Anda di halaman 1dari 4

PROFESI NERS-TK.

2
KEPERAWATAN ANAK
Kelompok 5
Salsabila Rizqi Narendra (P3.73.20.2.17.031)
Shabrina Nisa Sarazumar (P3.73.20.2.17.033)
Tinezia Febriani Kusumadewi (P3.73.20.2.17.0
Tyagita Ratih Nugraheni (P3.73.20.2.17.0
Vidia Eka Septiasari (P3.73.20.2.17.038)
Wahyu Chandra Yoga (P3.73.20.2.17.039)
Yasinta Fadilasari (P3.73.20.2.17.040)

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH


Anak Pra Sekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-anak
senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Pertumbuhan anak usia
pra sekolah cenderung lambat, tetapi pada usia ini kemampuan kognitif dan sosial yang
terjadi selama masa toddler mengalamii penyempurnaan. Pada usia pra sekolah, anak
membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berakaian, dan makan sendiri
(Potts & Mandeleco, 2012) Anak pra sekolah juga dapat berjauhan lebih lama dengan orang
tua dan dapat berinteraksi dengan orang lain.

Perkembangan dan pertumbuhan anak pra sekolah


Perkembangan Fisik, sosial dan psikologi anak manurut Potts & Mandleco (2012)

1. Pertumbuhan Fisik
Selama usia sekolah pertumbuhan dan perubahan fisik lebih lambat dibandingkan saat anak
berada di usia bayi dan toddler. Anak-anak akan bertambah rata-rata 2,3 kg setiap tahun dan
bertambah7,5cm setiap tahun (Potts, 2012). Bentuk tubuh anak usia pra sekolah juga berubah
anak akan lebih tinggi dan postur tubuh lebih tegak dibandngkan dengan postur tubuh
lordosis saat todler. Pada usia ini sistem tubuh juga lebih matang. Indra penciuman berfungsi
baik dan maksimal. Anti bodi juga terus meningkat dan membantu anak dalam melawan
penyakit. Anak-anak sudah mendapatkan 20 gigi bungsu pada usia 3 tahun dan saat di usia
akhir pra sekolah gigi permanent mulai tumbuh. Otot dan tulang terus bertubuh tetapi belum
maksimal. Aktifitas yang berlebihan dan terlalu banyak dapat merusak sel-
sel pertumbuhan. Pada masa ini, anak pra sekolah harus dibekali dengan tidur yang cukup,
nutrisi, dan olahraga untuk meningkatkan perumbuhan tulang dan otot. Anak pra sekolah
sudah dapat menahan pipis dan buang air besar.
2. Kemampuan Motorik
Masa pra sekolah merupakan masa ketika kordinasi mata dan otor mengalami
penyempurnaan. Pada masa ini anak dapat berlari, jalan, dan melompat dengan baik. Pada
umur 3 tahun anak-anak dapat mengendarai sepeda roda tiga, seimbang dengan satu kaki dan
dapat melompat dan naik turun tangga. Saat berumur 4 tahun anak dapat melompat dengan
satu kaki, berjalan dengan baik, dah menangkap bola dengan dua tangan. Saat berumur lima
tahun dapat melompat dengan ketinggian 10cm, melempar dan menangkap bola dengan baik,
berjalan ke belakang, dan mulai berlajar berbagai kemampuan motorik seperti berenang dan
menari.

Kemampuan motorik berkembangan ke kemampuan yang lebih baik. Kemampuan ini dapat
ditest dengan menggunakan Screening pekembengan Denver (Denver II). Pada tes ini anak
berusia 3 tahun dapat membangun menara dari 9 atau 10 kubus, membuat jembatan dengan
balok, dapat membuat lingkarang dan dapat memakai abju sendiri. Saat berumur 4 tahun anak
dapat memakai gunting, mengambbar tongkat,membuka kancing baju, dan menggambar segi
empat atau belah ketupat. Pada saat berumur 5 tahun anak bisa mengikat sepatu, menggambar
segi empat dan segi tiga, dan menggambar manusia dengan 6 bagian. Pada usia 5 tahun
kemampuan anak-anak menggunakan gunting dan menggambar meningkat.

3. Perkembangan Psikoseksual
Selama usia pra sekolah, anak mulai penasaran tentang tubuhnya dan mulai belajar tentang
perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan. Freud mendeskripsikan masa ini sebagai
masa Phallic. Saat masa ini anak mengalami konflik bawah sadar dan lebih tertarik dan
mencintai orangtua yang berbeda jenis kelamin. Karena hal tersebut anak-anak merasa ada
kompetisi dengan orangtua yang sama jenis kelamin dalam mendapatkan perhatian dan cinta
dari orangtua beda jenis kelamin. Misalnya anak perempuan yang cemburu pada
Ibunya. Pada masa ini orangtua dapat diyakin bahwa masalah tersebut normal, tetapi perlu
dibantu dalam mengatasi kecemburuan anak.

