Candidiasis pada vulva dan vagina (N77.1*)

B37.4+ Candidiasis kelamin lainnya / IMS

PENYAKIT MUSKULOSKELETAL

M10.9 Osteo Atritis / Gout, unspecified

M12.5 Traumatic arthropathy

M13.0 Polyarthritis, unspecified

M15.9 Polyarthrosis

M24.6 Ankylosis pada sendi

M41.9 Scoliosis

M67.4 Ganglion

M79.1 Myalgia
M79.2 Neuralgia and neuritis, unspecified

M86.9 Osteomyelitis

PENYAKIT UROGENITAL

ICD –
10 PENYAKIT UROGENITAL

N00.9 Acute nephritic syndrome, unspecified

N03.9 Chronic nephritic syndrome, unspecified

N04.9 Nephrotic syndrome, unspecified

N17.9 Gagal ginjal akut

N18.9 Gagal ginjal kronik

N23 colic ginjal tidak spesifik

N30.9 Cystitis / infeksi saluran kemih

N34.1 urethritis non spesifik

N40 Hiperplasia prostat

N45 Orchitis dan epididymitis

N61 Mastitis

N70.9 Salpingitis and oophoritis

N72 Cervicitis

N75.9 Abses Bartholin

N76.0 Vaginitis akut

N76.1 Vaginitis Subakut dan kronis

N76.2 Vulvitis Akut

N76.3 Vulvitis Subakut dan kronis

N80.9 Endometriosis

N84.9 Polip saluran kelamin perempuan, tidak ditentukan

PENYAKIT KEBIDANAN

ICD 10 PENYAKIT KEBIDANAN

N91.0 Amenorrhoea primer

N91.1 Amenorrhoe Sekunder

N92.6 Haid tidak teratur / Menometrorhagi


N94.6 Dysmenorrhoea, unspecified

N97.9 Infertility pada wanita, unspecified

O00.9 KET / Ectopic pregnancy

O02.1 Missed abortion

O03.9 Abortus Spontan

O04.9 Abortus indikasi medis

O05.9 Abortus yang lain ( criminal abortus )

O14.0 Pre Eclamsia ringan (Moderate )

O14.1 Pre Eclamsia berat

O15.0 Eclampsia

O20.9 Perdarahan , hamil muda unspecified

O21.1 Hyperemesis gravidarum dg ggg metabolik

O25 Kekurangan gizi di kehamilan

O30.0 Kehamilan kembar

O42.9 Premature rupture of membranes( ketuban pecah dini )

O44.0 Placenta praevia

perdarahan Antepartum , tidak diklasifikasikan di


O46.9 tempat lain

O48 hamil lebih bulan (serotinus)

O63.0 Kala satu persalinan terlalu lama

O63.1 Kala dua persalinan terlalu lama(persalinan lama)

O70.0 Robekan perineum derajat I selama persalinan

O70.1 Robekan perineum derajat II selama persalinan

O70.2 Robekan perineum derajat III selama persalinan

O70.3 Robekan perineum derajat IV selama persalinan

O72.0 HPP / Postpartum haemorrhage

O73.0 Retensio Plasenta

KEADAAN PERINATAL

P05.1 Kecil untuk usia kehamilan

P07.0 Berat lahir sangat rendah


P21.9 asphyxia BBL

P22.0 sindrom distress pernafasan bayi baru lahir

P59.0 Penyakit kuning neonatal berhub dg prematur

Q03.9 Hidrocephalus

Q36.9 Bibir sumbing

Q37.9 Sumbing langit-langit dengan bibir sumbing

Q54.9 Hipospadia

Q66.0 Talipes equinovarus

Q90.9 Down's syndrome, unspecified

KELOMPOK GEJALA DAN TANDA PENYAKIT

ICD –
10 KELOMPOK GEJALA DAN TANDA PENYAKIT

R00 Kelainan detak jantung

R01 Bising Jantung

R04.0 Epistaxis / mimisan

R04.2 Haemoptysis / batuk darah

R11 Nausea and vomiting/mual muntah

R13 Dysphagia / nyeri menelan

R18 Ascites

R20.0 Anestesi kulit

R20.1 Hypoaesthesia kulit

R20.2 Parestesia kulit

R20.3 Hyperaesthesia

R33 Retensio urin

R50.9 Febris tanpa sebab yg jelas

R51 cephalgia /Headache/sakit kepala

R54 Lansia(60th dst)

