Anda di halaman 1dari 27

A.

Paradigma Sehat

1. Pengertian Sehat

Sehat adalah keadaan secara utuh secara fisik, jasmani, mental, dan social dan

bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan (WHO, 1947).

Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, sehat adalah keadaan

sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan social yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Sehat menurut Zaidin Ali (1999)

adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis

(mental), social, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri

dan produktif.

Berdasarkan pengertian sehat dari berbagai sumber diatas dapat disimpulkan

bahwa sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis melipui biologis,

psikologis, social, dan spiritual yang utuh dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas

dari penyakit cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap individu hidup secara

mandiri dan produktif secara social dan ekonomis.

Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub, yaitu sehat optimal dan

kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian maka kita berada

dalam area sakit, dan apabila status kesehatan kita bergerak kearah sehat maka kita

berada dalam area sehat. Jadi status kesehatan selalu dinamis dan brubah setiap saat.

Sesuai dengan rentang sehat-sakit, maka status kesehatan dapat dibagi dalam

keadaan optmal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit berat sampai meninggal

dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan
primer (primary prevention), yaitu perlindungan kesehatan (Health protection) dan

perlindungan khusus (Specific protection) agar terhindar penyakit. Apabila individu

berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier, yaitu

dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan

rehabilitasi.

Persepsi sakit dan kesakita untuk setiap individu sangat berbeda dan sangat

tergantung dari situasi dan kondisi seperti yang dijelaskan berikut ini:

a. Seseorang merasa sakit (kesakitan) setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit

b. Seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak

menderita sakit atau idak mengalami penyakit.

c. Seseorang tidak merasa sakit, akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap

penyakit.

d. Seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.

2. Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam

jangkapanjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap dan bertindak

mandiri dalam menjaga kesehatannya sendiri melalui kesadaran terhadap pentingnya

upaya-upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Paradigma sehat ditetapkan

sebagai model pembangunan kesehatan di Indonesia, yaitu pembangunan kesehatan yang

mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya-upaya

kuratif dan rehabilitatif (Depkes, 2001).

Unsur penting dalam paradigma sehat meliputi:

a. Program dan kebijakan yang buttom up


b. Mentalitas proaktif

c. Pemberdayaan sumber daya local

d. Pembangunan Kesehatan Berbasis

e. Masyarakat

f. System pembayaran pelayanan kesehatan

g. Pembangunan Kesehatan Multi Sektor

Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah memberikan kewenangan untuk daerah otonom (daerah Kabupaten dan Kota)

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (UU No.22 tahun 1999). Keluarnya undang-undang tersebut membawa implikasi

yang luas terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang pihak penyelenggara pemerintah

Kabupaten dan Kota (eksekutif dan legislatif). Di satu sisi, pihak eksekutif sebagai pihak

pelaksana akan memiliki tugas dan wewenang yang semakin besar. Di sisi lain, pihak

legislatif (DPRD) dituntut untuk mengoptimalkan pengawasan pelaksanaan kebijakan

oleh eksekutif. Beberapa kekhawatiran yang berkembang di masyarakat sebagai akibat

dari kebijakan otonomi daerah antara lain munculnya raja-raja kecil di daerah,

pemindahan korupsi dari pusat ke daerah, dan DPRD akan bertindak sebagai wasit

“tegas” yang sewaktu ditemukan oleh Surya Dharma, dkk (2002), yang menunjukkan

bahwa pihak Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota menginginkan kekuasaan yang lebih

luas daripada yang ditetapkan undang-undang.

B. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Pengertian Keperawatan

Menurut V. Handerson (1978) keperawatan adalah upaya membantu individu baik

yang sehat maupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang

dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari,

sembuh dari enyakit, atau meningggal dunia dengan tenang. Sedangkan menurut

Lokakarya Keperawatan tahun 1983 keperawatan adalah pelayanan professional yang

merupakan bagan integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang menyeluruh ditujukan

kepada individu, kelompok, dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Ali.Z,2001).