Selama masa ini, anak-anak dapat membedakan jenis kelaminya laki atau perempuan dan
mulai mencontoh perilaku orangtua yang berjenis kelamin sama. Contoh anak perempuan
senang meniru ibunya dandan atau anak laki-laki yang meniru Ayahnya mencukur. Saat ini
anak-anak mulai penasaran dengan perbedaan tubuhh antara jenis kelamin. Saat usia ini anak
juga suka bermain peran dan bertanya banyak hal, Jika tidak dijawab mereka akan
menemukan jawaban seniri yang biasnaya salah. Saat usia ini orangtua diharapkan mulai
mengajrkan tentang bagian tubuh dan juga berusaha untuk menjawab semua pertanyaan.

4. Perkembangan Psikososial
Erikson menjelaskan anak-anak pada usia pra sekolah mulai mengembangkan insiatif vs rasa
bersalah. Pada masa ini anak sangat semangat dan penuh energi dalam belajar dan melakukan
aktifitas. Hal tersebut meningkatkan kemampuan untuk melakukan inisiatif, tetapi ketika
berlebihan anak-anak akan merasa bersalah. Perasaan akan adanya masalah akan muncul
ketika anak menyadari telah berperilaku buruk. Pada masa ini anak juga mulai menyadadari
perasaan bersalah atau tidak berprilaku sebagaimana menstinya. Perasaan bersalah muncul
ketika anak menyadari aksinya tidak diperbolehkan orangtua. Ketika anak dapat
membedakan perasaan inisiatif dan bersalah, anak-anak mulai membangun hati nurani (Super
Ego). Belajar benar dari yangs alah dan salah dari yang benar merpakan permulaan
perkembangan moral. Namun demikian anak usia pra sekolah tidak mengerti alasan sesuatu
diterima dan tidak dapat diterima. Anak pra sekolah mengerti perilaku yang tidak dapat
diterima dengan punishments dan rewards handed yang diberikan oleh orangtua.

5. Perkembangan Sosial
Usia pra sekolah adalah usia kritikal dalam pengembangan kemampuan sosialisasi, baik
kemampuan untuk mengurus diri sendiri (Memakai baju, mandi, makan, bertingkah baik di
depan umum) maupun kemampuan untuk bersosialisasi dnegan orang lain. Usia pra sekolah
sedikit egosentrik tetapi lebih mudah untuk berbagi, dan dapat menikmati bermain dalam
grup. Masa pra sekolah merupakan juga merupakan masa yang dramatis, imajinatid dan
kreatif. Pada usia ini anak-anak cenderung menggunakan kekerasan ketika hal yang dia sukai
tidak dapat diterima. Perilaku ini normal dan seiring dengan bertambahnya usia anak secara
bertahap akan menjadi kurang berontak dan berengkar hingga akhirnya tahun-tahun pra
sekolah, akan lebih bersemangat untuk menyenangkan orang lain dan mengambil tanggung
jawab. Anak juga akan mulai terbiasa dengan aruran dan suka bermain secara berkelompok.

Stres dan Adaptasi pada anak usia pra sekolah


Beberapa penelitian mengemukan tingkatan stress pada anak usia pra sekolah dan sekolah
yaitu postif, dapat ditoleransi, dan racun (Shonkoff at al, 2012; Marie at al, 2011)

Stres postif
Stres positif sangat pentig dalam meningkatkan fungsi ketahanan dalam menghadapi stres
dan ancaman. Stres positif bisa juga disebut stress baik yang muncul dari petermua yang
dipikir mengancm yang sementara seperti bertemu teman baru atau hari pertama sekolah.
Stres posti juga dapat berasal dari pengalaman buruk singkat yang dapat menyebabkan
pelajaran beharga misalnya pergi ke dokter unutk imunisasi atau dihukum karena melakukan
kesalahan. Jenis stres ini menyebabkan sedikit perubahan fisiologis dan hormonal pada anak
meliputi peningkatan denyut jantung dan perubahan kadar hormon kortisol. Stress positif
merupaka stres normal terjadi pada masa anak. Peran orangtuan adalah mendukung anak-
anak agar dapat mengambil pelajaran dari pengalaman buruk

Stres yang dapat ditoleransi


Stres yang dapat ditolensi datang pengalaman buruk yang lebih intens tetapi terjadi di waktu
singkat dan dapat diatasi. Respon tubuh terhadap stres lebih aktif karena stresor lebih berat.
Beberapa contoh dari stres ini adalah kematian anggota keluarga atau kecelakaan pada
anggota keluarga Stresor tersebut dapat diatasi jika diatur dengan baik. Stres ini dapat
berubah menjadi stres positif jika orang dewasa mampu membimbing anak agar dapat
mengatasi stres. Namun demikian jika dukungan orang dewasa renda maka stres akan
menjadi toxic stres

Toxic stress/ Racun


Toxic stress dapat terjadi jika anak mengalami kejadian buruk dalam waktuk yang lama dan
secara intend. Anak membutuhkan asuhan dan suport dari orang dewasa untuk membantu
mereka menghadapi masalah. Respon stres ini bisa terjadi berminggu. Berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Contoh dari oxic stres adalah anak yang mengalami kekerasan verbal, non
verbal, maupun seksual secara terus menerus. Akumulasi dari toxic stress akan menyebabkan
kesehatan fisik dan mental.

Ciri emosional pada anak prasekolah

a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka., sikap
marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.

b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian
guru.

Anda mungkin juga menyukai