R56 Kejang / Convulsions tidak ada klasifikasi lain

R56.0 Kejang Demam / Febrile convulsions

R57 Hypovolemic shock


R63 Anoreksia

R64 Cachexia

TRAUMA

ICD –
10 KELOMPOK KEADAAN AKIBAT TRAUMA

S00.9 cedera kepala Dangkal

S01.9 Luka terbuka kepala

S03.0 Dislocasi, sprain , strain kepala

S05.1 Memar dari bola mata dan jaringan orbit

S05.4 Luka menembus orbit dg / tanpa benda asing

S06.9 Intracranial injury (COMUTIO , CONTUSIO)

S10.0 Cedera leher dangkal

S20.0 Cedera dada dangkal

S22.0 Fraktur iga, tl dada dan tl belakang dada

S23.0 Dislokasi, sprain atau strain thorax

S30.0 cedera dangkal perut, punggung bawah, pelvis

S32 Fraktur lumbalis tulang belakang dan panggul

S33 Dislokasi, sprain , strain vertebra, pelvis

S40.0 Cedera dangkal bahu dan lengan atas

S43.0 Dislokasi,sprain, strain ligamen dari bahu

S50.0 Cedera dangkal lengan bawah

S53.0 Dislokasi, sprain dan strain siku

S62.0 fraktur pergelangan tangan atau tangan

S63.0 Dislokasi, sprain dan strain pgelangan, tangan

S70.0 Cedera dangkal pinggul dan paha

S80.0 Cedera dangkal tungkai bawah

S93.0 Dislokasi, sprain dan strain pergelangan , kaki

T15.0 Corpus alienum mata external

T16 Corpus alienum telinga

T17.0 Corpus alienum sal nafas

T18 Corpus alienum sal cerna


T31.0 Luka bakar

T33.0 Frostbite dangkal

T34.0 Frostbite dengan jaringan nekrosis


T36.0 Keracunan oleh antibiotik sistemik
Keracunan oleh antiepileptic, sedatif hipnotik,
T42.0 antiparkinson
T47 Keracunan agen yg mempengaruhi pencernaan
T58 Efek beracun karbon monoksida
T60.0 Organophosphate dan insektisida carbamate

T63.9 Keracunan akibat binatang berbisa

T63.0.0 bisa ular

T67.0 heatstroke dan sengatan matahari

KEPENTINGAN KHUSUS

Faktor yg berhubungan status kesehatan

Z00.0 Sehat

Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan

Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran

Z02.1 Pemeriksaan pra-kerja

Z01.2 Pemeriksaan gigi

Z02.5 Periksa kesehatan untuk partisipasi dalam olahraga

Z02.8 Pemeriksaan lain untuk keperluan administrasi

Z30.0 Kontrasepsi

Z30.2 Sterilisasi

Z38.0 Bayi lahir hidup menurut tempat lahir

Z41.2 Rutin dan ritual sunat

Z58.0 Paparan kebisingan

Z58.1 Paparan polusi udara

Z58.2 Paparan terhadap pencemaran air

Z58.3 Paparan polusi tanah

Z58.4 Paparan radiasi

Z58.5 Paparan polusi lain

Z70.9 Sex konseling, tidak ditentukan


2. Terminologi Medis Di Puskesmas Bulu

Terminologi medis merupakan suatu media sebagai bahasa


komunikasi medis dengan memakai istilah dari bahasa Latin (L)
maupun Yunani Kuno (G). Istilah medis ini harus dipahami dan
dimengerti oleh setiap profesi kesehatan agar dapat terjalin
komunikasi yang baik. Untuk istilah organ tubuh, bahasa yang
digunakan berasal dari bahasa Latin. Sedangkan untuk istilah
penyakit, menggunakan bahasa dari Yunani. Contoh: Marrow [L]
ini istilah anatomi untuk sumsum tulang sedangkan Myelitis [G]
ini istilah penyakit untuk peradangan sumsum tulang.