Kemudian menurut Handerson (1980) dalam Ali.Z (2001) menjelaskan bahwa

pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat,

dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan

kegiatan sehari-hari secara mandiri.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keperawatan

merupakan entuk pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic, professional, dan holistic

bedasarkan ilmu dan kiat, memilikistandar asuhan dan menggunakan kode etik, serta

dilandasi oleh profesionalisme yang mandiri dan/atau kolaborasi untuk membantu

individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk

peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut

secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.


2. Asuhan Keperawatan Komunitas

a. Pengertian

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan

professional yang ditujukan kepad masyarakat dengan penekanan pada kelompok

resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien seagai mitra dalam

perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

Unsure-unsur perawatan kesehatab masyarakat, yaitu:

1) Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan

ilmu social (interaksi social dan peran serta masyarakat)

2) Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat

baik yang sehat maupun yang sakit dengan ruang lingkup kegiatan adalah upaya

promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosialitatif dengan penekanan

pada upaya preventif dan promotif.

3) Melibatkan partisipasi masyarakat dan bekerja secarateam dengan menggunakan

endekatan pemecahan masalah dan perilaku melalui proses keperawatan sebagai

pendekatan ilmia yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat

dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktif keperawatan

komunitas adalah:
1) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima

semua orang

2) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini

komunitas

3) Perawat sebagai pemberi pelayanan dank klien sebagai penerima pelayanan perlu

terjalin kerjasama yang baik

4) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung

maupun menghambat

5) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka

dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik

keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan

komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh

lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan

memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigm

keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan

dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


2) Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia

yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

3) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima

oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

4) Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif

5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara

berkesinambungan

6) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumen

pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat

7) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

berkesinambungn dan terus menerus.

8) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya,ia

harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri.

b. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai

derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupansesuai


dengan kapasitas yang mereka miliki.

Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan maslaha kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskan berbagaialternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalampelayanan

kesehatan/keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self

care)

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehata

9) Dan lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam

menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya nroma

keluarga kecil bahagiadan sejahtera

10) Tertanganinya kelmpok-kelompok resioko tinggi yang rawan terhadap masalah

kesehatan.

c. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.

Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri

sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga

lainnya baik secara fisik, mental maupun social.

Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah

tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya

saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap

anggota keluarga lainna dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.

Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

pertumbuhannya, seperti:

a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir

c) Balita

d) Anak usia sekolah


e) Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin

lainnya.

b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,

jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok-kelompok tertentu

d) Dan lain-lain

4) Lembaga social, perawatam dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, dan social)

d) Penitipan balita

Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka

sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.

Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung

dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota


masyarakat akan muncul banyakpermasalahan, baik permasalahan social,

kebudayaan,perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

Masyarakat setempat adalah suatau kelompok yang terdiri dari individu yang

hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat

memenuhi kebutuhan pokoknya. Masyarakat setempat menempati suatu wilayah yang

ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu. Wilayah tersebut misalnya desa,

kota, dan Negara. Tipe masyarakat setempat ditentukan berdasarkan empat criteria,

yaitu: 1) jumlah penduduk, 2) luas wilayah, kekayaan, dan kepadatan penduduk, 3)

fungsi khusus anggota masyarakat, 4) organisasi anggota masyarakat. Denga batasan

tersebut, masyarakat dapat dibagi menjadi: masyarakat kota dan desa, serta

masyarakat modern dan tradisional.

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai

lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah

kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik kperawatan komunias adalah

sebagai berikut:

1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok

khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school helath nursing), di

perusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah binaaan kesehatan

masyarakat.

2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3) Konsultasi dan pemecahan maslaha yang dihadapi

4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan maslaha yang mereka hadapi


5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlkan penanganan lebih

lanjut

6) Penemuan kasus pada tingkat indiviu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

8) Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas melalui pengenalan masalah

kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian

kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan

ilmiah keperawatan.

9) Mengadakan koordinasidi berbagai kegiatan asuhan komunity

10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintassektoral dengan instansi terkait

11) Memberikan keteladanan yang dapat dijadikan panutanindividu, keluarga,

kelompok dan masyarakat yang berkaitan denga keperawatan dan kesehatan.