ISTILAH KEDOKTERAN

Istilah medis terbentuk dari bagian-bagian komponen / unsur kata


sebagai berikut:

1) Prefix (awalan), sebagai awalan.


Unsur kata yang terletak di bagian depan dari istilah
medis (mendahului root).

2) Root (akar kata), sebagai dasar/inti dari istilah medis. Pada


terletak di tengah (diantara prefix dan suffix).
3) Suffix (akhiran), sebagai akhiran.
Unsur kata yang terletak di bagian belakang dari istilah medis
(selalu mengikuti root atau pseudoroot).

Tetapi tidak semua istilah medis mengandung unsur kata prefix


atau root atau suffix secara lengkap.

Contoh:

Root Root Suff

ELECTROCARDIOGRAM -→O-
CARDIELECTR-O-GAM electr- dari
Electron = listrik

cardi- dari cardium = jantung gram =


record

PREFIX

Dextro –kanan
Sinistra –kiri
Brady –lambat
Tachy –cepat
Peri –sekitar
Intra –di dalam
Dys –buruk, sulit
Hemi –setengah

ROOT

Cheilo –bibir
Derm –kulit
Arthro –sendi
Chondro –tulang rawan
Myo –otot
Osteo –tulang
Naso –hidung
Lien –limpa
Myelo –sumsum tulang
Enter –usus
Gastro –lambung
Cyst- Cysto –kandung kemih Hystero –uterus
Ren –ginjal
Oophor –ovary
Blepharo –kelopak mata Irid –iris mata
Kerato –kornea mata Oculo –mata Ophthalmo –mata
Oto –telinga

SUFFIX

Ectomy –operasi pengangkatan keluar


Ostomy –operasi membuat lubang penghubung
Otomy –memotong
Plasty –operasi plastik
Oma –tumor
Cele –penonjolan / pembengkakan patologis
Emia –berkaitan dengan darah
Ectasia –melebar

3. Daftar Singkatan yang Berlaku di UPTD Puskesmas Bulu

ABC Airway Breathing Circulation

Askeb Asuhan kebidanan

Askep Asuhan keperawatan

AS Apgar score

BB Berat badan

BBLR Berat badan lahir rendah

BPH Benign Prostate Hyperplasia

BU Bising usus

Ca Kanker

COB Cedera Otak Berat

COPD Chronic Obstructive Pulmonary Disease

COR Cedera Otak Ringan

COS Cedera Otak Sedang

CVA Cerebro vascular attack

D/S Dextra / sinistra

DD Different diagnose

DF Dengue Fever
DHF Dengue Haemorrhage Fever

DL Darah lengkap

DM Diabetes mellitus

Dx Diagnosa

DDTK Deteksi dini tumbuh kembang

e.c Et causa

Ext Extraction / ekstraksi

FAM Fibro adeno mammae

GCS Glasglow Coma Scale

GD2jPP Gula darah 2 jam post prandial ( setelah makan)

GDS Gula darah sesaat

GGA Gagal ginjal akut

GGK Gagal ginjal kronis

HHD Hypertensive Heart Disease

HNP Hernia Nucleus Pulposus

HPHT Hari pertama haid terakhir

HT Hipertensi

i.m Intra muscular

i.v Intra vena

i.c Intra cutan

IMA Infark miokard akut

ISK Infeksi Saluran Kemih

ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas

IUD Intra uterine device

IMD Inisiasi menyusu dini

K/U Keadaan umum

KB Keluarga Berencana

Khol Cholesterol

KIA Kesehatan Ibu dan Anak

KIE Komunikasi informasi edukasi


KPD Ketuban Pecah Dini

KRR Kesehatan Reproduksi Remaja

LBP Low Back Pain

LILA Lingkar lengan atas

LIKA Lingkar kepala anak

LIDA Lingkar dada

N Nadi

Obs Observasi

OD / OS Ocular dextra / ocular sinistra

OMA Otitis Media Akut

OF Observasi Febris

OMK Otitis Media Kronis

PAI Periappendicular infiltrate

Pemx Pemeriksaan

PJK Penyakit jantung coroner

Px Pasien

Rh Rhonki

RM Rekam Medis

RPD Riwayat Penyakit Dahulu

RPS Riwayat Penyakit Sekarang

RR Respiratory rate

RT Rectal touché

S Suhu

SK Surat Keputusan

SOAP Subyektif –Obyektif –Assesment –Planning

SOP Standar Operating Procedure

Susp Suspect

s.c Sub cutan

Taa Tidak ada apa –apa

Tak Tidak ada kelainan

TB Tinggi badan
TD Tekanan darah

TKTP Tinggi Kalori Tinggi Protein

Tx Terapi

TFU Tinggi fundus uterus

UA Uric acid

UL Urine lengkap

VT Vaginal touché

Wh Wheezing

b. Pembakuan singkatan nama obat

NO NAMA OBAT SINGKATAN


1 Amoksisilin Amox

2 Gliseril Guakolat GG

3 Klorfeniramine Maleat CTM

4 Paracetamol PCT, Pamol

5 Omeprazol OMZ

6 Asam Askorbat Vitamin C, Vit.C

7 Viitamin B kompleks BC, Vit.BC

8 Natrium Diclofenac Nadic

9 Klorpromazin CPZ

10 Obat batuk hitam OBH

11 Asam mefenamat Asmef

c. Terdapat penanggung jawab ruang rekam medis yang memenuhi


kriteria sebagai berikut :
a. Pendidikan minimal SMA;
b. Bisa mengoperasikan komputer;

d. Ditetapkan penanggung jawab ruang rekam medis yaitu:


Nama : Susi Riyaningsih
Jabatan : Petugas rekam medis

e. Jam buka pelayanan loket ditentukan sebagai berikut :


HARI JAM BUKA
SENIN – KAMIS 07.30 - 12.00

JUMAT 07.30 - 10.30

SABTU 07.30 - 11.00

f. Setiap pasien memiliki satu nomor Rekam Medis dan metode


identifikasi pasien dengan menanyakan nama, tanggal lahir, alamat,
nama KK, pendidikan, pekerjaan, no kartu Jkn, serta nomor hp.
g. Berkas rekam medis disimpan di family folder dalam proses
perubahan perubahan ke satu orang satu map (personal folder)
h. Penyimpanan rekam medis pasien disimpan dalam ruang rekam
Medis.
i. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh
petugas rekam medis.

j. Yang berhak mengakses rekam medis adalah :


1. Pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap pasien yaitu:
Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Perawat Gigi, Apoteker dan Bidan.
2. Pihak yang tidak bertanggung jawab langsung terhadap pasien
yang diberi wewenang untuk menggunakan rekam medis yaitu :
Petugas Rekam medis
3. Pihak ketiga yang tidak langsung bertanggung jawab terhadap
pasien yaitu polisi, peneliti, audit medis.
k. Informasi tentang diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien
2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan.
3. Permintaan dan / atau persetujuan pasien sendiri
4. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, audit medis, sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien
l. Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada
huruf k harus dilakukan secara tertulis pada Kepala UPTD
Puskesmas
m. Identifikasi rekam medis dengan melihat nomor kartu berobat pasien
atau apabila pasien tidak membawa kartu berobat dapat dilihat pada
register nomer indeks rekam Medis perdesa atau di lihat di Aplikasi
Sikda.
n. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada
keselamatan dan kepuasan pasien.
o. Sistem penomoran dan pengkodean rekam medis
1. Penomoran rekam medis di UPTD Puskesmas Bulu berupa tujuh
digit angka sesuai dengan nomor Sikda
2. Pengkodean rekam medis di UPTD Puskesmas Bulu berupa angka
yang diurutkan sesuai urutan pasien mendaftar
3. Rekam Medis disimpan di rak berdasarkan urutan nomor rekam
medis
4. Contoh