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan

masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving

approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan

pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengn upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah yang dimaksudkan bahwa setiap masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat akan dapat

diatasi oleh perawat melalui ketrampilan melaksanakan intervensi keperawatan

sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai

perawatkesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan


terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaan

keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai

memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangan bila pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah

binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut

community approach.

d. Metode Asuhan Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang digunakan

adalah proses keperawatan sebagaisuatu pendekatan ilmiah di dalam bidang

keperawatan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1) Pengkajian

Pengkajian komunitas merupakan suatu proses upaya untuk dapat mengenal

masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan berkontribusi terhadap

keluhan proses. Tujuan keperwatan dalam mengkaji komunitas adalah

mengidentifikasi factor-faktor, baik factor yang positif maupun factor yang

negative yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat

mengembangkan strategi promosi kesehatan.

Menurut Anderson dan Elizabeth T (2006) dalam pengkajian sumbr data yang

dipergunakan dapat diperoleh melalui beberapa sumber yaitu:

a) Sensus

Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus diperoleh

dengan cara survey terhadap masyarakat. Meskipun data sensus sangat


lengkap, bias masih saja terjadi. Masyarakat mungkin memberikan jawaban

yang tidak jujur atas pertanyaan yang bersifat pribadi. Kemungkinan yang

lebih signifikan, sesnsu diyakini kurang mewakili penduduk yang

berpenghasilan rendah, minoritas, dan penduduk sementara. Golongan ini

lebih sulit ditemukan dan dihitung secara cenderung kurang merespon survey

sensus.

b) Data statistic vital

Data ststiistic vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat secara

legal, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, yang

dikumpulkan secara terus-menerus oleh badan pemerintahan.

c) Laporan penyakit yang terinformasikan

Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkam oleh

departemen kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-penyakit

yang dapat dilaporkan secara legal. Secara legal laporan penyakit yang

ditugaskan mungkin tidak mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan

tersebut tidak menyajikan penjelasan yang valid tentang penyakit yang terjadi

di masyarakat. Daalam prakteknya, petugas kesehatan mungkin gagal

untukmemberikan laporan penyakit yang seharusnya di laporkan.

d) Catatan medis dan rumah sakit

Cacatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam penelitian

kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catataninipun tidak menyajikan

gambaran yang lengkap atau valid tentang kesehatan kominitas.

e) Catatan autopsy
Catatan autopsy memiliki bias yang sangat kentara, pasien menserita sakit

yang pernah dan meninggal dunia. Autopsy tidak dilakukan pada semua kasus

kematian. Catatan autopsy meliputi kasus-kasus kematian akibat tindak

kekerasan yang tidak proposional dan penyebab kematian seseorang yang

tidak diketahuai sampai autopsy dilakukan.

2) Analisa Data

Analisa data merupakan suatau proses yang terdiri dari banyak langkah. Fase-fase

yang dapat di gunakan dalam membantu proses analisa adalah:

a) Kategorisasi

Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika

pertama-tama mengategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam berbagai

cara.Kategori data pengkajian komunitas meliputi: 1). Karakteristik demografi

(ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnik dan ras), 2).

Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat

tinggal, ruang public, dan jalan), 3). Karakteristic social-ekonomi (kategori

pekerjaan,penghasilan,pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau

kepemilikan rumah), 4). Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit,

klinik, pusat pelayanan kesehatan mental, dan sebagainya).

b) Ringkasan

Setelah menentukan metode kategorisasi, langkah selanjutnya adalah

membuat ringkasan data dalam setiap kategori. Di butuhkan pernyataan

ringkasan maupun ukuran ringkasan seperti rata-rata, diagram, grafik.

c) Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah

mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data. Kesenjangan

data tidak dapat dihindarkan sperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting

adalah menganalisa secara kritis data dan menyadari potensi terjadinya

kesenjangan dan kehilangan data.

d) Penarikan Kesimpulan

Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah

dikumpulkan, langkh terakhir adalah menarik simpulan logis dari bukti yang

ada untuk mengarah perumusan diagnose keperawatan komunitas.