OOOOO01 : Nomor urut personal folder

p. Isi rekam medis


1. Berkas rekam medis merupakan milik Puskesmas
2. Isi rekam medis adalah milik pasien, dalam bentuk resume medis.
3. Resume medis dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
4. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan memuat :
1) Identitas pasien
2) Alergi yang dimiliki pasien
3) Tanggal pemeriksaan
4) Hasil anamnesis (keluhan utama dan riwayat penyakit
5) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
6) Diagnosa (kode ICD X)
7) Rencana penatalaksanaan
8) Pengobatan atau tindakan
9) KIE pada pasien
10) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram
klinik
11) Persetujuan tindakan bila diperlukan.
5. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang –
kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
2. Alergi yang dimiliki pasien
3. Tanggal pemeriksaan
4. Kondisi saat pasien tiba di Puskesmas
5. Triase pasien
6. Hasil anamnesis (keluhan utama dan riwayat penyakit)
7. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
8. Diagnosa ( kode ICD X )
9. Pengobatan atau tindakan
10. Rencana penatalaksanaan
11. KIE pada pasien
12. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
UGD dan rencana tindak lanjut
13. Persetujuan tindakan / Informed consent
14. Nama / inisial dan tanda tangan / paraf dokter, dokter gigi
atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
kesehatan
15. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana kesehatan lain.

6. Isi resume medis memuat :


1) Identitas pasien
2) Alergi yang dimiliki pasien
3) Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
4) Diagnosis ( Kode ICD X )
5) Pengobatan atau tindakan
6) Nama dan tanda tangan / paraf dokter, dokter gigi yang
memberikan pelayanan kesehatan
7) Terdapat prosedur tentang penilaian dan kelengkapan isi
Rekam Medis.
q. sistem penyimpanan, dokumentasi, pemusnahan, dan kerahasiaan
1. Rekam Medis disimpan dalam ruang Rekam Medis
2. Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter,
dokter gigi, tenaga kesehatan yag lain dan Kepala Puskesmas.
Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling
sedikit 25 tahun.
3. Rekam Medis didokumentasikan dalam buku register Nomor
Indeks Rekam Medis.
4. Semua Rekam Medis yang keluar dari ruang Rekam Medis
didokumentasikan dalam buku register harian Rekam Medis dan
Buku Distribusi Rekam Medis
5. Informasi tentang lsi rekam medis harus dijaga kerahasiaannya
oleh dokter, dokter gigi, paramedis, petugas pengelola rekam medis
dan kepala Puskesmas.

D. MANAJEMEN KEAMANAN LINGKUNGAN

a. Adanya prosedur dan tim pengelola keamanan lingkungan fisik


Puskesmas yang melakukan pemantauan, pemeliharaan dan
perbaikan terhadap fisik bangunan Puskesmas, yang termasuk di
dalamnya listrik/api, air, ventilasi dan gas;
b. Adanya prosedur jika terjadi kebakaran, melakukan pelatihan
penggunaan APAR, dan persediaan APAR;
c. Terdapat prosedur pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan
peralatan;
d. Ditetapkan prosedur pengendalian dan pembuangan limbah
berbahaya serta pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
penanganan bahan berbahaya dan limbah berbahaya;
e. Terdapat rencana program keamanan lingkungan fisik Puskesmas
yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan
petugas, pemantauan serta evaluasi;
f. Ditetapkan penanggung jawab pengelola keamanan lingkungan fisik
di UPTD Puskesmas Bulu, yaitu:
Nama : Indarti
g. Terdapat rencana program keamanan lingkungan fisik yang meliputi:
1. Keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas;
2. Bahan berbahaya;
3. Manajemen emergensi;
4. Pengamanan kebakaran;
5. Peralatan medis;
6. Sistem utilitas;
h. Ditetapkan prosedur inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan berbahaya;
i. Ditetapkan pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya:
1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3 meliputi:
1) Bahan kimia dan reagen yang berasal dari laboratorium dan
bahan desinfektan;
2) Limbah/sampah medis padat;
3) Limbah /sampah medis cair;
2. Sampah non medis meliputi sampah medis padat yang berasal
dari aktifitas di puskesmas Bulu seperti sampah kertas, kayu,
daun, botol, kaleng dll dan sampah non medis cair yang berasal
dari saluran pematus/ saluran air hujan dan yang berasal dari
kamar mandi serta wastafel.
3. Fasilitas Pembuangan sampah.
1) Tempat sampah medis padat :
Terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal
satu buah untuk satu unit pelayanan.
Diberi logo biohazard dan tulisan tempat sampah
medis serta dilapisi dengan kantong plastik warna kuning
Kantong plastik yang melapisi bagian dalamnya diangkat
setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
2) Tempat sampah medis padat tajam :
Untuk menempatkan sampah medis yang mempunyai sisi
tajam seperti, spuit, jarum & vial.
Tempat sampah medis padat tajam dimasukkan ke dalam
safety box atau botol yang tahan tusukan kuat, kedap air
dan mempunyai tutup.