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah di peroleh dan di

susun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan

pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul kemudian di analisa senerapa besar

factor stressor yang mengancam dan seberapa besar reaksi yang timbul

dikomunitas.

Rentang sehat sakit bersifat dinamis dan selalu berubah setiap saat,

perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:

a) Perilaku manusia, mencakup kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat

istiadat manusia, dan segala aktifitas manusia.

b) Keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, factor resiko dan ras.

c) Pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative serta tersedia dan tidaknya fasilitas kesehatan, jauh atau

dekatnya pelayanan kesehatan.


d) Lingkungan, meliputi tanah, udara dan air yang ada di lingkungan di sekitar

manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan tersebut dapat membantu

dalam menganalisis masalah keperawatan sebagai diagnose keperawatan, yaitu

masalah apa yang telah mempengaruhi kesehatan komunitas. Tugas terakhir dari

analisis dalah mensintesis pernyataan simpulan menjadi diagnose keperawatan

komunitas. Diagnose adalah suatu pernytaan hasil sintesis pengkajian data,

diagnosis merupakan suatu label yang mendeskripsiskan situasi (kondisi) dan

mengandung etiologi. Diagnose keperawatan membatasi proses diagnostic pada

berbagai diagnosis yang ditegakkan untuk menunjukan respon manusia terhadapa

masalah kesehatan baik actual maupun potensial, yang dapat secara legal di

tangani oleh perawat. Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga bagian, yaitu: bagian

pertama adalah deskripsi masalah respon atau kondisi, bagian kedua adalah

identifikasi berbagai factor etiologi yang berhubungan dengan masalah, dan

bagian ketigaadalah tanda gejala yang merupakan karakteristik masalah.

Diagnosis keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang

biasanya didefinisikan sebagai suatu kelompok populasi atau kumpulan orang

dengan sekurang-kurangnya memiliki satu karakteristik tertentu. Untuk

memperoleh diagnose komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisis dan

dibuat kesimpulan. Pernyataan simpulan membentuk diagnose keperawatan.

Beberapa simpulan membentuk bagian deskriptif dari diagnose keperawatan,

yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial maupun actual.

Pernyataan simpulan bersifat etiologi dan mencatat kemungkinan penyebab


timbulnya masalah kesehatan. Pernyataan etiologi “dihubungkan dengan

menggunakan tanda petik berhubungan dengan”. Tanda dan gejala merupakan

akhiran dari pernyataan simpulan dari diagnose keperawatan.

3) Perencanaan

Setelah mengkaji kesehatan komunitas, menganalisa data, dan menetapkan

diagnose komunitas, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan intervensi

keperawatan yang terdapat meningkatkan kesehatan komunitas tersebut untuk

memformulasikan rencana berfokus-komunitas. Masing-masing pernyataan

diagnose keperawatan komunitas mengarahkan kepada upaya perencanaan

perawat.

Setiap bagian dari diagnosislin menggambarkan pengkajian komunitas,

juga memberikan arahan bagi perencanaan, intervensi, dan evaluasi program.

Rencana berfokus komunitas didasarkan pada diagnosis keperawatan dan

mengandung tujuan serta intervensi spesifik dalam mencapai hasil yang

diharapkan. Perencanaan seperti pengkajian dan analisis, merupakan proses

sistematik yang dibuat melalui kemitraan dengan komunitas.

Setelah tersusun diagnose keperawatan, kemudian setelah ide dan proposal

implementasi dibahas ke dalam satu tujuan berfokus-komunitas menjadi

melaksanakan program promosi kesehatan berdasarkan isu yang dirasakan warga,

dengan menggunakan metode yang diterima oleh norma, budaya dan dilakukan di

lokasi dan biaya yang terjangkau oleh komunitas.

Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menetapkan


aktivitas program secara spesifik. Perencanaan yang detail dari aktivitas program

ke dalam berbagai kegiatan sangat penting untuk pelaksaaan program dan

pencapaian tujuan.

4) Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan

melibatkan indivisu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang

dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

adalah:

a) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait

b) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

c) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan terdiri atas:

a) Pencegahan primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsinya dan

diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan

khusus terhadap penyakit.

b) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnose diri dan intervensi yang

tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu


sakit dan tingkat keparahan.

c) Pencegahan tertier

Pencegahan tertier dimulai pada saat cacat atau terjadi

ketidakmampuan stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali.

d) Rehabilitasi

Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat

proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat

terfungsi yang optimal dai ketidakmampuannya.

5) Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan

dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan objektif program. Data evaluasi

merupakan hal penting untuk memperbaiki database dan diagnosis keperawatan

komunitas yang dihasilkan dari analisis pengkajian data komunitas. Hal-hal yang

perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses), dan hasil akhir

(output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Sejalan dengan landasan

teoritis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas, program evaluasi yang kita

jalankan didasarkan pada prinsip yang dikemukanan oleh W.K. Kellogg

Fondation (1998). Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut:

a) Memperkuat program

Tujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri

komunitas. Evaluasi membantu pencapaian ini dengan cara meneyediakan

proses yang sistematik dan berkelanjutan dalam mengkaji program


dampaknya serta hasil akhir program tersebut.

b) Menggunakan pendekatan multiple

Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan

bermacam-macam. Tidak ada satu pndekatan yang lebih unggul, tetapi metode

yang dipilih harus sejalan dengan tujuan program.

c) Merancang evaluasi untuk memenuhi isu nyata

Program berbasis dan berfokus komunitas, yang berakar pada komunitas nyata

dan berdasarkan pengkajian komunitas, harus memiliki rancangan evaluasi

untuk mengukur criteria mengenai pentingnya program tersebut bagi

komunitas.

d) Menciptakan proses partisipasi

Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian, analisis,

perencanaan , dan implementasi, merekapun harus menjadi mitra dalam

evaluasi.

e) Memungkinkan fleksibilitas

Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersift prestiktif; jika tidak, akan sulit

untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang sering kali

meningkatkan munculnya perubahan yang sering kali meningkat secara tajam

dan komplek.

f) Membangun kapasitas

Proses evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan

ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat didalamnya.

Hal ini serupa dengan kontek professional maupun non professional.


Komponen penting dalam focus evaluasi adalah :

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

2) Perkembangan atau kemajuan proses

3) Evisiensi biaya

4) Efektivitas kerja

5) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka waktu

berapa?

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait

dengan lima tugas kesehatan, yaitu : mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat

mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat

mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pemecahan masalah keperawatan melalui proses asuhan keperawatan komunitas.

e. Teori dan Model

Model keperawatan telah ada sebelum lahirnya profesi, tetapi sebelum tahun 1960

model keperawatan belum teridentifikasi dan diteliti secara sistematis serta secara

nyata belum digunakan secara praktek. Model konseptual adalah sintesis seperangkat

konsep dan pernyataan yang mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi satu

kesatuan. Model keperawatan didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara

melihat keperawatan, atau satu gambaran lingkup keperawatan. Model keperawatan

merupakan reperesentasi keperawatan, bukan kenyataan. Telah disepakati secara

umum bahwa ada konsep sentral dalam keperawatan : manusia, lingkungan,


kesehatan, dan keperawatan.

Berdasarkn pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972) untuk

melihat masalah pasien modul komunitas sebagai klien dikembangkan untuk

menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis

kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti menjadi model

komunitas sebagai mitra.

Dalam model komunitas sebagai mitra, ada dua factor sentral : pertama, Fokus

komunitas sebagai mitra ditandai dengan roda pengkajian komunitas dibagian atas,

dengan menyatukan anggota masyarakat sebagai intinya, dan kedua, penerapan

proses keperawatan. Inti roda pengkajian adalah individu yang mebentuk komunitas.

Inti meliputi demografik, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai

anggoya masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan sub system

komunitas dan sebaliknya. Delapan sub system ini terdiri atas lingkungan,

pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan

kesehatan social, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.

Garis tebal yang mngelilingi komunitas menunjukkan garis pertahanan normal,

atau tingkat kesehatan komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan normal

meliputi berbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi, moralitas bayi yang

rendah, atau tingkat pendapatan kelas menengah. Garis pertahanan normal juga

mencakup pola koping, disertai kemampuan penyelesaian masalah.