Diberi logo biohazard dan tulisan tempat sampah


medis.
Safety box diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
3) Pembuangan Limbah medis cair :
Pembuangan Limbah medis cair dimasukkan ke dalam
wastafel khusus yang dialirkan ke dalam septic tank khusus.
4) Pembuangan sampah non medis padat
Terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal
satu buah untuk satu unit pelayanan.
Dilapisi dengan kantong plastik warna hitam dan diangkat
setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
5) Pembuangan sampah non medis cair
Sampah non medis cair yang berasal dari air hujan dialirkan
melalui saluran pematus/ drainase.
sampah non medis cair yang berasal dari kamar mandi dan
wastafel dialirkan ke dalam septic tank.
6) Tempat Penampungan Sementara Sampah/Limbah B3 (TPS
B3)
Mempunyai dinding dari bahan permanen, mempunyai tutup
dan terdapat tulisan TPS B3 di bagian depannya
7) Tempat Penampungan Sementara Sampah non medis
Mempunyai dinding dari bahan permanen, mempunyai
tutup.
j. Terdapat prosedur pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan penanganan bahan berbahaya dan limbah berbahaya.
k. Terdapat prosedur yang jelas tentang pelayanan klinik sanitasi dalam
pelayanan informasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan
penyakit berbasis lingkungan
l. Terdapat prosedur yang jelas tentang Pengukuran Indikator Mutu
Tentang Pasien Yang Mendapatkan Konseling Diare Di Klinik Sanitasi,
Target 40 %.

E. MANAJEMEN PERALATAN MEDIS

a. Ditetapkan petugas pemantau pelaksanaan prosedur


pemeliharaan dan sterilisasi alat secara berkala yaitu :
Ketua : Nanang Eko
Pelaksana : Susi susanti
b. Terdapat prosedur yang baku tentang pengelolaan alat yang
meliputi : pemilahan alat,sterilisasi alat dan peralatan yang
membutuhkan penanganan khusus, dan penempatan alat.
c. Terdapat prosedur pemusnahan barang dan alat yang jelas
d. Terdapat prosedur tentang penanganan bantuan peralatan.
e. Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/baik pakainya
peralatan medis,maka dilakukan :
1. Inventarisasi peralatan medis
2. Pemeriksaan peralatan medis secara teratur,
3. Uji coba peralatan medis sesuai penggunaan dan
ketentuannya.
4. Pemeliharaan,perbaikan alat yang rusak,
5. Inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi,dan dilakukan
kalibrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

F. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

a. Terdapat prosedur kridensial yang meliputi :


penilaian kompetensi petugas klinis,termasuk persyaratan
sertifikasi,lisensi dari petugas klinis dan upaya peningkatan
kompetensi.
b. Dilakukan evaluasi kinerja tenaga klinis secara berkala.
c. Tenaga klinis mempunyai kewajiban untuk berperan serta dalam
meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan klinis.
d. Terdapata prosedur yang jelas tentang evaluasi bagi petugas yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
e. Terdapat uraian tugas dan kewenangan petugas pemberi layanan
klinis.
f. Jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan
untuk menjalankan kewenangan dalam pelayanan klinis, ditetapkan
petugas kesehatan dengan persyaratan tertentu untuk diberi
kewenangan khusus.
g. Petugas kesehatan yang diberi kewenangan khusus dilakukan
penilaian terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang terkait
dengan kewenangan khusus yang diberikan.
h. Dilakukan evaluasi dan ditindaklanjuti terhadap pelaksanaan uraian
tugas dan wewenang bagi setiap tenaga kesehatan.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BULU

dr. JAMI’AH

Anda mungkin juga menyukai