Garis pertahanan, digambarkan dengan garis putus-putus yang mengelilingi

komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan area penengah yang

menunjukkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respon sementara terhadap


stressor.

Kedelapan sub system dibatasi dengan garis putus-putus, mengingatkan kita

bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Di dalam

komunitas terdapat garis resistensi, mekanisme internal yang melakukan perlawanan

terhadap stressor. Stressor merupakan tekanan serangan yang menghasilkan

ketegangan yang potensial menyebabkan ketidakkeseimbangan dalam system. Derajat

reaksi merupakan jumlah ketidakseimbangan atau gangguan akibat stressor yang

mengganggu garis pertahanan komunitas. Derajat reaksi ini dapat dilihat dari angka

kematian dan kesakitan, pengangguran, kriminalitas.stressor dan derajat reaksi

menjadi bagian dari diagnosis keperawatan.

f. Pengorganisasian Masyarakat

1) Pengertian

Proses pemberian dukungan terus menerus dalam hal:

a) Mendidik untuk tahu dan sadar secara krirtis sesuai situasi yang ada.

b) Bekerja sama mengumpulkan dan mengidentifikasimasalah.

c) Mengerakan dan mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.

2) Peran serta masyarakat/keterlibatan masyarakat sangat penting untuk

mengembangkan tanggung jawab masalah terhadap kesehatan nya sendiri (sesuai

PHC : self reliance).

a) Informe

Tahu persepsi, hak dan tanggung jawabnya dan anggota lainnya.

b) Fleksibel

Mengalami keunikan dan kesamaan peserta.


Negosiated

Karena kontribusi berfariasi pada peserta dan situasi maka perlu adanya

negosiasi.

3) Model organisasian masyarakat

a) Lokaliti devolepmen: peran serta seluruh masyarakat mandiri.

Proses dibuat untuk mrnciptakan kondisi ekonomi dan sosisal yang

maju untuk semua rakyat yang berpeeanserta aktif dan penuh kemandirian

dalam prakarsa pembangunan masyarakat.

b) Social action: berfokus pada korban.

Metode ini meminta pemerataan tenaga, sumebr-sumebr pengambilan

keputusan dalam masyarakat dengan mengorganisir askep yang merugikan

yang mendasar dalam masyarakat.

c) Socialplaning: rencana para ahli dan menggunakan birokarsi.

Pendekatan ini menekan kan pada teknikal proses dari penyelesaian

masalah tentang masalah social seperti kesehatan metal dan fisik dan

perumahan. Rencana para ahli digunakan pada model ini dengan

memanipulasi birikrasi untuk menyalurkan fasilitas dan pelayanan

masyarakat.

4) Tahan pengorganisasian masyarakat

Prinsip: fleksibel, kreatif, inovatif.

Cara kerja :

a) Fase persiapan
- Memilih area

- Memilih cara kontak

- Mempelajari masyarakat

- Integrasi dengan masyarak melalui: kunjungan, partisipasi, dalam kegitan

social, sesuaikan gaya hidup dan tinggal di masyarakat.

b) Fase pengorganisasian

- Sosialisasi tercapai

- Pembentukan kelompok kerja kesehatan (KKK)

- Pengakuan /pengesahan KKK oleh lurah atau penguasa daerah, hal ini

penting untuk berfungsinya KKK tersebut

c) Fase education dan latihan

- Pertemuan teratur

- Definisi masyarakat yang ada

- Kajian dan analisa

- Menetapkan tujuan

- Merencanakan tindakan dan mengkaji sumber-sumber

- Education dan latihan (dengan pelayanan)

- Marketing

- Evaluasi

d) Fase formasi dan kepemimpinan

Dalam proses akan dikembangkan kemapuan :

- Kepemimpinan

- Pengorganisasian masyarakat
- Pendanaan masyarakat

e) Fase koordinasi insektoral

- Kerja sama intersektoral

- Mentapkan jalur kerjasama

f) Fase akhir

- Rencana perubahan bertahap seperti aksi masal (gebrakan), pembinaan,

pengembangan.

- Pengendaliaan dan pengontrolan.

Anda mungkin juga menyukai